Oleh : Mang Anas
حَافِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلٰوةِ الْوُسْطٰى وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ (٢٣٨)
Peliharalah semua salat dan salat wustha. Dan laksanakanlah (salat) karena Allah dengan khusyuk.(Q.S. Al-Baqarah ayat 238)
A. Secara lughot atau makna bahasa kata الْوُسْطٰى berarti " Tengah ".
Tetapi dari sudut makna hurufnya maka kata الْوُسْطٰى bermakna sebagai berikut :
1. Huruf و pada kata الْوُسْطٰى bermakna diri hamba yang tunduk patuh [ cermati bentuk huruf و ]
2. Huruf س pada kata الْوُسْطٰى bermakna tiga elemen diri manusia, yaitu jasad, akal dan jiwa [ cermati bentuk huruf س ]
3. Sedangkan huruf ط bermakna wahyu, yakni bimbingan wahyu [ pada huruf ط itu elemen آ bermakna esensi ilahiah sedangkan elemen ص bermakna mata hati ] .
Maka berdasarkan tinjauan makna huruf tersebut diatas Fadhilah melaksanakan shalat الْوُسْطٰى bagi diri seorang hamba adalah berikut,
1. Bagi Maqom Syariat atau Maqom Asbab :
Bagi hamba yang masih duduk dimaqom syariat [ maqom Asbab ] maka melaksanakan shalat wustho itu akan membuat diri hamba mampu memenej dan sekaligus membuatnya menjadi mampu menundukkan kecenderungan buruk hawa nafsu yang melekat pada elemen jasad, akal dan jiwanya [ disebut elemen buruk huruf س ] . Dan berkat salat wustho itu maka ketiga elemen buruknya insya Allah akan menjadi tunduk dan lalu kemudian menjadi patuh dibawah bimbingan wahyu [ Petunjuk Al Qur'an ]. Dalam kasus ini sang hamba disebut mendapatkan hidayah.
2. Bagi Maqom Hakikat atau Maqom Tajrid [ Insan Kamil ] :
Bagi diri hamba yang sudah duduk dimaqom hakikat [ maqom Tajrid ] maka Istiqomah dalam melanggengkan salat wustho itu bukan saja akan membuat dirinya semakin dalam memahami hakikat kemanusiaannya [ yaitu ketiga elemen diri yang selama ini tersembunyi didalam huruf س ] , tetapi juga rakhmat dan barokah Allah SWT akan mengalir semakin deras kepada dirinya. Dalam hal ini diri hamba akan memiliki akses lebih jauh kesumber sumber wahyu [ rahasia lauhul makhfudz ]. Tandanya adalah sang hamba akan semakin sering mendapatkan anugerah ilmu-ilmu ilham dan juga berbagai bentuk pengajaran ilmu ilmu kelangitan.
B. Lalu apa yang dimaksud sebagai Shalat Wustha ?
Berdasarkan apa yang saya pahami, maka yang dimaksud sebagai shalat wustha adalah,
1. Bagi maqom syariat yang dinamakan shalat wustha adalah shalat yang dilakukan dalam keheningan akal pikiran.
Dalilnya adalah,
Jasad --- AKAL --- Jiwa
[ Lihatlah pada tipikal manusia jasad, dalam hal ini adalah diri yang belum dapat melepaskan diri dari cangkangnya yaitu unsur kejasadannya, maka posisi AKAL itu adanya ditengah ]
2. Adapun bagi maqom hakikat [ insan Kamil ] maka yang dimaksud sebagai salat wustho adalah shalat Ruh.
Dalilnya adalah,
Jasad - Akal - Jiwa - RUH - Sirr - Nur - Dzat
[ Lihatlah pada diri manusia insanul kamil yang sudah mampu menembus tujuh elemen dirinya, maka posisi RUH itu adanya ditengah ]
C. Kapan Waktunya ?
a. Secara syariat adalah diwaktu Magrib.
Dalilnya adalah,
1. Shalat subuh itu Shalat bagi Jasad
2. Shalat Dhuhur itu Shalat bagi Akal
3. Shalat Ashar itu Shalat bagi Jiwa
4. Shalat Maghrib itu Shalat bagi Ruh
5. Shalat Isya itu Shalat bagi Sirr [ yakni rahasia Insan ]
6. Shalatul Lail [ Tahajud ] itu Shalat bagi Nur [ yakni cahaya Insan ]
7. Shalat Witir itu Shalat bagi Dzat [ yakni Dzat Insan ]
[ Lihat diantara waktu waktu sholat maka posisi Shalat Maghrib itu adanya ditengah ]
b. Dan adapun secara hakikat maka waktunya adalah disemua shalat dan bahkan pada setiap hembusan nafas dan sudah selayaknya menempel secara otomatis pada setiap detak jantung.
Demikianlah rahasia [ Fadhilah ] shalat wustho dari sudut ilmu hakikat dan makna hurufnya.
Semoga Artikel ini bermanfaat.
Apa bedanya RUHdan Jiwa
BalasHapusJawaban lengkap dari apa yang saudara pertanyakan mohon kunjungan artikel kami :
BalasHapushttps://matahatirasasejati.blogspot.com/2021/05/persamaan-diri-manusia-dengan-unsur.html?m=1