Halaman

Senin, 25 Juli 2022

Tangga Nafsu Dalam Perspektif Surat Al Fatihah

By Mang Anas





Gambar : Tangga Nafsu Dalam Perspektif 
Surat Al Fatiha 


A. Tujuh Tangga Nafsu  : 

1. Al Magdhub  [  الْمَغْضُوْبِ  ]  adalah Nafsu Amarah

2. Ad Dholin  [  الضَّاۤلِّيْنَ ]  adalah Nafsu Lawwamah

3. Sirotol Mustaqim [  الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ ]  adalah Nafsu Mutmainnah

4. Dan adapun hakikat dari al ladina An'amta alaihim [  الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ  ]  adalah bentuk- bentuk manifestasi dari anugerah Warid, yaitu :

a. Maqom solihin sebagai bentuk anugerah warid bagi pemilik Nafsu Rodiyah

b. Maqom syuhada sebagai predikat bagi para penyandang Nafsu Mardiyah

c. Maqom siddiqin sebagai manifestasi warid bagi para pemilik Nafsu Kamilah

d. Dan maqom ambiya wal mursalin sebagai bentuk anugerah yang disandangkan secara khusus hanya kepada orang-orang pilihan, yang semenjak zaman ajali memang sudah ditakdirkan untuk menjadi lokus penitisan Nur-Muhammad [ pengemban Nafsu Kamil Mutakammil ]. Yaitu golongan para nabi dan para rasul.

وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ فَاُولٰۤىِٕكَ مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنَ النَّبِيّٖنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاۤءِ وَالصّٰلِحِيْنَۚ  وَحَسُنَ اُولٰۤىِٕكَ رَفِيْقًا (٦٩)

Dan barangsiapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (Q.S. An-Nisa' ayat 69)

B. Nafsu Amaroh, Lawwamah dan nafsu Muthmainnah dalam perspektif makna Huruf 

1. Nafsu Amarah

۞ وَمَآ اُبَرِّئُ نَفْسِيْۚ اِنَّ النَّفْسَ لَاَمَّارَةٌ ۢ بِالسُّوْۤءِ اِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيْۗ اِنَّ رَبِّيْ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ (٥٣)

Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang (Q.S. Yusuf ayat 53)

2. Nafsu Lawwamah

وَلَآ اُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ (٢)

dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali (dirinya sendiri). (Q.S. Al-Qiyamah ayat 2)

3. Nafsu Muthmainnah

يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ (٢٧)

Wahai jiwa yang tenang ! (Q.S. Al-Fajr ayat 27)

Pembahasan : 

1. Hakikat Nafsu [ النَّفْسَ ]

® Huruf ن mengandung makna kesadaran, dalam hal ini adalah kesadaran yang bersifat baik dohir maupun batin.

® Huruf ف mengandung makna  orang yang menyandang kesadaran itu. Dalam hal ini adalah manusia.

® Huruf س mengandung makna tiga macam jenis kesadaran yang ada didalam diri ف [ sang penyandang kesadaran ], yaitu  kesadaran yang diperoleh lewat dimensi pendengaran, penglihatan dan hati nurani [ akal sehat ]

وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْـًٔاۙ وَّجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ (٧٨)

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur.(Q.S. An-Nahl ayat 78)

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌۗ اِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا (٣٦)

Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya. (Q.S. Al-Isra' ayat 36)

© Dengan demikian maka hakikat dari nafsu [ النَّفْسَ ]  itu adalah diri, dalam hal ini kesadaran diri manusia. Yakni  kesadaran murninya yang disebut diri sejati, atau fitrah. 


2. Nafsu Amarah  [ النَّفْسَ لَاَمَّارَةٌ ]

® Huruf Alif [ آ ] pada kata آماره mengandung makna tinggi hati atau sombong. Merasa derajat atau status sosial dirinya lebih tinggi dibanding yang lain.

® Huruf Mim [ م ] dengan tanda tasdid mengandung makna mampu, atau menganggap diri lebih mampu dibanding yang lain. 

® Huruf Alif [ آ ] sesudah م mengandung makna berdaya. Ia merasa berdaya dengan kemampuan dirinya sendiri. Oleh karenanya ia tidak merasa butuh dengan yang selain dirinya. 

® Huruf Ro [ ر ] mengandung makna melayani, dalam hal ini ia menginginkan dirinya dilayani karena status sosial dirinya yang tinggi atau merasa lebih dari yang lain.

® Huruf Ha dengan dua titik diatas [ ة ] mengandung makna ingin menguasai, dalam hal ini adalah memaksakan kehendak kepada orang lain.

Oleh karena itu maka watak dari nafsu Amaroh ini akan cenderung mendorong manusia pada kejahatan. Yaitu memandang rendah orang lain, memaksakan kehendak, mengeksploitasi, menindas dan ingin menguasai. Dengan demikian maka nafsu Amaroh ini identik dengan sifat-sifat api.

Dengan kata lain yang disebut dengan nafsu amaroh itu adalah diri [ nafsu ] yang sudah tercemari oleh kejahatan. Yaitu diri yang tidak lagi suci atau sudah tidak lagi murni karena sudah tercemari oleh dosa atau kejahatan kemanusiaan.

قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ (٩)
sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), (Q.S. Asy-Syams ayat 9)

وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰىهَاۗ (١٠)
dan sungguh rugi orang yang mengotorinya. (Q.S. Asy-Syams ayat 10)

3. Nafsu Lawwamah [ لنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ ]

® Makna huruf Lam [ ل  ] pada kata اللَّوَّامَةِ mengandung makna jerat hawa nafsu. Yaitu suatu kekuatan yang akan membuat manusia terperangkap atau terjerat didalamnya.

® Huruf Wawu [ و ] yang digandeng oleh Lam [ ل ] dengan harokat tasdid diatasnya mengandung makna diri manusia [ و ] yang terperangkap atau sudah terjerat oleh hawa nafsunya. Dalam kondisi ini [ karena besarnya kekuatan harokat tasdid ] maka diri manusia menjadi tidak berdaya. Kekuatan kesadarannya sudah  berhasil dikuasai oleh hawa nafsunya. Ia sudah seperti domba yang berada dalam cengkeraman pemangsanya.

® Tetapi pada saat dirinya sedang berada dititik nadir itu lalu tiba-tiba muncul dari dalam dirinya secercah kesadaran [ أ ] yang membangkitkannya dari keterpurukan. Pertolongan itu datang dari Tuhan.

® Lalu Tuhan memberi kepada hamba itu pencerahan dengan ilmu [ م ] nya, sehingga kesadaran lah yang ahirnya menguasainya [ ة ]. Maka hamba itupun akhirnya bertobat, dan menyesali semua kesalahannya. 

وَلِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ يَغْفِرُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَّشَاۤءُۗ  وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ (١٢٩)

Dan milik Allah-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki, dan mengazab siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang (Q.S. Ali 'Imran ayat 129)

وَالَّذِيْنَ اِذَا فَعَلُوْا فَاحِشَةً اَوْ ظَلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللّٰهَ فَاسْتَغْفَرُوْا لِذُنُوْبِهِمْۗ وَمَنْ يَّغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلَّا اللّٰهُۗ  وَلَمْ يُصِرُّوْا عَلٰى مَا فَعَلُوْا وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ (١٣٥)

dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, (segera) mengingat Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya, dan siapa (lagi) yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui. (Q.S. Ali 'Imran ayat 135)

4. Nafsu Mutmainah  [ النَّفْسَ ٱلْمُطْمَئِنَّةُ ]

◇ Huruf Alif [ أ ] pada kata ٱلْمُطْمَئِنَّةُ adalah simbol kesadaran ilahiyah yang menitis pada sebuah nafsu [ ل ], sehingga nafsu itu pada akhirnya dapat terpimpin oleh kesadaran ilmunya [ م ], yang bersumber dari bimbingan wahyu [ ط ]. 
◇ Dan ilmu yang bersumber dari bimbingan wahyu itu [ م ] pada akhirnya akan menuntun diri hamba [ ء ] untuk menemukan kesadaran dirinya [ ن ], yaitu dirinya yang fitrah, yang  murni dan sejati selaku hamba Tuhan yang Maha Perkasa. Yang kebesaran dan keagungan kekuasaannya meliputi seluruh langit dan bumi [ ة ]. Sehingga  kepada-Nya ia merasa nyaman untuk berlindung, pasrah dan menyandarkan diri.

اَللّٰهُ نَزَّلَ اَحْسَنَ الْحَدِيْثِ كِتٰبًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَۙ  تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُوْدُ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْۚ  ثُمَّ تَلِيْنُ جُلُوْدُهُمْ وَقُلُوْبُهُمْ اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِۗ ذٰلِكَ هُدَى اللّٰهِ يَهْدِيْ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ هَادٍ (٢٣)

Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur'an yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka ketika mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab itu Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak seorang pun yang dapat memberi petunjuk. (Q.S. Az-Zumar ayat 23)


Semoga Tulisan ini bermanfaat bagi pembaca dan membawa kebaikan bagi penulisnya.






Pancasila dalam Perspektif Rukun Islam

By Mang Anas


Rukun Islam :  

1. Syahadat
2. Shalat
3. Zakat
4. Puasa
5. Haji

[ HR. Muslim ]
 
1. Ketuhanan Yang Maha Esa [ Syahadat ].

® Syahadat atau munculnya rasa berkebutuhan terhadap Tuhan adalah pembawaan mutlak dari jiwa manusia. 
Hal itu terjadi karena jiwa pada dasarnya bersifat lemah, suka berkeluh - kesah dan mudah berputus asa. Maka secara kodrat manusia sesungguhnya sangat membutuhkan kehadiran Tuhan sebagai sandaran hidupnya. Itulah mengapa saat dulu masih berada di alam mitsal [ alam bapak ] jiwa manusia dengan suka rela dan senang hati mengangkat syahadat kepada Tuhannya.

وَاِذْ اَخَذَ رَبُّكَ مِنْۢ بَنِيْٓ اٰدَمَ مِنْ ظُهُوْرِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَاَشْهَدَهُمْ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْۚ  اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْۗ قَالُوْا بَلٰىۛ شَهِدْنَاۛ اَنْ تَقُوْلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اِنَّا كُنَّا عَنْ هٰذَا غٰفِلِيْنَۙ (١٧٢)

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.” (Q.S. Al-A'raf ayat 172)

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab [ Shalat ].

® Shalat adalah kebutuhan ruh, sedangan kodrat dari ruh adalah hidup bergerombol dan senang hidup berkelompok. Maka hakikat shalat adalah pengejawantahan insting dasar manusia, yaitu insting  ingin senantiasa hidup bergerombol, berkelompok, dan urip bebrayan dengan membentuk sebuah komunitas yang prinsip dasarnya adalah, berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Tatanan yang berprikemanusiaan,  adil dan beradab.
Disamping itu  fungsi shalat secara spiritual adalah sebagai media untuk mengasah hati, dan berfungsi  untuk melembutkan jiwa. Dengan demikian maka setelah  hati manusia itu ribuan kali diasah lewat shalat. Diharapkan hati itu akan  menjadi semakin lembut, semakin peka, semakin tajam, dan menjadi lebih mudah tersentuh. Dengan begitu manusia  tidak akan tega berbuat menyakiti orang lain, atau berbuat  hal-hal lainnya yang sifatnya dapat menciderai  keadilan  dan atau melukai  martabat kemanusiaannya sendiri,  

اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِۗ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ (٤٥)

Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji [ perbuatan yang sifatnya merusak martabat dan harkat kemanusiaan ] dan mungkar [ perbuatan yang melanggar hukum dan sifatnya mengganggu ketertiban umum ]. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-'Ankabut ayat 45)

3. Persatuan Indonesia [ Zakat ]

® Hakikat dari ibadah zakat adalah aktualisasi dari potensi sirr yang ada didalam diri manusia, yaitu implementasi dari hasrat, rasa cinta, rasa ingin berkasih sayang, rasa ingin saling berbagi dan kesediaan untuk berkorban. Potensi - potensi itu pada ahirnya akan merajut persatuan, menumbuhkan kesadaran saling memiliki  dan akan semakin meningkatkan rasa solidaritas antara sesama.

۞ اِنَّمَا الصَّدَقٰتُ لِلْفُقَرَاۤءِ وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْعٰمِلِيْنَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوْبُهُمْ وَفِى الرِّقَابِ وَالْغٰرِمِيْنَ وَفِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَابْنِ السَّبِيْلِۗ  فَرِيْضَةً مِّنَ اللّٰهِۗ وَاللّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ (٦٠)

Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, orang yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana. (Q.S. At-Taubah ayat 60)


4. Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan / Perwakilan [ Puasa ].

® Hakikat Puasa adalah sabar, tabah, istiqomah dan tawakal, serta kemampuan dalam menahan diri. Yang kesemuanya merupakan elemen dari hikmat- kebijaksanaan, yaitu hakikat dari watak dan karakter seseorang  yang telah tersinari oleh pancaran  ilmu yang bersumber  dari nur. Sebagai buah warid dari laku istiqomah, sabar dan ketawakalannya. 

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْۚ  وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِۗ  اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ (١٥٩)

Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal. (Q.S. Ali 'Imran ayat 159)

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia [ Haji ] 

® Hakikat haji adalah upaya peleburan diri manusia kedalam dzat dirinya yang sejati, yaitu esensi dirinya yang tunggal, yang universal dan yang semesta. Tunggal raga, tunggal jiwa, tunggal rasa dan bhinneka tunggal ika. Maka hakikat dari para penyandang haji mabrur adalah predikat manusia global -universal. Yaitu segolongan manusia yang tidak lagi mengikat dirinya dengan  ras, suku, agama dan kelas sosial tertentu.

مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللّٰهِۗ وَالَّذِيْنَ مَعَهٗٓ اَشِدَّاۤءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاۤءُ بَيْنَهُمْ تَرٰىهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَّبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيْمَاهُمْ فِيْ وُجُوْهِهِمْ مِّنْ اَثَرِ السُّجُوْدِۗ ذٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ  ۖوَمَثَلُهُمْ فِى الْاِنْجِيْلِۚ  كَزَرْعٍ اَخْرَجَ شَطْـَٔهٗ فَاٰزَرَهٗ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوٰى عَلٰى سُوْقِهٖ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيْظَ بِهِمُ الْكُفَّارَۗ وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنْهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا ࣖ (٢٩)

Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir [ yang zalim dan menindas ], tetapi berkasih sayang sesama mereka [ yang menghendaki keadilan dan kesetaraan ]. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahala yang besar.  (Q.S. Al-Fath ayat 29)

---------♤----------





Minggu, 24 Juli 2022

Esensi Kalimat Bismillahirrahmanirrahim dalam Surat Al-Fatihah

Seri ilmu huruf : 

By Mang Anas


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (١)

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. (Q.S. Al-Fatihah ayat 1)

🌖 Bahasan kalimat بسم :

1. Huruf ب = Al Qur'an yang Qodim, yaitu esensi Al Qur'an yang berada di Lauhul Mahfud, yang masih ada dalam keadaannya yang azali. Yaitu Al Qur'an yang ber- bahasa Ruh atau ber-bahasa Siir.

2. Huruf س = Adalah tiga pokok pengetahuan yang terkandung dalam Al Qur'an yakni, Ilmu Syariat, ilmu Makrifat dan ilmu Hakikat

3. Huruf م =  Adalah Al-Qur'an yang Hadits, yakni Al-Qur'an yang diwahyukan, dan  yang sudah di-tranformasikan kedalam bahasa Manusia.

Dengan demikian maka hakikat dari kata " bismi " [ بسم ] adalah penggambaran proses turunnya Al-Qur'an dari Lauhul Mahfud hingga sampai ke alam dunia.




🌖 Bahasan kalimat الله 

1. Makna huruf Alif [ ا ] pada kalimat الله adalah berarti = Yang Memerintah, Yang Berkuasa dan Yang Menunjuki jalan kepada tiga entitas Lam [ ل ]. Maka dalam hal ini makna Alif adalah simbol dari esensi dzat dan sifat-sifat Allah SWT.

2. Dan adapun tiga entitas Lam itu  :

a. Huruf Lam [ ل ] yang pertama adalah = Malaikat

b. Huruf Lam [ل ] yang  kedua adalah = Jin

c. Huruf Lam [ ل ] yang ketiga adalah = Manusia

3. Dan adapun huruf Ha [ ه ] adalah = Simbol dari bentang kekuasaan Allah SWT yang meliputi seluruh langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya. 

Dengan demikian maka makna dari kata "الله" dalam kalimat bismillahir rahmanir rahim adalah  Dzat Yang Memerintah, Yang Berkuasa dan Yang Menunjuki jalan kepada para malaikat, jin dan manusia yang dikehendaki-Nya. Dan yang berkuasa atas seluruh langit dan bumi serta seisinya.

🌖 Bahasan kalimat  الرَّحْمٰنِ

1. Huruf Alif Lam ال pada kalimat  الرَّحْمٰنِ
adalah simbol makna dari = Pemilik atau Yang Berkuasa atas seluruh Alam. Yaitu yang berupa, 

2. Huruf Ro ر yang berarti = Yang Maha Menyayangi, Yang Maha Memelihara dan Yang Maha Menghidupi. 

3. Dan huruf Kha ح yang bermakna = Yang Memberikan bimbingan dan petunjuk kepada para hamba-Nya, dimana proses pemberian petunjuk itu akan didatangkannya 

4. Lewat Huruf Mim م = yaitu melalui tanda - tanda kekuasaan-Nya  

5. Yang tergambar jelas dalam bentuk huruf Nun ن =  Yaitu lanskap arsitektur bumi dan langit yang terbentang luas sepanjang mata memandang. 

Hakikat Ar-Rahman ini adalah sarana dan model pencarian hidayah bagi maqom Kasbi, yaitu maqom kebanyakan orang atau maqom umum. Dimana tabiat proses pencarian hidayahnya harus berjalan secara alami, yaitu diawali dengan penggunaan indra pendengaran, penglihatan dan baru kemudian hati.

🌖 Bahasan kalimat  الرَّحِيْمِ

1. Huruf Alif Lam ال  pada kalimat الرَّحِيْمِ
adalah simbol makna dari = Sang Pemilik atau Yang Berkuasa penuh atas seluruh Alam. Yang kemudian memanifestasikan dirinya menjadi,  

2. Huruf Ro ر yang berarti = Yang Maha Menyayangi, Yang Maha Memelihara dan Yang Maha Menghidupi. 

3. Dan huruf Kha ح yang bermakna = Yang Memberi petunjuk dan Yang Membimbing hati  para hamba-Nya, dimana proses bimbingan dan pemberian petunjuk itu akan didatangkannya 

4. Lewat huruf Ya ي = yaitu dengan caranya yang khusus, yang diberikan hanya kepada siapa yang dikehendaki -Nya diantara para hamba-Nya yang terpilih. Proses itu dilakukannya melalui pengajaran Ilmu Sirr dari

5. Huruf Mim م = yang diajarkannya secara langsung atau melalui perantaraan Jibril atau melalui hamba yang diperintahkan-Nya [ Rijalul ghaib ]. Sehingga sang hamba yang Dia kehendaki untuk diangkat derajatnya ke maqom " Ulil Albab " itu akhirnya akan dengan mudah memakrifafi  rahasia asma-asmanya, rahasia sifat-sifatnya dan juga eksistensi Dzat - Nya.

Dengan demikian maka hakikat Ar-rahim adalah sarana dan model pemberian hidayah oleh Allah SWT kepada para hamba-Nya yang didudukkan pada maqom Tajrid. Yaitu maqom orang -orang khusus, maqom para nabi dan rasul serta para Auliya-illah yang pilihan.

Demikianlah, semoga tulisan ini bermanfaat dan kiranya dapat membawa kebaikan dan keberkahan bagi kita semua.
Amiiin...ya rabbal alamin.




Sabtu, 23 Juli 2022

Tiga Jenis Golongan Manusia dan Perumpamaan Amalannya

By Mang Anas


Tiga perumpamaan amalan manusia dan Penjelasan maknanya 

1. Orang yang ketinggalan kereta 

Yakni orang yang datang ke stasiun kereta dengan membawa banyak sekali barang dan macam-macam perbekalan, tapi begitu orang tersebut sampai di stasiun, ternyata kereta terakhir itu baru saja berangkat. Orang yang ketinggalan kereta tersebut tampak sangat menyesal, sangat kecewa dan terlihat sangat menyalahkan dirinya sendiri.

Makna dari Perumpamaan : Ini adalah jenis manusia yang merasa dirinya telah banyak beramal dan berbuat banyak kebajikan. Tetapi ternyata dihadapan Tuhan semua amalannya itu tidak ada yang diterima. Hakikat dari amalannya itu seperti debu yang ditiup angin, alias sia-sia belaka. 

Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang kafir, orang-orang musyrik dan orang-orang munafik. Dan sebagian dari orang-orang yang mengaku dirinya beriman tetapi mereka sangat gila hormat, mabok pujian dan manakala beramal maka yang diharapkannya adalah sanjungan dari manusia [ pencitraan ]. Kebodohannya itu membuatnya tidak dapat menyadari bahwa hakikat dari apa yang dilakukannya itu adalah sebuah kejahatan terhadap Tuhan, karena hakikat Riya adalah pembajakan dan perampokan terhadap hak-hak Tuhan.

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْاَخْسَرِيْنَ اَعْمَالًاۗ (١٠٣)

Katakanlah (Muhammad), “Apakah perlu Kami beritahukan kepadamu tentang orang yang paling rugi perbuatannya?” (Q.S. Al-Kahf ayat 103)

اَلَّذِيْنَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُوْنَ اَنَّهُمْ يُحْسِنُوْنَ صُنْعًا (١٠٤)

(Yaitu) orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya. (Q.S. Al-Kahf ayat 104)

اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰيٰتِ رَبِّهِمْ وَلِقَاۤىِٕهٖ فَحَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فَلَا نُقِيْمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ وَزْنًا (١٠٥)

Mereka itu adalah orang yang mengingkari ayat-ayat Tuhan mereka dan (tidak percaya) terhadap pertemuan dengan-Nya. Maka sia-sia amal mereka, dan Kami tidak memberikan penimbangan terhadap (amal) mereka pada hari Kiamat. (Q.S. Al-Kahf ayat 105)

ذٰلِكَ جَزَاۤؤُهُمْ جَهَنَّمُ بِمَا كَفَرُوْا وَاتَّخَذُوْٓا اٰيٰتِيْ وَرُسُلِيْ هُزُوًا (١٠٦)

Demikianlah, balasan mereka itu neraka Jahanam, karena kekafiran mereka, dan karena mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai bahan olok-olok. (Q.S. Al-Kahf ayat 106)

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ  كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَهٗ رِئَاۤءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ  فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَاَصَابَهٗ وَابِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلْدًاۗ   لَا يَقْدِرُوْنَ عَلٰى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُوْاۗ  وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ (٢٦٤)

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena ria (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir. (Q.S. Al-Baqarah ayat 264)

2. Orang yang naik kereta tetapi tidak membawa bekal apapun juga 

Yakni orang yang naik kereta, tetapi selama dalam perjalanan orang tersebut tidak membawa bekal sama-sekali. Maka sepanjang perjalanan orang tersebut keadaannya sangat memprihatinkan. Ia terlihat sangat tersiksa setiap kali harus melihat teman seperjalanan yang ada dikanan - kirinya bisa makan minum dengan sepuasnya, dan bahkan dapat menikmati apa saja yang diinginkannya. Sementara dirinya sendiri ada dalam keadaan sangat haus dan lapar. Dan anehnya lagi dalam perjalanan tersebut setiap orang terlihat hanya sibuk dengan urusannya sendiri. Disana tidak ada rasa simpati, orang-orang tidak saling peduli, dan hati mereka sama sekali tidak merasa tergerak untuk saling menolong. 

Makna dari Perumpamaan : Ini tipikal orang yang membatasi dirinya sudah merasa cukup dengan hanya menjadi orang baik-baik, tetapi ia sangat enggan berbagi kebaikan kepada orang lain. Ia memang tidak pernah mencuri barang milik orang lain , tidak menipu, tidak mengganggu,  dan apalagi menindas.  Tetapi ia memiliki watak sangat kikir, egois, tidak peduli dan sangat enggan berbagi. Maka ia hanya memiliki sangat sedikit amal kebaikan dan bahkan sama sekali tidak memiliki amal.

Dalam terminologi Qur'an kelompok ini digambarkan sebagai para penghuni " A'raf " seperti dalam firman-nya,

وَبَيْنَهُمَا حِجَابٌۚ وَعَلَى الْاَعْرَافِ رِجَالٌ يَّعْرِفُوْنَ كُلًّا ۢ بِسِيْمٰىهُمْۚ وَنَادَوْا اَصْحٰبَ الْجَنَّةِ اَنْ سَلٰمٌ عَلَيْكُمْۗ  لَمْ يَدْخُلُوْهَا وَهُمْ يَطْمَعُوْنَ (٤٦)

Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada tabir dan di atas A‘raf (tempat yang tertinggi) ada orang-orang yang saling mengenal, masing-masing dengan tanda-tandanya. Mereka menyeru penghuni surga, “Salamun ‘alaikum” (salam sejahtera bagimu). Mereka belum dapat masuk, tetapi mereka ingin segera (masuk). (QS. Al-A'raf ayat 46)

۞ وَاِذَا صُرِفَتْ اَبْصَارُهُمْ تِلْقَاۤءَ اَصْحٰبِ النَّارِۙ قَالُوْا رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا مَعَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ ࣖ (٤٧)

Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata, “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang zalim itu.” (QS. Al-A'raf ayat 47)

وَنَادٰٓى اَصْحٰبُ الْاَعْرَافِ رِجَالًا يَّعْرِفُوْنَهُمْ بِسِيْمٰىهُمْ قَالُوْا مَآ اَغْنٰى عَنْكُمْ جَمْعُكُمْ وَمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُوْنَ (٤٨)

Dan orang-orang di atas A‘raf (tempat yang tertinggi) menyeru orang-orang yang mereka kenal dengan tanda-tandanya sambil berkata, “Harta yang kamu kumpulkan dan apa yang kamu sombongkan, (ternyata) tidak ada manfaatnya buat kamu. (QS. Al-A'raf ayat 48)

اَهٰٓؤُلَاۤءِ الَّذِيْنَ اَقْسَمْتُمْ لَا يَنَالُهُمُ اللّٰهُ بِرَحْمَةٍۗ  اُدْخُلُوا الْجَنَّةَ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمْ وَلَآ اَنْتُمْ تَحْزَنُوْنَ (٤٩)

Itukah orang-orang yang kamu telah bersumpah, bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?” (Allah berfirman), “Masuklah kamu ke dalam surga! Tidak ada rasa takut padamu dan kamu tidak pula akan bersedih hati.” (QS. Al-A'raf ayat 49)

وَنَادٰٓى اَصْحٰبُ النَّارِ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِ اَنْ اَفِيْضُوْا عَلَيْنَا مِنَ الْمَاۤءِ اَوْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُۗ قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ حَرَّمَهُمَا عَلَى الْكٰفِرِيْنَۙ (٥٠)

Para penghuni neraka menyeru para penghuni surga, “Tuangkanlah (sedikit) air kepada kami atau rezeki apa saja yang telah dikaruniakan Allah kepadamu.” Mereka menjawab, “Sungguh, Allah telah mengharamkan keduanya bagi orang-orang kafir,” (QS. Al-A'raf ayat 50)

الَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا دِيْنَهُمْ لَهْوًا وَّلَعِبًا وَّغَرَّتْهُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۚ فَالْيَوْمَ نَنْسٰىهُمْ كَمَا نَسُوْا لِقَاۤءَ يَوْمِهِمْ هٰذَاۙ وَمَا كَانُوْا بِاٰيٰتِنَا يَجْحَدُوْنَ (٥١)

(yaitu) orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan senda gurau, dan mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Maka pada hari ini (Kiamat), Kami melupakan mereka sebagaimana mereka dahulu melupakan pertemuan hari ini, dan karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami. (QS. Al-A'raf ayat 51)

Saya memiliki keyakinan, bahwa kebanyakan dari kita dan orang - orang  yang mengaku dirinya beriman  yang hidup di zaman ini, adalah merupakan calon penghuni A'raf. Karena seperti  apa yang dapat kita lihat dan sama-sama saksikan, bahwa akhir-akhir ini kebanyakan dari kita, baik selaku individu, sebagai warga negara dan dalam kepasitasnya sebagai warga masyarakat, terlihat lebih sibuk menuntut hak dibanding melaksanakan kewajibannya.  Diri kita ini pada dasarnya rata - rata hanya pandai menuntut,  menilai, menonton dan hanya pandai berbicara. Sangat sedikit sekali yang benar-benar ingin  tandang, dan aktif berbagi kebaikan terhadap sesama. Lebih sedikit lagi adalah orang yang  rela mewakafkan hidupnya demi kepentingan kemanusiaan dan kemaslahatan bersama. Jauh dari apa yang digambarkan Allah swt,

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْۙ اَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللّٰهِۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفَاۤىِٕزُوْنَ (٢٠)

Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan. (Q.S. At-Taubah ayat 20)

3. Orang yang naik kereta dengan membawa bekal yang cukup 

Yakni orang yang naik kereta dengan membekal perbekalan yang cukup memadai. Maka sepanjang perjalanan orang tersebut terlihat bisa makan minum sepuasnya, dan bahkan dapat menikmati apa saja yang diinginkannya.

Makna dari Perumpamaan : Ini adalah jenis manusia yang selalu istiqomah dan sangat konsisten dalam beramal, dan ditambah lagi amalannya itu kebanyakan dilakukan dengan ikhlas, dan diniatkan semata karena Allah SWT. Ia adalah orang yang benar-benar baik dan memiliki watak sangat suka berbagi kebaikan terhadap sesamanya.

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنّٰتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا ۙ (١٠٧)

Sungguh, orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, untuk mereka disediakan surga Firdaus sebagai tempat tinggal, (Q.S. Al-Kahf ayat 107)

اُولٰۤىِٕكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوْا وَيُلَقَّوْنَ فِيْهَا تَحِيَّةً وَّسَلٰمًا ۙ (٧٥)

Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi (dalam surga) atas kesabaran mereka, dan di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam. (Q.S. Al-Furqan ayat 75)

قَالَ اللّٰهُ هٰذَا يَوْمُ يَنْفَعُ الصّٰدِقِيْنَ صِدْقُهُمْۗ  لَهُمْ جَنّٰتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًاۗ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُۗ ذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ (١١٩)

Allah berfirman, “Inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya. Mereka memperoleh surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung.” (Q.S. Al-Ma'idah ayat 119)

وَنَزَعْنَا مَا فِيْ صُدُوْرِهِمْ مِّنْ غِلٍّ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهِمُ الْاَنْهٰرُۚ وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ هَدٰىنَا لِهٰذَاۗ وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَآ اَنْ هَدٰىنَا اللّٰهُۚ  لَقَدْ جَاۤءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّۗ وَنُوْدُوْٓا اَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ اُوْرِثْتُمُوْهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ (٤٣)

dan Kami mencabut rasa dendam dari dalam dada mereka, di bawahnya mengalir sungai-sungai. Mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan kami ke (surga) ini. Kami tidak akan mendapat petunjuk sekiranya Allah tidak menunjukkan kami. Sesungguhnya rasul-rasul Tuhan kami telah datang membawa kebenaran.” Diserukan kepada mereka, “Itulah surga yang telah diwariskan kepadamu, karena apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. Al-A'raf ayat 43)

خٰلِدِيْنَ فِيْهَا لَا يَبْغُوْنَ عَنْهَا حِوَلًا (١٠٨)

mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin pindah dari sana. (Q.S. Al-Kahf ayat 108)

Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat menambah kebaikan 


-------®-------

Keterangan :

Bekal adalah simbol hakikat dari amalan, dan kereta adalah simbol dari amalan yang bisa diangkut atau yang diterima dan yang tercatat didalam kitab di illiyin.




Rabu, 20 Juli 2022

Makna Spiritual Pemindahan Ibu Kota Negara ke Kalimantan Timur

By Mang Anas 


اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ (١٩٠)

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (Q.S. Ali 'Imran ayat 190)

الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (١٩١)

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. (Q.S. Ali 'Imran ayat 191)

وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاۤءَ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لٰعِبِيْنَ (١٦)

Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan segala apa yang ada di antara keduanya dengan main-main. (Q.S. Al-Anbiya' ayat 16)



Gambar  :  Letak IKN Sebagai Ibu Kota Negara dan Jantung Nusantara



Gambar  :  Lanskap Pulau Kalimantan Sebagai Simbol Semar


1.Mengapa pulau Kalimantan bentuknya persis seperti Semar ?

2. Mengapa Provinsi Kalimantan Timur Akhirnya dipilih sebagai posisi Ibu kota baru 🇲🇨 republik ini ? 

3. Apa kesan yang muncul dibenak saudara tentang letak Ibu Kota Negara [ IKN ] di Kalimantan Timur  pada gambar diatas ? 

4. Bukankah itu adalah gambar kaki kanan sang Semar yang sedang berjalan dan melangkah ke depan ?

5. Mengapa dalam gambar itu [ yaitu pulau Kalimantan ] sang Semar tampak menghadap ke Timur ?

6. Mengapa pula dalam gambar pulau Kalimantan itu sang Semar tampak seperti sedang mengekspos bagian tubuhnya yang sebelah kanan ?

♠️Hubungkan fakta-fakta tersebut diatas dengan kedua ayat dibawah ini :

 يَوْمَ تَرَى الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ يَسْعٰى نُوْرُهُمْ بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ بُشْرٰىكُمُ الْيَوْمَ جَنّٰتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ ذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُۚ (١٢)

"Pada hari engkau akan melihat orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan, betapa cahaya mereka bersinar di depan dan di samping kanan mereka, (dikatakan kepada mereka), “Pada hari ini ada berita gembira untukmu, (yaitu) surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Demikian itulah kemenangan yang agung.” (Q.S. Al-Hadid ayat 12)

يُرِيْدُوْنَ لِيُطْفِـُٔوْا نُوْرَ اللّٰهِ بِاَفْوَاهِهِمْۗ وَاللّٰهُ مُتِمُّ نُوْرِهٖ وَلَوْ كَرِهَ الْكٰفِرُوْنَ (٨)

Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya. (Q.S. As-Saff ayat 8)

7. Apakah menurut saudara fakta -fakta itu terjadi karena faktor kebetulan belaka atau itu merupakan design takdir dari Allah SWT. Adakah design takdir itu ada hubungannya dengan peran bangsa ini kedepan, negeri dengan jumlah penduduk mayoritas Islam terbesar dimuka bumi ?

8. Atau adakah bangsa ini kedepan ditakdirkan menjadi sosok Semar dan ia harus menjadi pembimbing rohani umat manusia dimuka bumi ? 

9. Apakah filosofi Pancasila kita sudah mencerminkan secara utuh filosofi agung dari sang Semar ?

10. Apakah semua fakta-fakta diatas secara keseluruhan merupakan suatu kebetulan belaka. Ataukah itu memang cerminan gambaran besar takdir dari bangsa ini ?  

وَمِمَّنْ خَلَقْنَآ اُمَّةٌ يَّهْدُوْنَ بِالْحَقِّ وَبِهٖ يَعْدِلُوْنَ (١٨١)

Dan di antara orang-orang yang telah Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan (dasar) kebenaran, dan dengan itu (pula) mereka berlaku adil (Q.S. Al-A'raf ayat 181)

◇ Substansi nilainya sudah tercermin dalam kelima sila dalam Pancasila

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِۗ   (١١٠)

Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. (Q.S. Ali 'Imran ayat 110)

◇ Substansi nilainya sudah tercermin di beberapa pasal dalam Undang-undang dasar 1945 " menghapuskan penjajahan diseluruh dunia, perdamaian abadi dan menegakkan ketertiban dunia "

وَكَذٰلِكَ جَعَلْنٰكُمْ اُمَّةً وَّسَطًا لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًاۗ   (١٤٣)

Dan demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) ”umat pertengahan” agar kamu menjadi saksi atas ( apa yang diperbuat oleh) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. (Q.S. Al-Baqarah ayat 143)

◇Merupakan sikap dasar dari pendirian negara-negara non blok. 


🌖  Filosofi Semar dan Maknanya : 

♠️Semar merupakan simbol dari ketuhanan dan sekaligus  kebertuhanan. Artinya, Semar memiliki sifat-sifat ketuhanan sekaligus juga kemanusiaan.  Tokoh ini memiliki karakter fisik lucu, bahkan bisa dibilang cukup aneh. Tapi, dalam cerita pewayangan, ternyata tokoh Semar ini mendapatkan posisi terhormat dalam karakternya. Ia adalah seorang penasihat sekaligus pengasuh para ksatria. Selain itu, karakter Semar ini merupakan tokoh dengan karakter yang sederhana, jujur, tulus, berpengetahuan, cerdas, cerdik, juga memiliki mata batin yang tajam. Raut wajah Semar yang selalu tersenyum dan juga mata yang selalu sembab mengeluarkan air mata, ini merupakan simbol dari sikap welas asih dan kepekaan hati sang Semar terhadap penderitaan manusia disekelilingnya.

♠️Nama asli Semar adalah Ismaya [ yang nyata ] yang merupakan kebalikan sifat dari adiknya, yaitu Manikmaya [ yang semu ]. Nama lainnya yaitu Ki Lurah Badranaya [ sosok Semar sebagai khalifah dan wakil Tuhan dimuka bumi ]. Nama tersebut melambangkan bahwa sosok Semar itu berasal dari alam lahut  [ alam ketuhanan ] yang kemudian menjelma dalam wujud manusia dengan rupa rakyat jelata. Maka Semar hidup sangat miskin, tetapi hatinya tidak pernah terikat dengan hal-hal keduniaan. Yang demikian itu melahirkan konsekuensi bahwa hakikat Semar adalah seorang Arif-billah dan sekaligus seorang Waliyullah. Maka dalam interaksinya dengan manusia, Semar selalu berbicara dan menasihati siapapun yang dipandang perlu untuk diberinya nasehat.  

♠️Dari segi fisik, Semar memiliki bentuk tubuh bulat yang mana bentuk tubuh bulat itu melambangkan keadaan batinnya yang seluas samudera dan bahkan alam semesta. Wajahnya terlihat keriput, tua, tetapi dia memiliki kuncung sehingga membuatnya terlihat seperti anak-anak. Itu adalah cermin dari matangnya daya pikir dan sekaligus juga simbol dari kesucian dan kemurnian hatinya.  Semar nampak seperti sosok lelaki, tetapi juga nampak seperti memiliki payudara, ia bukanlah pria dan bukan pula wanita. Yang demikian itu adalah simbol  dari diri Semar selaku manusia yang berkepribadian universal, dan tipikal diri Semar sebagai manusia yang benar-benar telah sepenuhnya merdeka. Ia tidak lagi mengikat dirinya dengan sesuatu, baik itu persepsi orang, label label moral dipermukaan, atribut fisik keagamaan, serta identitas - identitas non substansial lainnya.

♠️Semar adalah sosok dewa memiliki kekuatan-kekuatan yang tidak akan pernah terkalahkan oleh siapapun yang berani menentangnya : ia tidak pernah lapar [ tidak memiliki pamrih ], tidak mengantuk [ diri yang selalu waspada agar tidak terjerembab dalam perbuatan dosa ], tidak jatuh cinta [ hatinya tidak pernah terikat dengan dunia ], tidak sedih [ tidak merasa memiliki, maka ia tidak akan pernah merasa kehilangan sesuatu ], tidak merasa capai [ karena hakikat dari semua daya dan kekuatan itu datangnya dari Allah yang Maha Perkasa dan bukan dari dirinya ], tidak pernah sakit [ karena semua penderitaan dan cobaan kehidupan itu hakikatnya adalah takdir dari yang Maha Kuasa, yang dengannya sebenarnya manusia tengah diasah agar dapat terus meningkatkan kualitas dirinya ], tidak pernah kepanasan atau kedinginan yang artinya, dia tidak pernah terpengaruh oleh kekuatan -kekuatan yang berasal dari luar dirinya. Semua kekuatan-kekuatan tersebut diatas disimbolkan pada fisik Semar dengan kuncung yang berjumlah delapan. Delapan karakter Semar tersebut diatas adalah merupakan cerminan tajalli sifat -sifat Tuhan  sebagaimana yang tergambar pada ayat kursi berikut ini, 

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ  لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ (٢٥٥)

Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Yang Maha hidup, Yang terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun tentang ilmu-Nya melainkan apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Maha tinggi, Maha besar. (Q.S. Al-Baqarah ayat 255)

♠️Pada bentuk tangannya juga terlihat bahwa tangan yang satu menghadap ke atas dan tangan yang lain menghadap ke bawah sebagai simbol bahwa rezeki yang datang kepada kita agar dimintakan kepada yang ada di atas, tetapi ketika sudah mendapatkannya jangan lupa untuk selalu berbagi kepada yang ada di bawah kita. Berbagi kepada siapapun, dari strata sosial apa pun, dari warna kulit apa pun. Warna kulit hitam pada Semar menyimbolkan bumi, lambang dari sikap ikhlas,  rendah hati, dan tidak menyombongkan diri. 

♠️Semar mampu menjadi teman, kerabat, rekan, atau partner yang senantiasa objektif, kritis, tegas dan terbuka.  Antitesis dari Semar adalah Krisna. Krisna merupakan rakyat yang mendewa. Dia lahir dari seorang dewa. Yang demikian ini dapat diinterpretasikan bahwa Krisna merupakan rakyat yang bergaya seperti pemimpin. Tetapi terlepas dari itu semua, kita tetap dapat mengambil hikmah dari kebijaksanaan Krisna. 

Begitulah gambaran dari sosok Semar dan karakter sejatinya. 

♠️ Makna Simbolik Pulau Kalimantan 

◇Seperti yang tergambar dalam lanskap pulau Kalimantan pada gambar diatas, dimana didalam pulau itu ketiga negara dengan penduduk mayoritas muslim harus berbagi wilayah [  yakni negara Malaysia, kerajaan Brunai Darussalam dan negara Republik Indonesia ]. Maka bila kedepan ketiga bangsa itu ditakdirkan Tuhan untuk menjadi sosok Semar bagi dunia [ menjadi guru jagat ] dan menjadi pemain penting dalam percaturan politik global, maka syarat utama yang harus dimiliki oleh para pemimpinnya adalah, tajalli dari delapan karakter sifat-sifat Semar tersebut diatas, yakni penjelmaan substansi dari saripati ayat- ayat kursi.  Atau dengan kata lain masing-masing pihak harus bisa mewarisi secara sempurna  kedelapan sifat dan karakter Semar tersebut diatas sesuai dengan tabiat dan peranannya masing-masing. 

Peran Bangsa Malaysia 

a. Selaku kepala dari Semar, yang organnya terdiri atas otak, mata, telinga, hidung dan mulut. Maka bangsa Malaysia kedepan memang ditakdirkan untuk mengambil peran sebagai pusat lembaga Think- thank,  penguasa teknologi informasi dan menjadi tulang punggung kaum muslimin dalam urusan politik dan diplomasi. Bagi Malaysia peran itu dirasa cukup wajar dan masuk akal, mengingat Malaysia adalah negara multi ras yang dominan serta menjadi  satu-satunya negeri serumpun yang menjadikan bahasa nasionalnya terdiri atas empat  bahasa, yaitu bahasa Melayu, bahasa Inggris, Bahasa Mandarin [ Tionghoa ] dan Bahasa Tamil [ India ]. Empat Bahasa utama yang dimasa yang akan datang akan mendominasi dunia. 

b. Selaku Punggung dan Tulang belakang, maka peran Malaysia adalah menjamin stabilitas kawasan, menopang kekuatan pertahanan dan keamanan, mendorong pertumbuhan  ekonomi dikawasan serta menegakkan prinsip- prinsip kehidupan bersama.

Peran Brunai Darussalam 

a. Selaku tengkuk [ jitok : bs.jawa ] dari Semar maka Brunai Darussalam  akan berperan sebagai radar, yaitu menjadi pusat data dan informasi intelijen bagi kepentingan negara-negara serumpun.

b. Selaku punggung atas,  maka Brunai-darussalam sangat dibutuhkan dalam  menopang tugas - tugas yang diemban oleh dua saudaranya, yaitu Indonesia dan Malaysia. 

Lalu apa peran bangsa Indonesia ?

a. Selaku leher dari Semar maka ia  harus dapat menopang tegaknya kepala [ yaitu bangsa Malaysia ]. Agar kepala itu dapat menjalankan segala fungsinya dengan baik dan benar.

b. Selaku dada yang organnya terdiri atas hati, jantung dan paru-paru, maka tugas bangsa Indonesia adalah mendamaikan, kemudian menuntun dan  mengarahkan bangsa- bangsa hingga  tercipta tata kehidupan dunia yang tertib, rukun, aman dan damai. Serta agar segala bangsa selalu hidup dalam Tuhan  dan menjunjung tinggi prinsip- prinsip kemanusiaan. 

c. Adapun selaku kedua tangan dari Semar, maka fungsi bangsa Indonesia adalah menjaga, merawat, mengatur dan melindungi segala bangsa. Dan segala apa yang menjadi penopang dari keberadaannya.

d. Selaku Perut maka fungsi bangsa Indonesia adalah memimpin usaha penataan ekonomi dunia yang berkeadilan, serta melestarikan potensi sumber daya alam yang ada demi kelangsungan hidup manusia, dan jaminan kesejahteraan bagi generasi dibelakangnya.

e. Selanjutnya adalah, selaku pantat maka fungsi bangsa Indonesia adalah memimpin upaya pengendalian pencemaran lingkungan dan berupaya maksimal mengatasi sebab- sebab  dan dampak dari perubahan iklim. 

f. Dan yang terakhir adalah selaku kedua kaki maka bangsa ini ditakdirkan untuk memimpin dunia, darinya akan lahir seorang " Mahdi " yang diberkati. Seorang  Semar yang akan menjadi soko guru bagi jagat raya. Lihat dan cermati sudut dari " Hajar Aswad ", bukankah sudut itu langsung mengarah ke kita, tepatnya ke pulau Jawa. Sudut itu tidak mengarah ke wilayah Iran atau Pakistan [ dua negara muslim yang mampu membuat senjata nuklir ] tetapi mengarah tepat ke pulau Jawa. Tempat dimana komunitas muslim moderat yang cinta damai tinggal, dan juga merupakan suku terbesar dinegeri ini.

♠️ Fenome Akhir Zaman

Pernahkah saudara berpikir, apa makna sisi dan makna sudut- sudut ka'bah itu. Tahukan saudara bahwa sisi - sisi dari ka'bah itu adalah simbol dari diri manusia yang dohir, yaitu unsur Api, Angin, Air dan Tanah. Sementara sudut - sudut ka'bah adalah menjadi perlambang dari diri manusia yang batin, yaitu Ruh, Sirr, Nur dan Dzat Insan yang hakikatnya berupa cahaya.  

Lihatlah sudut " Ruh ", atau rukun Iraki [ yaitu sudut ka'bah yang mengarah ke negeri Irak ], betapa negeri itu sekarang kondisinya hancur berantakan karena dilanda perang yang berkepanjangan.

Lihat pula sudut " Sirr ", atau rukun Syami [ sudut ka'bah yang mengarah ke negeri Syam atau Suriah ], betapa negeri itu sekarang juga kondisinya hancur lebur diporak- perandakan oleh perang saudara. 

Lalu lihatlah lagi sudut " Nur ", atau rukun Yamani [ sudut ka'bah yang mengarah ke negeri Yaman ], bukankah kehancuran yang sama juga sekarang sedang melanda negeri itu. 

Lalu bagaimana dengan pertahanan terahir, yaitu sudut "  Dzat ", atau rukun Hajar Aswad, yaitu sudut yang mengarah ke negeri Oman dan Indonesia ? Adakah situasi bencana yang terjadi di kedua negeri yang diberkati itu ? Apa saja kesamaan karakter dari kedua bangsa yang menerima pancaran cahaya Hajar Aswad itu ?  Lalu apa kira - kira yang bakal terjadi jika kedua bangsa [ yang mewakili entitas dzat ] itu bila ikut terseret kedalam konflik ? Akankah itu menjadi pertanda kiamat atau akhir dari dunia ? 



Gambar : Peta Penggolongan Jiwa Manusia dan Persebarannya dimuka Bumi


وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَّعَدْلًاۗ لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمٰتِهٖۚ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ (١١٥)

Dan telah sempurna firman Tuhanmu (Al-Qur'an) dengan benar dan adil. Tidak ada yang dapat mengubah firman-Nya. Dan Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (Q.S. Al-An'am ayat 115)

مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللّٰهِۗ وَالَّذِيْنَ مَعَهٗٓ اَشِدَّاۤءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاۤءُ بَيْنَهُمْ تَرٰىهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَّبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيْمَاهُمْ فِيْ وُجُوْهِهِمْ مِّنْ اَثَرِ السُّجُوْدِۗ ذٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِى التَّوْرٰىةِ  ۖوَمَثَلُهُمْ فِى الْاِنْجِيْلِۚ  كَزَرْعٍ اَخْرَجَ شَطْـَٔهٗ فَاٰزَرَهٗ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوٰى عَلٰى سُوْقِهٖ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيْظَ بِهِمُ الْكُفَّارَۗ وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ مِنْهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا ࣖ (٢٩)

Muhammad adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia bersikap keras terhadap orang-orang kafir [ para Dajjalis : yaitu kaum yang mempraktekkan tata kehidupan materialisme, kapitalisme, imperialisme, kolonialisme dan hedonisme ], tetapi berkasih sayang terhadap sesama mereka [ yaitu terhadap orang -orang yang sama -sama beriman dan  taat kepada Tuhannya, yang mengusahakan perdamaian dan memelihara kehidupan. Serta terhadap orang-orang yang memiliki cita-cita ingin menegakkan keadilan dan mengusahakan kesejahteraan bersama ]. Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya. Pada wajah mereka tampak tanda-tanda bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Taurat dan sifat-sifat mereka (yang diungkapkan) dalam Injil, yaitu seperti benih yang mengeluarkan tunasnya, kemudian tunas itu semakin kuat lalu tumbuh menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan di antara mereka, ampunan dan pahala yang besar. (Q.S. Al-Fath ayat 29)

Demikianlah dan semoga Tulisan ini bermanfaat.





Minggu, 10 Juli 2022

Orang-orang Yang Berhak Mendapatkan Syafa'atul Udzma di Hari Kiamat

By Mang Anas


وَاَشْرَقَتِ الْاَرْضُ بِنُوْرِ رَبِّهَا وَوُضِعَ الْكِتٰبُ وَجِايْۤءَ بِالنَّبِيّٖنَ وَالشُّهَدَاۤءِ وَقُضِيَ بَيْنَهُمْ بِالْحَقِّ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ (٦٩)

Dan bumi (padang Mahsyar) menjadi terang benderang dengan cahaya (keadilan) Tuhannya; dan buku-buku (perhitungan perbuatan mereka) diberikan (kepada masing-masing), nabi-nabi dan saksi-saksi pun dihadirkan, lalu diberikan keputusan di antara mereka secara adil, sedang mereka tidak dirugikan. (Q.S. Az-Zumar ayat 69)

يَوْمَىِٕذٍ لَّا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ اِلَّا مَنْ اَذِنَ لَهُ الرَّحْمٰنُ وَرَضِيَ لَهٗ قَوْلًا (١٠٩)

Pada hari itu tidak berguna syafaat (pertolongan), kecuali dari orang yang telah diberi izin oleh Tuhan Yang Maha Pengasih, dan Dia ridai perkataannya. (Q.S. Taha ayat 109)

اِنَّا لَنَنْصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُوْمُ الْاَشْهَادُۙ (٥١)

Sesungguhnya Kami akan menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari tampilnya para saksi (hari Kiamat), (Q.S. Gafir ayat 51)

وَيَوْمَ نَبْعَثُ مِنْ كُلِّ اُمَّةٍ شَهِيْدًا ثُمَّ لَا يُؤْذَنُ لِلَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَلَا هُمْ يُسْتَعْتَبُوْنَ (٨٤)

Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Kami bangkitkan seorang saksi (rasul) dari setiap umat, kemudian tidak diizinkan kepada orang yang kafir (untuk membela diri) dan tidak (pula) dibolehkan memohon ampunan. (Q.S. An-Nahl ayat 84)

يَوْمَ نَدْعُوْا كُلَّ اُنَاسٍۢ بِاِمَامِهِمْۚ فَمَنْ اُوْتِيَ كِتٰبَهٗ بِيَمِيْنِهٖ فَاُولٰۤىِٕكَ يَقْرَءُوْنَ كِتٰبَهُمْ وَلَا يُظْلَمُوْنَ فَتِيْلًا (٧١)

(Ingatlah), pada hari (ketika) Kami panggil setiap umat dengan pemimpinnya; dan barang siapa diberikan catatan amalnya di tangan kanannya mereka akan membaca catatannya (dengan baik), dan mereka tidak akan dirugikan sedikit pun. (Q.S. Al-Isra' ayat 71)

🌖 Syafatul 'Udzma atau Pengampunan Agung, adalah hak yang diberikan Allah SWT kepada para rasulnya kelak di Yaumul Hisab. Dengan demikian hak untuk memberikan  Syafatul 'Udzma itu tidak diberikan hanya khusus kepada Nabi Muhammad Saw saja, tetapi juga kepada  rasul-rasul-Nya yang lain, sebagai mana firman-Nya,

قُلْ اٰمَنَّا بِاللّٰهِ وَمَآ اُنْزِلَ عَلَيْنَا وَمَآ اُنْزِلَ عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ وَيَعْقُوْبَ وَالْاَسْبَاطِ وَمَآ اُوْتِيَ مُوْسٰى وَعِيْسٰى وَالنَّبِيُّوْنَ مِنْ رَّبِّهِمْۖ  لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْهُمْۖ وَنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ (٨٤)

Katakanlah, “Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub, dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan hanya kepada-Nya kami berserah diri.” (Q.S. Ali 'Imran ayat 84), ayat serupa lihat juga  QS. Al-Baqarah ayat 136.

وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرُسُلِهٖ وَلَمْ يُفَرِّقُوْا بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْهُمْ اُولٰۤىِٕكَ سَوْفَ يُؤْتِيْهِمْ اُجُوْرَهُمْۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا ࣖ (١٥٢)

Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan tidak membeda-bedakan di antara mereka (para rasul), kelak Allah akan memberikan pahala kepada mereka. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Q.S. An-Nisa' ayat 152)

🌖 Sekarang pertanyaannya adalah, atas dasar apa Syafatul 'Udzma diberikan oleh seorang rasul kepada umatnya, apakah mungkin Allah SWT dan rasul-Nya menetapkan itu tanpa ada sebuah syarat dan kriteria ? 
Jawabnya pasti tidak. Pengampunan itu pasti akan diberikan hanya kepada para hamba yang memang berhak menerimanya, yaitu kepada yang dinyatakan pantas dan memenuhi kriteria. 

لَا يَمْلِكُوْنَ الشَّفَاعَةَ اِلَّا مَنِ اتَّخَذَ عِنْدَ الرَّحْمٰنِ عَهْدًاۘ (٨٧)

Mereka tidak berhak mendapat syafaat (pertolongan), kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian [ memenuhi kriteria yang ditetapkan ] di sisi (Allah) Yang Maha Pengasih. (Q.S. Maryam ayat 87)

وَلَا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا لِمَنْ اَذِنَ لَهٗۗ حَتّٰىٓ اِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوْبِهِمْ قَالُوْا مَاذَاۙ قَالَ رَبُّكُمْۗ قَالُوا الْحَقَّۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيْرُ (٢٣)

Dan syafaat (pertolongan) di sisi-Nya hanya berguna bagi orang yang telah diizinkan-Nya ( yaitu yang memenuhi kriteria untuk mendapatkan syafaat itu). Sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata, “Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab, “(Perkataan) yang benar,” dan Dialah Yang Mahatinggi, Mahabesar. (Q.S. Saba' ayat 23)

🌖 Lantas apa sajakah syarat dan kriterianya, dan apa dasarnya ?

Kriterianya adalah,

1. Adanya amalan-amalan yang sangat istimewa dan yang paling spesial yang pernah dilakukan oleh seorang hamba. 

2. Adanya amalan-amalan yang kadar keikhlasannya paling tinggi dan yang paling murni

3. Adanya amalan-amalan yang kadar manfaatnya paling besar, paling luas dan yang dapat dirasakan oleh umat manusia di masanya dan generasi sesudahnya.

4. Adanya amalan-amalan yang dilakukan atas dasar iman kepada Tuhan. 

🌖 Apa dasarnya ? 

1. Adanya amalan-amalan yang sangat istimewa dan yang paling spesial, dasarnya adalah ayat Al quran dan hadits berikut ini, 

 ۨالَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ اَيُّكُمْ اَحْسَنُ عَمَلًاۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفُوْرُۙ (٢)

Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun. (Q.S. Al-Mulk ayat 2)

🌖 Dari Abu ‘Abdir Rahman, yaitu Abdullah bin Umar bin al-Khaththab radhiyallahu ‘anhuma, katanya: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada tiga orang dari orang-orang sebelum kalian berangkat bepergian. Suatu saat mereka terpaksa mereka mampir bermalam di suatu goa kemudian mereka pun memasukinya. Tiba-tiba jatuhlah sebuah batu besar dari gunung lalu menutup gua itu dan mereka ada di dalamnya. Mereka berkata bahwasanya tidak ada yang dapat menyelamatkan mereka semua dari batu besar tersebut kecuali jika mereka semua berdoa kepada Allah Ta’ala dengan menyebutkan amalan baik mereka.”

Salah seorang dari mereka berkata, “Ya Allah, aku mempunyai dua orang tua yang sudah sepuh dan lanjut usia. Dan aku tidak pernah memberi minum susu (di malam hari) kepada siapa pun sebelum memberi minum kepada keduanya. Aku lebih mendahulukan mereka berdua daripada keluarga dan budakku (hartaku). Kemudian pada suatu hari, aku mencari kayu di tempat yang jauh. Ketika aku pulang ternyata mereka berdua telah terlelap tidur. Aku pun memerah susu dan aku dapati mereka sudah tertidur pulas. Aku pun enggan memberikan minuman tersebut kepada keluarga atau pun budakku. Seterusnya aku menunggu hingga mereka bangun dan ternyata mereka barulah bangun ketika Shubuh, dan gelas minuman itu masih terus di tanganku. Selanjutnya setelah keduanya bangun lalu mereka meminum minuman tersebut. Ya Allah, jikalau aku mengerjakan sedemikian itu dengan niat benar-benar  mengharapkan wajah-Mu, maka lepaskanlah kesukaran yang sedang kami hadapi dari batu besar yang menutupi kami ini.” Batu besar itu tiba-tiba terbuka sedikit, namun mereka masih belum dapat keluar dari goa.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, lantas orang yang lain pun berdo’a, “Ya Allah, dahulu ada puteri pamanku yang aku sangat menyukainya. Aku pun sangat menginginkannya. Namun ia menolak cintaku. Hingga berlalu beberapa tahun, ia mendatangiku (karena sedang butuh uang). Aku pun memberinya 120 dinar. Namun pemberian itu dengan syarat ia mau tidur denganku (alias: berzina). Ia pun mau. Sampai ketika aku ingin menyetubuhinya, keluarlah dari lisannya, “Tidak halal bagimu membuka cincin kecuali dengan cara yang benar (maksudnya: barulah halal dengan nikah, bukan zina).” Aku pun langsung tercengang kaget dan pergi meninggalkannya padahal dialah yang paling kucintai. Aku pun meninggalkan emas (dinar) yang telah kuberikan untuknya. Ya Allah, jikalau aku mengerjakan sedemikian itu dengan niat benar-benar mengharapkan wajah-Mu, maka lepaskanlah kesukaran yang sedang kami hadapi dari batu besar yang menutupi kami ini.” Batu besar itu tiba-tiba terbuka lagi, namun mereka masih belum dapat keluar dari goa.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, lantas orang ketiga berdo’a, “Ya Allah, aku dahulu pernah mempekerjakan beberapa pegawai lantas aku memberikan gaji pada mereka. Namun ada satu yang tertinggal yang tidak aku beri. Malah uangnya aku kembangkan hingga menjadi harta melimpah. Suatu saat ia pun mendatangiku. Ia pun berkata padaku, “Wahai hamba Allah, bagaimana dengan upahku yang dulu?” Aku pun berkata padanya bahwa setiap yang ia lihat itulah hasil upahnya dahulu (yang telah dikembangkan), yaitu ada unta, sapi, kambing dan budak. Ia pun berkata, “Wahai hamba Allah, janganlah engkau bercanda.” Aku pun menjawab bahwa aku tidak sedang bercanda padanya. Aku lantas mengambil semua harta tersebut dan menyerahkan padanya tanpa tersisa sedikit pun. Ya Allah,  jikalau aku mengerjakan sedemikian itu dengan niat benar-benar mengharapkan wajah-Mu, maka lepaskanlah kesukaran yang sedang kami hadapi dari batu besar yang menutupi kami ini”. Lantas goa yang tertutup sebelumnya pun terbuka, mereka keluar dan berjalan. (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 2272 dan Muslim no. 2743)

2. Adanya amalan-amalan yang kadar keikhlasannya paling tinggi dan yang paling murni,

🌖 Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Ketika seorang laki-laki sedang berjalan, dia merasakan kehausan yang sangat, lalu dia turun ke sumur dan minum. Ketika dia keluar, ternyata ada seekor anjing sedang menjulurkan lidahnya menjilati tanah basah karena kehausan. Laki-laki itu [ kemudian memandanginya dengan  iba dan merasakan  hatinya tersentuh, lalu ] berkata, ‘Anjing ini kehausan seperti diriku.’ Maka dia mengisi sepatunya dan memegangnya dengan mulutnya, kemudian dia naik dan memberi minum anjing itu. Allah berterima kasih kepadanya dan mengampuninya.” Para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apakah kita bisa meraih pahala dari binatang?” Beliau menjawab, “Setiap memberi minum pada hewan akan mendapatkan ganjaran.” (HR. Bukhari no. 2363 dan Muslim no. 2244)

🌖 Juga dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Ada seorang wanita pezina melihat seekor anjing di hari yang panasnya begitu terik. Anjing itu terlihat sedang mengelilingi sebuah sumur sambil menjulurkan lidahnya karena kehausan. Lalu wanita itu [ tiba-tiba hatinya merasa iba, maka iapun ] melepas sepatunya (lalu menimba air dengannya). Ia pun diampuni karena amalannya tersebut.” (HR. Muslim no. 2245).

Artinya: Dari Abu Hurairah RA, ia berkata Rasulullah SAW pernah bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak melihat (menilai) bentuk tubuhmu dan tidak pula menilai kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai) keikhlasan hatimu.” (HR Muslim)

Barangsiapa memberi karena Allah, menolak karena Allah, mencintai karena Allah, membenci karena Allah, dan menikah karena Allah, maka sempurnalah imannya. (HR. Abu Dawud).

Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amalan kecuali yang murni hanya untuk-Nya, dan dicari wajah Allah dengan amalan tersebut.”[ HR. An-Nasa'i]

وَيُطْعِمُوْنَ الطَّعَامَ عَلٰى حُبِّهٖ مِسْكِيْنًا وَّيَتِيْمًا وَّاَسِيْرًا (٨)

Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan,  (Q.S. Al-Insan ayat 8)

اِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللّٰهِ لَا نُرِيْدُ مِنْكُمْ جَزَاۤءً وَّلَا شُكُوْرًا (٩)

(sambil berkata), “Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridaan Allah, kami tidak mengharap balasan dan terima kasih dari kamu. (Q.S. Al-Insan ayat 9)

اِنَّا نَخَافُ مِنْ رَّبِّنَا يَوْمًا عَبُوْسًا قَمْطَرِيْرًا (١٠)

Sungguh, kami takut akan (azab) Tuhan pada hari (ketika) orang-orang berwajah masam penuh kesulitan.” (Q.S. Al-Insan ayat 10)

فَوَقٰىهُمُ اللّٰهُ شَرَّ ذٰلِكَ الْيَوْمِ وَلَقّٰىهُمْ نَضْرَةً وَّسُرُوْرًاۚ (١١)

Maka Allah melindungi mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka keceriaan dan kegembiraan. (Q.S. Al-Insan ayat 11)

وَجَزٰىهُمْ بِمَا صَبَرُوْا جَنَّةً وَّحَرِيْرًاۙ (١٢)

Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabarannya (berupa) surga dan (pakaian) sutera. (Q.S. Al-Insan ayat 12)

3. Adanya amalan-amalan yang kadar manfaatnya paling besar, paling luas dan yang dapat dirasakan oleh umat manusia di masanya dan pada masa generasi sesudahnya.

وَالسّٰبِقُوْنَ الْاَوَّلُوْنَ مِنَ الْمُهٰجِرِيْنَ وَالْاَنْصَارِ وَالَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُمْ بِاِحْسَانٍۙ رَّضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ وَاَعَدَّ لَهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ تَحْتَهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًاۗ ذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ (١٠٠)

Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung. (Q.S. At-Taubah ayat 100)

وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِاِيْمَانٍ اَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآ اَلَتْنٰهُمْ مِّنْ عَمَلِهِمْ مِّنْ شَيْءٍۚ  كُلُّ امْرِئٍ ۢبِمَا كَسَبَ رَهِيْنٌ (٢١)

Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.  (Q.S. At-Tur ayat 21)

اَلْمَالُ وَالْبَنُوْنَ زِيْنَةُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۚ وَالْبٰقِيٰتُ الصّٰلِحٰتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَّخَيْرٌ اَمَلًا (٤٦)

Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amal kebajikan yang terus-menerus [ yang manfaatnya dapat dirasakan dari generasi ke generasi ] adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi harapan. (Q.S. Al-Kahf ayat 46)

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.” (QS al-Bayyinah [98]: 7) 

Dan sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (HR. Ath-Thabarani ]

Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling bermanfaat untuk manusia. Dan amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah kegembiraan yang engkau masukan ke hati seorang mukmin, atau engkau hilangkan salah satu kesusahannya, atau engkau membayarkan hutangnya, atau engkau hilangkan kelaparannya. Dan aku berjalan bersama saudaraku untuk memenuhi kebutuhannya itu lebih aku cintai daripada ber-i’tikaf di masjid Nabawi selama sebulan lamanya. Dan siapa yang menahan marahnya maka Allah akan tutupi auratnya. Barangsiapa yang menahan marahnya padahal ia bisa menumpahkannya, maka Allah akan penuhi hatinya dengan keridhaan di hari kiamat. Dan barangsiapa berjalan bersama saudaranya sampai ia memenuhi kebutuhannya, maka Allah akan mengokohkan kedua kakinya di hari ketika banyak kaki-kaki terpeleset ke api neraka” (HR. Ath Thabrani 6/139, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 2/575).

4. Adanya amalan-amalan yang dilakukan atas dasar iman kepada Tuhan.

a. Amal kebaikan orang-orang yang beriman akan diterima Allah swt 

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۚ (١٣)

Sesungguhnya orang-orang yang  berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian mereka tetap istiqamah tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih hati. (Q.S. Al-Ahqaf ayat 13)

وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِۙ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّاَجْرٌ عَظِيْمٌ (٩)

Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh, (bahwa) mereka akan mendapat ampunan dan pahala yang besar. (Q.S. Al-Ma'idah ayat 9)

وَمَنْ يَّعْمَلْ مِنَ الصّٰلِحٰتِ مِنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَاُولٰۤىِٕكَ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يُظْلَمُوْنَ نَقِيْرًا (١٢٤)

Dan barangsiapa mengerjakan amal kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan sedang dia beriman, maka mereka itu akan masuk ke dalam surga dan mereka tidak dizalimi sedikit pun. (Q.S. An-Nisa' ayat 124), lihat juga QS. An Nahl : 97

b. Amal kebaikan orang-orang kafir tidak akan diterima oleh Allah swt 

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْاَخْسَرِيْنَ اَعْمَالًاۗ (١٠٣)

Katakanlah (Muhammad), “Apakah perlu Kami beritahukan kepadamu tentang orang yang paling rugi perbuatannya ? ” (Q.S. Al-Kahf ayat 103)

اَلَّذِيْنَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُوْنَ اَنَّهُمْ يُحْسِنُوْنَ صُنْعًا (١٠٤)

(Yaitu) orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya. (Q.S. Al-Kahf ayat 104)

اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰيٰتِ رَبِّهِمْ وَلِقَاۤىِٕهٖ فَحَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فَلَا نُقِيْمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ وَزْنًا (١٠٥)

Mereka itu adalah orang yang mengingkari ayat-ayat Tuhan mereka dan (tidak percaya) terhadap pertemuan dengan-Nya. Maka sia-sia amal mereka, dan Kami tidak memberikan penimbangan terhadap (amal) mereka pada hari Kiamat. (Q.S. Al-Kahf ayat 105)

وَقَدِمْنَآ اِلٰى مَا عَمِلُوْا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنٰهُ هَبَاۤءً مَّنْثُوْرًا (٢٣)

Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan.  (Q.S. Al-Furqan ayat 23)

Semoga Tulisan ini bermanfaat.






Jumat, 08 Juli 2022

Makna Perjumpaan Musa dan Khidir dalam Perspektif Jagat Gede dan Jagat Alit

By Mang Anas


فَوَجَدَا عَبْدًا مِّنْ عِبَادِنَآ اٰتَيْنٰهُ رَحْمَةً مِّنْ عِنْدِنَا وَعَلَّمْنٰهُ مِنْ لَّدُنَّا عِلْمًا (٦٥)

Lalu mereka berdua bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan rahmat kepadanya dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan ilmu kepadanya dari sisi Kami. (Q.S. Al-Kahf ayat 65)

قَالَ لَهٗ مُوْسٰى هَلْ اَتَّبِعُكَ عَلٰٓى اَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا (٦٦)

Musa berkata kepadanya, “Bolehkah aku mengikutimu agar engkau mengajarkan kepadaku (ilmu yang benar) yang telah diajarkan kepadamu (untuk menjadi) petunjuk?” (Q.S. Al-Kahf ayat 66)

قَالَ اِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيْعَ مَعِيَ صَبْرًا (٦٧)

Dia menjawab, “Sungguh, engkau tidak akan sanggup sabar bersamaku. (Q.S. Al-Kahf ayat 67)

وَكَيْفَ تَصْبِرُ عَلٰى مَا لَمْ تُحِطْ بِهٖ خُبْرًا (٦٨)

Dan bagaimana engkau akan dapat bersabar atas sesuatu, sedang engkau belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?” (Q.S. Al-Kahf ayat 68)

قَالَ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ صَابِرًا وَّلَآ اَعْصِيْ لَكَ اَمْرًا (٦٩)

Dia (Musa) berkata, “Insya Allah akan engkau dapati aku orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam urusan apa pun.” (Q.S. Al-Kahf ayat 69)

قَالَ فَاِنِ اتَّبَعْتَنِيْ فَلَا تَسْـَٔلْنِيْ عَنْ شَيْءٍ حَتّٰٓى اُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًا  (٧٠)

Dia berkata, “Jika engkau mengikutiku, maka janganlah engkau menanyakan kepadaku tentang sesuatu apa pun, sampai aku menerangkannya kepadamu.” (Q.S. Al-Kahf ayat 70)


A. Makna Khidir Melubangi Dinding Perahu

فَانْطَلَقَاۗ حَتّٰٓى اِذَا رَكِبَا فِى السَّفِيْنَةِ خَرَقَهَاۗ قَالَ اَخَرَقْتَهَا لِتُغْرِقَ اَهْلَهَاۚ  لَقَدْ جِئْتَ شَيْـًٔا اِمْرًا (٧١)

Maka berjalanlah keduanya, hingga ketika keduanya menaiki perahu lalu dia melubanginya. Dia (Musa) berkata, “Mengapa engkau melubangi perahu itu, apakah untuk menenggelamkan penumpangnya?” Sungguh, engkau telah berbuat suatu kesalahan yang besar. (Q.S. Al-Kahf ayat 71)

قَالَ اَلَمْ اَقُلْ اِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيْعَ مَعِيَ صَبْرًا (٧٢)

Dia berkata, “Bukankah sudah aku katakan, bahwa sesungguhnya engkau tidak akan mampu sabar bersamaku?” (Q.S. Al-Kahf ayat 72)

قَالَ لَا تُؤَاخِذْنِيْ بِمَا نَسِيْتُ وَلَا تُرْهِقْنِيْ مِنْ اَمْرِيْ عُسْرًا (٧٣)

Dia (Musa) berkata, “Janganlah engkau menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah engkau membebani aku dengan suatu kesulitan dalam urusanku.”( Q.S. Al-Kahf ayat 73)


Adapun Makna Takwilnya dari QS.Al-Kahf ayat 71 diatas Adalah :  Petunjuk Khidir Mengenai Sifat-sifat Dajjal dan Bahayanya bagi Kehidupan Umat Manusia 


اَمَّا السَّفِيْنَةُ فَكَانَتْ لِمَسٰكِيْنَ يَعْمَلُوْنَ فِى الْبَحْرِ فَاَرَدْتُّ اَنْ اَعِيْبَهَاۗ وَكَانَ وَرَاۤءَهُمْ مَّلِكٌ يَّأْخُذُ كُلَّ سَفِيْنَةٍ غَصْبًا (٧٩)

Adapun perahu itu adalah milik orang miskin yang bekerja di laut; aku bermaksud merusaknya, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang akan merampas setiap perahu. (Q.S. Al-Kahf ayat 79)


🟢 Makna perahu milik orang miskin.

® Makna Jagat Gede, selanjutnya disingkat JG : adalah simbol dari potensi sumberdaya alam yang ada di negara negara miskin [ dunia ketiga ]  yang selama ini menjadi incaran bangsa-bangsa dari negara maju.

© Makna Jagat Alit, selanjutnya disingkat JA : adalah potensi " Al-Hamdu " yang ada pada diri setiap manusia. Yakni berupa anugerah Pendengaran, Penglihatan dan Hati Nurani. Disediakannya segala sumber penghidupan mereka dibumi, dan diutusnya para nabi dan rasul - rasul dengan membawa kitab-kitab suci untuk diajarkan kepada umatnya masing-masing sebagaimana firman-Nya,

وَهُوَ الَّذِيْٓ اَنْشَاَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ (٧٨)

Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur.( Q.S. Al-Mu'minun ayat 78)

وَلَقَدْ مَكَّنّٰكُمْ فِى الْاَرْضِ وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيْهَا مَعَايِشَۗ قَلِيْلًا مَّا تَشْكُرُوْنَ ࣖ (١٠)

Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan di sana Kami sediakan (sumber) penghidupan untukmu. (Tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur. (Q.S. Al-A'raf ayat 10)

كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةًۗ  فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِۗ  (٢١٣)

Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. (Q.S. Al-Baqarah ayat 213)

🟢 Dan adapun makna dari Raja Lalim yang akan merampas setiap perahu yang kondisinya baik, 

® Makna JG : adalah simbol dari sosok Dajjal yang sekarang ini berbentuk kekuatan kolonialis - Imperialis yang dipimpin oleh Amerika Serikat, negara-negara Eropa dan kelompok negara negara maju lainnya. Kelompok ini, berusaha mengatur dan  menguasai potensi sumber daya alam yang ada di negara negara dunia ketiga,  demi sebesar - besarnya kemakmuran dan kesejahteraan bangsa mereka.

© Makna JA :  Raja lalim yang akan merampas setiap perahu adalah simbol dari Medan Magnet Kuasa Tagut [kuasa kegelapan] yang mencoba menarik manusia lewat potensi fujuroh [ fitrah jahat ] yang ada didalam dirinya, sebagaimana firman-Nya,

وَالَّذِيْنَ اجْتَنَبُوا الطَّاغُوْتَ اَنْ يَّعْبُدُوْهَا وَاَنَابُوْٓا اِلَى اللّٰهِ لَهُمُ الْبُشْرٰىۚ فَبَشِّرْ عِبَادِۙ (١٧)

Dan orang-orang yang menjauhi tagut (dan) tidak menyembahnya serta kembali kepada Allah, mereka pantas mendapat berita gembira; sebab itu sampaikanlah kabar gembira itu kepada hamba-hamba-Ku, (Q.S. Az-Zumar ayat 17)

وَنَفْسٍ وَّمَا سَوّٰىهَاۖ (٧)

demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya, (Q.S. Asy-Syams ayat 7)

فَاَلْهَمَهَا فُجُوْرَهَا وَتَقْوٰىهَاۖ (٨)

maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya, (Q.S. Asy-Syams ayat 8)

قَدْ اَفْلَحَ مَنْ زَكّٰىهَاۖ (٩)

sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), (Q.S. Asy-Syams ayat 9)

وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسّٰىهَاۗ (١٠)

dan sungguh rugi orang yang mengotorinya. (Q.S. Asy-Syams ayat 10)


🟢 Dan hakikat makna dari peristiwa  Khidir melubangi dinding perahu 

® Makna JG : adalah suatu bentuk ikhtiar cerdik yang harus dilakukan oleh bangsa-bangsa dari dunia ketiga dalam rangka menghalangi keinginan bangsa-bangsa dari negara maju itu itu dengan baik, efektif dan bijak.  Agar disatu sisi bangsa-bangsa dari negara dunia ketiga itu dapat menyelamatkan sumberdaya alam mereka dari ekploitasi dan penjarahan negara-negara maju lewat perusahaan- perusahaan trans-nasional dan multi-nasional mereka. Tetapi secara bersamaan negara-negara dunia ketiga  juga tidak dikenai sanksi, atau dimusuhi atau diperangi baik secara ekonomi maupun militer. Serta urusan politik dalam negerinya tidak dicampuri dan apalagi sampai  diobok-obok lewat konspirasi  politik adu domba, afiliasi oligarki jadi- jadian dan  pemasangan rejim boneka.

© Makna JA : agar manusia dapat membentengi dirinya dari tarikan medan magnet kekuatan Tagut itu, maka manusia diberi petunjuk oleh Tuhan lewat perantara nabi-nabinya untuk senantiasa memelihara dan mendirikan shalat dan agar selalu mendawamkan dzikir kepada-Nya,

a. Janji dan ancaman iblis kepada manusia,

قَالَ فَبِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيْمَۙ (١٦)

(Iblis) menjawab, “Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus, (Q.S. Al-A'raf ayat 16)

ثُمَّ لَاٰتِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَاۤىِٕلِهِمْۗ وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ (١٧)

kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.” (Q.S. Al-A'raf ayat 17)

قَالَ رَبِّ ..... وَلَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ (٣٩)

Ia (Iblis) berkata, “.....dan aku akan menyesatkan mereka semuanya, (Q.S. Al-Hijr ayat 39)

اِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ (٤٠)

kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka.” (Q.S. Al-Hijr ayat 40)

اِنَّ عِبَادِيْ لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطٰنٌ اِلَّا مَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْغَاوِيْنَ (٤٢)

Sesungguhnya kamu (Iblis) tidak kuasa atas hamba-hamba-Ku, kecuali mereka yang mengikutimu, yaitu orang yang sesat. (Q.S. Al-Hijr ayat 42)

b. Petunjuk Allah kepada manusia untuk mengatasi ancaman iblis, 

 قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّۚ  فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَاۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ (٢٥٦)

...sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui (Q.S. Al-Baqarah ayat 256)

 اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِۗ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ (٤٥)

Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-'Ankabut ayat 45)

وَأْمُرْ اَهْلَكَ بِالصَّلٰوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَاۗ  لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًاۗ نَحْنُ نَرْزُقُكَۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوٰى (١٣٢)

Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan agar mereka sabar dalam mengerjakannya. (Q.S. Taha ayat 132)

 

B. Makna Khidir membunuh anak kecil.

 

فَانْطَلَقَاۗ حَتّٰٓى اِذَا لَقِيَا غُلٰمًا فَقَتَلَهٗ ۙقَالَ اَقَتَلْتَ نَفْسًا زَكِيَّةً؈ۢبِغَيْرِ نَفْسٍۗ  لَقَدْ جِئْتَ شَيْـًٔا نُّكْرًا   ۔ (٧٤)

Maka berjalanlah keduanya; hingga ketika keduanya berjumpa dengan seorang anak muda, maka dia membunuhnya. Dia (Musa) berkata, “Mengapa engkau bunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sungguh, engkau telah melakukan sesuatu yang sangat mungkar.” (Q.S. Al-Kahf ayat 74)

۞ قَالَ اَلَمْ اَقُلْ لَّكَ اِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيْعَ مَعِيَ صَبْرًا (٧٥)

Dia berkata, “Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa engkau tidak akan mampu sabar bersamaku?” (Q.S. Al-Kahf ayat 75)

قَالَ اِنْ سَاَلْتُكَ عَنْ شَيْءٍۢ بَعْدَهَا فَلَا تُصٰحِبْنِيْۚ قَدْ بَلَغْتَ مِنْ لَّدُنِّيْ عُذْرًا (٧٦)

Dia (Musa) berkata, “Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu setelah ini, maka jangan lagi engkau memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya engkau sudah cukup (bersabar) menerima alasan dariku.” (Q.S. Al-Kahf ayat 76)


Adapun Makna Takwilnya QS. Al-Kahf ayat 74 diatas adalah : Penjelasan  Khidir Mengenai Kondisi Moral dan Karakter Kepribadian Para Pengikut Dajjal Serta Petunjuk Dalam Menanggulanginya.


وَاَمَّا الْغُلٰمُ فَكَانَ اَبَوَاهُ مُؤْمِنَيْنِ فَخَشِيْنَآ اَنْ يُّرْهِقَهُمَا طُغْيَانًا وَّكُفْرًاۚ (٨٠)

Dan adapun anak muda (kafir) itu, kedua orang tuanya mukmin, dan kami khawatir kalau dia akan memaksa kedua orang tuanya kepada kesesatan dan kekafiran (Q.S. Al-Kahf ayat 80)

فَاَرَدْنَآ اَنْ يُّبْدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيْرًا مِّنْهُ زَكٰوةً وَّاَقْرَبَ رُحْمًا (٨١)

Kemudian kami menghendaki, sekiranya Tuhan mereka menggantinya dengan (seorang anak) lain yang lebih baik kesuciannya daripada (anak) itu dan lebih sayang (kepada ibu bapaknya). (Q.S. Al-Kahf ayat 81)

🟢 Makna Anak Kecil yang dibunuh oleh Khidir karena khawatir kalau dia dibiarkan tumbuh hingga usia dewasa akan memaksa kedua orang tuanya kepada kesesatan dan kekafiran, 

® Makna JG : Makna takwil dari peristiwa anak kecil yang dibunuh oleh Khidir, adalah prinsip agar kita tidak membiarkan bibit bibit dosa dan kemaksiatan yang selama ini sering disokong atas nama hak asasi manusia, kebebasan dan sekularisme itu terus tumbuh dan berkembang, menjadi semakin besar dan merajalela, hingga pada akhirnya menjadi sangat sulit untuk diatasi. Dan membuat semua upaya amar makruf - nahi mungkar menjadi mandul, dan bahkan sama sekali tidak berdaya. 

Pencegahan itu musti dilakukan demi  menghindari datangnya azab dan murka Allah SWT sebagai mana firman-Nya, 

۞ فَخَلَفَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ اَضَاعُوا الصَّلٰوةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوٰتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا ۙ (٥٩)

Kemudian datanglah setelah mereka pengganti yang jelek, yang menyia-nyiakan salat dan mengikuti hawa nafsunya, maka mereka kelak akan tersesat, (Q.S. Maryam ayat 59)

اَلَمْ يَرَوْا كَمْ اَهْلَكْنَا مِنْ قَبْلِهِمْ مِّنْ قَرْنٍ مَّكَّنّٰهُمْ فِى الْاَرْضِ مَا لَمْ نُمَكِّنْ لَّكُمْ وَاَرْسَلْنَا السَّمَاۤءَ عَلَيْهِمْ مِّدْرَارًا ۖوَّجَعَلْنَا الْاَنْهٰرَ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهِمْ فَاَهْلَكْنٰهُمْ بِذُنُوْبِهِمْ وَاَنْشَأْنَا مِنْۢ بَعْدِهِمْ قَرْنًا اٰخَرِيْنَ (٦)

Tidakkah mereka memperhatikan berapa banyak generasi sebelum mereka yang telah Kami binasakan, padahal (generasi itu) telah Kami teguhkan kedudukannya di bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu. Kami curahkan hujan yang lebat untuk mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa-dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan generasi yang lain setelah generasi mereka. (Q.S. Al-An'am ayat 6)


© Makna JA : Adapun makna jagat alitnya adalah hendaklah kita jangan membiasakan atau keseringan menindas perasaan hati nurani kita sendiri, setiap kali perasaan hati nurani itu muncul dan mencoba memprotes  tindakan atau keputusan -keputusan kita yang bertentangan dengan tabiat kesucian dan kemurniannya. 

Kebiasaan menindas dan mengabaikan nasihat hati nurani itu jika terus dilanjutkan akan mengakibatkan matinya potensi hati nurani dan membuat diri manusia itu jatuh pada derajat yang serendah- rendahnya sebagaimana firman-Nya,

وَمَنْ اَظْلَمُ مِمَّنْ ذُكِّرَ بِاٰيٰتِ رَبِّهٖ فَاَعْرَضَ عَنْهَا وَنَسِيَ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُۗ اِنَّا جَعَلْنَا عَلٰى قُلُوْبِهِمْ اَكِنَّةً اَنْ يَّفْقَهُوْهُ وَفِيْٓ اٰذَانِهِمْ وَقْرًاۗ وَاِنْ تَدْعُهُمْ اِلَى الْهُدٰى فَلَنْ يَّهْتَدُوْٓا اِذًا اَبَدًا (٥٧)

Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, lalu dia berpaling darinya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sungguh, Kami telah menjadikan hati mereka tertutup, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka. Kendatipun engkau (Muhammad) menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk untuk selama-lamanya. (Q.S. Al-Kahf ayat 57)

اَفَرَءَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ اِلٰهَهٗ هَوٰىهُ وَاَضَلَّهُ اللّٰهُ عَلٰى عِلْمٍ وَّخَتَمَ عَلٰى سَمْعِهٖ وَقَلْبِهٖ وَجَعَلَ عَلٰى بَصَرِهٖ غِشٰوَةًۗ  فَمَنْ يَّهْدِيْهِ مِنْۢ بَعْدِ اللّٰهِۗ  اَفَلَا تَذَكَّرُوْنَ (٢٣)

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat dengan sepengetahuan-Nya, dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya? Maka siapa yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat?) Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (Q.S. Al-Jasiyah ayat 23)

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيْرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِۖ  لَهُمْ قُلُوْبٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُوْنَ بِهَاۖ وَلَهُمْ اٰذَانٌ لَّا يَسْمَعُوْنَ بِهَاۗ اُولٰۤىِٕكَ كَالْاَنْعَامِ بَلْ هُمْ اَضَلُّۗ   اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْغٰفِلُوْنَ (١٧٩)

Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah. (Q.S. Al-A'raf ayat 179)

 

C. Makna Khidir dan Musa Membangun Kembali Dinding Rumah Yang Roboh


فَانْطَلَقَاۗ حَتّٰىٓ اِذَآ اَتَيَآ اَهْلَ قَرْيَةِ ِۨاسْتَطْعَمَآ اَهْلَهَا فَاَبَوْا اَنْ يُّضَيِّفُوْهُمَا فَوَجَدَا فِيْهَا جِدَارًا يُّرِيْدُ اَنْ يَّنْقَضَّ فَاَقَامَهٗۗ قَالَ لَوْ شِئْتَ لَتَّخَذْتَ عَلَيْهِ اَجْرًا (٧٧)

Maka keduanya berjalan; hingga ketika keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka berdua meminta dijamu oleh penduduknya, tetapi mereka (penduduk negeri itu) tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dinding rumah yang hampir roboh (di negeri itu), lalu dia menegakkannya. Dia (Musa) berkata, “Jika engkau mau, niscaya engkau dapat meminta imbalan untuk itu.” (Q.S. Al-Kahf ayat 77)

قَالَ هٰذَا فِرَاقُ بَيْنِيْ وَبَيْنِكَۚ سَاُنَبِّئُكَ بِتَأْوِيْلِ مَا لَمْ تَسْتَطِعْ عَّلَيْهِ صَبْرًا (٧٨)

Dia berkata, “Inilah perpisahan antara aku dengan engkau; aku akan memberikan penjelasan kepadamu atas perbuatan yang engkau tidak mampu sabar terhadapnya. (Q.S. Al-Kahf ayat 78)


Adapun Makna Takwilnya QS. Al-Kahf ayat 77 diatas adalah : Petunjuk Khidir Mengenai Cara Orang- orang Beriman dan Semua Umat Beragama Harus Melindungi Dirinya dari Buruknya Pengaruh Dajjal 


وَاَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلٰمَيْنِ يَتِيْمَيْنِ فِى الْمَدِيْنَةِ وَكَانَ تَحْتَهٗ كَنْزٌ لَّهُمَا وَكَانَ اَبُوْهُمَا صَالِحًاۚ فَاَرَادَ رَبُّكَ اَنْ يَّبْلُغَآ اَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِّنْ رَّبِّكَۚ وَمَا فَعَلْتُهٗ عَنْ اَمْرِيْۗ ذٰلِكَ تَأْوِيْلُ مَا لَمْ تَسْطِعْ عَّلَيْهِ صَبْرًاۗ  (٨٢)

Dan adapun dinding rumah itu adalah milik dua anak yatim di kota itu, yang di bawahnya tersimpan harta bagi mereka berdua, dan ayahnya seorang yang saleh. Maka Tuhanmu menghendaki agar keduanya sampai dewasa dan keduanya mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu. Apa yang kuperbuat bukan menurut kemauanku sendiri. Itulah keterangan perbuatan-perbuatan yang engkau tidak sabar terhadapnya.”  (Q.S. Al-Kahf ayat 82)

🟢 Makna penduduk kampung yang tidak ramah 

® Makna JG : penduduk kampung yang tidak ramah adalah simbolisasi dari watak dan karakter bangsa -bangsa kolonialis-imperialis  yang biasanya sangat rasis, suka memaksakan kehendak, sombong dan egois.  

© Makna JA : adapun makna jagat alit-nya adalah zahir, atau kulit atau tampilan luar dari nafsu amaroh dan nafsu sufiyah yang ada pada setiap diri manusia. Zahirnya nafsu itu mewujud pada sifat egois, sombong dan protektif yang ada pada diri manusia, serta sifat serakahnya akan kepemilikan pada harta benda dunia. Sebagaimana firman-Nya,

۞ وَاعْبُدُوا اللّٰهَ وَلَا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّبِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِى الْقُرْبٰى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْۢبِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ وَمَا مَلَكَتْ اَيْمَانُكُمْۗ  اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُوْرًاۙ (٣٦)

Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri, (Q.S. An-Nisa' ayat 36)

وَيَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا عَلَى النَّارِۗ  اَذْهَبْتُمْ طَيِّبٰتِكُمْ فِيْ حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُمْ بِهَاۚ فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُوْنِ بِمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُوْنَ فِى الْاَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا كُنْتُمْ تَفْسُقُوْنَ ࣖ (٢٠)

Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (seraya dikatakan kepada mereka), “Kamu telah menghabiskan (rezeki) yang baik untuk kehidupan duniamu dan kamu telah bersenang-senang (menikmati)nya; maka pada hari ini kamu dibalas dengan azab yang menghinakan karena kamu sombong di bumi tanpa mengindahkan kebenaran dan karena kamu berbuat durhaka (tidak taat kepada Allah).” (Q.S. Al-Ahqaf ayat 20)

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوٰتِ مِنَ النِّسَاۤءِ وَالْبَنِيْنَ وَالْقَنَاطِيْرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْاَنْعَامِ وَالْحَرْثِۗ  ذٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَاۗ وَاللّٰهُ عِنْدَهٗ حُسْنُ الْمَاٰبِ (١٤

Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa perempuan-perempuan, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik. (Q.S. Ali 'Imran ayat 14)

🟢 Makna bangunan yang roboh 

® Makna JG : bangunan yang roboh.adalah simbol dari telah bobroknya tatanan moral, akhlak, dan nilai-nilai kemanusiaan dilingkungan keluarga dan masyarakat kaum Dajjalis [ kelompok pemuja hawa nafsu ] dan para pendukungnya. 

© Makna JA : adapun makna jagat alitnya adalah runtuhnya iman dan kekuatan hati nurani didalam diri seseorang. Karena cahaya iman dan potensi hati nurani itu tidak dijaga dan dirawatnya dengan baik. Hal itu terjadi karena mereka meninggalkan Tuhan [ malas mendirikan shalat, malas melakukan hening, tafakur ataupun meditasi ], mereka hanya menyibukkan dirinya dengan urusan dunia dan sibuk memuaskan hasrat hawa nafsunya. "Kemudian datanglah setelah mereka pengganti yang jelek, yang menyia-nyiakan salat dan mengikuti hawa nafsunya, maka mereka kelak akan tersesat, "  (Q.S. Maryam ayat 59) dan Mereka itu seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah. (Q.S. Al-A'raf ayat 179)

🟢Makna dari Khidir dan Musa  membangun kembali bangunan yang roboh 

® Dalam Makna Jagat Gede [ JG ] : adalah ajaran tentang pentingnya  membersihkan atau memurnikan diri kita kembali dan juga kaum mudanya, yang selama ini latah dan banyak terpapar oleh nilai nilai sekularisme, kebebasan dan HAM versi kaum Dajjalis yang disponsori oleh kelompok negara-negara maju, atas nama penghargaan terhadap HAM dan demokratisasi. 

© Dan adapun makna jagat alitnya [ JA ] adalah  : wajibnya setiap diri untuk masuk dan mengikat dirinya kedalam zawiyah - zawiyah sufi atau kelompok-kelompok spritual yang tujuannya benar - benar murni kepada Tuhan, dan semata untuk  mendapatkan ridha dari-Nya. Bukan kelompok klenik atau supranatural yang ujung -ujungnya hanya mencari kesaktian atau ilmu per-dukunan.

🟢 Makna dari harta peninggalan kedua orang tuanya yang saleh 

◇Makna JG : adalah pentingnya semua umat beragama untuk terus mengawal, memelihara dan melestarikan nilai nilai luhur mereka sendiri agar bisa diwariskan secara utuh dan sempurna kepada anak-anak dan cucu-cucu mereka. Serta tidak membiarkan anak keturunannya terpapar oleh paham sekularism, kebebasan dan nilai nilai  HAM kaum Dajjalis, sehingga mereka kehilangan jati diri, pandangannya menjadi sesat dan menyimpang jauh dari agama.

◇ Makna JA : Dan adapun makna perspektif jagat alitnya adalah, pentingnya memperhatikan selalu suara hati, mengasah, menggosok, mempertajam dan membuatnya agar selalu berkilau. Dengan wajah hati yang berkilau itu, maka saat ia dihadapkan kepada wajah Tuhan [ yang dalam hal ini adalah Al Quran sebagai cermin ] maka wajah hati itu pasti akan dapat mengenali siapa dirinya. Karena hakikat dari Al Quran [ yang merupakan kitab Garing ] adalah potret dari dirinya sendiri [ yang merupakan wujud kitab Teles ].

اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنَ النَّبِيّٖنَ مِنْ ذُرِّيَّةِ اٰدَمَ وَمِمَّنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوْحٍۖ وَّمِنْ ذُرِّيَّةِ اِبْرٰهِيْمَ وَاِسْرَاۤءِيْلَ ۖوَمِمَّنْ هَدَيْنَا وَاجْتَبَيْنَاۗ اِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِمْ اٰيٰتُ الرَّحْمٰنِ خَرُّوْا سُجَّدًا وَّبُكِيًّا ۩ (٥٨)

Mereka itulah orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu dari (golongan) para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang yang Kami bawa (dalam kapal) bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil (Yakub) dan dari orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pengasih kepada mereka, maka mereka tunduk sujud dan menangis. (Q.S. Maryam ayat 58)

اَللّٰهُ نَزَّلَ اَحْسَنَ الْحَدِيْثِ كِتٰبًا مُّتَشَابِهًا مَّثَانِيَۙ  تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُوْدُ الَّذِيْنَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْۚ  ثُمَّ تَلِيْنُ جُلُوْدُهُمْ وَقُلُوْبُهُمْ اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِۗ ذٰلِكَ هُدَى اللّٰهِ يَهْدِيْ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ هَادٍ (٢٣)

Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur'an yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka ketika mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab itu Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa dibiarkan sesat oleh Allah, maka tidak seorang pun yang dapat memberi petunjuk.  (Q.S. Az-Zumar ayat 23)

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اِذَا ذُكِرَ اللّٰهُ وَجِلَتْ قُلُوْبُهُمْ وَاِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ اٰيٰتُهٗ زَادَتْهُمْ اِيْمَانًا وَّعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَۙ (٢)

Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat) imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal, (Q.S. Al-Anfal ayat 2)

🟢 Dan adapun makna dari dua Anak Yatim 

◇Makna JG : adalah generasi laki-laki dan perempuan yang merupakan keturunan baik-baik keluarga umat beragama dan orang orang beriman yang sudah terputus dari akar budaya asalnya. Yakni keluarga para imigran dari kalangan keluarga  muslim dan umat beragama lainnya serta anak- keturunannya yang karena suatu hal harus tinggal dinegara - negara kaum Dajjalis. Mereka inilah yang seharusnya menjadi prioritas untuk terlebih dahulu iman dan akidahnya diselamatkan  dan mendapatkan  pertolongan, karena posisinya yang rentan dan paling tidak kedap pengaruh.

◇ Makna JA :  dan adapun makna dari dua Anak Yatim adalah, diri orang-orang yang mengaku beriman tetapi mereka tidak berusaha menambatkan dirinya kepada pembimbing spiritual yang manapun serta tidak berusaha hidup dilingkungan orang-orang salih. Orang-orang seperti ini adalah seperti seekor domba yang lepas dari kawanannya. Ia menjadi sangat rentan dimangsa kawanan srigala dan binatang buas lainnya.

Demikianlah, semoga tulisan ini bermanfaat