Halaman

Senin, 07 Agustus 2023

Kedudukan Huruf-huruf Hijaiyyah Serta Maknanya Pada Surat Al Fatiha dan Dalam Martabat Tujuh

Serial Ilmu Huruf,

By Mang Anas 


A. Pada Martabat Ahadiyah 

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (١)

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. (Q.S. Al-Fatihah ayat 1)

♤ Ini adalah fase dimana Allah SWT belum bertajali atau belum memanifestasikan dirinya menjadi apapun juga. Pada fase ini Allah SWT masih lah sendirian [ sebagai umpama huruf ب pada lafadz Basmalah ], serta keberadaannya masih merupakan ketunggalan mutlak dan satu satunya [ Ahad ]. Pada fase ini belum ada satupun makhluk yang diciptakan-Nya.  Dengan demikian maka tidak ada satupun huruf yang layak duduk pada martabat ini.

B. Pada Martabat Wahdah

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ (٢)

Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, (Q.S. Al-Fatihah ayat 2)

Hakikat martabat wahdah adalah Allah SWT dalam kedudukannya sebagai Nur Muhammad, sebagai اَلْحَمْدُ, atau Allah sebagai Cahaya Langit dan Bumi. Martabat wahdah adalah fase dimana Allah SWT ingin agar keberadaan diri-Nya dikenali. Maka Allah SWT kemudian berkehendak dengan ilmu-Nya dan menyatakan lewat kekuasaan-Nya untuk mulai menciptakan makhluk.

♤Inilah deretan huruf-huruf Hijaiyah serta kedudukannya yang ada pada Martabat Wahdah :

1. Huruf أ =  bermakna " Al-Hayyu & Al-Qoyyumu " atau Yang Maha Hidup dan Yang Maha Berdiri Sendiri [ kedudukannya adalah Arsy ]

2. Huruf ب = bermakna " Al-Ilmu " atau Yang Maha Mengetahui [ kedudukannya adalah Al-Qolam ]

3. Huruf ت  = bermakna " Al-Iradat " atau Yang Maha Berkehendak [ kedudukannya adalah Lauhul Mahfud ]

4. Huruf ث =  bermakna " Al-Qudrat "  atau Yang Maha Berkuasa [ kedudukannya adalah Kursi ]

C. Pada Martabat Wahidiyah

الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ (٣)  مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ (٤)

Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,  Pemilik hari pembalasan. (Q.S. Al-Fatihah ayat 3 - 4)

Martabat wahidiyah adalah suatu fase dimana Allah SWT mentajalikan diri-Nya dalam wujud asma-asma-Nya yang utama. Yaitu Ar-Rahman, Ar-Rahim dan Al-Malik, dan yang dengan nama-nama itu Allah SWT kemudian mulai menciptakan segala sesuatu, dan dimulai dari bentuk Roh. [ Mempelajari fisika partikel terkait kajian mengenai Higgs Boson atau Partikel Tuhan, mungkin bisa membantu ]. 

♤Inilah deretan huruf-huruf Hijaiyah serta kedudukannya yang ada pada Martabat Wahidiyah :

5. Huruf ج =  bermakna " Ar Rahman " yaitu Allah SWT dalam manifestasinya sebagai Sang Pencipta dan Sang Pemberi bentuk bagi sekalian makhluk-Nya [ lihat kitab-kitab dalam karya Ibn Arabi ].

6. Huruf ح =  bermakna " Ar Rahim " yaitu Allah SWT dalam manifestasinya sebagai Sang Pemelihara dan yang menopang kehidupan bagi sekalian makhluk-Nya. 

7. Huruf خ = bermakna " Al Malik " yaitu Allah SWT sebagai Sang Pelindung dan Yang Menjadi Penguasa bagi sekalian makhluk-Nya [ hakikat Al-Malik adalah segala sesuatu yang berlaku sebagai ketetapan hukum sunnatullah pada alam semesta dan diluar itu adalah terhadap segala apa yang dikehendaki-Nya ].


Bagan : Huruf Hijaiyah, Rumpun Serta Pengelompokanya


D. Pada Martabat Alam Ruh

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ (٥)

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. (Q.S. Al-Fatihah ayat 5)

Allah SWT kemudian menciptakan Roh sebagai bentuk pertama dari penciptaan-Nya. Yang penjelasannya adalah, segala sesuatu yang sekarang ini nampak sebagai esensi yang bersifat matrial [ nampak ada ], itu pada awalnya bermula dan atau tercipta dari suatu esensi yang bersifat imateril atau tercipta dari bentuk roh [ untuk lebih jelas maka lihat dan pelajari teori fisika quantum ]. 

Adapun alasan mengapa penciptaan roh itu dikaitkan dengan surat Al-Fatiha ayat 5 adalah karena pernyataan  " Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan " itu merupakan kodrat dari roh. Yakni ia akan senantiasa taat dan setia serta tegak-lurus kepada Allah SWT.

♤Inilah deretan huruf-huruf Hijaiyah serta kedudukannya yang ada pada Martabat Alam Ruh :

8. Huruf د = bermakna " Labb ", yaitu hati makrifat atau cahaya yang dapat mengantarkan manusia mencapai derajat Wushulnya kepada Allah SWT.

9. Huruf ذ =  bermakna " Fu'ad " yaitu hati hakikat atau cahaya yang dapat mengantarkan manusia mencapai derajat Ikhsan.

10. Huruf ر =  bermakna " Qolb " yaitu hati tarikat atau cahaya yang dapat mengantarkan manusia mencapai martabat Iman.

11. Huruf ز =  bermakna " Shadr " yaitu hati syariat atau cahaya yang dapat mengantarkan manusia mencapai martabat Islam.

E. Pada Martabat Alam Mitsal

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ (٦)

Tunjukilah kami jalan yang lurus, (Q.S. Al-Fatihah ayat 6)

Dalam konsep martabat tujuh alam mitsal ini dapat diumpamakan alam bapak atau alam sperma atau alam jiwa atau nafs. Dimaksudkan sebagai wadah atau wahana bagi roh -roh yang akan diturunkan ke bumi. 

Keadaan roh-roh ini saat ia dihembuskan untuk pertama kalinya ke alam sperma [ alam bapak ] yang merupakan alam nafsu atau alam kegelapan,  akan mengalami kebingungan dan disorientasi. Karena ditempat asalnya roh-roh itu biasa hidup di alam terang. Maka wajarlah jika akhirnya iapun  segera mohon pertolongan kepada Tuhan  "  Tunjukilah kami jalan yang lurus ". 

♤Inilah deretan huruf-huruf Hijaiyah serta kedudukannya yang ada pada Martabat Alam Mitsal :

12. Huruf س =  bermakna manikam, sirr, dan sirr Muhammad. 

Ketiga unsur tersebut diatas adalah merupakan potensi batin manusia yang dikemudian hari akan berkembang menjadi esensi qolb, fu'ad dan labb. Dan akan menjadi jalan [ alat ] bagi manusia untuk mencapai martabat iman, derajat ikhsan serta wushul [ makrifat] kepada Allah SWT. 

13. Huruf ش = bermakna mani, madi dan wadi yang terkandung di dalamnya unsur manikam, sirr, dan sirr Muhammad. 

Unsur mani, madi dan wadi ini dikemudian hari akan berkembang menjadi jasad manusia dan harus ditaklif dengan tiga rukun Islam berupa shalat, puasa dan zakat untuk mencegahnya dari berbuat kerusakan dimuka bumi. 

Dan adapun secara biologis ketiga elemen yang berupa mani, madi dan wadi itu pada saatnya akan membentuk daging, tulung belulang dan darah manusia.

F. Pada Martabat Alam Ajsam

صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ  (٧)

(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya;  (Q.S. Al-Fatihah ayat 7)

Hakikat alam Ajsam adalah suatu kondisi sebagaimana adanya di alam ibu dan disebut juga alam akal dan imajinasi. Didalam alam Ajsam ini bibit-bibit sperma yang berasal dari alam bapak [ yang berupa mani, madi, wadi, manikam, serta sirr dan sirr Muhammad ]  yang hakikatnya masih berupa simbol-simbol genetika akan diproses dan dibentuk lebih lanjut menjadi ciptaan yang bersifat fisik dan kemudian ia akan menjadi nyata dalam wujud seorang bayi yang ada di alam kandungan.

Dan adapun hakikat dari redaksi kalimat pada al-fatiha ayat 7 diatas adalah merupakan pernyataan roh saat dirinya  mengetahui harus dipatnerkan dengan akal didalam membingbing serta mengarahkan jiwa dan jasad. Roh mengetahui dengan pasti bahwa tabiat akal adalah pragmatis, lebih menyukai hal-hal praktis dan cenderung menghambakan dirinya kepada nafsu. 

Oleh karena itu maka karakter akal akan selalu mementingkan dirinya sendiri, dan bilamana perlu ia tidak akan segan mengambil jalan pintas. Akal akan berani menabrak apapun  demi mencapai tujuannya. Hal itu dikarenakan  hakikat akal adalah tidak ber tuhan. Akal itu tidak sebagaimana roh, ia tidak pernah mengikrarkan syahadat dihadapan Tuhan.

Itulah alasan mengapa saat dirinya mengetahui hendak dipatnerkan dengan akal, roh lagi-lagi membuat permintan "  (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya " [ Al-Fatihah ayat 7 ], yakni jalan para syuhada, jalan orang-orang shaleh, jalan para siddiqin, serta jalan para nabi dan rasul. 

♤Inilah deretan huruf-huruf Hijaiyah serta kedudukannya yang ada pada Martabat Alam Ajsam :

14. Huruf ص = bermakna " عَلَقَةً " atau segumpal darah.

15. Huruf ض =  bermakna "  مُضْغَةً " atau segumpal daging.

16. Huruf ط = bermakna " عِظٰمًا " atau tulang belulang.

17. Huruf ظ = bermakna  " الْعِظٰمَ لَحْمًا " atau tulang belulang yang dibungkus dengan daging. 

G. Pada Martabat Alam Insan Kamil 

غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ  (٧)

bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (Q.S. Al-Fatihah ayat 7)

Sesuai dengan namanya maka martabat insan kamil ini disebut sebagai kejadian atau ciptaan sempurna. Identik dengan lahirnya seorang jabang bayi. 

Munculnya pernyatan " bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat " adalah karena roh sangat menyadari bahwa tabiat daging atau jasad itu akan dapat menyeretnya kejalan yang dimurkai dan bahkan sesat.

♤ Dan adapun deretan huruf-huruf Hijaiyah serta kedudukannya yang berada pada Martabat Alam Insan Kamil ini adalah :

18. Huruf ع =  bermakna diri manusia pada fase Bayi [ خَلْقًا اٰخَرَۗ ] atau manusia yang berada pada fase awal kehadirannya dimuka bumi dan masih berada dalam proses penyempurnaan seluruh fungsi jasadnya, yaitu fungsi pendengaran dan penglihatan serta pertumbuhan seluruh jaringan syaraf dan sel-sel otaknya [ umur 0 - 11 bulan ].

19. Huruf غ =  bermakna diri manusia yang masih berada pada fase anak-anak, yaitu fase bermain dan masa berkembangnya seluruh fungsi-fungsi otak dan jaringan syarafnya [ umur 1- 10 tahun ]. 

20. Huruf ف =  bermakna diri manusia pada fase usia remajanya, yaitu merupakan fase pertumbuhan jiwa dan masih merupakan masa pencarian jati diri [ umur 11 - 20 tahun ]

21. Huruf  ق =  bermakna manusia yang berada pada fase usia pemuda, merupakan fase pertumbuhan roh dan masa berkembangnya seluruh potensi spiritual manusia. Pada fase Ini kondisi jiwa manusia sudah mulai mapan dan stabil, maka iapun secara berangsur akan sanggup menyesuaikan dirinya dalam berbagai situasi dan kondisi, serta akan mampu pula menghadapi berbagai tantangan yang berkembang dilingkungannya [ umur 21 - 30 tahun ].  

22. Huruf ك = bermakna manusia yang berada pada fase usia dewasa, suatu  fase dimana potensi hikmah dan kearifan [ sirr ] seseorang seharusnya sudah mulai tumbuh dan terus berkembang menuju kematangannya. Disisi lain kondisinya secara materiil sudah mulai mapan [ pada umumnya sudah hidup berkeluarga, memiliki anak,  memiliki fasilitas kendaraan dan sudah punya rumah ]. 

Maka fase ini disebut sebagai fase dharma, suatu tahapan umur dimana rata-rata manusia pada umumnya sudah mulai bisa memberikan kontribusi baik materiil maupun imateril kepada masyarakat dilingkungan disekitarnya [ umur 31 - 40 tahun ]

23. Huruf ل = bermakna manusia yang berada pada fase parubaya.  Dimana pada fase ini martabat dan kewibawaan seseorang sudah tumbuh mapan pada dirinya. Maka fase ini disebut sebagai fase kepemimpinan, fase makrifat dan disebut juga sebagai  fase nur dan cahaya [ umur 41 - 50 tahun ]. 

24. Huruf م = bermakna manusia yang berada pada fase tuanya. Pada umumnya mereka  sudah mapan secara materi dan pula sudah sangat matang secara mental dan spiritual. Maka fase ini disebut sebagai fase Mandito, suatu fase dimana seorang manusia harus sudah berusaha dengan sungguh-sungguh meraih derajat wushulnya kepada Allah SWT. Dalam tradisi hindu hal ini disebut sebagai peristiwa Moksa [ musti dicapai dalam rentang umur 51 - 60 tahun ].

25. Huruf ن =  bermakna manusia paripurna atau manusia yang sudah sampai kepada ajalnya [ yaitu kematiannya ].

26. Huruf و = bermakna suatu fase dimana sangkakala ditiupkan dan manusia serta jin dibangkitkan dari kuburnya.

27. Huruf ه = bermakna suatu fase dimana seluruh manusia dan jin dikumpulkan di Padang Ma'syar

28. Huruf لا =  bermakna suatu fase dimana semua amalan manusia dan jin akan dihisab dan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT.

29. Huruf ء =  bermakna suatu fase dimana manusia dan jin harus meniti suatu jembatan amal [ sirat ]

30. Huruf ي =  bermakna suatu fase atau suatu stasiun dimana manusia dan jin akhirnya ditempatkan, yaitu di Surga atau di Neraka.

Habis, ...

Demikian semoga tulisan ini bermanfaat, 



Kamis, 03 Agustus 2023

Bagaimana Cara Terhindar Dari Godaan Setan, Iblis dan Dajjal

Serial Ilmu Huruf 

By Mang Anas

A. Drama Tentang Awal-Mula Perseteruan Adam Dan Iblis Dalam Al Qur'an 

فَاِذَا سَوَّيْتُهٗ وَنَفَخْتُ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِيْ فَقَعُوْا لَهٗ سٰجِدِيْنَ (٧٢)

Kemudian apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan roh (ciptaan)-Ku kepadanya; maka tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya.”(Q.S. Sad ayat 72)

فَسَجَدَ الْمَلٰۤىِٕكَةُ كُلُّهُمْ اَجْمَعُوْنَۙ (٧٣)

Lalu para malaikat itu bersujud semuanya,(Q.S. Sad ayat 73)

اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ اِسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ (٧٤)

kecuali Iblis; ia menyombongkan diri dan ia termasuk golongan yang kafir.(Q.S. Sad ayat 74)

قَالَ يٰٓاِبْلِيْسُ مَا مَنَعَكَ اَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّۗ  اَسْتَكْبَرْتَ اَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِيْنَ (٧٥)

(Allah) berfirman, “Wahai Iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Aku ciptakan dengan kekuasaan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri atau kamu (merasa) termasuk golongan yang (lebih) tinggi?”(Q.S. Sad ayat 75)

قَالَ اَنَا۠ خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِيْ مِنْ نَّارٍ وَّخَلَقْتَهٗ مِنْ طِيْنٍ (٧٦)

(Iblis) berkata, “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.”(Q.S. Sad ayat 76)

قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَاِنَّكَ رَجِيْمٌۖ (٧٧)

(Allah) berfirman, “Kalau begitu keluarlah kamu dari surga! Sesungguhnya kamu adalah makhluk yang terkutuk.(Q.S. Sad ayat 77)

وَّاِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِيْٓ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ (٧٨)

Dan sungguh, kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan.”(Q.S. Sad ayat 78)

قَالَ رَبِّ فَاَنْظِرْنِيْٓ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ (٧٩)

(Iblis) berkata, “Ya Tuhanku, tangguhkanlah aku sampai pada hari mereka dibangkitkan.”(Q.S. Sad ayat 79)

قَالَ فَاِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِيْنَۙ (٨٠)

(Allah) berfirman, “Maka sesungguhnya kamu termasuk golongan yang diberi penangguhan,(Q.S. Sad ayat 80)

اِلٰى يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُوْمِ (٨١)

sampai pada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat).”(Q.S. Sad ayat 81)

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ (٨٢)

(Iblis) menjawab, “Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,(Q.S. Sad ayat 82)

اِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ (٨٣)

kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka.”(Q.S. Sad ayat 83)

قَالَ فَالْحَقُّۖ وَالْحَقَّ اَقُوْلُۚ (٨٤)

(Allah) berfirman, “Maka yang benar (adalah sumpahku), dan hanya kebenaran itulah yang Aku katakan (Q.S. Sad ayat 84)

لَاَمْلَـَٔنَّ جَهَنَّمَ مِنْكَ وَمِمَّنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ اَجْمَعِيْنَ (٨٥)

Sungguh, Aku akan memenuhi neraka Jahanam dengan kamu dan dengan orang-orang yang mengikutimu di antara mereka semuanya.” ( Q.S. Sad ayat 85)

B. Makna kata الْمُخْلَصِيْنَ [ mukhlasin ]

Secara bahasa kata الْمُخْلَصِيْنَ berasal dari akar kata خ-ل-ص  yang berarti bersih, murni dan sejati. Dan adapun dalam tinjauan ilmu huruf maka makna kata الْمُخْلَصِيْنَ pada Al-Quran surat Sad ayat 83 diatas adalah sebagai berikut, 

1. Huruf خ pada kata الْمُخْلَصِيْنَ adalah bermakna hati atau dada yang tertanam diatasnya benih keimanan yang kuat kepada Allah SWT

إِنَّهُۥ لَيْسَ لَهُۥ سُلْطٰنٌ عَلَى الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

"Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhan." (QS. An-Nahl 16: Ayat 99)

إِنَّمَا سُلْطٰنُهُۥ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُۥ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِۦ مُشْرِكُونَ

"Pengaruhnya hanyalah terhadap orang yang menjadikannya pemimpin dan terhadap orang yang menyekutukannya dengan Allah." (QS. An-Nahl 16: Ayat 100)

2. Huruf ل bermakna keteguhan hati seorang hamba dalam melaksanakan pengabdiannya kepada Allah SWT, yaitu mereka yang  selalu berpegang teguh pada tali agama Allah. Dimaknai demikian karena huruf ل itu sebenarnya tersusun dari dua buah huruf, yaitu أ [ Alif ] yang disini bermakna pohon tegak lurus yang batangnya menjulang tinggi ke angkasa,  serta huruf ر yang menjadi perlambang akar yang tertancap kuat dan yang cabang-cabangnya menghunjam  jauh kedalam bumi.

لَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ  قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّۚ  فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَاۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ (٢٥٦)

Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (Q.S. Al-Baqarah ayat 256)

3. Huruf ص bermakna orang yang sanggup membebaskan dirinya dari dorongan hawa nafsunya, yakni dari kecenderungan syahwat yang muncul dari perut dan kelaminnya, dari sesuatu yang tetangkap oleh mata dan telinganya serta dari sesuatu yang muncul dan yang terlintas pada angan-angannya. Ada tiga cara yang dapat kita gunakan dalam melawan kecenderungan syahwat itu : 

a. Dengan cara mandi dan mendawamkan wudlu,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُۗ مَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ (٦)

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur. (Q.S. Al-Ma'idah ayat 6)

اِذْ يُغَشِّيْكُمُ النُّعَاسَ اَمَنَةً مِّنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِّنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً لِّيُطَهِّرَكُمْ بِهٖ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطٰنِ وَلِيَرْبِطَ عَلٰى قُلُوْبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الْاَقْدَامَۗ (١١)

(Ingatlah), ketika Allah membuat kamu mengantuk untuk memberi ketenteraman dari-Nya, dan Allah menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk menyucikan kamu dengan (hujan) itu dan menghilangkan gangguan-gangguan setan dari dirimu dan untuk menguatkan hatimu serta memperteguh telapak kakimu (teguh pendirian).(Q.S. Al-Anfal ayat 11)


b. Dengan cara menyucikan harta kita melalui zakat, infak dan sidaqoh,

خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ (١٠٣)

Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (Q.S. At-Taubah ayat 103)


c. Dengan cara memperbanyak shalat, mentadabburi Al-Quran, banyak menyebut dan mengingat Allah [ berdzikir  ],

ٱتْلُ مَآ أُوحِىَ إِلَيْكَ مِنَ ٱلْكِتَـٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ ۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ ٱللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. [ Surat Al-Ankabut (29) Ayat 45 ]


C. Kesimpulan 

Dengan demikian maka satu satunya cara agar kita terhindar dari godaan dan jerat Iblis, Setan dan Dajjal itu adalah hanya dengan usaha yang tidak kenal lelah dalam memupuk rasa keimanan kita kepada Allah, tekad untuk mengabdikan diri hanya kepada-Nya, dan lalu kita berikhtiar menghindarkan diri sejauh-jauhnya [ utamanya hati, mata dan telinga kita ] dari hal-hal yang selain Allah,  yakni dari gemerlapnya kehidupan dunia dan segala tetek bengek kenikmatan yang dijanjikannya. Atau dengan kata lain satu satunya cara kita agar bisa selamat dan terhindar dari jerat Setan, Iblis dan Dajjal adalah, dengan menerapkan prinsip hidup zuhud [ yakni kita hanya boleh mengambil seperlunya ] dari kenikmatan dunia. Hal itulah yang harus bisa kita tetapkan terhadap diri kita,  istri dan kepada anak-anak kita. 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ (٦)

Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.  (Q.S. At-Tahrim ayat 6)

Demikianlah semoga pengetahuan ini bermanfaat




Rabu, 02 Agustus 2023

Makna Kata خَـٰشِعُونَ Dalam Tinjauan Bahasa dan Ilmu Huruf

Serial Ilmu Huruf 

By. Mang Anas 


A. Ayat-ayat Al Quran yang didalamnya terdapat kata خَـٰشِعُونَ, yaitu pada tiga ayat berikut ini,

ٱلَّذِينَ هُمْ فِى صَلَاتِهِمْ خَـٰشِعُونَ

(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya, [ Surat Al-Mu'minun (23) Ayat 2 ]

وَإِنَّ مِنْ أَهْلِ ٱلْكِتَـٰبِ لَمَن يُؤْمِنُ بِٱللَّهِ وَمَآ أُنزِلَ إِلَيْكُمْ وَمَآ أُنزِلَ إِلَيْهِمْ خَـٰشِعِينَ لِلَّهِ لَا يَشْتَرُونَ بِـَٔايَـٰتِ ٱللَّهِ ثَمَنًۭا قَلِيلًا ۗ أُو۟لَـٰٓئِكَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلْحِسَابِ

Dan sesungguhnya diantara ahli kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka sedang mereka berendah hati خَـٰشِعِينَ ] kepada Allah dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya [ Surat Ali-Imran (3) Ayat 199 ]

فَٱسْتَجَبْنَا لَهُۥ وَوَهَبْنَا لَهُۥ يَحْيَىٰ وَأَصْلَحْنَا لَهُۥ زَوْجَهُۥٓ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا۟ يُسَـٰرِعُونَ فِى ٱلْخَيْرَٰتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًۭا وَرَهَبًۭا ۖ وَكَانُوا۟ لَنَا خَـٰشِعِينَ

Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami [ Surat Al-Anbiya (21) Ayat 90 ]


B. Makna huruf kata خَـٰشِعُونَ

Kata خَـٰشِعُونَ dalam bahasa Arab berasal dari kosa kata  خ- ش -ع  yang secara lughot [ bahasa ] artinya taat, jujur, tegak lurus dan atau sungguh sungguh. Adapun secara ilmu huruf ia bermakna sebagai berikut, 

1. Makna Huruf  خ pada kata خَـٰشِعُونَ adalah keadaan dada [ kondisi hati ] seseorang yang terberkati. Dimaknai demikian karena ح adalah simbol dari dada manusia  sedang titik ن itu bermakna karunia atau anugerah atau suatu warid yang merupakan pemberian dari Allah SWT. 

وَلَا تَسْتَوِى الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُۗ اِدْفَعْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ فَاِذَا الَّذِيْ بَيْنَكَ وَبَيْنَهٗ عَدَاوَةٌ كَاَنَّهٗ وَلِيٌّ حَمِيْمٌ (٣٤)

Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akan [ mengubah sikap dan cara pandanganya terhadapmu ] layaknya [ seorang ] teman yang [ tulus, lagi ] setia.(Q.S. Fussilat ayat 34)

وَمَا يُلَقّٰىهَآ اِلَّا الَّذِيْنَ صَبَرُوْاۚ وَمَا يُلَقّٰىهَآ اِلَّا ذُوْ حَظٍّ عَظِيْمٍ (٣٥)

Dan (sungguh sifat-sifat yang baik itu) tidak akan dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar. (Q.S. Fussilat ayat 35) 

2. Makna huruf  ش  pada kata  خَـٰشِعُونَ adalah pertanda bahwa dua elemen diri kemanusiaan yang ada pada orang itu [ yaitu keadaan diri jasad dan keadaan diri batinnya atau jiwanya ]  telah terberkati,  serta orientasi hidupnya sudah condong kepada huruf ر, yaitu hanya untuk mengabdi atau melayani. Dimaknai demikian sebab huruf  ش itu berasal dari susunan dua huruf آ yang berarti dua diri yang terberkati [ terbekati oleh ن ], dan lalu kemudian disambung dengan sebuah huruf  ر yang juga bertitik ن, maka menjadilah ia bermakna melayani atau mengabdi. 

اِنَّ الَّذِيْنَ سَبَقَتْ لَهُمْ مِّنَّا الْحُسْنٰىٓۙ اُولٰۤىِٕكَ عَنْهَا مُبْعَدُوْنَ ۙ (١٠١)

Sungguh, sejak dahulu bagi orang-orang yang telah ada (ketetapan) yang baik dari Kami, mereka itu akan dijauhkan (dari neraka). (Q.S. Al-Anbiya' ayat 101)

لَا يَسْمَعُوْنَ حَسِيْسَهَاۚ وَهُمْ فِيْ مَا اشْتَهَتْ اَنْفُسُهُمْ خٰلِدُوْنَۚ (١٠٢)

Mereka tidak mendengar bunyi desis (api neraka), dan mereka kekal dalam (menikmati) semua yang mereka ingini.  (Q.S. Al-Anbiya' ayat 102)

لَا يَحْزُنُهُمُ الْفَزَعُ الْاَكْبَرُ وَتَتَلَقّٰىهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُۗ هٰذَا يَوْمُكُمُ الَّذِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ (١٠٣)

Kejutan yang dahsyat tidak membuat mereka merasa sedih, dan para malaikat akan menyambut mereka (dengan ucapan), “Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu.” (Q.S. Al-Anbiya' ayat 103)

3. Dan adapun makna huruf ع pada kata  خَـٰشِعُونَ adalah diri [ hati ] hamba yang keadaanya senantiasa menengadah kepada Allah SWT. Yaitu hatinya tidak lagi berpaling kepada yang selain Allah. Satu-satunya yang dia harapkan dalam hidup adalah ridha dan rakhmat Allah semata [ cermati huruf ع itu dari bentuknya, orang yang sedang menengadah ]. 

وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِۗ  وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ (٤٥)

Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (Q.S. Al-Baqarah ayat 45)

الَّذِيْنَ يَظُنُّوْنَ اَنَّهُمْ مُّلٰقُوْا رَبِّهِمْ وَاَنَّهُمْ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ (٤٦)

(yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (Q.S. Al-Baqarah ayat 46)

Pemaknaan huruf-huruf yang saya suguhkan disini adalah diambil dari bentuknya, sebab memang seperti itulah persisnya yang disampaikan disaat saya menerima pengajaran ilmu itu [ ilmu huruf ] dari suatu entitas yang identitasnya tidak perlu saya jelaskan disini. Dan cara itu atau gaya pemaknaan yang seperti itu adalah yang juga ternyata dipakai atau dipergunakan oleh Ibn Arabi disaat beliau membedah ilmu hurufnya [ lihat kitab beliau Futukhat Al Makiyyah jilid 1 dan 2, pokok bahasan tentang ilmu huruf ]. 

Semoga artikel ini memberi manfaat 




Minggu, 30 Juli 2023

Makna Terbitnya Matahari Dari Barat Sebagai Pertanda Datangnya Hari Kiamat


By. Mang Anas 

Terbitnya matahari dari barat adalah makna simbolik dari bangkitnya Islam di belahan bumi Eropa dan di benua Amerika, serta sekaligus akan menjadi pertanda datangnya hari kiamat. 

Pengaruh iman Kristen di belahan bumi Eropa dan benua Amerika pada masanya akan menjadi merosot tajam, dan agama Islam pada saatnya akan dipilih, di imani serta akan dianut oleh bagian terbesar penduduk Eropa dan juga di benua Amerika. 

Hati dan jiwa-jiwa mereka pada saat itu akan menjadi condong kepada dinul haq [ agama Islam ] dan al-Qur'an pada saat itu akan menjadi buku yang paling banyak dibeli, dibaca, diminati  serta dipelajari, dan lalu kemudian di imani. 

وَاِنْ مِّنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ اِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهٖ قَبْلَ مَوْتِهٖۚ وَيَوْمَ الْقِيٰمَةِ يَكُوْنُ عَلَيْهِمْ شَهِيْدًاۚ (١٥٩)

Tidak ada seorang pun di antara Ahli Kitab yang tidak beriman kepadanya [ Isa Al-Masih ] menjelang kematiannya [ di akhir zaman ]. Dan pada hari Kiamat dia [ Isa Al-Masih ] akan menjadi saksi mereka. (Q.S. An-Nisa' ayat 159)

مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللّٰهِۗ وَالَّذِيْنَ مَعَهٗٓ اَشِدَّاۤءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاۤءُ بَيْنَهُمْ تَرٰىهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَّبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيْمَاهُمْ فِيْ وُجُوْهِهِمْ مِّنْ اَثَرِ السُّجُوْدِۗ ذٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ  ۖوَمَثَلُهُمْ فِى الْاِنْجِيْلِۚ  كَزَرْعٍ اَخْرَجَ شَطْـَٔهٗ فَاٰزَرَهٗ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوٰى عَلٰى سُوْقِهٖ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيْظَ بِهِمُ الْكُفَّارَۗ وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنْهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا ࣖ (٢٩)

Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahala yang besar. ( Q.S. Al-Fath ayat 29)

Masa itu diperkirakan akan terjadi pada paruh abad ke 21 [ sekitar tahun 2040 - 2070 M ] setelah berbagai bencana, huru-hara besar serta perang besar melanda dunia.

Fenomena tersebut diatas sebenarnya sudah dinubuatkan secara samar dalam Al-Qur'an surat Al Bayyinah ayat 1 - 3

  لَمْ يَكُنِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ مُنْفَكِّيْنَ حَتّٰى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُۙ (١)

Orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tidak akan meninggalkan [ agama mereka ]  sampai datang kepada mereka " Al-Bayyinah " [ bukti yang nyata ], (Q.S. Al-Bayyinah ayat 1)

رَسُوْلٌ مِّنَ اللّٰهِ يَتْلُوْا صُحُفًا مُّطَهَّرَةًۙ (٢)

[ yaitu turunnya ] seorang Rasul dari Allah [ Isa Al-Masih atau Al Mahdi ] yang membacakan kepada mereka suhuf yang suci, (Q.S. Al-Bayyinah ayat 2)

فِيْهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌۗ (٣)

di dalamnya terdapat [ isi ] kitab-kitab yang lurus [ yang sebelumnya kitab-kitab itu oleh para ulama ahli kitab dibengkokkan dan juga dicampur-adukkan ] (Q.S. Al-Bayyinah ayat 3)

Yang maknanya secara tersirat dapat ditafsirkan sebagai berikut, " bahwa akan tiba masanya dimana orang orang Kristen yang tinggal di kedua belahan dunia tersebut pada akhirnya akan tersadar dan lalu kemudian mereka  akan beramai ramai menolak doktrin iman kekristenan mereka [ yaitu doktrin tritunggal atau doktrin trinitas ] yang notabene sebenarnya merupakan penyusupan ajaran Dajjal [ Talbis Iblis ], sebagaimana firman Allah swt,


 وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمٰنُ وَلَدًاۗ (٨٨)

Dan mereka berkata, “(Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak.” (Q.S. Maryam ayat 88)

لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْـًٔا اِدًّا ۙ (٨٩)

Sungguh, kamu telah membawa sesuatu yang sangat mungkar, (Q.S. Maryam ayat 89)

تَكَادُ السَّمٰوٰتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْاَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا ۙ (٩٠)

hampir saja langit pecah, dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh, (karena ucapan itu), (Q.S. Maryam ayat 90)

اَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمٰنِ وَلَدًاۚ (٩١)

karena mereka menganggap (Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak. (Q.S. Maryam ayat 91)

وَمَا يَنْۢبَغِيْ لِلرَّحْمٰنِ اَنْ يَّتَّخِذَ وَلَدًاۗ (٩٢)

Dan tidak mungkin bagi (Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak. (Q.S. Maryam ayat 92)

اِنْ كُلُّ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ اِلَّآ اٰتِى الرَّحْمٰنِ عَبْدًاۗ (٩٣)

Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, melainkan akan datang kepada (Allah) Yang Maha Pengasih sebagai seorang hamba. (Q.S. Maryam ayat 93)


Terbitnya matahari [ terang ] di Eropa dan Amerika itu akan terjadi segera, dan itu sudah dinubuatkan oleh Allah SWT dalam QS. An-Nisa' ayat 159 [ lihat diatas ], dimana nantinya Isa Al-Masih ditugaskan oleh Allah SWT untuk menyeru manusia  diranah batin sedangkan  Al Mahdi ditugaskan untuk menyeru manusia pada ranah dohir, dan Allah SWT menghendaki keduanya dimenangkan atas Dajjal ". Sebagai mana firma-Nya, 

يُرِيدُونَ لِيُطْفِـُٔوا۟ نُورَ ٱللَّهِ بِأَفْوَٰهِهِمْ وَٱللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِۦ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْكَـٰفِرُونَ

Mereka [ Dajjal dan para pengikutnya ] ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut mereka [ melalui berbagai saluran media, penerbitan buku-buku dan berbagai lembaga tink- tank mereka ], tetapi Allah [ justru ] menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya". , [ Surat As-Saff (61) Ayat 8 ]

يُرِيدُونَ أَن يُطْفِـُٔوا۟ نُورَ ٱللَّهِ بِأَفْوَٰهِهِمْ وَيَأْبَى ٱللَّهُ إِلَّآ أَن يُتِمَّ نُورَهُۥ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْكَـٰفِرُونَ

Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. [ Surat At-Taubah (9) Ayat 32 ]

هُوَ ٱلَّذِىٓ أَرْسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلْهُدَىٰ وَدِينِ ٱلْحَقِّ لِيُظْهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْمُشْرِكُونَ

Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai. [ Surat At-Taubah (9) Ayat 33 ]

لِيُحِقَّ ٱلْحَقَّ وَيُبْطِلَ ٱلْبَـٰطِلَ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْمُجْرِمُونَ

agar Allah menetapkan yang hak (Islam) dan membatalkan yang batil (syirik) walaupun orang-orang yang berdosa ( para pengikut Dajjal ) itu tidak menyukainya. [ Surat Al-Anfal (8) Ayat 8 ]

وَيُحِقُّ ٱللَّهُ ٱلْحَقَّ بِكَلِمَـٰتِهِۦ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْمُجْرِمُونَ

Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya). [ Surat Yunus (10) Ayat 82 ]

هُوَ ٱلَّذِىٓ أَرْسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلْهُدَىٰ وَدِينِ ٱلْحَقِّ لِيُظْهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْمُشْرِكُونَ

Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci. [ Surat As-Saff (61) Ayat 9 ]

Demikianlah, dan semoga artikel ini bermanfaat.



Kamis, 13 Juli 2023

Hakikat Makna kata مُخْلِصِينَ [ Mukhlisin ]

Serial Ilmu Huruf,

By. Mang Anas 


فَٱدْعُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْكَـٰفِرُونَ

" Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadat kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya) " [ Surat Ghafir (40) Ayat 14 ]

وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ

" Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus ". [ Surat Al-Bayyinah (98) Ayat 5 ]

A. Secara bahasa kata مُخْلِصِينَ berasal dari kata dasar خ-ل-ص yang berarti bersih, bening, sejati, murni, terang, benar atau hakiki. Dan adapun secara ilmu huruf maka kata مُخْلِصِينَ artinya sebagai berikut,

1. Makna huruf  خ [ Kho ]

♤ Huruf خ pada kata مُخْلِصِينَ itu bermakna dada dalam kondisi batinnya yang terberkati. Dimaknai demikian karena huruf خ itu terbentuk dari gabungan dua huruf, yaitu dari  ح dan ن. Dimana huruf  ح itu dimaknai sebagai dada [ karena bentuknya menyerupai sebuah organ dada ] dan huruf ن nya bermakna berkat atau anugerah rohani. Agar anda bisa menangkap logika pemaknaannya maka coba imajinasikan bentuk huruf ن itu sebagai  suatu   bentuk yang  menyerupai sebuah mangkok kecil dan lalu diatasnya setetes embun yang sangat bening lagi murni jatuh perlahan dan dengan sangat lembutnya masuk kedalam mangkok. Itulah gambaran imajinasinya  mengapa huruf خ pada kata atau kalimat مُخْلِصِينَ  itu kita maknai sebagai berkat,  rahmat dan anugerah rohani yang dimasukkan kedalam dada orang orang yang beriman yang dikasihi dan yang dikehendaki-Nya.

Surat An-Nisa (4) Ayat 69

وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّـۧنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّـٰلِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُو۟لَـٰٓئِكَ رَفِيقًۭا

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, [ anugerah hikmah huruf  خ ] yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.

2. Makna huruf ل [ Lam ]

♤ Huruf ل terbentuk dari dua huruf yakni dari huruf أ dan huruf ر. Huruf Alif bermakna " hablum minallah " sedangan huruf ر nya bermakna " hablum minannas ". Dengan demikian maka makna huruf ل dalam kasus ini dimaknai sebagai tali atau sebagai tempat bergantung atau bantolan dalam bahasa jawa [ lihat bentuk huruf ل yang menyerupai sebuah pancing atau sebuah alat pengait ], maka hakikat huruf ل pada kata مُخْلِصِينَ adalah esensi As-Somad yang bersemayam didalam dada setiap manusia. Dan hakikat As-Somad itulah yang kemudian disebut sebagai entitas Nur Muhammad atau insting ketuhanan yang ada pada setiap diri manusia. Entitas itu ditanam pada saat manusia masih berbentuk sperma [ dibentuk di alam bapak atau alam bawah sadar manusia ], perhatikan ayat Al Quran berikut ini. 

Surat Al-A'raf (7) Ayat 172

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَآ ۛ أَن تَقُولُوا۟ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَـٰذَا غَـٰفِلِينَ

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",

Serta perhatikan pula ayat quran berikut ini, 

لَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ  قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّۚ  فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَاۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ (٢٥٦)

" Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus [ yaitu esensi Huruf ل ]. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. " (Q.S. Al-Baqarah ayat 256)

Esensi As-Somad atau esensi Nur Muhammad  atau esensi huruf ل itu akan terpancar kuat dan sangat maksimal pada diri para nabi dan rasul [ مِّنَ ٱلنَّبِيِّـۧنَ ], dan secara berurutan kepada diri para wali-wali Allah [ وَٱلصِّدِّيقِينَ ], pada diri para syuhada  [ وَٱلشُّهَدَآءِ ] dan baru kemudian pada diri orang orang soleh [ وَٱلصَّـٰلِحِينَ ]. Simaklah kembali surat An-Nisa (4) Ayat 69 diatas. 

3. Makna huruf ص

♤ Dan adapun Makna dari huruf ص [ sho ] adalah tarikan magnet atau kecenderungan jahat dari nafsu dan atau syahwat jasmani. Dan tarikan magnet ص atau kecenderungan jahat itu akan muncul dengan sangat kuat pada kondisi dimana kelamin dan perut diri manusia itu belum terberkati [ belum dianugerahi berkat huruf خ ], hal itu terjadi karena potensi Nur Muhammad [ huruf ل ] yang ada pada dirinya tidak pernah diurus, dirawat dan lupa diberdayakan.

Tetapi pada diri  مُخْلِصِينَ  [ mukhlisin ] munculnya kecenderungan syahwat atau nafsu itu dapat teratasi berkat adanya perangkat خ dan ل yang terus menguat didalam dirinya. Penguatan خ dan ل itu hanya akan terjadi jika ia rajin melakukan taqarub, yaitu dengan terus menerus bergerak semakin dekat ke kutub ketuhanan [ yang dalam kasus ini adalah medan magnit positif dari huruf ل ] dan pada saat yang sama ia terus menerus bergerak semakin menjauhi kutub Tagut [ yaitu medan magnit negatif huruf ص, yang esensinya adalah simbol syahwat dan hawa nafsu ]. 

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ هَدَى اللّٰهُ وَمِنْهُمْ مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلٰلَةُۗ  فَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ (٣٦)

Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah tagut”, kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah [ dianugerahi hikmah huruf خ ] dan ada pula yang tetap dibiarkan dalam kesesatan [ hidup terpasung di kubangan huruf ص ] . Maka berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul). (Q.S. An-Nahl ayat 36)

B. Bagaimana Cara Mencapai Kemurnian Hati

Pemurnian hati itu dapat dicapai dengan cara meningkatkan kualitas ibadah, utamanya adalah ibadah- ibadah yang oleh Allah swt  sedari awal memang didesain, dirancang dan dimaksudkan untuk memperkuat dan mempertebal rasa keimanan manusia kepada Tuhan-Nya, yaitu melalui serangkaian syariat ibadah makhdoh seperti shalat, dzikir, tirakat, puasa, meditasi dan suluk, dan kemudian mentadaburi quran dan kitab-kitab suci lainnya, serta bisa juga melalui serangkaian kegiatan ibadah haji dan umroh [ yang hakikatnya adalah sebuah ziarah, yakni menziarahi tempat-tempat dimana pantulan cahaya ilahi diyakini berada dan terkonsentrasi dengan sangat tinggi dan kuat ]. Hal mengenai adanya pantulan cahaya ilahi itu oleh para ahli rasha [ ahli sirr ] akan dapat dirasakan dengan kuat dan nyata sekali dan juga dengan penglihatan oleh para ahli kasyaf [ penyaksian secara visual lewat mata batinnya ]. 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۚ نُوْرُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ لَنَاۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ (٨)

Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”  (Q.S. At-Tahrim ayat 8)

Dan adapun yang dimaksud dengan kualitas ibadah disini adalah " ibadah yang meng-hati " atau ibadah yang dilakukan dengan sepenuh penghayatan, serta dilakukan dengan niat lurus, bersih, dan semurni-murninya. Diniatkannya hanya untuk taqarub kepada Allah,  dan yang dilakukan semata sebagai sebuah bentuk pertobatan kepada Allah SWT.  Tidak boleh didalamnya ada agenda keduniaan yang terselip, baik yang kecil, yang tersembunyi dan bahkan yang tersamar [ disinilah diperlukan adanya guru Mursyid sebagai pembimbing ]. 

C. Ayat-ayat Al Quran Yang Berhubungan dengan kata Mukhlisin 

Surat Al-A'raf (7) Ayat 29

قُلْ أَمَرَ رَبِّى بِٱلْقِسْطِ ۖ وَأَقِيمُوا۟ وُجُوهَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍۢ وَٱدْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ ۚ كَمَا بَدَأَكُمْ تَعُودُونَ

Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". Dan (katakanlah): "Luruskanlah muka (diri)mu di setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepada-Nya)".

Surat Yunus (10) Ayat 22

هُوَ ٱلَّذِى يُسَيِّرُكُمْ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا كُنتُمْ فِى ٱلْفُلْكِ وَجَرَيْنَ بِهِم بِرِيحٍۢ طَيِّبَةٍۢ وَفَرِحُوا۟ بِهَا جَآءَتْهَا رِيحٌ عَاصِفٌۭ وَجَآءَهُمُ ٱلْمَوْجُ مِن كُلِّ مَكَانٍۢ وَظَنُّوٓا۟ أَنَّهُمْ أُحِيطَ بِهِمْ ۙ دَعَوُا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ لَئِنْ أَنجَيْتَنَا مِنْ هَـٰذِهِۦ لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلشَّـٰكِرِينَ

Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan. Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata. (Mereka berkata): "Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur".

Surat Luqman (31) Ayat 32

وَإِذَا غَشِيَهُم مَّوْجٌۭ كَٱلظُّلَلِ دَعَوُا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ فَلَمَّا نَجَّىٰهُمْ إِلَى ٱلْبَرِّ فَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌۭ ۚ وَمَا يَجْحَدُ بِـَٔايَـٰتِنَآ إِلَّا كُلُّ خَتَّارٍۢ كَفُورٍۢ

Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar.


Semoga Tulisan ini bermanfaat,



Rabu, 12 Juli 2023

Tiga Cara Terhubung Dengan Tuhan

Mang Anas 

Ada tiga cara dapat ditempuh oleh manusia dalam berhubungan dengan Tuhan. Yaitu dengan menyebut, dengan mengingat dan dengan mengalami. 

1. Yang termasuk katagori terhubung dengan Tuhan dengan cara menyebut adalah dengan memanggil namaNya : seperti membaca asmaul husna atau dengan memanggil dan menyebut nama-nama Tuhan di dalam doa, baik secara lisan maupun didalam hati. 

Termasuk katagori ini adalah memanggil, menyebut atau mengucapkan kalimat ya ghafar, ya rahman, ya rakhim, ya wadud, ya karim, Allah, Illalah, Hu dan sebangsanya.

2. Katagori yang kedua, manusia terhubung dengan Tuhan lewat kesadarannya, yaitu dengan mengingatnya, inilah yang sesungguhnya disebut dzikir. 

Yang dimaksud dengan dzikir adalah rasa sambung atau terhubungnya rasa batin kita kepada Tuhan secara berkekalan, tanpa huruf tanpa suara [ yang wujudnya berupa menetapnya rasa ikhsan didalam hati ]. Dengan demikian dzikir itu bukanlah pekerjaan menyebut atau mengulang - ulang bacaan tertentu baik dengan lisan maupun didalam hati.  

Yang Termasuk dalam katagori ini adalah merasakan hakikat la ilaha illallahu, merasakan hakikat La ila haila anta, merasakan hakikat Allahu akbar, merasakan hakikat Subkhanallah, merasakan hakikat alhamdulillah, merasakan hakikat lahaula wala quata illah billah dst disetiap saat didalam batinya dan kemudian rasa itu terpancar keluar menjadi praktek kesehariannya.

3. Katagori yang ketiga adalah manusia bisa saja mengalami suatu fenomena yang disebut dengan fenomena ketuhanan : yang dimaksud dengan fenomena ketuhanan adalah suatu hal atau keadaan yang dialami manusia dalam peristiwa kasyaf dan wushul.

Adapun yang dimaksud dengan kasyaf adalah suatu keadaan terbukanya hijab, yang dengannya maka akan tampak dihadapannya beragam fenomena yang terjadi dialam batinnya [ yaitu dialam jiwa atau dialam imajinasinya ].

Sedangkan yang dimaksud dengan wushul adalah keadaan seorang hamba [ karena kehendak Allah SWT ] tiba-tiba ditarik masuk kehadirat-Nya dan lalu dihilangkan semua sifat -sifat kemakhlukanya,  sehingga dalam keadaan itu eksisten diri hamba menjadi hilang-lenyap, dan yang tinggal atau yang disadarinya hanyalah eksisten Tuhan semata. 

Atau dengan kata lain yang disebut wushul itu adalah " wong sing wis pernah ngerasakna dewek kahanane dadi pengeran " [ orang yang pernah merasakan sendiri rasanya duduk diposisi Tuhan ]

Termasuk dalam katagori ini adalah hakikat kalimat La ilaha ila ana.




Selasa, 11 Juli 2023

Kenapa Para Penerima Wahyu disebut Nabi ?

Serial Ilmu Huruf,

By Mang Anas 


Kata " Nabi " dalam bahasa Arab itu berasal dari kata dasar  نبأ yang artinya berita. Dan adapun berdasarkan kajian ilmu huruf maka kata  ن ب أ  bermakna sebagai berikut,

1. Makna huruf ن ---->  huruf ن adalah bangun garis lengkung yang bentuknya menyerupai sebuah wadah dan lalu diatas bertengger sebuah titik. Bermakna diri seorang hamba yang menyandang wahyu atau diri seorang hamba yang menjadi lokus turunnya sebuah wahyu. 

وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِنْ هٰذَآ اِلَّآ اِفْكُ ِۨافْتَرٰىهُ وَاَعَانَهٗ عَلَيْهِ قَوْمٌ اٰخَرُوْنَۚ فَقَدْ جَاۤءُوْ ظُلْمًا وَّزُوْرًاۚ (٤)

Dan orang-orang kafir berkata, “(Al-Qur'an) ini tidak lain hanyalah kebohongan yang diada-adakan oleh dia (Muhammad), dibantu oleh orang-orang lain,” Sungguh, mereka telah berbuat zalim dan dusta yang besar. (Q.S. Al-Furqan ayat 4)

وَقَالُوْٓا اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَ اكْتَتَبَهَا فَهِيَ تُمْلٰى عَلَيْهِ بُكْرَةً وَّاَصِيْلًا (٥)

Dan mereka berkata, “(Itu hanya) dongeng-dongeng orang-orang terdahulu, yang diminta agar dituliskan, lalu dibacakanlah dongeng itu kepadanya setiap pagi dan petang.” (Q.S. Al-Furqan ayat 5)

قُلْ اَنْزَلَهُ الَّذِيْ يَعْلَمُ السِّرَّ  فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ اِنَّهٗ كَانَ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا (٦)

Katakanlah (Muhammad), “(Al-Qur'an) itu diturunkan oleh (Allah) yang mengetahui rahasia di langit dan di bumi. Sungguh, Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang.”  (Q.S. Al-Furqan ayat 6)

وَقَالُوْا مَالِ هٰذَا الرَّسُوْلِ يَأْكُلُ الطَّعَامَ وَيَمْشِيْ فِى الْاَسْوَاقِۗ  لَوْلَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مَلَكٌ فَيَكُوْنَ مَعَهٗ نَذِيْرًا ۙ (٧)

Dan mereka berkata, “Mengapa Rasul (Muhammad) ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa malaikat tidak diturunkan kepadanya (agar malaikat) itu memberikan peringatan bersama dia, (Q.S. Al-Furqan ayat 7)

اَوْ يُلْقٰىٓ اِلَيْهِ كَنْزٌ اَوْ تَكُوْنُ لَهٗ جَنَّةٌ يَّأْكُلُ مِنْهَاۗ وَقَالَ الظّٰلِمُوْنَ اِنْ تَتَّبِعُوْنَ اِلَّا رَجُلًا مَّسْحُوْرًا (٨)

atau (mengapa tidak) diturunkan kepadanya harta kekayaan atau (mengapa tidak ada) kebun baginya, sehingga dia dapat makan dari (hasil)nya?” Dan orang-orang zalim itu berkata, “Kamu hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang kena sihir.” (Q.S. Al-Furqan ayat 8)

اُنْظُرْ كَيْفَ ضَرَبُوْا لَكَ الْاَمْثَالَ فَضَلُّوْا فَلَا يَسْتَطِيْعُوْنَ سَبِيْلًا (٩)

Perhatikanlah, bagaimana mereka membuat perumpamaan-perumpamaan tentang engkau, maka sesatlah mereka, mereka tidak sanggup (mendapatkan) jalan (untuk menentang kerasulanmu).  (Q.S. Al-Furqan ayat 9)

مَا ضَلَّ صَاحِبُكُمْ وَمَا غَوٰىۚ (٢)

kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru, (Q.S. An-Najm ayat 2)

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوٰى (٣)

dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut keinginannya. (Q.S. An-Najm ayat 3)

اِنْ هُوَ اِلَّا وَحْيٌ يُّوْحٰىۙ (٤)

Tidak lain (Al-Qur'an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), (Q.S. An-Najm ayat 4)

عَلَّمَهٗ شَدِيْدُ الْقُوٰىۙ (٥)

yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat,  (Q.S. An-Najm ayat 5)

2. Makna Huruf ب  ----> huruf ب posisi titiknya tersembunyi  dibawah wadah, ia bermakna sebuah hakikat firman [ firman Allah ] yang disampaikan tanpa huruf dan suara dan atau yang disampaikan dari balik tabir. Disini huruf ب itu diartikan sebagai media wahyu, atau hakikat Jibril, dan kadang juga disebut sang rasa sejati. 

۞ تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍۘ مِنْهُمْ مَّنْ كَلَّمَ اللّٰهُ وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ دَرَجٰتٍۗ وَاٰتَيْنَا عِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ الْبَيِّنٰتِ وَاَيَّدْنٰهُ بِرُوْحِ الْقُدُسِۗ(  ٢٥٣ )  

Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka dari sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang (langsung) Allah berfirman dengannya dan sebagian lagi ada yang ditinggikan-Nya beberapa derajat. Dan Kami beri Isa putra Maryam beberapa mukjizat dan Kami perkuat dia dengan Rohulkudus. (Q.S. Al-Baqarah ayat 253)

۞ وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ اَنْ يُّكَلِّمَهُ اللّٰهُ اِلَّا وَحْيًا اَوْ مِنْ وَّرَاۤئِ حِجَابٍ اَوْ يُرْسِلَ رَسُوْلًا فَيُوْحِيَ بِاِذْنِهٖ مَا يَشَاۤءُۗ اِنَّهٗ عَلِيٌّ حَكِيْمٌ (٥١)

Dan tidaklah patut bagi seorang manusia [ biasa ] bahwa Allah akan berbicara kepadanya kecuali dengan perantaraan wahyu atau dari belakang tabir atau dengan mengutus utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Mahatinggi, Mahabijaksana. (Q.S. Asy-Syura ayat 51)

3. Dan adapun makna huruf أ pada kata نبأ adalah simbol dari diri Allah SWT  sebagai subyek wahyu atau Sang Pemilik Firman. [ lihat Q.S. Al-Furqan ayat 6, diatas ]


Demikian semoga penuturan ini bermanfaat.



Minggu, 02 Juli 2023

Perbandingan Pemaknaan Al Quran Surat Al-Bayyinah Dalam Perspektif Eskatologi Islam Dengan Pemaknaan Depag RI

By. Mang Anas 


لَمْ يَكُنِ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ مُنْفَكِّيْنَ حَتّٰى تَأْتِيَهُمُ الْبَيِّنَةُۙ (١)

Pemaknaan Depag RI :

Orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik tidak akan meninggalkan (agama mereka) sampai datang kepada mereka bukti yang nyata, (Q.S. Al-Bayyinah ayat 1)

Pemaknaan Eskatologi [ Ilmu Akhir Zaman] :

Orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab [ yang Menuhankan Isa Al-Masih ] dan orang-orang musyrik, mereka tidak akan bisa lepas ( dari kesesatannya ) sampai datang kepada mereka " Al-Bayyinah ", ( Q.S. Al-Bayyinah ayat 1 )


------------♡------------

رَسُوْلٌ مِّنَ اللّٰهِ يَتْلُوْا صُحُفًا مُّطَهَّرَةًۙ (٢)

Pemaknaan Depag RI :

(yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan lembaran-lembaran yang suci (Al-Qur'an), (Q.S. Al-Bayyinah ayat 2)

Pemaknaan Eskatologi  [ Ilmu Akhir Zaman] :

[ yaitu Isa Al Masih ] seorang Rasul dari Allah yang [ yang menjelang hari kiamat ] akan membacakan [ kepada mereka ] " Suhuf yang disucikan" ( Q.S. Al-Bayyinah ayat 2 )


------------♡------------

فِيْهَا كُتُبٌ قَيِّمَةٌۗ (٣)

Pemaknaan Depag RI :

di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus (benar). (Q.S. Al-Bayyinah ayat 3)

Pemaknaan Eskatologi [ Ilmu Akhir Zaman] :

Yang di dalamnya terdapat (isi) kitab-kitab yang lurus [ yang kebenaran hujah-hujahnya tidak bisa dibantah, ditolak atau dipatahkan ]. (Q.S. Al-Bayyinah ayat 3)


------------♡------------

وَمَا تَفَرَّقَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنَةُۗ (٤)

Pemaknaan Depag RI :

Dan tidaklah terpecah-belah orang-orang Ahli Kitab melainkan setelah datang kepada mereka bukti yang nyata. (Q.S. Al-Bayyinah ayat 4)

Pemaknaan Eskatologi [ Ilmu Akhir Zaman] :

Dan tidaklah terpecah-belah orang-orang Ahli Kitab [ Yaitu  kaum Nasrani dimasa lalu ] melainkan setelah datang kepada mereka " Al-Bayyinah " [ yaitu berbagai keterangan dalam kitab Injil yang disampaikan oleh Isa Al-Masih dalam bahasa yang sangat lugas dan fasih.  Dan didalamnya terdapat berbagai macam pengajaran berupa hakikat hidup, nilai-nilai ketauhidan dan pesan-pesan moral yang disampaikan dalam bentuk ibarat dan perumpamaan yang mudah dimengerti dan gampang dipahami orang ]. (Q.S. Al-Bayyinah ayat 4) 


------------♡------------

وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ (٥)

Pemaknaan Depag RI :

Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar). (Q.S. Al-Bayyinah ayat 5)

Pemaknaan Eskatologi  [ Ilmu Akhir Zaman] :

Dan [  Isa Al-Masih ] tidak menyuruh mereka kecuali untuk menyembah Allah dengan ikhlas, dan menaati-Nya semata karena agama, dan agar mereka melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang tegak lagi lurus. (Q.S. Al-Bayyinah ayat 5)


------------♡------------

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ وَالْمُشْرِكِيْنَ فِيْ نَارِ جَهَنَّمَ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِۗ (٦)

Pemaknaan Depag RI :

Sungguh, orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk.(Q.S. Al-Bayyinah ayat 6)

Pemaknaan Eskatologi [ Ilmu Akhir Zaman] :

Sungguh, orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik ( kelak mereka akan kami masukkan ) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka adalah sejahat-jahat makhluk [ karena telah menfitnah Isa Al-Masih dan menisbatkan kepadanya suatu perkataan yang sangat mungkar terhadap Allah, dan karena mereka tidak mengagungkan Allah sebagaimana mestinya ]. (Q.S. Al-Bayyinah ayat 6)


------------♡------------

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اُولٰۤىِٕكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِۗ (٧)

Pemaknaan Depag RI :

Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. (Q.S. Al-Bayyinah ayat 7)

Pemaknaan Eskatologi [ Ilmu Akhir Zaman] :

Sungguh, orang-orang yang beriman [ kepada Tuhannya Ibrahim, Ismail, Ishak, Yaqub, Musa, Isa dan Muhammad, dan kemudian mereka berusaha memelihara keimanannya itu dengan memperbanyak shalat, berdzikir, mendatabburi isi kandungan kitab-kitab suci, berpuasa dan berhaji ] dan kemudian mengerjakan kebajikan [ Yaitu berjihad, membayar zakat dan menginfakkan hartanya dijalan Allah, kemudian ia berlaku adil dan berbuat baik terhadap sesama ], mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. (Q.S. Al-Bayyinah ayat 7)


------------♡------------

جَزَاۤؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنّٰتُ عَدْنٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًاۗ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُۗ  ذٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهٗ (٨)

Pemaknaan Depag RI :

Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ’Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.  (Q.S. Al-Bayyinah ayat 8)

Pemaknaan Eskatologi [ Ilmu Akhir Zaman] :

Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ’Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai ; mereka hidup kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang selalu berusaha mencari jalan untuk mendekat diri kepada Tuhannya.  (Q.S. Al-Bayyinah ayat 8)


Keterangan : 

1. Dasar penafsiran Q.S. Al-Bayyinah ayat 1-3 tersebut diatas adalah Al Qur'an ayat berikut,

وَاِنْ مِّنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ اِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهٖ قَبْلَ مَوْتِهٖۚ وَيَوْمَ الْقِيٰمَةِ يَكُوْنُ عَلَيْهِمْ شَهِيْدًاۚ (١٥٩)

[ Kelak diakhir zaman ] Tidak ada seorang pun di antara Ahli Kitab tidak beriman kepadanya [ Isa Al-Masih ] menjelang kematiannya. Dan pada hari Kiamat dia (Isa) akan menjadi saksi mereka. (Q.S. An-Nisa' ayat 159)

2. Hendaklah pula diketahui bahwa dari sekian banyak nabi dan Rasul yang mashur, hanya ada lima dari mereka yang diketahui pernah menerima suhuf, kelima nabi dan rasul itu adalah :

a. Nabi Adam as, 10 suhuf
b. Nabi Syits as, 50 suhuf
c. Nabi Idris as, 30 suhuf
d. Nabi Musa as, 10 suhuf
e. Nabi Ibrahim as, 10 suhuf

Dengan demikian maka kiranya menjadi kurang tepat jika kalimat " rasul dari Allah " sebagaimana yang tertera  pada ayat ke dua diatas itu ditafsirkan sebagai nabi Muhammad Saw. Sebab seperti yang telah sama-sama kita ketahui, nabi Muhammad itu tidak pernah menerima wahyu dalam bentuk suhuf. 

3. Disebutkan dalam banyak kitab hadits dan bahkan juga termuat dalam al quran, bahwa satu-satunya nabi yang akan diturunkan Allah SWT  diakhir zaman adalah Isa Al-Masih. Dan tugas pertama yang akan ditunaikannya adalah mematahkan simbol salib [ meluruskan iman kaum Nasrani ].  Dan yang kedua beliau akan membunuh babi yang maksudnya adalah akan menegakkan kembali ketentuan  hukum syariat sebagaimana yang ditegaskan dalam kitab Zabur, Taurat, Injil, Al-Quran dan Suhuf para nabi. Barulah setelah itu beliau kemudian memerangi Dajjal serta Menghalau invasi Ya'juj Wa Ma'juj.

4. Yang dimaksudkan dengan Suhuf disini adalah lembaran kitab - kitab suci yang elemennya berupa cahaya. Dalam kondisi terselimuti oleh kekuatan ruhul qudus nantinya Al-Masih akan membacakan Suhuf-suhuf itu dihadapan orang orang Nasrani.
Penjelasannya itu akan disampaikannya dalam perspektif ilmu sejati [yaitu logika ilmu hakikat atau perspektif supra logika ]. Dengan begitu dipastikan tidak akan ada seorangpun dari kalangan kaum Nasrani yang akan dapat menyangkal kebenaran yang disampaikannya, baik dengan dalil akli, filosofi maupun dalil Nash. Maka pada hari itu semua kaum Nasrani akan menjadi tunduk. Berbagai keterangan dan penjelasan yang disampaikan Isa Al-Masih itu akan membuat mereka menjadi paham sepaham -pahamnya.

Semoga penafsiran surat Al Bayyinah dengan perpekstif eskatologi ini dapat memperkaya wawasan para pecinta Al Quran dan para pemerhatinya.



Minggu, 09 April 2023

Mengapa Allah SWT Kadang Menyebut Dirinya " AKU " Dan Kadang Menyebut Dirinya " KAMI "

By Mang Anas 


Ada dua jenis proses penciptaan yang terjadi di alam semesta :

A. Proses Penciptaan Makhluk Yang dilakukan Secara Langsung oleh Allah SWT.

1. Proses penciptaan makhluk yang dilakukan oleh Tuhan secara langsung itu diawali saat Dzat Allah bertajalli menjadi Nurullah. Adapun Hakikat dari Nurullah adalah esensi cahaya yang terpancar dari Dzat Allah. Yang esensi cahaya itu pada hakikatnya adalah merupakan manifes dari sifat-sifat esensial yang melekat pada diri Allah SWT. 

Lalu dari esensi yang bernama Nurullah itu lahirlah kemudian esensi kedua yang disebut Nur Muhammad. Dan apa yang dimaksud sebagai Nur Muhammad itu tidak lain adalah empat elemen sifat-sifat esensial dari Allah SWT yaitu sifat Iradat, sifat Hayat, sifat Kudrat dan sifat Ilmu yang kemudian bermanifes menjadi bentuk Al-Qolam, esensi Arsy, Kursi dan Lauhul Makhfudz. 

Dalam bahasa Al Qur'an tahapan ini disebut sebagai manifestasi dari kalimat Kun [ كن  ] yang substansinya merupakan kehendak Allah SWT yang diformulasikan dalam bentuk kata perintah " jadilah ".

2. Dan dari ke-empat elemen Nur Muhammad itu kemudian Allah SWT menciptakan apa yang sekarang kita kenal dengan sebutan Ruh Muhamad,  hal yang hakikatnya merupakan Genos dari penciptaan alam semesta.  Dan Genos itulah yang kemudian menjadi Alat bagi Allah dalam melakukan proses penciptaan pada tahapan selanjutnya. 

Hal demikian itu terjadi karena didalam Genos itu [ Ruh Muhammad ] Allah tanamkan di dalamnya empat elemen esensial dari daya maha dasyat penciptaan, yaitu esensi Al-Qolam, Arsy, Kursi dan Lauhul Makhfudz.   

Dalam bahasa Al Qur'an tahapan ini disebut sebagai Fa [ ف  ] yang berarti " Maka ......." Yang substansinya mirip dengan sebuah Mesin Semesta yang terus bekerja di balik proses yang tidak kasat mata. 

3. Lalu dari Fa [ ف ] itu kemudian mewujudlah bentuk lahir dan batin dari alam semesta yang elemen dasarnya terdiri atas partikel api, air, udara dan debu. 

Lalu Allah SWT kemudian menciptakan para Malaikat dan makhluk yang bernama Jin, berbagai macam jenis pohon dan tumbuhan serta berbagai macam binatang. 

Dan sebagai ciptaan penutup maka Allah SWT kemudian berkehendak untuk menciptakan Adam yang esensi sifat-sifatnya kurang lebih akan sangat mirip dengan diri-Nya. Hal demikian itu terjadi karena Adam memang diciptakan untuk menjadi gambar dari diri-Nya. 

Dan dari diri Adam itu Allah SWT kemudian  menciptakan istrinya,  yang diberi nama Hawa.  Kedua makhluk itu amat sangat disayangi-Nya, dan karena sedemikian sayangnya Tuhan terhadap mereka berdua, maka lalu dijadikanlah mereka berdua itu segel [ materai]  bagi alam semesta. 

Dalam bahasa Al Qur'an tahapan ini disebut dengan istilah يكن [ Yakun ] yang bermakna " Jadilah " atau terciptalah.


Keseluruhan tahapan proses penciptaan tersebut diatas Dalam bahasa Al Qur'an disebut dengan redaksi " wa-kholaq-tu "  [ و خلقت ]  Dan Aku Ciptakan. Pada tahap ini seluruh proses penciptaan masih terjadi secara revolusi.



Bagan : Empat Hakikat Ilahiyah Yang Mendasari Penciptaan Alam Semesta 


B. Proses Penciptaan Makhluk Yang Tidak dilakukan oleh Allah SWT Secara Langsung 

Setelah semua tahapan penciptaan tersebut diatas selesai. Maka di fase sesudahnya seluruh proses penciptaan akan menjadi berlangsung dengan sendirinya dan semuanya telah Tuhan desain agar terjadi secara otomatis melalui sebuah sistem yang disebut hukum pengembang-biakkan. 

Oleh karena itu maka kepada setiap organisme [ baik yang hidup maupun yang dianggap mati ] Allah SWT telah tanamkan kedalam diri setiap makhluk yang diciptakan-Nya itu ketentuan mengenai kadar dan hukum yang berlaku bagi dirinya, sesuai kodrat penciptannya masing-masing yang disebut dengan hukum pertumbuhan dan perkembang-biakan.

Dengan demikian maka semua proses pembentukan alam jadian pada tahap ini seluruhnya akan berlangsung dan lahir dari sistem mekanisme kerja alam semesta. Dan semua proses yang terjadi seluruhnya merupakan sunnatullah semata. 

Oleh karena itu maka pada tahap ini seluruh proses penciptaan hanya akan terjadi secara evolusi.

Dan dalam bahasa Al Qur'an fenomena ini disebut dengan redaksi " wa laqod kholaqna "  ولقد خلقنا  yang artinya " Dan Sesungguhnya Kami telah Menciptakan "

[ Referensi : Futuhat Al Makkiyah Jilid 2 Syekh Muhyiddin Ibn Arabi ]

Semoga bermanfaat 

-------®--------

Catatan : Konsekuensi dari dijadikannya manusia oleh Allah SWT sebagai segel adalah : selama makhluk yang bernama manusia itu ada [ eksis ] dimuka bumi, maka alam semesta ini akan tetap ada bersamanya. Tetapi manakala makhluk yang bernama manusia  karena suatu hal atau karena sebab tertentu ia menjadi lenyap [ tidak lagi eksis ], maka sebagai konsekuensinya alam semesta pun oleh Allah SWT akan ikut dilenyapkan [ lihat, Fusus Al-hikam, Syekh Muhyiddin Ibn Arabi, bab tentang Adam]




Selasa, 04 April 2023

Membumikan Nilai-nilai Al Fatiha Sebagai Asas Kita Bernegara dan Asas Dalam Tata Kelola Pemerintahan

By. Mang Anas

A. Pendahuluan 

Bahasan berikut ini adalah makna lain dari surat Al Fatiha, yaitu usaha menafsirkan substansi makna surat Al Fatiha dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. 

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (١)

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. (Q.S. Al-Fatihah ayat 1)


B. Kewajiban Pemerintah [ Penguasa ] Terhadap Rakyatnya 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ (٢)

Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, 

(Q.S. Al-Fatihah ayat 2)

Tafsir  : 

1. Makna lafad  اَلْحَمْدُ  pada kalimat  اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ dalam konteks berbangsa dan bernegara  adalah keseluruhan potensi sumberdaya baik manusia maupun bentuk kekayaan lainnya yang dimiliki oleh sebuah bangsa, yaitu kekayaan yang berada di darat, laut, di dalam bumi dan di wilayah udaranya.  

2. Makna lafad  لِلّٰهِ  dalam konteks berbangsa dan bernegara adalah agar seluruh potensi sumberdaya anugerah Tuhan Yang Maha Esa itu digunakan untuk sebesar - besar kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, dan jangan sampai hanya dinikmati atau dikuasai oleh segelintir dan sekelompok orang saja [ yaitu oleh oligarki ekonomi yang mengkooptasi kekuasaan ].

3. Dan adapun makna  lafad رَبِّ pada kalimat  اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ adalah berarti kemampuan negara [ pemerintah ] dalam memenej seluruh potensi sumberdaya yang dimilikinya menggunakan sistem tata kelola pemerintahan yang baik, benar, efektif dan efisien. 

4. Selanjutnya adalah makna lafad  الْعٰلَمِيْنَۙ  yaitu agar pemerintahan itu dalam mengelola sumberdayanya selalu memperhatikan asas pelestarian lingkungan dan asas kesinambungan ketersediaan sumberdaya bagi kepentingan generasi dibelakangnya. 

--------®---------

الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ (٣)

Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, 

(Q.S. Al-Fatihah ayat 3)

5. Dan adapun makna lafad  الرَّحْمٰنِ dalam konteks kebangsaan adalah " bangunlah badannya ", yaitu peran pemerintah sebagai fasilitator bagi rakyatnya. Caranya adalah dengan berupaya menyediakan berbagai infrastruktur dibidang perekonomian, berbagai sarana penunjang lembaga pendidikan, sarana kesehatan serta menyediakan berbagai sarana infrastruktur dibidang sosial. Hal itu dilakukan dalam rangka mewujudkan kemakmuran dan kebahagiaan warganya. 

6. Makna lafad  الرَّحِيْمِۙ  dalam konteks kebangsaan adalah " bangunlah jiwanya " , yaitu peran pemerintah sebagai dinamisator bagi rakyatnya.  Yaitu dengan memprakarsai tumbuhnya budaya inovasi, mendukung setiap kegiatan riset dan pengembangan teknologi. Baik yang dilakukan oleh badan-badan pemerintah, swasta dan pihak perguruan tinggi. 

Hal itu  mutlak harus dilakukan dalam rangka menciptakan kemandirian ekonomi. Yaitu dengan memperkuat tatanan perekonomian yang berbasis industri, disamping sektor perdagangan dan jasa.

--------®---------

مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ (٤)

Pemilik hari pembalasan. (Q.S. Al-Fatihah ayat 4)

7. Adapun Lafad مٰلِكِ  dalam konteks ini adalah peran pemerintah selaku otoritas penegak hukum yang berwibawa  dan sekaligus penegak disiplin warga negaranya.  Diharapkan berjalan efektif. Hal itu dilakukan dalam rangka menciptakan tertib sosial didalam masyarakat dan dalam rangka menjaga stabilitas nasional. 


C. Kewajiban Rakyat  [ Warga negara  ]  Terhadap Negara dan Pemerintahnya.


اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ (٥)

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. (Q.S. Al-Fatihah ayat 5)

1. Dan adapun makna kalimat  اِيَّاكَ نَعْبُدُ dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara adalah kewajiban warga negara terhadap pemerintah dan negaranya,  yaitu agar mereka terbiasa dengan budaya kerja keras, dan rela mendedikasikan hidupnya demi tercapainya cita-cita dan tujuan bersama.  

2. Dan makna kalimat   وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ dalam konteks ini adalah tumbuhnya budaya inovasi dan kreatifitas dikalangan warga negara dalam rangka memajukan peradabannya.

--------®---------

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ (٦)

Tunjukilah kami jalan yang lurus, 

(Q.S. Al-Fatihah ayat 6)

3. Makna kalimat  اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ adalah kewajiban semua warga negara untuk memahami konstitusi, undang-undang dan berbagai peraturan yang disepakati itu  untuk kemudian dilaksanakan dan dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari mereka.  

--------®---------

صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ (٧)

(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. 

(Q.S. Al-Fatihah ayat 7)

4. Makna kalimat صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ adalah agar seluruh rakyat menyadari bahwa kekayaan sumberdaya yang dimiliki oleh negara merupakan milik bersama, dan  itu harus dikelola dan dimanfaatkan untuk kemakmuran bersama.  

5. Makna kalimat غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ adalah terciptanya rasa aman dan tertib sosial yang tinggi.

Semua warga negara hendaknya memiliki disiplin diri yang tinggi serta lebih mengutamakan kepentingan bersama dibanding kepentingan pribadi  atau golongannya. 

6. Makna kalimat  وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ  adalah semua warga negara hendaklah dapat menahan dirinya agar  tidak terjerumus pada pola hidup yang konsumtif dan atau prilaku hedonis yang akibatnya dapat  menjerumuskan bukan saja dirinya tetapi juga anak cucu yang akan lahir dibelakangnya [ akan mengalami kelangkaan sumberdaya ].

Semoga Tulisan ini dapat menambah wawasan cara kita memandang dan memahami Al Quran.