Halaman

Sabtu, 20 November 2021

Ontologi Puisi



1. Emanasi : dari Huwa Menjadi Kita

By. Mang Anas


Semua bermula dari sebuah titik,

Tunggal dan Sendirian,

Titik itu satu - satu-Nya keberadaan.

belum ada apa,

Tidak ada siapa,

belum ada kapan, 

atau dimana.


Titik itu disebut Ba

Ba menjadi Alif,

Alif menjadi Hu

Hu menjadi Wawu

Lalu Hu dan Wawu itu 

menjadi Hua


Hua itu belum dapat disebut 

tidak dapat dijangkau,

tidak dapat dibayangkan,

tidak dapat dipikirkan

dan apalagi dikenali.


Dengan sifat ilmu-Nya

Hua itu berkehendak,

 Lalu memancarlah dari padanya Cahaya,

Itulah Cahaya Muhammad

Itulah Hakikatul Muhammadiyah

Atau Hakikat Al Hamdu


Al Hamdu itu adalah Ilah

 Ilah itu adalah Rabb

Lalu disebutlah Ilah itu Allah,

Dia lah,

Ar Rahman,

Ar Rahim

dan Al Malik.

tiga sifat-Nya yang utama

Dan induk dari semua Nama.


Dari Rabb, 

terpancar lah kemudian Alam Rasha, 

Atau Barzah,

Yaitu alam hakikat atau alam kesejatian 

dari segala sesuatu.


Maka ketahui, 

pahami, 

dan camkan ini

baik baik.

 bahwa didalam Alam Rasha atau Barzah itu 

sekalipun disana sudah mulai didapati 

Adanya  A atau B

hitam atau putih,

 benar atau salah,

 gelap atau terang,

baik atau buruk,

bahagia atau nestapa

manis atau pahit,

serta laki atau perempuan.

Tetapi hakikat dari ragam itu barulah 

sebatas gatra dan guratan,

dan baru berupa kecendrungan.


Sebab di alam Rasha segala sesuatu itu,

semuanya,

masih ada didalam kemanunggalan, 

semua unsurnya masih sama

dan masih didalam biji yang sama.


Lalu dari Alam Rasha yang pada mulanya 

satu, tunggal dan sama itu 

terpancarlah kemudian

empat jenis hakikat penciptaan,


1. Yaitu Ruh yang menghidupi, 

ia tercipta dari unsur Api,

akan muncul di dikepala.

2. Jiwa yang selalu mendambakan 

rasa tenang dan kenyamanan, 

ia tercipta dari unsur Air,

akan muncul di dada.

3. Raga Jasmani yang hitam

teguh, bisu dan tuli, 

ia tercipta dari unsur Tanah,

akan muncul di perut.

4. Dan Akal yang senantiasa berpikir, 

berkreasi dan berimajinasi, 

ia  tercipta dari unsur Udara,

akan muncul dari Kelamin @.


Saat Jiwa dan Ruh,

Yaitu disaat Air dan Api Itu berpasangan

maka terciptalah hakikat hidup 

yang tidak lain adalah nafsu 

dan penghidupannya.

Itulah Esensi batin kita dan 

esensi batin dari Semesta.


Kala Akal dan Raga,

Yakni dikala Udara dan Tanah berpasangan,

maka terciptalah hakikat kesempurnaan 

Qolam dan Pena,

serta energi dari nafsu.

Itulah Esensi Lahir kita dan juga 

esensi lahir dari Semesta


Begitulah kita 

Manusia dan Semesta itu diciptakan

Pada kali pertama


Lalu kita harus mengurai dan memurnikan 

setiap unsur dan hakikat diri kita itu kembali,

satu - persatu.

Agar dapat kembali pulang dan menyatu ke asal.


Maka biarlah Api kembali menjadi Api

Air kembali menjadi Air

Udara kembali menjadi Udara

Dan biarlah debu itu kembali 

menyatu dengan tanah.


Ketahuilah,

Bahwa hakikat yang sebenarnya dari

diri kita adalah jiwa,

dan jiwa tercipta dari Air,

Dan Air itu berasal dari Arasy,

Tempat segala yang hidup bermula.

Dari sanalah kita semua berasal

Dan kesanalah kita semua nanti

harus kembali.


"Dan apakah orang-orang kafir 

tidak mengetahui bahwa langit dan bumi 

keduanya dahulu menyatu 

kemudian Kami pisahkan antara keduanya; 

dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup 

berasal dari air; 

maka mengapa mereka tidak beriman?"

(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 30)


"Dan Dialah yang menciptakan 

langit dan Bumi dalam enam masa, 

dan 'Arsy-Nya di atas air, 

agar Dia menguji 

siapakah di antara kamu 

yang lebih baik amalnya. " 

(QS. Hud 11: Ayat 7)


"Hanya kepada-Nya 

kamu semua akan kembali. 

Itu merupakan janji Allah yang benar 

dan pasti. Sesungguhnya Dialah 

yang memulai penciptaan makhluk 

kemudian mengulanginya, 

agar Dia memberi balasan 

kepada orang-orang yang beriman dan 

mengerjakan kebajikan dengan adil. 

Sedangkan untuk orang-orang kafir 

minuman air yang mendidih 

dan siksaan yang pedih 

karena kekafiran mereka."

(QS. Yunus 10: Ayat 4)


"Maka Maha Tinggi Allah, 

Raja yang sebenarnya; 

tidak ada Tuhan selain Dia, 

Tuhan 'Arsy yang mulia."  

(QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 116 )


@Keterangan dan penjelasan : 

1. Pertumbuhan Jasmani manusia sangat dipengaruhi oleh asupan makanan yang diolah melalui perut.

2. Pertumbuhan otak dan perkembangan akal manusia sangat dipengaruhi oleh kinerja hormon yang bekerja dibalik organ kelamin. Makanya kenapa batasan usia baligh [ kesempurnaan perkembangan akal manusia ] ditandai dengan peristiwa ikhtilam [ mimpi basah ] pada organ kelamin laki - laki dan keluarnya darah mesnstruasi [ haid ] pada organ kelamin seorang perempuan.

3. Ruh bekerja dibalik otak dan akal, dan mekanisme kerja organ otak atau akal itu sangat dipengaruhi oleh kinerja hormon yang ada dibalik kelamin. Tahapan Masa bayi, masa kanak - kanak, masa remaja, masa dewasa dan masa tua seseorang itu diatur oleh perubahan yang terjadi pada horman testosteron [ pada diri seorang laki - laki ] dan hormon progesteron [ pada diri seorang perempuan ]. Hormon - hormon itulah yang sangat mempengaruhi kinerja pembelahan sel didalam tubuh dan kematiannya, serta hormon - hormon itu pula yang sangat mempengaruhi kinerja dan performa DNA pada tubuh manusia.

4. Jiwa atau Nafsu itu tumbuh dari air maka untuk menundukan liarnya nafsu kita perlu menyeimbangkan asupan mineral yang menjadi komponen utama dari molekul air.

5. Jadi kesimpulannya, organ perut itu bekerja untuk mengontrol pertumbuhan fisik yaitu tubuh dan otak [ aspek dohir ] sementara organ kelamin bekerja untuk mengontrol perkembangan batinnya yaitu akal, jiwa dan ruh. 


Indramayu, 30 Nopember 2021


-------------◇♤◇----------


2. RINDU ku

By. Mang Anas

 

Tidak ada lagi HURUF

Tidak ada lagi SUARA

Hanya Isak Tangis

dan Belitan Rasa Haru

Lalu

ku tilik

ke dasar hati

Terus ....

Terus ....

Terus ....

hingga ke relung Hati

Yang ku jumpai adalah DIA

Ada DIA

Hanya DIA

DIA

Tidak ada yang selain DIA

DIA lah Sumber Rindu

dan Isak Tangis itu

DIA lah pusat Magnet dan Getar Hati itu

DIA lah yang telah Menjalarkan angan

ke dalam Hati ku

DIA meliputkan Rasa Haru,

DIA mendatangkan Rasa Rindu,

dan

DIA lah yang telah Memeras Air Mata ku

 

Wahai Robb ...

Duhai Sang Kekasih

Untuk apa KAU betot hatiku

Jika hanya membuatku terperangkap dalam Rindu

 

                                         Indramayu, 19 Februari 2020



-----------◇♤◇---------------



3. " Perempuan Menggugat "

By. Citra Bayanty


Katanya kemanusiaan yang adil 

dan beradab.

Katanya keadilan sosial 

bagi seluruh rakyat.

Katanya melindungi segenap bangsa

dan seluruh tumpah darah.


Tetapi mengapa jutaan perempuan

diceraikan tanpa alasan,

mengapa jutaan perempuan

harus mengasuh dan membesarkan 

anak sendirian,

mengapa jutaan perempuan

tidak dinafkahi dibiarkan, 

Mengapa  jutaan anak yang

diterlantarkan juga diabaikan.


Mengapa susah sekali

kami memperoleh keadilan 

dan bahkan jika sekedar 

mendapatkan perlindungan.


-------◇-------


Siapakah yang dapat menegur 

laki - laki kami 

yang pemberani dan sangat 

perkasa itu ?!

Siapakah yang dapat menundukkan 

hati pria - pria keras 

dan yang sewenang - wenang itu, ?!

Siapakah yang dapat mengubahnya ?!


--------◇-------


" Wahai keadilan dan keadaban,

wahai yang melindungi segenap

bangsa dan seluruh tumpah darah "


Siapakah engkau,

Dimanakah kamu adanya,

Bagaimana caranya kami mengadu,

menumpah - ruah derita hati 

dan haru kelabu itu.


------◇------


Ribuan tahun kami mencari tahu,

Puluhan abad kami mencarimu,

Dari Adam hingga Muhammad.

Dari Thales hingga Feminism.

Dari abad kegelapan 

hingga zaman pencerahan.

Dari zaman kami dijajah hingga kini 

katanya kami telah merdeka.


Siapakah engkau,  

Wahai Keadilan dan Keadaban,

Dimanakah engkau, 

wahai yang melindungi segenap

bangsa dan seluruh tumpah darah. 


Mengapa engkau tidak berada disini,

Tidak disitu,

Tidak juga berada disana.


Hanya sebentar - sebentar engkau 

datang lalu kemudian bergegas

pergi pulang


------◇-------


Wahai Keadilan dan Keadaban, 

dan Wahai yang melindungi 

segenap bangsa 

dan seluruh tumpah darah.

Lihatlah debu, garam, cuka, dan kotoran 

yang melekat dan yang menempel pada

luka borok ini,

sudah berpuluh tahun ia ada disini,

Dimanakah kami dapat membersihkannya ?!

Dimanakah kami harus mengobatinya ?!


-----◇-----


Jika engkau tidak juga datang,

Jika kotoran ini tidak dapat dibersihkan,

Jika luka ini tidak dapat diobati,

Maka.....biarkanlah kami menggugatnya

dihadapan Tuhan.


Dan biarkanlah kami menulis atas

nama hati nurani


Biarkan kami berbicara atas

nama rakyat dan keadilan.


Biarkan arwah - arwah kami yang 

mati dan kelaparan itu bergentayangan,

keluar masuk seperti hantu.

Menitis, merasuk, dan ber- reinkarnasi 

kedalam Hati, 

Jantung, dan 

Pikiran para Hakim, 

para Jaksa, 

para Polisi, 

dan orang - orang yang kami pilih 

diantara bangsa manusia.


----------◇----------


Biarkan ruh dan sukma - sukma kami itu

bergerak seperti kawanan Zombi,

merasuk dan menggerakkan 

mereka dari pikiran,


menyeret dan mengadili satu - persatu

para lelaki gagah dan 

yang sangat perkasa itu.


Biarkan kami melihat 

mimik wajah 

pria - pria kuat dan perkasa itu,

duduk cemas dikursi terdakwa

dengan mata tunduk, 

dengan wajah menciut,

dan dengan nyali,

serta kesombongan yang jauh surut.


Rasakanlah sekarang pengadilan ala hantu,

 menerima dakwaan,

" sisi gelap, dan merah - pekat perbuatan."

Tidak ada penolong, dan tidak ada yang

akan bisa membantu.


Maka biarkan kami sekarang melihatnya,

Biarkan kami gantian menontonnya,

Biarkan kami terus menikmatinya, 

dan Jangan ganggu,

biarkan kami memuaskan diri dengannya.


Biarkan, hingga kelak mereka

betul - betul akan memahami dan 

merasakannya.

Biarkan, dan kelak mereka 

sungguh - sungguh akan menyesalinya.


----------◇----------


Wahai Rabb, 

Wahai Ar Rahman,

Wahai Ar Rahim,

Wahai Al Malik dan

Wahai As Somad,


Jadilah kelima Sifat-Mu itu

mukjizat dan keniscayaan.

Jadilah kelima Asma-Mu itu

jimat dan mantra - mantra Sakti.


Hilang dan lenyaplah dari kepala mereka 

Api ego, 

dan kesombongan, 


Dari perut - perut mereka

Angin zalim, 

dan keserakahan


Dari kelamin mereka

Air Syahwat,

 dan tabiat kebinatangan


Dan dari dada - dada mereka

Tanah malas, 

dan kemasabodohan 


--------◇ --------------

 

Lukiskan sifat, nama dan wajah agung-Mu itu

pada wajah hati mereka.


Tambatkan jiwa - jiwa kami dan

jiwa putra - putri kami itu

Ke dalam simpul - simpul darah, 

tulang, otot, kulit, syaraf, urat leher, 

Otak, jantung dan lubuk hati mereka.


Maka demi Keagungan dan Kemulian- Mu, 

itulah satu - satunya cara

untuk dapat melembutkan hatinya.


Itulah satu - satunya jalan untuk

dapat menundukkan dan 

mengalahkannya.


Itulah Tuhan, 

pintaku,

hanya Itu Tuhan,

cuma itu

hanya dan cuma 

itu saja.


Maka tolong aku,

dan wujudkanlah.




Indramayu, 10 Nopember 2021









Senin, 15 November 2021

Cermin Diri Manusia Dalam Surat Al Fatiha


By. Mang Anas

A. Manusia Dalam Surat Al Fatiha 




Bagan 1 : Delapan Dimensi Wajah Surat Al- Fatiha Dalam Diri Manusia



Jumat, 12 November 2021

Menggali 4 Potensi Nafsu dan Mendapatkan Mutiara Yang Ada di Dalamnya.


By. Mang Anas


                              
                Bagan 1 : Potensi Nafsu Manusia 

A. Nafsu : Pengertian, Potensi dan Manfaatnya.

Nafsu itu Ibarat Buah Durian, meski kulitnya tampak garang dan seram tetapi isi yang ada didalam adalah daging buah yang rasanya sangat manis dan lezat.

1. Hakikat Nafsu adalah Jiwa kita sendiri. Dengan demikian Nafsu itu sama dengan Jiwa. Dan sebagaimana Jiwa tidak dapat sepenuhnya kita identikan dengan kebaikan, maka nafsu pun tidak dapat sepenuhnya kita identikan dengan keburukan. Itu semua sangat tergantung dengan bagaimana cara kita memandang dan mengelolanya.

2. Berhubungan dengan pengelolaan nafsu atau jiwa, maka bila kita sudah merasa nyaman dengan hanya berada diluar [ yakni beragama hanya secara dohir dan dengan cara pandang yang matrialistik ] maka yang akan kita dapatkan hanyalah tajamnya kulit buah durian itu [ yakni hidup kita selamanya akan terkungkung dalam jebakan hawa nafsu ].

Tetapi manakala kita berlaku sebaliknya [ masuk lebih kedalam serta beragama dengan sepenuh hati ] maka kita bukan saja akan dapat memecahkan kulitnya tetapi juga sekaligus bisa mendapatkan isinya, yakni isi buah durian yang sangat manis dan lezat itu  [ meraih derajat wushul dan maqom musyahadah ].

3. Angkara murka [ Nafsu Amarah ] , Keserakahan [ Nafsu Lawwamah ]  pemanjaan Syahwat [ Nafsu  Sufiyah ] dan asik dengan diri sendiri serta  tidak peduli dengan orang lain [ Nafsu Mutmainnah ] adalah kulit dari Nafsu. Sedangkan kemurnian Ruh, Rahsa, Nur dan Dzat adalah esensinya [ isinya ].

4. Ketahuilah bahwa : 

a. Esensi dari Nafsu Amarah lah yang dapat mengantarkan  kita menggapai Martabat Alam Ruh. 

b. Esensi dari Nafsu Sufiyah lah yang dapat mengantarkan kita menggapai Martabat Alam Rahsa [ Siir ]

c. Esensi dari Nafsu Mutmainnah lah yang dapat mengantarkan kita menggapai Martabat Alam Nur.

d. Dan esensi dari Nafsu Lawwamah lah yang dapat mengantarkan kita menggapai Martabat Alam Dzat.



Bagan 2 : Empat Butir Mutiara Rohani Yang Terpendam di Dalam Nafsu



           Tabel 3 :  Potensi Nafsu didalam Diri Manusia


Ke - empat capaian Itulah yang dimaksud dengan Isi [ esensi ] dari buah Durian. Dan itulah Hakikat yang terpendam [ potensi ] yang ada didalam setiap jenis nafsu, jika saja kita mampu menggalinya dengan benar.

Lalu bagaimanakah caranya agar kita dapat menggapai itu semua ? 

1. Maka mulai sekarang marilah kita beragama itu dengan lebih banyak mendayagunakan potensi hati. Dan tidak mencukupkan diri dengan hanya mendayagunakan Potensi Kecerdasan Akal semata.

Beragamalah dengan sepenuh hati [  lebih merohani ] agar bisa mencapai derajat tinggi dan menjadi Mukmin Sejati. Jangan lah kita merasa puas dengan aktivitas ibadah lahiriyah semata [ melakukan shalat, puasa dan membayar zakat dan berhaji hanya pada lahirnya ].  Beribadah dengan cara seperti itu sama sekali tidak bermanfaat, karena tidak ada akan bisa mengubah apa pun dalam hidup kita dan tidak akan membuat kita menjadi lebih baik. Itu hanya membuang - buang waktu, tenaga, uang dan pikiran. Sia - sia belaka.

Maka beribadahlah karena kita memang merasa sangat membutuhkan kehadiran Tuhan. Karena ingin selalu merasa dekat serta karena ingin senantiasa berada bersamanya [ menciptakan kondisi ikhsan ]. Dan bukan semata karena niat hendak menggugurkan kewajiban.

Jadilah Mukmin dan jangan merasa cukup dengan hanya menjadi Islam. Sebab tiket untuk bisa masuk Surga adalah dengan KTP Mukmin dan bukan dengan KTP Islam.

2. Lakukan shalat, dzikir, puasa, zakat, infak dan haji dengan sepenuh hati. Jadilah manusia yang merohani dan jangan menjadi manusia yang men-jasmani. 

3. Lakukan shalat, dzikir, puasa dan haji itu semata atas dasar rasa cinta kita yang besar kepada Tuhan dan sebagai pemuas rindu kita kepada- Nya.  Bayarlah infak dan zakat itu semata atas dasar kesadaran dan penghambaan diri kepada Tuhan. Jadilah khalifah Tuhan dimuka bumi dan bertindaklah atas nama- Nya. Bungkuslah tindakan kita itu dengan semangat " Rahmatal lil alamin " dan substansi " Bismillahi romnanir rahim ". Dengan melakukan semua itu maka insya Allah, semua aktivitas ibadah kita akan menemukan arti, bermanfaat dan tidak akan sia - sia, serta  dapat menjadi wasilah [ penunjuk jalan ] bagi kita untuk bisa sampai kepada Allah.

B. Kita lah yang sangat membutuhkan Allah dan bukan Allah yang butuh kita.

Ketahuilah bahwa Allah itu semenjak azali sudah Maha Besar dan Dia itu sudah Mutlak dalam Kebesarannya, Allah itu Maha Tinggi dan Dia itu sudah Mutlak dalam Ketinggiannya, Allah Itu Maha Agung dan Dia itu bersifat Mutlak dalam Keagungannya, Allah itu Maha Kaya dan Dia itu Kekal dalam Kemahakayaannya dan Allah itu Maha Terpuji dan Dia itu Mutlak dalam sifat Kemahaterpujiannya. 

Oleh karenanya itu Allah itu tidak butuh terhadap apapun dari selain Diri - Nya dan Allah itu tidak membutuhkan siapapun. 

Allah tidak membutuhkan shalat - shalat kita, Allah juga tidak merasa berkepentingan dengan dzikir dan tasbih - tasbih kita.  Allah tidak butuh dengan puasa kita, juga terhadap zakat dan haji kita. Jadi Kita lah yang sesungguhnya membutuhkan itu semua, dan bila itu dilakukan maka manfaatnya semata - mata justru untuk kebaikan dan kemaslahatan diri kita sendiri. Sebab kitalah yang sebenarnya sangat berkepentingan untuk bisa sampai kepada Allah [ mulaku robbihim ] dan bukan sebaliknya. Berbahagialah orang - orang yang sampai, yaitu mereka yang menemukan sirotol mustaqim dan mencapai derajat wushul. Dan celakalah mereka tidak sampai, yaitu mereka yang mati dalam kondisi masih terbelenggu oleh gelapnya jasad dan hawa nafsu.

Ingatlah bahwa berpuluh - puluh milyar malaikat yang ada dilangit dan dibumi semuanya bertasbih kepada Allah siang dan malam.

Langit, bumi, gunung, hewan - hewan dan tumbuhan yang ada diatasnya semuanya bertasbih kepada Allah disetiap pagi dan sore.

Maka jika dibanding dengan itu semua apalah artinya shalat kita, puasa kita, zakat kita dan haji kita dimata-Nya. Maka sekali lagi kitalah yang seharusnya berkepentingan dan bukannya Allah.

C. Menembus Alam Ketuhanan dengan Empat Potensi Nafsu.

Sebagai manusia maka kita ini diciptakan terdiri atas Jasad dan Jiwa. Jasad diciptakan dari tanah dan dari sedikit unsur api sementara jiwa diciptakan dari air dan dari sedikit unsur angin. Allah kemudian membenamkan jiwa itu kedalam jasad yang pada keduanya perangkap kulit dari Nafsu itu ditempelkan. Yaitu nafsu yang bersifat dohir [ dari unsur tanah dan api ] serta nafsu yang bersifat batin [ dari unsur air dan angin ].  Itu semua dilakukan adalah semata - mata untuk mengujinya. Maka PR kita  yang utama selaku pemilik dan sekaligus penguasa jiwa itu adalah :

" Dapatkah kita mengupas kulit itu dengan cepat, mudah, tepat dan aman. Supaya kita dapat mengambil isinya yang rasanya manis, lezat, bersih dan murni itu ?  Serta bagaimana caranya ? "

Berikut inilah jawabannya,

□ Hakikat dzikir, shalat dan meditasi yang dilakukan dengan sepenuh jiwa dan penghayatan yang tinggi adalah merupakan sarana bagi kita untuk dapat memurnikan nafsu Amaroh, sehingga dengan pemurnian itu maka pancaran cahaya yang berasal dari jiwa kita akan dapat menembus Alam Ruh.

□ Hakikat puasa dan usaha menahan diri yang dilakukan dengan sepenuh hati dan sekuat tenaga adalah sebuah sarana bagi kita untuk dapat memurnikan nafsu Sufiyah, sehingga dengan pemurnian itu maka pancaran cahaya yang berasal dari jiwa kita akan dapat menembus Alam Rahsa.

□ Hakikat mengeluarkan zakat, infak, serta mengembangkan rasa peduli dan sifat loman yang dilakukan atas dasar kasih yang murni dan ketulusan hati adalah sebuah sarana bagi kita untuk dapat memurnikan nafsu Mutmainnah, sehingga dengan pemurnian itu maka pancaran cahaya yang berasal dari jiwa kita akan dapat menembus Alam Nur.

□ Hakikat pergi haji ke Baitullah, mengembangkan persamaan,  kebersamaan dan persaudaraan, bersikap adil dan rela berkorban serta menyambung tali silaturahim terhadap karib kerabat, teman, serta para tetangga baik yang dekat maupun yang jauh, yang dilakukan atas dasar cinta yang mutlak dan universal serta pengabdian penuh kepada Tuhan adalah sebuah sarana bagi kita untuk dapat memurnikan nafsu Lawwamah, sehingga dengan pemurnian itu maka pancaran cahaya yang berasal dari jiwa kita akan dapat menembus Alam Dzat.

Itulah sederet manfaat dari berbagai jenis ibadah yang biasa kita lakukan. Maka lakukan itu semua dengan sepenuh jiwa dan dengan penghayatan total dan sempurna serta bersandarlah sepenuhnya hanya kepada Allah. Bersyukur dan berterimakasihlah terhadap  semua kebaikan dan kemurahan yang telah diberikan- Nya,  serta  pasrah dan percayalah terhadap apa yang sudah ditentukan dan kepada yang sedang terjadi serta terhadap apa yang akan dirancangan-Nya untuk kita.

Tanamkan kesadaran itu kedalam hati, mudahan - mudahan Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang segera menolong kita dan menarik kita bersama-Nya. Yaitu membawa jiwa kita menembus Alam Ruh, Alam Rahsa, Alam Nur hingga ke Alam Dzat - Nya. Amin ya robbal alamin.


Semoga Tulisan ini bermanfaat.





Senin, 08 November 2021

Kalimat " لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ " dalam Perspektif Ilmu Huruf.


By. Mang Anas


A.  Membedar Makna Huruf Kalimat  لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ  [ kalimah Tahlil ] : 

1. Makna huruf لا [ Lam Alif ] dalam kalimat لَا إِلَهَ =  Yakni huruf ل yang berada sebelum huruf Alif pada kalimat لا إله adalah merupakan simbol dari upaya pencarian manusia akan jati dirinya sendiri.  Sedangkan huruf  آ nya adalah  eksistensi dari jati diri itu sendiri. 
Jati diri yang dicarinya itu pada hakikatnya telah ada didalam dirinya sendiri. Hanya saja manusia itu belum dapat mengenalnya dan bahkan tidak menyadarinya. 
.
2. Makna huruf إ [ Alif dengan Hamzah dibawah ] dalam kalimat  إِلَهَ = adalah simbol dari Kesadaran Fitrah [  اللَّهُ الصَّمَدُ ] yang masih terpendam didalam dada.

3. Makna huruf ل [ Lam ]  dalam kalimat إِلَهَ = Adalah simbol dari diri manusia yang menjadi lokus dari keberadaan fitrah itu [ اللَّهُ الصَّمَدُ ].

4. Makna huruf ه [ Ha ] dalam kalimat إِلَهَ = Merupakan simbol dari munculnya kesadaran fitrah [ rasa berkebutuhan akan Tuhan ] dalam diri seseorang yang tanda - tandanya sudah dapat dibaca dan dilihat secara dohir.

5. Makna huruf إ [ Alif dengan hamzah dibawah ] dalam kalimat إِلَّا = Adalah simbol dari tekad dan keyakinan Iman dalam diri seseorang yang sudah mantap dan siap di nyatakan.

6. Makna huruf ل  [ Lam dengan tanda tasdid diatasnya ] dalam kalimat  إِلَّا  = Simbol diri manusia yang telah menyatakan keyakinan imannya secara tegas dan nyata dihadapan huruf Alif [ Allah Swt dan Umat beriman ].

7. Makna huruf آ [ Alif ] setelah ل dalam kalimat  إِلَّا  = Adalah simbol dari semangat ikhsan yang sudah tertanam didalam diri seorang hamba yang bersaksi. Fana dalam dimensi Af'al.

8. Makna huruf أ [ dalam kata اللهُ ] =  adalah simbol telah leburnya diri hamba kedalam kebesaran dan keagungan huruf أ _ Alif  [ اللهُ ]. Fana dalam dimensi Asma.

9. Makna huruf ل [ Lam dalam kata اللهُ yang tidak terbaca secara dohir ]  = Adalah merupakan simbol dari manifestasi perbuatan hamba yang sudah mengalami Fana kedalam huruf أ [ Alif ]. Fana dalam dimensi Sifat.

10. Makna huruf ل [ Lam ] dengan tanda tasdid diatasnya pada kata  اللهُ  = Simbol dari manifestasi diri hamba yang sudah dipenuhi oleh kesadaran Nur Muhammad. Fana dalam dimensi Dzat.

11. Makna huruf ه [ Ha ] pada kata اللهُ = Simbol dari telah lahirnya diri semesta atau manusia universal [ insanul kamil ]. Dalam hal ini adalah diri - diri Muhammad selaku Uswatun Hasanah dan  khalifah Allah dimuka bumi [ Manusia dalam dimensi Lahut ].
 
Kesimpulan : 

Substansi makna dari kalimah  لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ adalah serangkaian proses penyempurnaan diri manusia supaya menjadi sosok pribadi Muhammad atau menjadi Muhammad sejati. 
Dengan berkepribadian Muhammad sejati itu maka setiap orang yang beriman hendaklah hadir ditengah - tengah umat manusia sebagai umat terbaik " menyeru kepada yang ma 'ruf dan mencegah segala yang mungkar " dalam semangat " rahmatal lil alamin " sebagai perwujudan kalimat 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ

" Atas nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Fatihah 1: Ayat 1)


B. Membedar Makna Huruf kalimat   مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ  :

1. Makna Huruf م dalam kata  مُحَمَّدًا = Huruf م adalah Simbol Baitul Makmur yang terletak dikepala [ Potensi Akal dan Kecerdasan manusia ], berhubungan dengan sifat Fathonah.

2. Makna Huruf ح pada kata  مُحَمَّدًا = Huruf ح adalah simbol Baitul Muharam yang terletak di dada [ Potensi hati dan Rahsa Manusia ], berhubungan dengan sifat Sidik.

3. Makna Huruf م dengan huruf Tasdid pada kata مُحَمَّدًا = adalah simbol dari perut dan kelamin manusia [ Potensi dari Kehendak, Nafsu dan Semangat atau Ambisi ], berhubungan dengan sifat Amanah.

4. Makna Huruf د pada kata مُحَمَّدًا = Merupakan simbol dari kedua kaki [ Potensi gerak, daya dan kekuatan ], berhubungan dengan sifat Tabligh.

5. Makna huruf  ر pada kata رَسُوْلُ = adalah simbol dari sifat Rahman dan Rahim yang menjadi esensi dari Ajaran dan dakwah Muhammad.

6. Makna Huruf س pada kata رَسُوْلُ = adalah simbol dari ketiga jenis atau golongan umatnya, yaitu yang mukmin, yang kafir dan yang munafik.

7. Makna Huruf و pada kata  رَسُوْلُ =  adalah simbol dari pribadi Muhammad yang hangat, santun, ramah dan peduli.

8. Makna Huruf ل pada kata  رَسُوْلُ = adalah simbol diri Muhammad sebagai penuntun bagi umatnya dan yang senantiasa berdiri untuk mengayomi [ Pemberi Syafaat dan Jalan Wasilah ].

9. Makna Huruf أ pada kata  اللهِ  dalam rangkaian kalimat  مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ =  adalah simbol dari Makrifat dan derajat kewalian atau Nubuwah yang akan menetes pada umatnya disetiap generasi.

10. Makna Huruf ل dalam kata اللهِ yang meskipun wujud tetapi tidak terbaca pada rangkaian kalimat  مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ itu =  adalah simbol dari sosok para Wali Yang mendapatkan Anugerah Nubuwah dari Allah Swt sebagai pengganti rasulallah SAW yang sudah wafat,  dan para wali tersebut akan bertindak selaku " Warosatul Ambiya " dan sekaligus menjadi Imam Zaman [ Wilayatul Faqih ] pada jaman dan bagi generasinya masing - masing.

11. Makna Huruf ل  dalam kata  اللهِ dengan tasdid diatasnya pada rangkaian kalimat  مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ itu = merupakan simbol dari tiga jenis atau tiga golongan umat yang bakal dibimbing oleh para pemegang wilayat tersebut yaitu yang terdiri dari golongan orang - orang mukmin, golongan orang - orang kafir dan golongan orang - orang munafik [ agar anda tidak bingung maka disini mohon anda imajinasikan tanda tasdid itu sebagai huruf س ] 

12. Makna Huruf ه  dalam kata  اللهِ  pada rangkaian kalimat  مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ  itu = adalah simbol Ahir dari dunia atau tibanya hari Kiamat. Pada hari itu Allah Swt akan membalasi amal perbuatan tiga golongan hamba - hambanya baik yang mukmin, yang kafir dan yang munafik dengan balasan yang seadil - adilnya sesuai dengan kadar dosa dan amal kebaikan yang diperbuat oleh hamba - hamba -Nya tersebut.
Kenapa huruf ه pada kata   اللهِ  dalam  kalimat   مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ dimaknai sebagai tibanya hari ahir atau hari kiamat, jawabnya adalah karena Muhammad Rasulallah itu adalah utusan Allah untuk umat diahir zaman.

Kesimpulan : 

1. Dengan demikian maka substansi makna dari kalimat مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ  itu adalah implementasi dari seluruh nilai nilai yang terkandung dalam kalimah  لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ  dalam bentuk kegiatan amaliyah, dakwah dan pendampingan umat. Kegiatan itu wajib dilakukan oleh para imam jaman [ para pemegang wilayat ]  dan setiap diri orang beriman dimana pun mereka berada. 

2. Obyek dari kalimah   لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ  adalah untuk penyempurnaan diri pribadi, sementara itu obyek dari kalimat  مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ  adalah  upaya perwujudan لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ dalam tataran praktis implementatif.


Sekian, semoga tulisan ini dapat menambah wawasan saudara terkait penafsiran sebuah kalimat berdasarkan perspektif susunan haruf - hurufnya.

Wasalam


Jumat, 05 November 2021

Suasana Batin Surat Adh - Dhuhaa dan Al-Muzzammil

By. Mang Anas

Membaca kedua surat itu tangis saya tiba - tiba saja pecah. Saya seperti sedang merasakan sendiri kesedihan dan kepiluan yang tengah dialami oleh seorang muhammad muda itu. Dalam imajinasi saya Ia kedapatan sedang duduk murung, merasa asing dengan dirinya sendiri, sedih dan terkucil. Telah bertahun - tahun ia menyeru kaumnya supaya beriman dan menyambutnya tetapi kaum yang diserunya itu sangat sedikit sekali yang mau mendengar dan datang menyambut dakwahnya. Sebagian dari mereka bahkan tidak segan - segan untuk menghina,  memusuhinya dan melecehkannya. Mereka pun bahkan dengan tega mengancam dan mencoba menganiaya dirinya serta orang - orang yang telah mengikutinya. Tragisnya lagi bahkan sebagian dari mereka yang menghina dan yang memusuhinya itu adalah diantara kerabat dan paman - pamannya sendiri. Maka Muhammad muda itu pun merasa sedih, murung dan tak berdaya hingga hampir - hampir saja ia berputus asa.

Lalu tiba - tiba saja Tuhan  hadir dan datang menyapanya bagai sosok seorang Ayah. Sosok itu  memberinya suport dan berusaha menyemangati untuk membesarkan hatinya. Ia pun membimbing dan menasehatinya. Berjanji akan menolong dan melindunginya dengan sepenuh hati.


مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ 

" Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu, " -  [ Adh-Dhuhaa 93:3 ]

وَلَلْءَاخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ ٱلْأُولَىٰ 

" dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan. " -  [ Adh-Dhuhaa 93:4 ]

وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَىٰٓ 

" Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas." - [ Adh-Dhuhaa 93:5 ]

أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَـَٔاوَىٰ 

" Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu), " - [ Adh-Dhuhaa 93:6 ]

وَوَجَدَكَ ضَآلًّا فَهَدَىٰ 

" dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk, " -  [ Adh-Dhuhaa 93:7 ]

وَوَجَدَكَ عَآئِلًا فَأَغْنَىٰ 

" dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan. " - [ Adh-Dhuhaa 93:8 ] 

Kalam Tuhan ini sekalipun redaksinya dituturkan dengan sangat lembut dan indah tetapi suasana batinnya menyiratkan kesedihan dan suasana haru yang amat sangat.

Nuansa sedih dan haru itu terasa begitu menyihir dan lalu membetot sukma. Sampai - sampai perasaan saya dibuatnya hanyut lalu menangis sejadi - jadinya.


يٰٓأَيُّهَا الْمُزَّمِّلُ

"Wahai orang yang berselimut (Muhammad)!" (QS. Al-Muzzammil 73: Ayat 1)

قُمِ الَّيْلَ إِلَّا قَلِيلًا

"Bangunlah (untuk sholat) pada malam hari, kecuali sebagian kecil," ( QS. Al-Muzzammil 73: Ayat 2)

نِّصْفَهُۥٓ أَوِ انْقُصْ مِنْهُ قَلِيلًا

"(yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu," (QS. Al-Muzzammil 73: Ayat 3)

أَوْ زِدْ عَلَيْهِ وَرَتِّلِ الْقُرْءَانَ تَرْتِيلًا

"atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan." ( QS. Al-Muzzammil 73: Ayat 4)

إِنَّا سَنُلْقِى عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا

"Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu." (QS. Al-Muzzammil 73: Ayat 5)

إِنَّ نَاشِئَةَ الَّيْلِ هِىَ أَشَدُّ وَطْئًا وَأَقْوَمُ قِيلًا

"Sungguh, bangun malam itu lebih kuat (mengisi jiwa); dan (bacaan di waktu itu) lebih berkesan." ( QS. Al-Muzzammil 73: Ayat 6)

إِنَّ لَكَ فِى النَّهَارِ سَبْحًا طَوِيلًا

"Sesungguhnya pada siang hari engkau sangat sibuk dengan urusan-urusan yang panjang." ( QS. Al-Muzzammil 73: Ayat 7)

وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ إِلَيْهِ تَبْتِيلًا

"Dan sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan sepenuh hati." ( QS. Al-Muzzammil 73: Ayat 8)

رَّبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ لَآ إِلٰهَ إِلَّا هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيلًا

"(Dialah) Tuhan timur dan barat, tidak ada tuhan selain Dia, maka jadikanlah Dia sebagai pelindung." ( QS. Al-Muzzammil 73: Ayat 9)

وَاصْبِرْ عَلٰى مَا يَقُولُونَ وَاهْجُرْهُمْ هَجْرًا جَمِيلًا

"Dan bersabarlah (Muhammad) terhadap apa yang mereka katakan dan tinggalkanlah mereka dengan cara yang baik." ( QS. Al-Muzzammil 73: Ayat 10)

ذَرْنِى وَمَنْ خَلَقْتُ وَحِيدًا 

" Biarkanlah Aku (yang bertindak) terhadap orang yang Aku sendiri telah menciptakannya,"  - [ Al-Muddatstsir 74:11 ]

وَذَرْنِى وَالْمُكَذِّبِينَ أُولِى النَّعْمَةِ وَمَهِّلْهُمْ قَلِيلًا

"Dan biarkanlah Aku (yang bertindak) terhadap orang-orang yang mendustakan, yang memiliki segala kenikmatan hidup, dan berilah mereka penangguhan sebentar." (QS. Al-Muzzammil 73: Ayat 11)



Substansi Makna 4 Kul [ قل ]



By. Mang Anas





1. Surat Al Ikhlas : Ibarat Kompas, Peta dan Alamat

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ
"Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah, Yang Maha Esa." (QS. Al-Ikhlas 112: Ayat 1)

اللَّهُ الصَّمَدُ
"Allah tempat meminta segala sesuatu."
(QS. Al-Ikhlas 112: Ayat 2)

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
"(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan."
(QS. Al-Ikhlas 112: Ayat 3)

وَلَمْ يَكُنْ لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌ
"Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."
(QS. Al-Ikhlas 112: Ayat 4)



2. Surat Al Falaq : Ibarat Lampu Senter

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ
"Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar),"
(QS. Al-Falaq 113: Ayat 1)

مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
"dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,"
(QS. Al-Falaq 113: Ayat 2)

وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ
"dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,"
(QS. Al-Falaq 113: Ayat 3)

وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِ
"dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya),"
(QS. Al-Falaq 113: Ayat 4)

وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
"dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki."
(QS. Al-Falaq 113: Ayat 5)



3. Surat An - Nas : Ibarat Payung

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ
"Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhannya manusia,"
(QS. An-Nas 114: Ayat 1)

مَلِكِ النَّاسِ
"Rajanya manusia,"
(QS. An-Nas 114: Ayat 2)

إِلٰهِ النَّاسِ
"Tuhannya manusia,"
(QS. An-Nas 114: Ayat 3)

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ
"dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi,"
(QS. An-Nas 114: Ayat 4)

الَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُورِ النَّاسِ
"yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,"
(QS. An-Nas 114: Ayat 5)

مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
"dari (golongan) jin dan manusia."
(QS. An-Nas 114: Ayat 6)



4. Surat Al Kafirun : Ibarat Bekal Yang Cukup

قُلْ يٰٓأَيُّهَا الْكٰفِرُونَ
"Katakanlah (Muhammad), Wahai orang-orang kafir!"
(QS. Al-Kafirun 109: Ayat 1)

لَآ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ
"Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,"
(QS. Al-Kafirun 109: Ayat 2)

وَلَآ أَنْتُمْ عٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ
"dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah,"
(QS. Al-Kafirun 109: Ayat 3)

وَلَآ أَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدتُّمْ
"dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,"
(QS. Al-Kafirun 109: Ayat 4)

وَلَآ أَنْتُمْ عٰبِدُونَ مَآ أَعْبُدُ
"dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah."
(QS. Al-Kafirun 109: Ayat 5)

لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِىَ دِينِ
"Untukmu agamamu, dan untukku agamaku."
(QS. Al-Kafirun 109: Ayat 6)


Demikian, semoga postingan ini bermanfaat dan dapat memberikan pencerahan.

Wasalam




Kamis, 04 November 2021

Makna Takwil Surat Al - Ikhlas : Perspektif 2

By. Mang Anas

Makna Takwil Surat Al Ikhlas

( ١ )  قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ   

Makna dari kalimat   "  قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ  "  itu artinya " bukan AKU itu satu, bukan AKU itu Maha Esa, tetapi AKU ini Sendirian ".  

( ٢ )  اللَّهُ الصَّمَدُ 

 " Mencari Aku itu jangan kemana - mana. Carilah Aku ini ke dalam lubuk hatimu sendiri  "

( ٤ ) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ  (٣ )  ، وَلَمْ يَكُنْ لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌ

" Maka jika engkau sangat menginginkan Aku, dan mengharapkan perjumpaan dengan - Aku, maka buanglah يَلِدْ ،   يُولَدْ ،  يَكُنْ ، dan   كُفُوًا  itu dari hatimu.

Utamakanlah Aku ini diatas dirimu sendiri, diatas kepentingan Keluargamu, diatas harta kekayaanmu, diatas pangkat dan jabatanmu dan diatas apapun juga ".

Biarkan hanya AKU saja satu-satunya  yang bertahta di hatimu, tidak boleh ada yang lainnya lagi. 

Ku beritahukan kepadamu :  Al-Ikhlas ini adalah jalanmu. Yaitu jalan yang akan bisa menghantarmu sampai kepada-Ku.

(QS. Al-Ikhlas 112: Ayat 1 - 4)

----®----

  فَمَنْ كَانَ يَرْجُوْا لِقَاۤءَ رَبِّهٖ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَّلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهٖٓ اَحَدًا (١١٠)

 Maka barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya [ Wushul Ilallah ] maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya.

(Q.S. Al-Kahf ayat 110)


Indramayu, Desember 2020,