Halaman

Selasa, 24 Agustus 2021

RAHASIA Surat AL - FATIHA didalam Diri Manusia

By Mang Anas

Seri Pengetahuan ilmu Hakikat,

Rahasia didalam Diri Manusia : 

Hakikat dari surat al - Fatiha adalah Misteri Diri Manusia. Melalui surat al- Fatiha itu Allah Swt meletakkan tiga  buah rahasianya didalam diri manusia, yaitu :

A. Rahasia Asmanya 

B. Rahasia Takdirnya

C. Rahasia Jalan Menuju Diri-Nya



Bagan : Pohon Al Fatiha [ Rahasia Takdir Manusia & Rute Jalan Menuju Tuhan ]

♡ Didalam diri manusia itu Allah Swt meletakkan empat puluh delapan Asma-Nya, yaitu Asma- asma yang dulu pernah diajarkannya kepada Nabi Adam AS.  Dengan empat puluh delapan Asma itulah dahulu nabi Adam AS dibentuk oleh Allah Swt dan sehingga menjadi makhluk-Nya yang paling Sempurna [ Fi Ahsani Takwim ]. Atas dasar itu maka kemudian para Malaikat dan Iblis pun diperintahkan -Nya supaya bersujud dan menghamba kepada Adam. Didalam surat al - Fatiha rahasia Asma-asma itu tersembunyi didalam kalimat "  Al Hamdu lillahi robbil 'alamim".

Pada setiap diri manusia Allah Swt [ Rabb ] juga meletakkan jalan takdirnya, yang tujuannya tidak lain adalah untuk menguji siapa diantara hambanya itu yang dapat memahami dengan benar siapa hakikat dirinya, untuk apa ia ada, apa peran takdir yang dilekatkan kepada dirinya serta bagaimana cara menjalaninya. Didalam surat al Fatiha rahasia Takdir ini tersembunyi didalam kalimat  " Ar Rahman dan Ar Rahim ".

♡ Di dalam diri manusia Allah Swt juga menanamkan sebuah kompas dan peta jalan menuju diri- Nya [ Menuju Maliki Yaumiddin ]. Pada peta jalan itu Allah Swt menjelaskan bahwa jalan menuju dirinya itu hanya bisa ditempuh lewat dua buah rute, yaitu " rute  Na'budu "  dan " rute  Nasta'in ".

Para hamba yang ditempatkan- Nya didalam garis takdir Ar Rahman maka baginya disediakan Rute Na' budu. Siapa saja yang oleh Allah Swt ditempatkan pada rute ini maka untuk bisa sampai kapada- Nya diperlukan kerja ekstra keras [ sebab garis takdirnya telah ditentukan oleh Allah Swt untuk ditempatkan dimaqom kasbi ]. -------> inilah jalan bagi para Syuhada wa Solihin.

Adapun bagi para hamba yang  Allah Swt tempatkan didalam garis takdir Ar Rahim maka baginya disediakan Rute Nasta'in. Siapa saja yang oleh Allah Swt ditempatkan pada rute ini maka jalannya menuju diri-Nya akan dimudahkan karena Allah Swt telah menempatkan hamba-Nya itu pada maqom Tajrid. Terhadap kelompok ini Allah Swt meletakkan sebuah tugas, yaitu menjadi pembimbing atas diri manusia.------> Inilah jalan bagi para Ambiya wal Mursalin serta jalan para Sidiqin [ para Auliya dan guru- guru Mursyid ].

Itulah kedua kelompok orang yang oleh Allah Swt dianugerahi gelar " An'amta Alaihim ".

Kebalikan dari keduanya adalah jalan para hamba yang tersesat serta tidak dapat menemukan jalan pulang, yaitu mereka yang malah memilih jalan Tagut [ jalan Syetan ] yakni kelompok " Al Magdhub dan Ad Dholin ".  Karena mereka saat hidup didunia tidak kunjung dapat memahami siapa dirinya, tidak dapat merumuskan apa tujuan hidupnya, tidak mengetahui diposisi mana dia seharusnya berada, apa peran yang harus diambilnya, serta bagaimana cara menjalaninnya. Pada dasarnya mereka ini adalah kelompok orang orang yang malas merenung serta enggan bertafakur. Orang - orang ini terlalu dalam mencintai kehidupan dunia, mereka telah terperangkap dalam ego dan kubangan hawa nafsunya. 

Demikianlah, dan semoga kita semua dijauhkan oleh Allah Swt dari menjadi orang- orang yang disebut terahir itu. 

Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat membuka wawasan banyak orang terkait selubung rahasia yang terdapat didalam surat al-Fatiha yang selama ini tertutup karena hanya dipahami berdasarkan makna dohirnya.


Jumat, 20 Agustus 2021

Roh dari Huruf - huruf

By Mang Anas

1. Dari sekian banyak pengajaran yang pernah diterima manusia, ilmu roh huruf - huruf adalah cabang ilmu yang paling rumit dan yang dimensinya paling kompleks. Karena Satu buah huruf itu bisa memiliki beribu makna dan beribu wajah :  ada makna khusus, ada makna posisi, ada makna kombinasi dan ada makna gabungan.

Dalam ilmu Roh Huruf - huruf, sebuah huruf itu jikapun ia ada dan berdiri sendiri maka ia tetap mengandung makna. Karena dibalik setiap huruf itu terkandung didalamnya sebuah Roh atau Asma. Dan Roh atau Asma yang disandang oleh huruf huruf itu tidak berbeda keadannya dengan roh atau Asma yang disandang oleh diri manusia atau Roh atau Asma yang disandang oleh sosok para Malaikat.

Itulah makanya kenapa hanya dengan mengucapkan" Kun Fayakun " saja Allah Swt bisa menjadikan segala sesuatu dari yang tadinya tidak ada menjadi ada, atau kenapa dalam ranah ilmu kejawen kita mengenal apa yang disebut dengan istilah " Ilmu Sabdo Dadi ". Atau mengapa dari sebuah ucapan baik itu dalam bentuk Nazdar, Sumpah dan Janji kita harus menanggung sebuah konsekwensi [ ada Kifarat ].
Oleh karena itu jangan pernah beranggapan bahwa ilmu huruf itu sekedar mistik dan mithos atau menganggapnya sebagai hal yang irrasional dan ngawur.

2. Sebuah huruf jika ia berdiri sendiri maka ia akan memiliki makna A, tetapi jika ia diletakan diawal kalimat dan bersama huruf lain maka ia akan memiliki makna B, C, D dan seterusnya tergantung dengan huruf dan kalimat apa huruf itu bertemu dan ditempatkan.
Termasuk juga jika ia terletak diahir kalimat atau ditengah kalimat maka sebuah huruf itu akan bisa memiliki makna E, F, G atau H dan seterusnya tergantung dengan kombinasi huruf dan pada kalimat apa huruf itu berhimpun dan juga pada kontek kalimat apa huruf itu muncul. Dengan demikian kompleksitas ilmu roh dari huruf - huruf itu kerumitannya mirip dengan tingkat kesulitan disaat kita harus memecahkan kode sebuah pasword yang memiliki digit yang sangat banyak.

Singkat kata ilmu roh huruf itu tidak mungkin bisa dipelajari oleh manusia lewat piranti dohir, sebab ia berjuta juta kali lebih rumit dibanding jika kita harus belajar ilmu senyawa dan percampuran dalam teori ilmu kimia.

3. Saking rumitnya ilmu itu maka hak pengajarannya hanya menjadi ranah Tuhan semata, tidak ada seorang manusia pun yang akan mampu mengajarkannya. Sebabnya karena hakikat dari ilmu roh huruf - huruf adalah Diri Jibril sedangkan tentang hakikat dari Diri Jibril itu  hanya Allah saja yang tahu.

4. Mengingat Al Qur'an yang dohir itu dibangun dan disusun atas huruf - huruf, dan sebagaimana kita tahu bahwa Hakikat Batin dari Al Qur'an itu sendiri adalah Ruh, dan  Ruh dari Al Qur'an adalah Diri Jibril. Maka makna - makna Hakikat al Qur'an itu tidak mungkin bisa ditangkap kecuali oleh orang orang yang oleh Allah Swt sendiri memang dikehendaki untuk diajari ilmu roh dari Huruf - huruf [ Ilmu Jibril ].

Ada banyak kitab - kitab Tafsir al Qur'an yang telah ditulis oleh para ulama baik yang terdahulu maupun saat sekarang, tetapi kitab kitab itu  sembilan puluh sembilan persen dasar pijakannya masih berupa ilmu ilmu dohir [ hasil pemikiran ]. Tetapi bukan berarti kitab kitab itu tidak berguna, kitab kitab itu tetap sangat diperlukan mengingat sembilan puluh sembilan persen audiens adalah masyarakat muslim yang masih mendohir.

Pemaknaan Al Qur'an secara Hakikat hanya bisa disasar oleh mereka yang sudah masuk pada tingkatan khos atau segmen khusus, dan ini segmen para Wali atau para Alim yang pengetahuannya benar benar sudah membatin [ sudah bisa masuk dalam ranah Rahsa ].

5. Itulah kenapa dalam kitab kitab tafsir Al Qur'an banyak kita temui bahwa pada surat surat yang diawali dengan huruf huruf mukootoah seperti  يس  _ الم  _ طس _ المر  dan seterusnya selalu kita jumpai sang mufasir menuliskan terjemahannya dengan kalimat "  hanya Allah yang tahu maknanya " . Hal itu terjadi mungkin karena sebagian mufasir belum pernah mendapatkan pengajaran khusus dari Allah Swt tentang Ilmu roh dari Huruf - huruf, atau jika ia sudah, maka mungkin mereka merasa enggan untuk mempublikasikannya kepada khalayak karena ia memandang hal itu tidak terlalu urgent untuk disampaikan atau diketahui oleh khalayak atau karena ia takut hal itu akan dapat memancing kontroversi.

6. Ilmu ini kala Allah Swt mengajarkannya kepada manusia maka tidak mungkin manusia itu dapat menangkapya lewat akal dan pikiran. Ia hanya akan bisa ditangkap lewat media Rahsa [ Sejatining Rasa atau Siir ].

7. Dalam praktek hidup keseharian ilmu ini pada ahirnya  akan dimunculkan kembali dan akan mengalir keluar sedikit demi sedikit serta setahap demi setahap, tergantung situasi dan kondisinya serta ada atau tidaknya faktor pemantik. Tentu saja proses keluarnya kembali ilmu ini ke alam dohir baik itu lewat pena atau lidah sang pengemban, akan dikawal dan berada dibawah bimbingan langsung malaikat huruf, dan tentunya itu semua hanya bisa terjadi atas kehendak dan perintah dari Allah Swt. 
Proses munculnya ilmu ini keranah dohir biasanya muncul dalam bentuk ilham dalam diri batin sang pengemban, dan untuk selanjutnya sang pengemban itu dituntut agar bisa menjabarkan dan menuangkan apa yang dia peroleh itu kedalam bentuk bahasa yang bisa dipahami oleh manusia, karena apa - apa yang didapat lewat ilham itu biasanya tidak berbentuk kata atau suara, ia datang dengan tiba tiba kepada sang pengemban dalam bentuk  " pengertian atau kepahaman tertentu didalam ranah Rahsa ". 

Memahami uraian saya ini saudara sedikitnya mungkin akan mengalami kesulitan, tetapi mohon saudara bisa maklum bahwa menjelaskan fenomena rahsa itu agar supaya bisa dipahami dengan baik oleh khalayak sangat tidak mudah. Kecuali jika khalayak itu pernah mengalami sendiri yang namanya fenomena Rahsa [ olah batinnya sudah masuk pada maqom Siir ]. Meskipun begitu saya tetap berharap entah sedikit atau banyak saudara bisa mengambil manfaat.

Sekian, semoga kesejahteraan dan keselamatan tetap tercurah atas kalian semua.


--------- ☆☆☆  ------------

Rabu, 18 Agustus 2021

Urip Sejati, Sejatine Urip dan Kebenaran Sejati

By Mang Anas

Seri Pengetahuan Ilmu Hakikat : 

" Yang disebut dengan Urip Sejati adalah sejatinya Allah Swt, dan yang disebut dengan Sejatine Urip adalah menjalani Takdir [ jalani lakone urip ]. Adapun yang disebut dengan Kebenaran Sejati adalah Hakikat dari pesan-pesan dan substansi isi yang terkandung didalam al - Qur'an ".

a. Mengetahui Urip Sejati atau Sejatinya Allah Swt hanya bisa dicapai lewat jalan Makrifat dan Musyahadah.

b. Sejatine Urip hanya akan dapat dijalani dengan baik jika yang bersangkutan memiliki dasar keimanan yang kuat, shalat yang sambung kepada Allah, serta mampu bersabar dan bertawakal.

c. Adapun Kebenaran Sejati hanya bisa disingkap lewat jalan kasyaf atau lewat proses peng-ilhaman setelah yang bersangkutan terlebih dahulu pernah menerima pengajaran langsung dari Allah Swt [ mencapai Derajat Wushul ] atau setidaknya melalui pengajaran yang disampaikan sendiri oleh Jibril Alaihi salam, baik dalam keadaan jaga atau melalui mimpi [ ru’ya ash shalihah atau ru’ya ash shadiqah ]. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam sendiri pernah bersabda bahwa :

الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ جُزْءٌ مِنْ سِتَّةٍ وَأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنْ النُّبُوَّةِ

“Mimpi yang benar adalah salah satu dari 46 tanda kenabian” (HR. Muslim no. 2263).


Laku Sejatine Urip :

1. Kondisikan selalu agar Hati anda senantiasa sambung kepada Allah

2. Sadari selalu bahwa kapasitas keberadaan diri anda dimuka bumi adalah merupakan kepanjangan dari tangan-Nya, mengingat hakikat diri anda adalah wakil-Nya dan karena anda adalah Citra dari Diri-Nya.

3. Bertindaklah seolah-olah diri anda adalah Allah itu sendiri yang hadir dimuka bumi, yang dengannya anda ditugaskan untuk menebarkan sifat kasih dan sayang-Nya, memelihara hidup dan kehidupan makhluk-Nya, menciptakan damai dan kesejahteraan bagi mereka, memperbaiki apa apa yang rusak darinya, menyempurnakan apa apa yang belum sempurna dan adalah menjadi kewajiban anda untuk senantiasa menata serta menjaga keseimbangan atas apa yang ada dibumi dan atas apa yang terhampar dialam semesta.

4. Bentuk dan kembangkan selalu diri anda hingga mencapai maqom sempurna dan jadikan diri anda manusia yang paling bisa diandalkan diantara sesama. Jadikan setiap detik dari waktu dan umur anda yang tersisa untuk sebanyak mungkin melakukan kebaikan. Penuhi waktu waktu anda dengan bekerja, berkarya dan melakukan amalan-amalan yang berguna. Ingat, bahwa sebaik - baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya.

5. Lakukan tugas dan pekerjaan anda berdasarkan sekala prioritas, mengingat ketersediaan sumber daya dan kemampuan anda yang terbatas,  maka kerjakan dulu apa yang paling penting dan yang paling darurat untuk segera diselesaikan. Jadikan variabel kemanfaatan sebagai dasar pertimbangan anda dalam bekerja dan disaat anda mengambil keputusan.

6. Ketahuilah bahwa hakikat dari shalat, puasa dan haji itu hanyalah media atau alat, agar dengannya anda dapat mengasah diri, agar dengannya hati anda menjadi lebih lembut, menjadi lebih peka, menjadi lebih penyayang dan menjadi lebih peduli kepada nasib dan penderitaan sesama. Dengan demikian maka jika di suatu saat Tuhan berkehendak untuk menjadikan hati anda sebagai tempat persemaian dari sifat-sifat- Nya, saat itu kondisi dohir dan batin anda sudah siap. 

7. Ketahuilah bahwa tujuan ahir dari semua ritus ibadah, seperti shalat, puasa dan haji itu adalah agar kita semua bisa berbakti kepada makhluk dan kepada semua yang hidup. Mohon camkan ini baik baik, supaya anda tidak lagi salah dan tidak menyesal dikemudian hari [ di Pengadilan Ahirat ], karena saat hidup didunia anda mungkin kurang ilmu dan kurang pengetahuan. Atau karena para Ustad, para Kyai dan guru - guru anda tidak menyampaikan hal ini kepada anda karena mereka lupa atau mungkin karena mereka juga sama seperti pada umumnya kebanyakan manusia, jarang merenung, kurang tafakur dan kurang memahami hakikat hidup.

Ingat sekali lagi bahwa :  shalat anda, puasa anda dan haji anda adalah untuk diri anda sendiri dan bukan untuk Allah. Allah sama - sekali tidak butuh dan tidak mengambil manfaat apapun dari ritus - ritus ibadah yang anda lakukan itu. Sebab semua manfaat dari ibadah - ibadah yang anda lakukan itu seluruhnya akan kembali kepada diri anda sendiri. 

Allah Yang Maha Agung, Maha Kaya dan Maha Berkuasa itu tidak membutuhkan apapun dari kita, Ia tidak butuh disembah, tidak butuh dipuja dan tidak butuh dengan ketaatan kita.  Sebab hakikat diri kita ini dimata-Nya dan bahkan jika bumi dan seisinya ini dihadapan kepada kebesaraan dan keagungan kekuasaan- Nya, tidaklah ber-arti apa-apa. Sebab baginya bumi kita ini hanyalah sebutir debu, maka apalah artinya kita, dan betapa kecilnya nilai kita dihadapan-Nya. " Oleh karena itu jika anda merasa telah berbuat suatu kebaikan maka janganlah kebaikan yang anda lakukan itu anda nisbatkan sebagai persembahan kepada Tuhan. Tetapi nisbatkanlah perbuatan baik anda itu untuk kebaikan diri anda sendiri dan untuk kebaikan makhluk - Nya ". Dengan begitu maka mudah-mudahan Tuhan akan rida dengan kita karena kita dapat menempatkan kapasitas diri kita dihadapan-Nya dengan benar, dan karena kita telah mengabdi kepada-Nya lewat perbuatan baik kita kepada makhluk-Nya.

Pahami ini baik-baik, bahwa Tugas kita yang sesungguhnya adalah bagaimana menata hidup dan kehidupan dibumi kita sendiri. Bagaimana agar seluruh gerak kehidupan yang berlangsung dibumi kita ini bisa berjalan tertib, selaras dan harmonis. Dengan demikian mudah-mudah itu dapat menyelamatkan kita dan makhluk Tuhan lainnya dari potensi terjadinya bencana, datangnya musibah dan bahaya serangan wabah penyakit  yang sewaktu - waktu bisa menimpa kita. Itulah sesungguhnya makna sejati dari printah Allah, dan rahasia yang ada dibalik perintahnya : " Wahai orang-orang yang beriman ! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, " - (QS. At-Tahrim 66: Ayat 6)


وَالْعَصْرِ

"Demi masa." -

( QS. Al-'Asr 103: Ayat 1)

إِنَّ الْإِنْسٰنَ لَفِى خُسْرٍ

"Sungguh, manusia berada dalam kerugian,"

 (QS. Al-'Asr 103: Ayat 2)

إِلَّا الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

"kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."

(QS. Al-'Asr 103: Ayat 3)


Semoga tulisan pendek ini dapat bermanfaat.



Selasa, 10 Agustus 2021

Prasyarat atau Pra Kondisi yang harus diciptakan agar kita dapat meraih DAWUH, VISI dan ILHAM

By Mang Anas

Dua hari yang lalu saya membuat testimoni panjang lebar yang menjelaskan tentang bagaimana mendapatkan DAWUH, VISI dan ILHAM,  maka pada TS kali ini akan dijelaskan apa saja prasyarat atau pra kondisi apa yang harus diciptakan oleh seorang salik agar bisa mendapatkan itu semua.

Berhasil atau tidaknya sebuah laku rohani itu sangat ditentukan oleh parameter berikut ini,

1. Seberapa dalam rasa penyesalan kita terhadap kesalahan - kesalahan kita dimasa lalu.

2. Seberapa kuat kadar keimanan dan keterikatan kita kepada Tuhan

3. Seberapa erat ketersambungan hati kita kepadanya, seberapa lama dan seberapa konsisten.

4. Seberapa lekat rasa rindu kita kepadaNya

5. Sebarapa kuat kadar kepasrahan kita kepadaNya

6. Seberapa positif prasangka kita terhadapNya

7. Dan seberapa suci niat kita dalam menjalankan laku rohani dimaksud.

Ke enam kondisi itu merupakan syarat mutlak dan jika itu dapat terpenuhi maka insya-Allah Allah Swt akan menurunkan Waridnya kepada diri kita [ sosok Rasul dalam diri ]

Sebagaimana firmanNya,

"Dan buatlah suatu perumpamaan bagi mereka, yaitu penduduk suatu negeri, ketika utusan-utusan datang kepada mereka;" - (QS. Ya-Sin 36: Ayat 13)

Diantara Ciri utama datangnya warid didalam diri itu adalah, ketika tiba - tiba kita dapat,

1. Menangis dengan sungguh sungguh saat bersimpuh dan bermunajat dihadapan Allah Swt.

2. Saat Hati menjadi sangat mudah tersentuh ketika mendengarkan ujaran dan nasehat - nasehat kerohanian.

3. Ketika kita telah dapat merasakan lezatnya shalat dan indahnya dzikir

4. Ketika saat membaca ayat ayat suci al qur'an dan kita mencoba menghayatinya, ayat ayat itu menjadi seakan-akan hidup dan seakan sedang berbicara kepada kita, sehingga karenanya kita dibuatnya menjerit, sujud, jatuh tersungkur serta menangis hingga mencucurkan air mata 

5. Ketika kita merasakan bahwa didalam dada kita seperti dijalari oleh sesuatu, dan sesuatu yang menjalar itu mendatangkan sensasi haru, harapan dan kedamaian serta kerinduan yang sangat kepada Tuhan [ Keadaannya mirip dengan Fenomena medan Magnit ].

Bila kelima tanda itu sudah dapat kita rasakan maka  semua pintu rohani dan jalan-jalan menuju Tuhan akan segera dibukakan untuk kita.  Itulah yang disebut dengan istilah " Dzauk ", atau kondisi mabuk rohani. Pada saat kita berada dalam kondisi rohani seperti itulah Dawuh-dawuh itu akan datang, visi tentang masa depan dapat kita lihat serta ilham - llham yang sarat dengan muatan pengetahuan itu dapat kita raih. 


Bagan : Tujuh Macam Pengajaran Ilmu Ilmu Kelangitan



Bagan : Contoh Jenis- jenis  Pengalaman Rohani Yang Pernah Dialami oleh Seorang Salik


Demikian semoga apa yang saya tulis ini bisa memberikan gambaran kepada khalayak tentang seluk beluk proses datangnya Dawuh, Visi dan Ilham.

Satu hal ini perlu dicatat untuk diketahui bahwa tujuan tulisan ini tidak lain adalah semata untuk mempromosikan dunia rohani. Mengingat dunia kita saat ini telah dipenuhi oleh melulu nilai nilai kebendaan dan dominasi matrialisme.

Kecendrungan ini bila terus dibiarkan dan tanpa diimbangi dengan gerakan masif dibidang kerohanian maka akibatnya bisa sangat fatal karena bisa mengguncang  keseimbangan alam semesta. Sebagai sosok khalifah maka kita semua punya kewajiban supaya terus ikut menjaga agar medan magnit kutub positif [ + ] tidak lebih lebih lemah dibanding kutub negatifnya [ - ]. Batin semesta ini juga harus kita jaga supaya ia dapat terus kuat menyanggah beban dohirnya yang semakin berat. Dan supaya antara sisi baik dan sisi jahat serta poros benar dan salah semuanya bisa duduk pada titik keseimbangannya masing - masing.

Semoga ini bisa bermanfaat.

Jumat, 06 Agustus 2021

Mendapatkan Anugerah Dawuh, Visi dan Ilham

By Mang Anas


Kebanyakan orang beranggapan, bahwa bisa mendapatkan suatu dawuh, visi dan ilham itu sebagai sesuatu yang mewah dan merupakan pencapaian rohani yang luar biasa. Padahal sebenarnya tidaklah demikian. Sebab bagi para pelaku rohani dan penempuh jalan Salik,  hal - hal yang demikian itu dianggap sebagai pencapaian yang biasa, karena mereka sudah pernah mengalami hal itu beratus kali dan bahkan ribuan kali.

Bagan :  Dzikir, Fase dan Tingkat Kedalamannya.

Bagaimana bisa mencapai hal itu, sulitkah ? 

Tidak terlalu sulit bahkan boleh dibilang cukup mudah. Sebab manakala dzikir anda sudah masuk pada fase dzikir Siir [ Rahsa ] atau minimal dzikir ruh, maka yang namanya dawuh, visi dan ilham itu akan datang dengan sendirinya, tanpa harus anda minta atau harap - harapkan. Karena setiap apa yang anda lihat, dengar, tonton, baca dan alami semua bisa menjadi pemantik dan menjadi sebab datangnya ilham.

Bagaimana cara melakukan dzikir Siir [ Rahsa ], sulitkah ?

Cukup mudah, dan mencapai kevel itu sebenarnya tidak terlalu sulit. Asalkan anda tahu cara dan tehniknya. Kuncinya ada pada cara olah rasa, yaitu bagaimana kita bisa meleburkan rasa kita kedalam dzikir - dzikir kita [ pengetahuan ini bisa anda dapatkan dari buku buku atau dari bimbingan langsung guru guru rohani anda ].

Pada tahap awal mungkin anda baru bisa menyadari [ bisa merasakan ]  bahwa ternyata setiap bacaan dzikir itu mempunyai sensasi rasa dan prabawa yang berbeda - beda. Ada dzikir - dzikir tertentu yang kalau anda rasakan prabawanya seperti mendatangkan rasa haru dan tangis [ misal, istigfar ], ada bacaan dzikir lainnya yang prabawanya bisa mendatangkan rasa sejuk, nyaman dan damai [ misal, La khaula ]  ada juga dzikir yang prabawanya mendatangkan rasa rindu dan sensasi mabok kepayang [ seperti, Hu Allah atau Allah Hu ] dst. 

Pada tahap berikutnya mungkin anda akan bisa menjumpai, bahwa ternyata pada lafadz dzikir yang anda baca itu nampak dalam pandangan batin anda seperti memancarkan aura [ warna ] yang khas dan beraneka-ragam. Beberapa lafadz dzikir akan nampak seperti memancarkan aura kekuningan, beberapa lainnya akan nampak seperti berwarna kehijauan, pink, kebiruan, putih,  putih bening dan seterusnya. Aura-aura itu akan nampak dalam pandangan mata batin seperti sedang menyelimuti seluruh tubuh anda atau kadang hanya sebatas kepala. 

Tahap selanjutnya anda mungkin akan merasa seperti tengah berenang didalam lautan dzikir. Nah, perhatikan baik - baik inilah ciri utama bahwa anda sudah masuk pada level dzikir Ruh. Pada tahap ini anda sudah mulai bisa memanen buah dzikir anda,  karena setiap lafadz - lafadz dzikir yang anda baca itu semuanya akan bertransformasi menjadi ilmu [ pengetahuan ]. Lafadz - lafadz itu seakan-akan memperkenalkan dirinya kepada anda serta menjelaskan hakikat dirinya masing - masing, lalu  andapun dibuat-nya dapat memahami maksud perkataan mereka serta seluruh makna yang terkandung didalamnya. Fase ini disebut sebagai fase ilmu atau fase samudra pengetahuan. Maka bila anda sudah bisa masuk pada fase ini maka setiap lafadz dan kalimat yang anda baca, apapun itu bentuknya dari mulai bacaan dzikir, bacaan shalat hingga ayat - ayat suci al Qu'ran, semuanya akan berubah menjadi lautan ilmu, hal itu terjadi karena anda sudah menceburkan diri serta berenang didalamnya.

Selanjutnya, jika nasib anda memang ditakdirkan menjadi orang orang yang beruntung [ Humul Muflihun ], maka anda akan diberi tiket [ beasiswa ] untuk belajar di atas langit. Disana anda akan mendapatkan pengajaran ilmu ilmu ketinggian dari Sosok Maha Guru yang eksistensinya tidak mungkin bisa anda lihat [ Sosok yang Maha Ghaib ]. Dia akan mengajarkan ilmu-Nya kepada anda lewat bahasa Rahsa [ tanpa huruf tanpa suara ]. Disana kepada anda akan diajarkan tentang apa itu hidup dan apa yang disebut dengan sejatinya hidup, apa itu benar dan apa yang disebut dengan sejatinya kebenaran serta pengajaran tentang Alam Semesta [ langit, bumi serta isi yang ada didalamnya serta apa - apa yang ada diantara keduanya ]. Inilah yang disebut dengan ilmu bibit, yang merupakan cikal bakal dari semua cabang ilmu pengetahuan [ Anugerah ilmu laduni ].

Nah cukup sekian dulu, muda - mudahan tulisan ini dapat memotivasi anda dan membuat wawasan anda menjadi sedikit terbuka, khususnya yang terkait dengan apa itu dunia rohani serta manfaat yang bisa didapat jika kita mau menekuninya dengan sungguh - sungguh dengan niat lurus dan semata - mata karena Allah Swt.

Buang jauh jauh segala sesuatu yang terindikasi dapat mengotori niat lurus anda, seperti ingin menjadi orang sakti, ingin menjadi kaya, ingin mendapat karier yang bagus,  ingin menjadi dukun, ingin bisa mengobati dan menyembuhkan orang atau bahkan jika terbetik dalam hati anda ingin mendapatkan anugerah ilmu laduni. Niatkan semata - mata untuk taqarub kepada Allah, mengasah diri dan mendapatkan ridho dari -Nya lewat cinta dan kerinduan anda kepada-Nya.

Adapun soal Warid dan Anugerah itu bukanlah wilayah kita, jadi jangan kita menyibukan diri dengannya, jangan pernah berharap - harap dan jangan pula memintanya. Serahkan diri kita sepenuhnya dan bertawakallah kepadaNya, kemudian yakini bahwa Dia pasti akan memberi kita yang terbaik berdasarkan ilmunya. Sebab Dia-lah yang paling mengetahui hakikat diri kita, bakat, minat serta kecendrungannya. Mengingat hal itu telah dilekatkan-Nya kepada kita semenjak diri kita dibentuk didalam rahim ibu, hingga ahirnya kita lahir kedunia dengan menyandang nama. 

Senin, 02 Agustus 2021

Rekonstruksi dan Pemaknaan Ulang Surat An - Nash dan Al-Falak

 By Mang Anas

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ


  قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ (١)  مَلِكِ النَّاسِۙ (٢)  اِلٰهِ النَّاسِۙ (٣)  مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ (٤) الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ (٥)  مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ (٦)

A. Makna Dohir : 

Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia (1), Raja manusia (2), sembahan manusia (3), dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi (4),  yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia (5), dari (golongan) jin dan manusia " (Q.S. An-Nas ayat 6).


B. Makna Takwil 

Serukanlah, Aku berlindung kepada Tuhan yang mengasuh Diri Manusia [1], Yang Menguasai Diri Manusia [2], Yang menciptakan Diri Manusia [3], dari keragu-raguan dan rasa was-was yang sering menghantui hati manusia [4],  dari bisikan jahat yang sering melintas dan berkecamuk dalam pikiran manusia [5],  Yang dipancarkan oleh tabiat Jin [ nafsu Amarah ] dan Manusia  [ nafsu Lawwamah ] (6)



Bagan : Keberadaan Jiwa Manusia Antara Kuasa Baik dan Kuasa Jahat


------@-------


Pemaknaan Surat Al-Falak 


قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ (١)  مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ (٢) وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ (٣)  وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ (٤)  وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ (٥)


A. Makna Dohir : 

Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai fajar (1), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan (2),  dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita ( 3), dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya)( 4), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki. (Q.S. Al-Falaq ayat 1 - 5)


B. Makna Isyarat :

" Katakanlah, aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai Kesadaran (1),  Dari tipu daya Tagut yang meracuni pola pikir dan cara pandang manusia (2), Dan dari berputus asa terhadap besarnya kasih dan rahmat Tuhan  (3), Dan dari dorongan-dorongan hawa nafsu yang mencoba memalingkan hati dari Tuhannya (4), Dan dari kecenderungan jasad yang senantiasa ingin memenjarakan ruh pada tabiat ke-jasadan-nya (5) ".


Catatan : Dasar penerjemahan adalah makna batin ayat dan bukan pada makna dahirnya. Maka jika kemudian terjadi seakan - akan ada perbedaan pemaknaan dengan  terjemahan versi mainstream maka itu hanyalah pada makna lahiriyahnya semata. Makna substansinya sebenarnya sama dan masih bersesuaian. 

Mohon disadari, khususnya dalam surat al falak Allah swt dalam  firman-Nya sarat sekali menggunakan bahasa- bahasa metafor [ perumpamaan ], maka jika disana-sini  terdapat perbedaan yang sangat mencolok dengan makna yang sudah mainstream maka disitulah sebenarnya terletak perbedaan penafsirannya.