Halaman

Senin, 07 Agustus 2023

Kedudukan Huruf-huruf Hijaiyyah Serta Maknanya Pada Surat Al Fatiha dan Dalam Martabat Tujuh

Serial Ilmu Huruf,

By Mang Anas 


A. Pada Martabat Ahadiyah 

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (١)

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. (Q.S. Al-Fatihah ayat 1)

♤ Ini adalah fase dimana Allah SWT belum bertajali atau belum memanifestasikan dirinya menjadi apapun juga. Pada fase ini Allah SWT masih lah sendirian [ sebagai umpama huruf ب pada lafadz Basmalah ], serta keberadaannya masih merupakan ketunggalan mutlak dan satu satunya [ Ahad ]. Pada fase ini belum ada satupun makhluk yang diciptakan-Nya.  Dengan demikian maka tidak ada satupun huruf yang layak duduk pada martabat ini.

B. Pada Martabat Wahdah

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ (٢)

Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, (Q.S. Al-Fatihah ayat 2)

Hakikat martabat wahdah adalah Allah SWT dalam kedudukannya sebagai Nur Muhammad, sebagai اَلْحَمْدُ, atau Allah sebagai Cahaya Langit dan Bumi. Martabat wahdah adalah fase dimana Allah SWT ingin agar keberadaan diri-Nya dikenali. Maka Allah SWT kemudian berkehendak dengan ilmu-Nya dan menyatakan lewat kekuasaan-Nya untuk mulai menciptakan makhluk.

♤Inilah deretan huruf-huruf Hijaiyah serta kedudukannya yang ada pada Martabat Wahdah :

1. Huruf أ =  bermakna " Al-Hayyu & Al-Qoyyumu " atau Yang Maha Hidup dan Yang Maha Berdiri Sendiri [ kedudukannya adalah Arsy ]

2. Huruf ب = bermakna " Al-Ilmu " atau Yang Maha Mengetahui [ kedudukannya adalah Al-Qolam ]

3. Huruf ت  = bermakna " Al-Iradat " atau Yang Maha Berkehendak [ kedudukannya adalah Lauhul Mahfud ]

4. Huruf ث =  bermakna " Al-Qudrat "  atau Yang Maha Berkuasa [ kedudukannya adalah Kursi ]

C. Pada Martabat Wahidiyah

الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ (٣)  مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ (٤)

Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,  Pemilik hari pembalasan. (Q.S. Al-Fatihah ayat 3 - 4)

Martabat wahidiyah adalah suatu fase dimana Allah SWT mentajalikan diri-Nya dalam wujud asma-asma-Nya yang utama. Yaitu Ar-Rahman, Ar-Rahim dan Al-Malik, dan yang dengan nama-nama itu Allah SWT kemudian mulai menciptakan segala sesuatu, dan dimulai dari bentuk Roh. [ Mempelajari fisika partikel terkait kajian mengenai Higgs Boson atau Partikel Tuhan, mungkin bisa membantu ]. 

♤Inilah deretan huruf-huruf Hijaiyah serta kedudukannya yang ada pada Martabat Wahidiyah :

5. Huruf ج =  bermakna " Ar Rahman " yaitu Allah SWT dalam manifestasinya sebagai Sang Pencipta dan Sang Pemberi bentuk bagi sekalian makhluk-Nya [ lihat kitab-kitab dalam karya Ibn Arabi ].

6. Huruf ح =  bermakna " Ar Rahim " yaitu Allah SWT dalam manifestasinya sebagai Sang Pemelihara dan yang menopang kehidupan bagi sekalian makhluk-Nya. 

7. Huruf خ = bermakna " Al Malik " yaitu Allah SWT sebagai Sang Pelindung dan Yang Menjadi Penguasa bagi sekalian makhluk-Nya [ hakikat Al-Malik adalah segala sesuatu yang berlaku sebagai ketetapan hukum sunnatullah pada alam semesta dan diluar itu adalah terhadap segala apa yang dikehendaki-Nya ].


Bagan : Huruf Hijaiyah, Rumpun Serta Pengelompokanya


D. Pada Martabat Alam Ruh

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ (٥)

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. (Q.S. Al-Fatihah ayat 5)

Allah SWT kemudian menciptakan Roh sebagai bentuk pertama dari penciptaan-Nya. Yang penjelasannya adalah, segala sesuatu yang sekarang ini nampak sebagai esensi yang bersifat matrial [ nampak ada ], itu pada awalnya bermula dan atau tercipta dari suatu esensi yang bersifat imateril atau tercipta dari bentuk roh [ untuk lebih jelas maka lihat dan pelajari teori fisika quantum ]. 

Adapun alasan mengapa penciptaan roh itu dikaitkan dengan surat Al-Fatiha ayat 5 adalah karena pernyataan  " Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan " itu merupakan kodrat dari roh. Yakni ia akan senantiasa taat dan setia serta tegak-lurus kepada Allah SWT.

♤Inilah deretan huruf-huruf Hijaiyah serta kedudukannya yang ada pada Martabat Alam Ruh :

8. Huruf د = bermakna " Labb ", yaitu hati makrifat atau cahaya yang dapat mengantarkan manusia mencapai derajat Wushulnya kepada Allah SWT.

9. Huruf ذ =  bermakna " Fu'ad " yaitu hati hakikat atau cahaya yang dapat mengantarkan manusia mencapai derajat Ikhsan.

10. Huruf ر =  bermakna " Qolb " yaitu hati tarikat atau cahaya yang dapat mengantarkan manusia mencapai martabat Iman.

11. Huruf ز =  bermakna " Shadr " yaitu hati syariat atau cahaya yang dapat mengantarkan manusia mencapai martabat Islam.

E. Pada Martabat Alam Mitsal

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ (٦)

Tunjukilah kami jalan yang lurus, (Q.S. Al-Fatihah ayat 6)

Dalam konsep martabat tujuh alam mitsal ini dapat diumpamakan alam bapak atau alam sperma atau alam jiwa atau nafs. Dimaksudkan sebagai wadah atau wahana bagi roh -roh yang akan diturunkan ke bumi. 

Keadaan roh-roh ini saat ia dihembuskan untuk pertama kalinya ke alam sperma [ alam bapak ] yang merupakan alam nafsu atau alam kegelapan,  akan mengalami kebingungan dan disorientasi. Karena ditempat asalnya roh-roh itu biasa hidup di alam terang. Maka wajarlah jika akhirnya iapun  segera mohon pertolongan kepada Tuhan  "  Tunjukilah kami jalan yang lurus ". 

♤Inilah deretan huruf-huruf Hijaiyah serta kedudukannya yang ada pada Martabat Alam Mitsal :

12. Huruf س =  bermakna manikam, sirr, dan sirr Muhammad. 

Ketiga unsur tersebut diatas adalah merupakan potensi batin manusia yang dikemudian hari akan berkembang menjadi esensi qolb, fu'ad dan labb. Dan akan menjadi jalan [ alat ] bagi manusia untuk mencapai martabat iman, derajat ikhsan serta wushul [ makrifat] kepada Allah SWT. 

13. Huruf ش = bermakna mani, madi dan wadi yang terkandung di dalamnya unsur manikam, sirr, dan sirr Muhammad. 

Unsur mani, madi dan wadi ini dikemudian hari akan berkembang menjadi jasad manusia dan harus ditaklif dengan tiga rukun Islam berupa shalat, puasa dan zakat untuk mencegahnya dari berbuat kerusakan dimuka bumi. 

Dan adapun secara biologis ketiga elemen yang berupa mani, madi dan wadi itu pada saatnya akan membentuk daging, tulung belulang dan darah manusia.

F. Pada Martabat Alam Ajsam

صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ  (٧)

(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya;  (Q.S. Al-Fatihah ayat 7)

Hakikat alam Ajsam adalah suatu kondisi sebagaimana adanya di alam ibu dan disebut juga alam akal dan imajinasi. Didalam alam Ajsam ini bibit-bibit sperma yang berasal dari alam bapak [ yang berupa mani, madi, wadi, manikam, serta sirr dan sirr Muhammad ]  yang hakikatnya masih berupa simbol-simbol genetika akan diproses dan dibentuk lebih lanjut menjadi ciptaan yang bersifat fisik dan kemudian ia akan menjadi nyata dalam wujud seorang bayi yang ada di alam kandungan.

Dan adapun hakikat dari redaksi kalimat pada al-fatiha ayat 7 diatas adalah merupakan pernyataan roh saat dirinya  mengetahui harus dipatnerkan dengan akal didalam membingbing serta mengarahkan jiwa dan jasad. Roh mengetahui dengan pasti bahwa tabiat akal adalah pragmatis, lebih menyukai hal-hal praktis dan cenderung menghambakan dirinya kepada nafsu. 

Oleh karena itu maka karakter akal akan selalu mementingkan dirinya sendiri, dan bilamana perlu ia tidak akan segan mengambil jalan pintas. Akal akan berani menabrak apapun  demi mencapai tujuannya. Hal itu dikarenakan  hakikat akal adalah tidak ber tuhan. Akal itu tidak sebagaimana roh, ia tidak pernah mengikrarkan syahadat dihadapan Tuhan.

Itulah alasan mengapa saat dirinya mengetahui hendak dipatnerkan dengan akal, roh lagi-lagi membuat permintan "  (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya " [ Al-Fatihah ayat 7 ], yakni jalan para syuhada, jalan orang-orang shaleh, jalan para siddiqin, serta jalan para nabi dan rasul. 

♤Inilah deretan huruf-huruf Hijaiyah serta kedudukannya yang ada pada Martabat Alam Ajsam :

14. Huruf ص = bermakna " عَلَقَةً " atau segumpal darah.

15. Huruf ض =  bermakna "  مُضْغَةً " atau segumpal daging.

16. Huruf ط = bermakna " عِظٰمًا " atau tulang belulang.

17. Huruf ظ = bermakna  " الْعِظٰمَ لَحْمًا " atau tulang belulang yang dibungkus dengan daging. 

G. Pada Martabat Alam Insan Kamil 

غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ  (٧)

bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (Q.S. Al-Fatihah ayat 7)

Sesuai dengan namanya maka martabat insan kamil ini disebut sebagai kejadian atau ciptaan sempurna. Identik dengan lahirnya seorang jabang bayi. 

Munculnya pernyatan " bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat " adalah karena roh sangat menyadari bahwa tabiat daging atau jasad itu akan dapat menyeretnya kejalan yang dimurkai dan bahkan sesat.

♤ Dan adapun deretan huruf-huruf Hijaiyah serta kedudukannya yang berada pada Martabat Alam Insan Kamil ini adalah :

18. Huruf ع =  bermakna diri manusia pada fase Bayi [ خَلْقًا اٰخَرَۗ ] atau manusia yang berada pada fase awal kehadirannya dimuka bumi dan masih berada dalam proses penyempurnaan seluruh fungsi jasadnya, yaitu fungsi pendengaran dan penglihatan serta pertumbuhan seluruh jaringan syaraf dan sel-sel otaknya [ umur 0 - 11 bulan ].

19. Huruf غ =  bermakna diri manusia yang masih berada pada fase anak-anak, yaitu fase bermain dan masa berkembangnya seluruh fungsi-fungsi otak dan jaringan syarafnya [ umur 1- 10 tahun ]. 

20. Huruf ف =  bermakna diri manusia pada fase usia remajanya, yaitu merupakan fase pertumbuhan jiwa dan masih merupakan masa pencarian jati diri [ umur 11 - 20 tahun ]

21. Huruf  ق =  bermakna manusia yang berada pada fase usia pemuda, merupakan fase pertumbuhan roh dan masa berkembangnya seluruh potensi spiritual manusia. Pada fase Ini kondisi jiwa manusia sudah mulai mapan dan stabil, maka iapun secara berangsur akan sanggup menyesuaikan dirinya dalam berbagai situasi dan kondisi, serta akan mampu pula menghadapi berbagai tantangan yang berkembang dilingkungannya [ umur 21 - 30 tahun ].  

22. Huruf ك = bermakna manusia yang berada pada fase usia dewasa, suatu  fase dimana potensi hikmah dan kearifan [ sirr ] seseorang seharusnya sudah mulai tumbuh dan terus berkembang menuju kematangannya. Disisi lain kondisinya secara materiil sudah mulai mapan [ pada umumnya sudah hidup berkeluarga, memiliki anak,  memiliki fasilitas kendaraan dan sudah punya rumah ]. 

Maka fase ini disebut sebagai fase dharma, suatu tahapan umur dimana rata-rata manusia pada umumnya sudah mulai bisa memberikan kontribusi baik materiil maupun imateril kepada masyarakat dilingkungan disekitarnya [ umur 31 - 40 tahun ]

23. Huruf ل = bermakna manusia yang berada pada fase parubaya.  Dimana pada fase ini martabat dan kewibawaan seseorang sudah tumbuh mapan pada dirinya. Maka fase ini disebut sebagai fase kepemimpinan, fase makrifat dan disebut juga sebagai  fase nur dan cahaya [ umur 41 - 50 tahun ]. 

24. Huruf م = bermakna manusia yang berada pada fase tuanya. Pada umumnya mereka  sudah mapan secara materi dan pula sudah sangat matang secara mental dan spiritual. Maka fase ini disebut sebagai fase Mandito, suatu fase dimana seorang manusia harus sudah berusaha dengan sungguh-sungguh meraih derajat wushulnya kepada Allah SWT. Dalam tradisi hindu hal ini disebut sebagai peristiwa Moksa [ musti dicapai dalam rentang umur 51 - 60 tahun ].

25. Huruf ن =  bermakna manusia paripurna atau manusia yang sudah sampai kepada ajalnya [ yaitu kematiannya ].

26. Huruf و = bermakna suatu fase dimana sangkakala ditiupkan dan manusia serta jin dibangkitkan dari kuburnya.

27. Huruf ه = bermakna suatu fase dimana seluruh manusia dan jin dikumpulkan di Padang Ma'syar

28. Huruf لا =  bermakna suatu fase dimana semua amalan manusia dan jin akan dihisab dan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT.

29. Huruf ء =  bermakna suatu fase dimana manusia dan jin harus meniti suatu jembatan amal [ sirat ]

30. Huruf ي =  bermakna suatu fase atau suatu stasiun dimana manusia dan jin akhirnya ditempatkan, yaitu di Surga atau di Neraka.

Habis, ...

Demikian semoga tulisan ini bermanfaat, 



Kamis, 03 Agustus 2023

Bagaimana Cara Terhindar Dari Godaan Setan, Iblis dan Dajjal

Serial Ilmu Huruf 

By Mang Anas

A. Drama Tentang Awal-Mula Perseteruan Adam Dan Iblis Dalam Al Qur'an 

فَاِذَا سَوَّيْتُهٗ وَنَفَخْتُ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِيْ فَقَعُوْا لَهٗ سٰجِدِيْنَ (٧٢)

Kemudian apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan roh (ciptaan)-Ku kepadanya; maka tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya.”(Q.S. Sad ayat 72)

فَسَجَدَ الْمَلٰۤىِٕكَةُ كُلُّهُمْ اَجْمَعُوْنَۙ (٧٣)

Lalu para malaikat itu bersujud semuanya,(Q.S. Sad ayat 73)

اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ اِسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ (٧٤)

kecuali Iblis; ia menyombongkan diri dan ia termasuk golongan yang kafir.(Q.S. Sad ayat 74)

قَالَ يٰٓاِبْلِيْسُ مَا مَنَعَكَ اَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّۗ  اَسْتَكْبَرْتَ اَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِيْنَ (٧٥)

(Allah) berfirman, “Wahai Iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Aku ciptakan dengan kekuasaan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri atau kamu (merasa) termasuk golongan yang (lebih) tinggi?”(Q.S. Sad ayat 75)

قَالَ اَنَا۠ خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِيْ مِنْ نَّارٍ وَّخَلَقْتَهٗ مِنْ طِيْنٍ (٧٦)

(Iblis) berkata, “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.”(Q.S. Sad ayat 76)

قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَاِنَّكَ رَجِيْمٌۖ (٧٧)

(Allah) berfirman, “Kalau begitu keluarlah kamu dari surga! Sesungguhnya kamu adalah makhluk yang terkutuk.(Q.S. Sad ayat 77)

وَّاِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِيْٓ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ (٧٨)

Dan sungguh, kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan.”(Q.S. Sad ayat 78)

قَالَ رَبِّ فَاَنْظِرْنِيْٓ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ (٧٩)

(Iblis) berkata, “Ya Tuhanku, tangguhkanlah aku sampai pada hari mereka dibangkitkan.”(Q.S. Sad ayat 79)

قَالَ فَاِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِيْنَۙ (٨٠)

(Allah) berfirman, “Maka sesungguhnya kamu termasuk golongan yang diberi penangguhan,(Q.S. Sad ayat 80)

اِلٰى يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُوْمِ (٨١)

sampai pada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat).”(Q.S. Sad ayat 81)

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ (٨٢)

(Iblis) menjawab, “Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,(Q.S. Sad ayat 82)

اِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ (٨٣)

kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka.”(Q.S. Sad ayat 83)

قَالَ فَالْحَقُّۖ وَالْحَقَّ اَقُوْلُۚ (٨٤)

(Allah) berfirman, “Maka yang benar (adalah sumpahku), dan hanya kebenaran itulah yang Aku katakan (Q.S. Sad ayat 84)

لَاَمْلَـَٔنَّ جَهَنَّمَ مِنْكَ وَمِمَّنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ اَجْمَعِيْنَ (٨٥)

Sungguh, Aku akan memenuhi neraka Jahanam dengan kamu dan dengan orang-orang yang mengikutimu di antara mereka semuanya.” ( Q.S. Sad ayat 85)

B. Makna kata الْمُخْلَصِيْنَ [ mukhlasin ]

Secara bahasa kata الْمُخْلَصِيْنَ berasal dari akar kata خ-ل-ص  yang berarti bersih, murni dan sejati. Dan adapun dalam tinjauan ilmu huruf maka makna kata الْمُخْلَصِيْنَ pada Al-Quran surat Sad ayat 83 diatas adalah sebagai berikut, 

1. Huruf خ pada kata الْمُخْلَصِيْنَ adalah bermakna hati atau dada yang tertanam diatasnya benih keimanan yang kuat kepada Allah SWT

إِنَّهُۥ لَيْسَ لَهُۥ سُلْطٰنٌ عَلَى الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

"Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhan." (QS. An-Nahl 16: Ayat 99)

إِنَّمَا سُلْطٰنُهُۥ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُۥ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِۦ مُشْرِكُونَ

"Pengaruhnya hanyalah terhadap orang yang menjadikannya pemimpin dan terhadap orang yang menyekutukannya dengan Allah." (QS. An-Nahl 16: Ayat 100)

2. Huruf ل bermakna keteguhan hati seorang hamba dalam melaksanakan pengabdiannya kepada Allah SWT, yaitu mereka yang  selalu berpegang teguh pada tali agama Allah. Dimaknai demikian karena huruf ل itu sebenarnya tersusun dari dua buah huruf, yaitu أ [ Alif ] yang disini bermakna pohon tegak lurus yang batangnya menjulang tinggi ke angkasa,  serta huruf ر yang menjadi perlambang akar yang tertancap kuat dan yang cabang-cabangnya menghunjam  jauh kedalam bumi.

لَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ  قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّۚ  فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَاۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ (٢٥٦)

Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (Q.S. Al-Baqarah ayat 256)

3. Huruf ص bermakna orang yang sanggup membebaskan dirinya dari dorongan hawa nafsunya, yakni dari kecenderungan syahwat yang muncul dari perut dan kelaminnya, dari sesuatu yang tetangkap oleh mata dan telinganya serta dari sesuatu yang muncul dan yang terlintas pada angan-angannya. Ada tiga cara yang dapat kita gunakan dalam melawan kecenderungan syahwat itu : 

a. Dengan cara mandi dan mendawamkan wudlu,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُۗ مَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ (٦)

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur. (Q.S. Al-Ma'idah ayat 6)

اِذْ يُغَشِّيْكُمُ النُّعَاسَ اَمَنَةً مِّنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِّنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً لِّيُطَهِّرَكُمْ بِهٖ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطٰنِ وَلِيَرْبِطَ عَلٰى قُلُوْبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الْاَقْدَامَۗ (١١)

(Ingatlah), ketika Allah membuat kamu mengantuk untuk memberi ketenteraman dari-Nya, dan Allah menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk menyucikan kamu dengan (hujan) itu dan menghilangkan gangguan-gangguan setan dari dirimu dan untuk menguatkan hatimu serta memperteguh telapak kakimu (teguh pendirian).(Q.S. Al-Anfal ayat 11)


b. Dengan cara menyucikan harta kita melalui zakat, infak dan sidaqoh,

خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ (١٠٣)

Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (Q.S. At-Taubah ayat 103)


c. Dengan cara memperbanyak shalat, mentadabburi Al-Quran, banyak menyebut dan mengingat Allah [ berdzikir  ],

ٱتْلُ مَآ أُوحِىَ إِلَيْكَ مِنَ ٱلْكِتَـٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ ۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ ٱللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. [ Surat Al-Ankabut (29) Ayat 45 ]


C. Kesimpulan 

Dengan demikian maka satu satunya cara agar kita terhindar dari godaan dan jerat Iblis, Setan dan Dajjal itu adalah hanya dengan usaha yang tidak kenal lelah dalam memupuk rasa keimanan kita kepada Allah, tekad untuk mengabdikan diri hanya kepada-Nya, dan lalu kita berikhtiar menghindarkan diri sejauh-jauhnya [ utamanya hati, mata dan telinga kita ] dari hal-hal yang selain Allah,  yakni dari gemerlapnya kehidupan dunia dan segala tetek bengek kenikmatan yang dijanjikannya. Atau dengan kata lain satu satunya cara kita agar bisa selamat dan terhindar dari jerat Setan, Iblis dan Dajjal adalah, dengan menerapkan prinsip hidup zuhud [ yakni kita hanya boleh mengambil seperlunya ] dari kenikmatan dunia. Hal itulah yang harus bisa kita tetapkan terhadap diri kita,  istri dan kepada anak-anak kita. 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ (٦)

Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.  (Q.S. At-Tahrim ayat 6)

Demikianlah semoga pengetahuan ini bermanfaat




Rabu, 02 Agustus 2023

Makna Kata خَـٰشِعُونَ Dalam Tinjauan Bahasa dan Ilmu Huruf

Serial Ilmu Huruf 

By. Mang Anas 


A. Ayat-ayat Al Quran yang didalamnya terdapat kata خَـٰشِعُونَ, yaitu pada tiga ayat berikut ini,

ٱلَّذِينَ هُمْ فِى صَلَاتِهِمْ خَـٰشِعُونَ

(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya, [ Surat Al-Mu'minun (23) Ayat 2 ]

وَإِنَّ مِنْ أَهْلِ ٱلْكِتَـٰبِ لَمَن يُؤْمِنُ بِٱللَّهِ وَمَآ أُنزِلَ إِلَيْكُمْ وَمَآ أُنزِلَ إِلَيْهِمْ خَـٰشِعِينَ لِلَّهِ لَا يَشْتَرُونَ بِـَٔايَـٰتِ ٱللَّهِ ثَمَنًۭا قَلِيلًا ۗ أُو۟لَـٰٓئِكَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِندَ رَبِّهِمْ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلْحِسَابِ

Dan sesungguhnya diantara ahli kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka sedang mereka berendah hati خَـٰشِعِينَ ] kepada Allah dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan-Nya [ Surat Ali-Imran (3) Ayat 199 ]

فَٱسْتَجَبْنَا لَهُۥ وَوَهَبْنَا لَهُۥ يَحْيَىٰ وَأَصْلَحْنَا لَهُۥ زَوْجَهُۥٓ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا۟ يُسَـٰرِعُونَ فِى ٱلْخَيْرَٰتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًۭا وَرَهَبًۭا ۖ وَكَانُوا۟ لَنَا خَـٰشِعِينَ

Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami [ Surat Al-Anbiya (21) Ayat 90 ]


B. Makna huruf kata خَـٰشِعُونَ

Kata خَـٰشِعُونَ dalam bahasa Arab berasal dari kosa kata  خ- ش -ع  yang secara lughot [ bahasa ] artinya taat, jujur, tegak lurus dan atau sungguh sungguh. Adapun secara ilmu huruf ia bermakna sebagai berikut, 

1. Makna Huruf  خ pada kata خَـٰشِعُونَ adalah keadaan dada [ kondisi hati ] seseorang yang terberkati. Dimaknai demikian karena ح adalah simbol dari dada manusia  sedang titik ن itu bermakna karunia atau anugerah atau suatu warid yang merupakan pemberian dari Allah SWT. 

وَلَا تَسْتَوِى الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُۗ اِدْفَعْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ فَاِذَا الَّذِيْ بَيْنَكَ وَبَيْنَهٗ عَدَاوَةٌ كَاَنَّهٗ وَلِيٌّ حَمِيْمٌ (٣٤)

Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akan [ mengubah sikap dan cara pandanganya terhadapmu ] layaknya [ seorang ] teman yang [ tulus, lagi ] setia.(Q.S. Fussilat ayat 34)

وَمَا يُلَقّٰىهَآ اِلَّا الَّذِيْنَ صَبَرُوْاۚ وَمَا يُلَقّٰىهَآ اِلَّا ذُوْ حَظٍّ عَظِيْمٍ (٣٥)

Dan (sungguh sifat-sifat yang baik itu) tidak akan dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar. (Q.S. Fussilat ayat 35) 

2. Makna huruf  ش  pada kata  خَـٰشِعُونَ adalah pertanda bahwa dua elemen diri kemanusiaan yang ada pada orang itu [ yaitu keadaan diri jasad dan keadaan diri batinnya atau jiwanya ]  telah terberkati,  serta orientasi hidupnya sudah condong kepada huruf ر, yaitu hanya untuk mengabdi atau melayani. Dimaknai demikian sebab huruf  ش itu berasal dari susunan dua huruf آ yang berarti dua diri yang terberkati [ terbekati oleh ن ], dan lalu kemudian disambung dengan sebuah huruf  ر yang juga bertitik ن, maka menjadilah ia bermakna melayani atau mengabdi. 

اِنَّ الَّذِيْنَ سَبَقَتْ لَهُمْ مِّنَّا الْحُسْنٰىٓۙ اُولٰۤىِٕكَ عَنْهَا مُبْعَدُوْنَ ۙ (١٠١)

Sungguh, sejak dahulu bagi orang-orang yang telah ada (ketetapan) yang baik dari Kami, mereka itu akan dijauhkan (dari neraka). (Q.S. Al-Anbiya' ayat 101)

لَا يَسْمَعُوْنَ حَسِيْسَهَاۚ وَهُمْ فِيْ مَا اشْتَهَتْ اَنْفُسُهُمْ خٰلِدُوْنَۚ (١٠٢)

Mereka tidak mendengar bunyi desis (api neraka), dan mereka kekal dalam (menikmati) semua yang mereka ingini.  (Q.S. Al-Anbiya' ayat 102)

لَا يَحْزُنُهُمُ الْفَزَعُ الْاَكْبَرُ وَتَتَلَقّٰىهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُۗ هٰذَا يَوْمُكُمُ الَّذِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ (١٠٣)

Kejutan yang dahsyat tidak membuat mereka merasa sedih, dan para malaikat akan menyambut mereka (dengan ucapan), “Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu.” (Q.S. Al-Anbiya' ayat 103)

3. Dan adapun makna huruf ع pada kata  خَـٰشِعُونَ adalah diri [ hati ] hamba yang keadaanya senantiasa menengadah kepada Allah SWT. Yaitu hatinya tidak lagi berpaling kepada yang selain Allah. Satu-satunya yang dia harapkan dalam hidup adalah ridha dan rakhmat Allah semata [ cermati huruf ع itu dari bentuknya, orang yang sedang menengadah ]. 

وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِۗ  وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ (٤٥)

Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (Q.S. Al-Baqarah ayat 45)

الَّذِيْنَ يَظُنُّوْنَ اَنَّهُمْ مُّلٰقُوْا رَبِّهِمْ وَاَنَّهُمْ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ (٤٦)

(yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (Q.S. Al-Baqarah ayat 46)

Pemaknaan huruf-huruf yang saya suguhkan disini adalah diambil dari bentuknya, sebab memang seperti itulah persisnya yang disampaikan disaat saya menerima pengajaran ilmu itu [ ilmu huruf ] dari suatu entitas yang identitasnya tidak perlu saya jelaskan disini. Dan cara itu atau gaya pemaknaan yang seperti itu adalah yang juga ternyata dipakai atau dipergunakan oleh Ibn Arabi disaat beliau membedah ilmu hurufnya [ lihat kitab beliau Futukhat Al Makiyyah jilid 1 dan 2, pokok bahasan tentang ilmu huruf ]. 

Semoga artikel ini memberi manfaat