Surat At – Tin Dalam Perspektif Tafsir Hurufi
By Mang Anas
Tafsir At – Tin 95 ayat 1
وَٱلتِّينِ وَٱلزَّيْتُونِ
“ Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun “ ,
Kedudukan dan simbolisasi dari ayat ini adalah huruf : ت
Yang Artinya “ Man Arofa Nafsahu faqod Arofa Robbahu “ yakni barang siapa yang dapat memahami eksistensi dirinya maka ia akan dapat pula memahami eksistensi Tuhannya “.
Kata التين sebagaimana yang tertera pada ayat diatas itu diartikan sebagai simbol Kebumian, yang maksudnya adalah manusia.
“ Demi Manusia yang Aku Ciptakan, yakni Manusia yang Mengenal dirinya . "
Sedangkan kata الزيتن itu sendiri dikonotasikan sebagai simbol Kelangitan, yang maksudnya adalah Allah Swt, sebagaimana diterangkan dalam surat An -Nur 24:35
" pelita itu di dalam tabung kaca (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api ".
dengan demikian kata Az-zaitun itu bisa diartikan dengan “ Demi Nur atau Cahaya Allah Swt atau demi Tuhan yang telah mentajalikan diriNya lewat realitas dan wujud wujud ciptaan, Yang dengannya ( melalui Tajalli ) itu tanda - tanda keberadaan Tuhan ahirnya dapat dikenali , diketahui dan dipahami oleh manusia “.
Simbol huruf ت juga bisa diartikan sebagai perlambang bertemunya nabi Musa AS dengan nabi Khidir AS. Dua sosok manusia yang berasal dari dimensi alam yang berbeda, yaitu kisah pertemuan Musa AS yang berasal dari dimensi Nasut dengan sosok Khidir yang berasal dari dimensi Lahut. Perjumpaan antara dua sosok manusia suci yang mewarisi pengetahuan yang berbeda, yakni Khidir AS yang membawa pengetahuan langit dengan Musa AS yang sangat memahami hukum - hukum ( syariat ) di bumi. Pertemuan itu juga merupakan persinggunan antara dua wujud, yaitu wujud manusia yang dhohir dengan dirinya yang batin dan antara dunia syariat dengan batinnya yang hakekat.
♤♤♤♤♤----♤♤♤♤♤
Tafsir At – Tin 95 ayat 2
وَطُورِ سِينِينَ
“ Demi gunung Sinai “,
Kedudukan dan simbolisasi dari ayat ini adalah huruf : ط yang dinisbatkan kepada diri nabi Musa AS, kala masih didudukan pada maqom wahyu. Seorang rasul yang sangat diistimewakan oleh Allah Swt yang kisahnya paling banyak memenuhi halaman al qur'an. sebagaimana dituturkan pada surat Thaa Ha ayat 11 – 13. Saat beliau menerima wahyu dilembah suci yang bernama Tuwa ( nama salah satu lembah yang ada dideretan bukit Thursina ) :
فَلَمَّآ أَتَىٰهَا نُودِىَ يَٰمُوسَىٰٓ
“ Maka ketika dia mendatanginya (ke tempat api itu) dia dipanggil, “Wahai Musa! ( Qs Thaa Ha 20:11 )
إِنِّىٓ أَنَا۠ رَبُّكَ فَٱخْلَعْ نَعْلَيْكَۖ إِنَّكَ بِٱلْوَادِ ٱلْمُقَدَّسِ طُوًى
Sungguh, Aku adalah Tuhanmu, maka lepaskan kedua terompahmu. Karena sesungguhnya engkau berada di lembah yang suci, Tuwa. ( Qs. Thaa Ha 20:12 )
وَأَنَا ٱخْتَرْتُكَ فَٱسْتَمِعْ لِمَا يُوحَىٰٓ
Dan Aku telah memilih engkau, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu) “ . ( Qs.Thaa Ha 20:13 )
♤♤♤♤♤------♤♤♤♤♤
Tafsir At – Tin 95 : ayat 3
وَهَٰذَا ٱلْبَلَدِ ٱلْأَمِينِ
“Dan demi negeri (Mekah) yang aman ini“.
Kedudukan dan simbolisasi dari ayat ini adalah huruf : ب , Pada maqom inilah hakikat dari segala wujud itu disibakkan, demikian juga hakikat unsur dhohir dan batinya, inilah simbol pencapaian tertinggi manusia dalam hal kemakrifatan dan penguasaan ilmu pengetahuan ( wa 'alama adama asma a kullaha ).
Inilah maqom bapak kita Adam AS dan maqom Muhammad SAW, juga maqom para nabi dan rasul - rasulnya yang utama serta para Auliya Allah yang agung yang tersebar diseluruh penjuru bumi dan langit.
♤♤♤♤♤-----♤♤♤♤♤
Tafsir At-Tin 95 ayat : 4
لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,
Ayat ini dinisbatkan pada sosok bapak kita Adam AS, dimana ia diciptakan oleh Allah Swt dengan bentuk yang paling sempurna, dan didudukan oleh Allah Swt pada martabat yang setinggi – tingginya ( martabat huruf ب ) , dan tingkatan ini dicapai oleh Adam AS karena penguasaan pengetahuannya terhadap semua benda benda ciptaan, inilah maksud dari ayat itu. Penafsiran serupa dikemukakan oleh Syaekhul Akbar Ibnu Arabi ( lihat Fusus Al Hikam ).
Adapun dalam konteks al Qur'an rujukan tafsir dari ayat ini adalah beberapa firman Allah Swt berikut ini,
Al-Baqarah 2:30
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةًۖ قَالُوٓا۟ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۖ قَالَ إِنِّىٓ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
“ Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Maksud dari kalimat “ “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Adalah bahwa Allah Swt tanpa sepengetahuan para malaikat dan juga iblis telah menganugerahkan kepada Adam AS rahasia Siir - Nya, yakni peta jalan Ketuhanan yang berupa roh dari surat Al- Fatiha dan roh dari surat Al- Ikhlas serta pengetahuan rahasia alam semesta yang esensinya merupakan roh dari ayatul kursy . Berkat mapping dan chip itulah, bapak kita Adam AS sekalipun harus menjalani hukuman dalam pembuangan, yakni dikeluarkan dari negeri Qurbah ( Alam Kedekatan ) dan ditempatkan di alam Jauh yakni Alam Hijab ( Bumi ) ahirnya bisa kembali.
Al-Baqarah 2:31
وَعَلَّمَ ءَادَمَ ٱلْأَسْمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى ٱلْمَلَٰٓئِكَةِ فَقَالَ أَنۢبِـُٔونِى بِأَسْمَآءِ هَٰٓؤُلَآءِ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ
“ Dan Dia ajarkan kepada Adam ( melalui Siir – nya ) nama-nama ( hakikat dari wujud dhohir dan batin benda benda ciptaan ) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!”
Al-Baqarah 2:32
قَالُوا۟ سُبْحَٰنَكَ لَا عِلْمَ لَنَآ إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَآۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْعَلِيمُ ٱلْحَكِيمُ
“ Mereka menjawab, “Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana.”
Al-Baqarah 2:33
قَالَ يَٰٓـَٔادَمُ أَنۢبِئْهُم بِأَسْمَآئِهِمْۖ فَلَمَّآ أَنۢبَأَهُم بِأَسْمَآئِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُل لَّكُمْ إِنِّىٓ أَعْلَمُ غَيْبَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنتُمْ تَكْتُمُونَ
Lalu “ Dia (Allah) berfirman, “Wahai Adam! Beritahukanlah ( maksudnya presentasikan ) kepada mereka nama-nama itu! (meliputi nama, sifat, kandungan unsur, fungsi, manfaat dan mekanisme kerja dari semua benda itu ) ” Setelah dia (Adam) menyebutkan ( mem – Presentasikan ) nama-namanya, Dia berfirman, “Bukankah telah Aku katakan kepadamu, bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan?”
Al-Baqarah 2:34
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَٰٓئِكَةِ ٱسْجُدُوا۟ لِءَادَمَ فَسَجَدُوٓا۟ إِلَّآ إِبْلِيسَ أَبَىٰ وَٱسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ ٱلْكَٰفِرِينَ
“ Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” ( karena ketinggian derajat & Maqomnya ) Maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Ia menolak dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan yang kafir “,
Iblis secara diam diam memendam rasa dengkinya kepada Adam, karena ia sangat berharap sanjung dan puji dari Allah itu jatuh kepadanya dan bukan kepada Adam, dan semua itu terjadi karena Iblis merasa bangga dengan asal usul dirinya serta banyaknya ibadah yang dipersembahkannya jika dibanding dengan Adam yang diciptakan oleh Allah Swt jauh setelahnya.
Al-Baqarah 2:35
وَقُلْنَا يَٰٓـَٔادَمُ ٱسْكُنْ أَنتَ وَزَوْجُكَ ٱلْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ ٱلشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ
Dan Kami berfirman, “Wahai Adam! Tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga ( surga disini adalah hakikat dari huruf ب : Baladin Amin atau Negeri Qurbah ) dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini ( pohon nafsu ), nanti kamu termasuk orang-orang yang zhalim!”
" Al-Quran menyebut manusia sebagai makhluk terunggul serta khalifah Allah Swt di muka bumi bahkan para malaikat pun bersujud kepadanya. Akan tetapi pada saat yang sama, Al-Quran juga menjelaskan kelemahan, ketergesaan, kesombongan dan ketamakan yang dimiliki manusia. Manusia memiliki potensi untuk berkembang dan sempurna, namun pada saat yang sama juga berpotensi menyimpang dan tergelincir.
Manusia berada di antara dua pilihan untuk sempurna atau tersesat. Jika memilih untuk mencapai kesempurnaan, maka para malaikat tidak akan dapat menandinginya, namun jika memilih jalan kegelapan, maka manusia akan lebih hina dari binatang.
Mengetahui potensi, kemampuan dan kekuatannya sendiri, akan menjadi sumber seluruh amal perilakunya menuju kesempunaan. Kemampuan manusia memilih itu sendiri yang akan menjadi alasan mengapa dia akan dimintai pertanggung jawaban atas perbuatannya.
Semakin dalam manusia mengenali dirinya, maka semakin banyak pula potensi yang akan terbuka baginya. Ketika manusia telah mengenali diri dan kepribadiannya, maka pencapaian menuju kesempurnaan sudah bukan lagi menjadi opsi melainkan keharusan baginya " ( Imam Al - Ghazali , Kitab Misykatul Anwar )
♤♤♤♤♤-----♤♤♤♤♤
Tafsir Surat At-Tin 95 ayat 5
ثُمَّ رَدَدْنَٰهُ أَسْفَلَ سَٰفِلِينَ
“ kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya “,
Sandaran Tafsir dari ayat ini adalah Al- Qu'ran surat Al-Baqarah 2:36 dan 2 : 38
Al-Baqarah 2:36
فَأَزَلَّهُمَا ٱلشَّيْطَٰنُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِۖ وَقُلْنَا ٱهْبِطُوا۟ بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّۖ وَلَكُمْ فِى ٱلْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَٰعٌ إِلَىٰ حِينٍ
“ Lalu setan memperdayakan keduanya dari surga sehingga keduanya dikeluarkan dari (segala kenikmatan) ketika keduanya di sana ( Negeri Qurbah). Dan Kami berfirman, “Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain ( yakni mereka yang berada di jalan Allah yaitu orang orang yang beriman yang menempuh jalan NA’ BUDU dan jalan NASTA’IN, akan berhadapan secara langsung dengan orang - orang yang menempuh jalan Thagut yakni mereka yang ada di jalan AL-MAGDHUB dan AL – DHOLIN, lihat surat Al Fatiha ) Dan bagi kamu ( penempuh kedua jalan yang saling bertentangan itu ) ada tempat tinggal dan kesenangan ( sesuai kecendrungannya masing – masing, yakni sebagian dari mereka akan cendrung/ menyenangi aspek aspek kehidupan yang sifatnya kerohanian dan sebagian lagi akan cendrung pada pengagungan aspek kehidupan jasmani, dan kedua kedua kelompok itu akan hidup bersama );di bumi sampai waktu yang ditentukan.”
Al-Baqarah 2:38
قُلْنَا ٱهْبِطُوا۟ مِنْهَا جَمِيعًاۖ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّى هُدًى فَمَن تَبِعَ هُدَاىَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Kami berfirman, “Turunlah kamu semua dari surga! Kemudian jika benar-benar datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.”
♤♤♤♤♤-----♤♤♤♤♤
Tafsir Surat At-Tin 95: ayat 6
إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ
“ kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya “ ( Kenikmatan yang bakal diperolehnya di negeri Qurbah, yakni berupa kenikmatan melihat wajah Tuhan, puncak dari segala kenikmatan para penghuni surga )
Ayat diatas secara makna tersambung dengan kisah Adam AS pada ayat berikut di dalam surat al Baqarah,
Al-Baqarah 2:37
فَتَلَقَّىٰٓ ءَادَمُ مِن رَّبِّهِۦ كَلِمَٰتٍ فَتَابَ عَلَيْهِۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ
Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima tobatnya. Sungguh, Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.
♤♤♤♤♤-----♤♤♤♤♤
At-Tin 95:7
فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِٱلدِّينِ
Maka apa yang menyebabkan ( mereka yang mengikuti Thagut itu ) mendustakanmu (tidak mempercayai keteranganmu tentang berita akan datangnya) hari pembalasan setelah ( semua keterangan yang disampaikan lewat wahyu ) itu ( turun dan didakwahkan kepada mereka ) ?
♤♤♤♤♤-----♤♤♤♤♤
At-Tin 95:8
أَلَيْسَ ٱللَّهُ بِأَحْكَمِ ٱلْحَٰكِمِينَ
Bukankah Allah hakim yang paling adil?
Maksudnya bukankah Allah telah memberimu semua sarana yang dibutuhkan untuk menuntunmu menemukan petunjuk agar dengannya kamu dapat menyempurnakan diri ( yaitu menemukan titik ب mu sendiri ). Jika saja semua sarana yang ada pada kalian itu kalian pergunakan sebagaimana mestinya ( melalui titik ت mu ) dan kalian pun bersedia membuka diri, maka pasti petunjuk Ku akan datang ( berupa huruf ط ), yaitu melalui apa - apa yang ada pada diri kalian sendiri, berupa anugerah pendengaran, penglihatan, Fitroh dan hati nurani maupun dari apa - apa yang ada disekelilingmu berupa tanda tanda kekuasaan Tuhan yang bisa kamu lihat dan amati, yaitu rahasia penciptaan dirimu sendiri, rahasia susunan unsur dari benda - benda yang ada disekelilingmu dan kesempurnaan cara kerjanya, rahasia alam raya dan kesempurnaan sistem yang mengaturnya, hikmah diutusnya para nabi dan rasul dan kitab kitab suci yang diwariskanya, yang dengannya kalian bisa belajar untuk mendapat petunjuk. Atas dasar itulah maka kelak kalian akan dimintai pertanggung jawaban dan Aku sendirilah yang akan mengadili kalian dan yang akan memutuskan perkara yang ada diantara kalian. Disana hisab Ku sangatlah cepat, dan kamu akan mendapati kitab yang terbuka ( Al Isra : 13 ) ,isi kitab itu sangatlah lengkap dan didalam kitab catatan amal itu tidak akan kamu dapati apapun yang tertinggal baik yang kecil dan yang besar melainkan tercatat semuanya. Dan Tuhanmu tidak akan menzalimi seorang juapun ( Al Kahf : 49 ). Pada hari itu kamu diberi balasan atas apa yang telah kamu kerjakan ( Al Jasiyah : 28 ).
Demikianlah nantinya Aku akan mengadili kalian dan pasti semua akan kami putuskan dengan seadil adilnya.
Semoga bermanfaat
Indramayu, 21 November 2020
Mang Anas