By Mang Anas
Lintasan Lintasan Hati :
a. Penyebab utama kemusyrikan
1. Hawa Nafsu [ An - Nas ] ----> Tabiat buruk jasmani
2. Bisikan Setan [ Al - Jin ] -----> Tabiat buruk rohani.
♤ Baik Tabiat buruk jasmani maupun tabiat buruk rohani keduanya bersembunyi dibalik huruf Lam [ ل ] yang merupakan simbol dari hijab diri manusia.
-----@------
b. Takwil الٓر dalam QS. Al-Hijr 15: Ayat 1
الٓر ۚ تِلْكَ ءَايٰتُ الْكِتٰبِ وَقُرْءَانٍ مُّبِينٍ
"Alif Lam Ra. Ini adalah ayat-ayat Kitab, yaitu Al-Qur'an yang memberi penjelasan." (QS. Al-Hijr 15: Ayat 1)
Huruf Alif [ ا ] = الْكِتٰبِ
Huruf Lam [ ل ] = تِلْكَ ءَايٰتُ
Huruf Ro [ ر ] = وَقُرْءَانٍ مُّبِينٍ
Penjelasan makna Takwil الٓر :
♤ Hiruf Alif [ ا ] menunjuk pada makna الْكِتٰبِ, yaitu kitab yang memuat banyak penjelasan tentang tanda tanda keberadaan Tuhan semesta alam [ ءَايٰتُ ] yang disimbolkan dengan huruf ل, dan lewat pemahamannya terhadap tanda tanda yang bisa didengar, dilihat dan diamati itu maka hendaklah manusia segera dapat menyadari siapa sesungguhnya dirinya dan apa fungsi keberadaan dirinya didunia ini [ ر ].
♤ Pengenalan manusia atas Alif [ ا ] itu akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana cara manusia dalam melihat dan menyikapi keberadaan Lam [ ل ] yang mendohir dan yang terbentang didepan matanya itu. Sikap dan cara pandang manusia terhadap Lam [ ل ] itulah yang nantinya akan sangat mempengaruhi esensi Ro [ ر [ nya, yaitu caranya dalam memandang diri, dan caranya bersikap terhadap Tuhan.
♤ Jika saat ia memandang Lam [ ل ] itu hatinya dipenuh dengan ketakjuban dan rasa hormat yang besar lalu kemudian timbul dorongan didalam dirinya untuk menggali dan berfikir siapa sesungguhnya yang ada dibalik [ ل ] itu, maka ia akan memperoleh petunjuk.
يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ ۖ وَاعْلَمُوٓا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِۦ وَأَنَّهُۥٓ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi [ dengan huruf ل ] antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan." (QS. Al-Anfal 8: Ayat 24)
وَلَوْ عَلِمَ اللَّهُ فِيهِمْ خَيْرًا لَّأَسْمَعَهُمْ ۖ وَلَوْ أَسْمَعَهُمْ لَتَوَلَّوا وَّهُمْ مُّعْرِضُونَ
"Dan sekiranya Allah mengetahui ada kebaikan pada mereka [ pada hati atau huruf ر nya], tentu Dia [ akan ] jadikan mereka dapat mendengar. Dan [ akan tetapi jika keadaan hati mereka saat melihat huruf ل itu tuli, bisu dan menutup diri maka ] jika [ pun ] Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka [ akan tetap ] berpaling [ sia - sia saja ], [ dan hal itu terjadi karena ] mereka memalingkan diri [ menutup dirinya rapat rapat ]. " (QS. Al-Anfal 8: Ayat 23)
Begitulah cara sistem dan ketetapan dalam hal penerimaan hidayah itu bekerja, dan hal itu telah Allah tetapkan di Lauh Makhfuzh semenjak zaman ajali. Dan tidak ada yang dapat merubah hukum dan ketetapan Allah itu kecuali jika atas ijin dan kehendakNya. Dan Allah akan senantiasa memelihara hukum dan janji janjinya. Hal itu dilakukan semata untuk menjaga kepastian dan keteraturan jalanya kehidupan. Yaitu agar sunnatullah yang berlaku didunia ini dapat berjalan dengan sebaik - baiknya.
إِنَّ شَرَّ الدَّوَآبِّ عِنْدَ اللَّهِ الصُّمُّ الْبُكْمُ الَّذِينَ لَا يَعْقِلُونَ
"Sesungguhnya makhluk bergerak yang bernyawa yang paling buruk dalam pandangan Allah ialah mereka yang tuli dan bisu (tidak mau mendengar dan memahami kebenaran), yaitu orang-orang yang tidak mengerti [ hakikat keberadaan dirinya dan karena mereka malas untuk mencari tahu ]." (QS. Al-Anfal 8: Ayat 22)
Atau bisa juga diartikan :
1. Huruf Alif ا = adalah simbol dari Dzat atau hakikat atau substansi dari sesuatu itu.
2. Huruf Lam ل = adalah simbol dari sifat atau watak atau mekanisme kerja dari sesuatu itu
3. Huruf Mimم = adalah simbol dari gejala atau ciri - ciri yang dapat diamati dari sesuatu itu
----@---
c. Hakikat bersolawat
Hakikat bersolawat adalah upaya mendekatkan jiwa kita kepada pancaran Nur Muhammad.
d. Tafsir Isyari atas kalimat :
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
"Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan." (QS. Al-Fatihah 1: Ayat 5)
Hakikat dari إِيَّاكَ نَعْبُدُ adalah Ketundukan dalam dimensi jasmani dan Akal [ islam ] , sementara hakikat dari وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ adalah ketundukan dalam dimensi ruh dan rasha [ ikhsan ].
Hakikat dari إِيَّاكَ نَعْبُدُ juga merupakan substansi dari isi kitab Taurat, sedangkan hakikat dari وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ adalah substansi dari isi kitab injil.
Makna hurufi kata نَعْبُدُ adalah, bermula dari pemahaman sains diranah akal [ ن ], lalu diikuti kontemplasi ruhaniah [ ع ], sehingga muncul kemudian pemahaman atas hakikat dari hukum sunnatullah itu [ ب ], lalu ilmu dan pemahaman - pemahamannya itu diimplementasikannya ditataran praktis [ د ], yaitu dalam wujud ketundukan dan ketaatan yang tanda tandanya bisa diamati dan akan nampak secara dohiriyah.
Adapun makna hurufi dari kata نَسْتَعِينُ adalah, bermula dari pemahaman sains [ tanda tanda penciptaan ] diranah akal [ ن _ maqom kasyaf ] terlebih dahulu, lalu ketika diri hamba itu mau mengimplementasikan segala pemahan kasyafnya itu ditataran praktis atau dalam kehidupan sehari - hari [ س ]. Maka selanjutnya Allah akan menarik hambanya itu ke maqom wushul [ ت ] dengan diriNya. Dan ketika terhadap apa apa yang ia lihat dan dialaminya didalam wushul itu ia coba kontemplasikan [ ع ] maka ia akan dapat membangun dan merumuskan kontruksi pemikirannya sendiri berdasarkan pengalaman wushulnya itu. Selepas itu barulah ia kembali hadir [ berbaur ] ditengah manusia meski secara batin sebenarnya ia tetap berada di alam lahut [ ي ]. Maka apa yang akan muncul dari padanya itu adalah keajaiban ilmu, hadirnya karya karya besar dan juga karomah [ ن ].
-----@------
d. Makna Huruf الم [ Alif Lam Mim ] dalam surat Al Baqarah.
الٓمٓ
"Alif Lam Mim." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 1)
ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
"Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa," (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 2)
1. Huruf ا = Lokus wajah Tuhan [ al Qur'an ]
2. Huruf ل = Hijab yang menghalangi pandangan [keraguan]
3. Huruf م = Mata yang memandang wajah Tuhan [ petunjuk Al-Quran ]
Atau
Alif ا = Hati Fitrah atau Hati Nurani, yang dalam hal ini adalah Ruh.
Lam ل = batas, hijab atau sekat, yang dalam hal ini adalah Jiwa atau Nafsu.
Mim م = Jasad dan Akal
Atau
Alif ا = Pikiran Bawah Sadar [ diri dikedalaman ]
Lam ل = batas, hijab atau sekat antara pikiran bawah sadar dan pikiran sadar.
Mim م = Pikiran Sadar [ diri dipermukaan ]
Atau
Alif ا = Kesadaran Ruh
Lam ل = batas, hijab atau sekat
Mim م = Kesadaran Akal
Atau
Alif ا = Alam Ilahiyah
Lam ل = batas, hijab atau sekat
Mim م = Alam Insan
Atau
Alif ا = Alam Wahyu
Lam ل = batas, hijab atau sekat
Mim م = Alam Ilmu Pengetahuan
Atau :
1. Huruf ا [ Alif ] = ذٰلِكَ الْكِتٰبُ , yakni al Qur'an selaku lokus dari wajah Tuhan.
2. Huruf ل [ Lam ] = لَا رَيْبَ ۛ فِيهِ , yakni hijab yang menghalangi pandangan yang berupa keraguan, kecuali mereka yang pandangan mata hatinya tidak terhalangi oleh huruf Lam [ ل ].
3. Huruf م = Mata yang memandang, yakni هُدًى yang terkandung didalamnya cahaya sehingga dengan cahaya itu membuat mata bisa melihat petunjuk.
هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
" petunjuk bagi mereka yang bertakwa,"
Jadi hakikat dari الم adalah rumus bagi manusia yang ingin bisa NYAWIJI. Yakni manusia yang berharap ingin selalu bisa mengarahkan pandangannya hanya kepada Allah.
-------@----------
e. Dua jenis ibadah :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Az-Zariyat 51: Ayat 56)
1. Ibadah diri.
Yaitu semua jenis dan macam - macam ibadah makhdoh yang hakikatnya adalah sebagai sarana penyucian dan pemurnian diri, seperti shalat, puasa, dzikir, membaca al Quran, haji dan sebangsanya.
وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيٰمًا
"dan orang-orang yang menghabiskan waktu malam untuk beribadah kepada Tuhan mereka dengan bersujud dan berdiri." (QS. Al-Furqan 25: Ayat 64).
□ Hakikat dari ibadah makhdoh adalah sebuah sarana bagi manusia agar senantiasa dapat menyambungkan diri dengan Tuhannya. Dengan cara itu maka diharapkan ia bisa membebaskan dirinya dari belenggu hawa nafsu dan dari segala dorongan yang bersifat merusak kehidupan dirinya dan juga kehidupan orang banyak.
2. Ibadah sejati atau ibadah semesta.
Yaitu segala ikhtiar memelihara segala kehidupan dan sumber sumbernya dan segala upaya dalam menjaga dan melestarikan kehidupan makhluk serta sendi - sendi keseimbangan dan keharmonisannya yang menjadi sebab dari kokoh dan kuatnya bangunan alam semesta.
Ibadah ini dicirikan dengan pengorbanan harta, tenaga, pikiran dan bahkan jiwa.
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرٰى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوٰلَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ ۚ يُقٰتِلُونَ فِى سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ ۖ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِى التَّوْرٰىةِ وَالْإِنْجِيلِ وَالْقُرْءَانِ ۚ وَمَنْ أَوْفٰى بِعَهْدِهِۦ مِنَ اللَّهِ ۚ فَاسْتَبْشِرُوا بِبَيْعِكُمُ الَّذِى بَايَعْتُمْ بِهِۦ ۚ وَذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
"Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya selain Allah? Maka bergembiralah dengan jual-beli yang telah kamu lakukan itu, dan demikian itulah kemenangan yang agung." (QS. At-Taubah 9: Ayat 111).
التَّـٰٓئِبُونَ الْعٰبِدُونَ الْحٰمِدُونَ السَّـٰٓئِحُونَ الرّٰكِعُونَ السّٰجِدُونَ الْأَامِرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَالنَّاهُونَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَالْحٰفِظُونَ لِحُدُودِ اللَّهِ ۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ
"Mereka itu adalah orang-orang yang bertobat, beribadah, memuji (Allah), mengembara (demi ilmu dan agama), rukuk, sujud, menyuruh berbuat makruf dan mencegah dari yang mungkar [ dalam rangka melindungi kehidupan ], dan yang memelihara hukum-hukum Allah [ selalu awas dan waspada terhadap adanya efek dari hukum sebab - akibat atau karma kehidupan yang disebabkan oleh ulah manusia ]. Dan gembirakanlah orang-orang yang beriman [ dengan imbalan pahala terhadap apa yang telah diperbuatnya itu ]." [ QS. At-Taubah 9: Ayat 112)
---@---
f. Lapisan Diri Manusia itu Ibarat buah Kelapa.
1. Kulit kelapa----> itu Ibarat Jasmani kita, yaitu apa- apa yang selama ini kita anggap penting dan utama itu hakikatnya tidak langgeng. Meskipun dari luar nampak terlihat bagus, ranum dan menggiurkan itu pada hakikatnya ia hanyalah tipis dan lemah.
2. Sabut kelapa ----> adalah ibarat akal kita yang dipenuhi dengan imajinasi dan angan- angan. Ia krodit, ruwet dan berbelat - belit.
3. Batok Kelapa ----> itu ibarat hawa nafsu kita, ia berwarna coklat tua dan merupakan lapisan yang paling cadas, keras dan kuat.
4. Daging Kelapa ---> itu ibarat ruh kita, ia berwarna putih bersih, rasanya manis dan gurih, serta banyak mengandung santan dan minyak.
5. Air Kelapa ----> itu ibarat Siir atau Rasha kita, ia bening - murni dan rasanya segar dan manis, serta syarat dengan kandungan gizi dan obat.
Bagan : Fase Pertumbuhan Rohani Manusia Dalam Metafor Buah Kelapa
Maka barang siapa yang pencapaian rohaninya sudah mencapai tahapan ruh atau siir maka dengan sendirinya perbendaharaan ilmu - ilmu Allah akan mengalir deras kedalam dadanya. Pikiran dan hatinya juga akan menjadi bening sebening - beningnya, sehingga ia tidak lagi perlu menggantungkan ilmunya kepada orang lain, juga pada kitab dan buku - buku yang ditulis dan dikarang manusia. Sebab perbendaharaan ilmu Tuhan yang tersimpan di lauh mahfuzh itu sudah berada didalam dadanya, dan ia akan menjadi perpustakaan yang bisa berjalan, ia bisa dibawa kemanapun juga dan ilmunya akan segera memancar keluar kapanpun jika dibutuhkan. Itulah yang dimaksud dengan fenomena ilmu laduniyyah. Dan untuk mendapatkan ilmu semacam itu sekarang [ dizaman ahir ] menjadi jauh lebih mudah, Tuhan sedang membuka krannya lebar - lebar. Maka jemput itu dan bergegaslah. Dibanyak tulisan, saya sudah menjelaskan bagaimana caranya. Maka carilah di blog ini beberapa artikel saya yang mengupas tentang itu.
Apa yang saya tulis itu semua berangkat dari pengalaman nyata. Jadi bukan sekedar teori. Artikel dengan judul " Iqro dan al Qolam : pengajaran yang diterima lewat mimpi " adalah artikel yang wajib dibaca bagi anda yang merasa penasaran dengan proses turunnya anugerah ilmu laduni itu pada diri seorang hamba. Ingat sekali lagi, bahwa kran sedang dibuka lebar - lebar.
----@-----
Ilmu Asal Usul :
Berapa umur Jiwa-ku ?
© Jiwa-ku menitis pertama kalinya di tanah Palestina pada tahun 37 Sebelum Masehi, dan jika sekarang adalah tahun 2022 Masehi maka umur Jiwa-ku hingga saat ini adalah 2022 + 37 = 2059 th Masehi, atau telah berusia 2121 tahun jika menggunakan perhitungan kalender Qomariyah [ pengalaman peristiwa Kasyaf th 2022 ]
© Pada tahun 1982 [ umur 17 th ] = mimpi mendapatkan pemberkatan ayat berikut ini :
وَسَلٰمٌ عَلَيْهِ يَوْمَ وُلِدَ وَيَوْمَ يَمُوْتُ وَيَوْمَ يُبْعَثُ حَيًّا ࣖ (١٥)
Dan kesejahteraan bagi dirinya pada hari lahirnya, pada hari wafatnya, dan pada hari dia dibangkitkan hidup kembali.(Q.S. Maryam ayat 15).
Pemberkatan itu dilakukan oleh Nabi Yahya, Nabi Zakaria dan Nabi Syu'aib AS.
© Pada tahun 2020 [ umur 55 th ] mendapat perintah atau tepatnya teguran melalui mimpi untuk membuka dan merenungkan substansi makna Surat Al Baqarah ayat 122.
يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اذْكُرُوْا نِعْمَتِيَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ وَاَنِّيْ فَضَّلْتُكُمْ عَلَى الْعٰلَمِيْنَ (١٢٢)
Wahai Bani Israil! Ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu dan Aku telah melebihkan kamu dari semua umat yang lain di alam ini. (Q.S. Al-Baqarah ayat 122)
------@-------