Halaman

Senin, 26 Juli 2021

Cara Allah Memandang hamba dan Cara hamba Memandang - Nya

By Mang Anas



Gambar 1 : Cara Mudah Memahami Diri Manusia




Tentang Tabiat, Hati, Jiwa dan Akal

Dengan fitrah yang ada, hati itu tidak diciptakan baik maupun jahat..... tetapi mempunyai kesediaan untuk berperangai dan berbudi pekerti, berwatak dan bertabiat, yang mana dari segi baik dan buruk, ia dapat pulang balik antara keduanya atas dasar pilihan dan kemauan.

Hati itu dapat patuh mendengar sesuatu, atau mendengar lawan sesuatu, walaupun simpang siur bahasanya. Andaikan ia diajak bicara oleh alam semesta dengan apa yang ada padanya ia dapat mendengar dengan satu pendengaran, begitu juga jika ketika ia menjawab, maka ia menjawab dengan satu jawaban.

Mengenai akal, ia akan dapat melihat seluruh spektrum sudut pandang yang bercabang-cabang dan beraneka ragam itu dengan sekali pandang...... Berbeda dengan akal maka jiwa dan tabiat, maka masing-masing dari keduanya tidak berdaya dan tidak berkesanggupan kecuali untuk mengikuti satu pandangan demi satu pandangan jika keduanya terpisah dan berdiri sendiri-sendiri, karena apabia ia sudah bergantung kepada salah satunya, maka akan berpisahlah ia dari yang lain. Akal adalah kebalikannya, ia tidak dapat dibatasi oleh satu pandangan selama ia berada ditingkat ilmu, tetapi manakala ia berpisah dari ilmu dan telah bergantung kepada pandangan tertentu, maka ia sepenuhnya akan bergantung kepada pandangan itu dan akan cendrung menolak pandangan lainnya.

Bagitu juga halnya dengan hati, ia tidak dapat dibatasi oleh satu pendengaran dari sekian banyak pendengaran, selama ia dalam tingkat ilmu, tetapi manakala ia telah terpaku pada satu pendengaran, berpisahlah ia dari lainnya.

Maka ilmu itu pun merantau dan meluaskan gema pendengaran dan penglihatannya, sedangkan pendapat mengepungnya untuk meringkus ke satu titik dan satu persoalan. Dan alam semesta keseluruhannya merupakan lintasan hati sepanjang masa di dalam hati dan akal.

Sesungguhnya hati itu akan sangat dipengaruhi oleh lintasan dan bisikan yang berkelebat didalamnya, karena tabiat hati itu akan mudah terpengaruh oleh lintasan dan bisikan - bisikan yang datang dan yang paling dominan mempengaruhinya.

Hati adalah tempat bermukimnya lintasan-lintasan yang berada di dalamnya. Dan akal itu merupakan jalan dari lintasan-lintasan yang berlalu lalang di dalamnya serta yang melewatinya.

Banyak sekali ragam lintasan-lintasan hati itu. Dan bercabang-cabang pula; Ada yang bersifat “keiblisan” (iblisiah), ada pula yang bersifat “kemalaikatan” (malakiah), “kerajaan langit” (malakutiah) dan “kerajaan duniawi” (mulkiah).

Lintsan hati “keiblisan” itu ialah lintasan-lintasan hati yang membuat keraguan (Asy Syakiah) dan “menyukutan Tuhan” (Asy Syirkiah) dan “kebid’ahan” (Al Bid’ah) dan “mengingkari kebenaran” (Al Jukhdiha),. Adapun lintasa yang membawa keraguan dan kemusrikan itu, lalu lalangnya di halaman lintasan malakutiah. Mengenai lintasan hati pembawa bid’ah dan pengingkaran, itu pulang pergi di halaman mulkiah atau kerajaan duniawi.

Lintasan-lintsan hati itu adalah ilmu, hukum dan suruhannya, maka apabila si pendengar menyimak kepadanya dan meneguk isi piala ilmunya, hukumnya dan suruhannya, jatuhlah ia ke jurang pelanggaran dan larangan. Itulah yang dibangkitkan oleh lintasan-lintasan itu. Jika tidak dihiraukan dengan ditanggapi was-wasnya, maka ia akan kembali ke tampat asala mulanya dengan apa yang ada padanya dari ilmu, amal, hukum dan suruhannya.

Alamat bergantungnya hati kepada Tuhan, ialah terungkapnya perasaan di kala bisikan-bisikan lintasan hati itu menghadapi apa yang dipilihkan oleh Tuhan kepadanya dalam keadaan yang sulit diuraikan dan tidak dapat dibeberkan oleh terjemahan, maka apabila diletakkan perasaan ini ke dalam hati sang hamba, dipisahkanlah ia dari penyirnaan lintasan hati yang jahat itu.... dan apabila hati itu kehilangan perasaan ini, maka berdatanglah serangan lisan-lisan lintasan itu, lalu diraih dan dicengkeramnya.

Sang Abid menguraikan perasaan yang demikian ini dengan ucapan “.....Oh !!!! Betapa yang kini kurasakan antara diriku dan Tuhanku adalah “Kemakmuran” (‘amar) semata... dan sungguh kemakmuran inilah yang sesungguhnya menjadi perisai bagi diriku dari ketergelinciran dalam kesalahan.


------------- ☆☆☆ ------------



Gambar 2A : Enam Potensi Kasyaf dalam diri Manusia dan tingkat kedalamannya






Jangan Menoleh Kepada Yang Selain AKU

1. “Orang yang menoleh ke kanan dan ke kiri sudah tidak layak lagi berjalan bersama Ku (karena dia sudah disibukan oleh pikirannya yang tidak menyatu lagi, sudah bercerai berai dan tidak lagi mendengar kata-kata Ku)”.

Hai hamba ! Perihalah hatimu dari jurusan matamu, kalau tidak, maka engkau tidak lagi dapat memeliharanya untuk selama-lamanya”.

Hai hamba! Peliharalah matamu, niscaya Ku jaga hatimu [ Yakni Ku pelihara hatimu dari ketidaktetapan dan ketidakmantapan ]

“Jagalah syahwatmu, niscaya Ku cukupi hajatmu”

“Peliharalah kedua matamu serta serahkan dan tinggalkan kesemuanya pada Ku... bila telah engkau pelihara keduanya, niscaya terpeliharalah hatimu dalam puri kerajaan Ku [ yakni sudah tidak lagi terpengaruh oleh perbagai macam yang menarik perhatianmu, dan tidak lagi tergoda dari ketidaktetapan dan ketidak mantapan, dan engkau Ku beri kemampuan untuk mengarahkan dan menghimpun tekad yang kuat dan kemauan yang teguh. Itulah yang Ku maksudkan dengan puri kerajaan Ku ].

Hai hamba! “Jangan engkau memandang apapun yang Ku perlihatkan padamu dengan pandangan terpesona yang akan menyerumu kepada rasa kepuasan, dan janganlah engkau merendahkan diri terhadap pada sesuatu pun. Jika engkau telah terpesona melihat selain Ku, lalu engkau merasa tergoda, maka katakanlah:
“YA Tuhan... inilah ujian Mu! Maka Aku akan merahmatimu!”

2. “Hendaklah engkau bersanding dengan Ku, niscaya engkau akan berhimpun dengan yang menghimpun segala yang bersanding dengan Ku. Dan engkau akan mendengar dengan pendengaran yang mendengarkan segala pendengaran, maka engkau akan mencakup selain dirimu dan engkau akan memberitakan tentang DIA dan tidaklah engkau akan dicakup oleh selainmu lalu DIA memberitakan perihal mu”.

“Orang yang berdiri di Hadirat Ku tidaklah ia akan ditawan oleh pesona keindahan dan tidaklah ia dikejutkan oleh kegentaran, karena ia melihat Yang Nyata (Adh-Dhahir) dan bukan kenyataan-kenyataan (yang berbilang) Ia akan melihat keindahan yang bukan dapat dinamakan keindahan lagi. Ia akan nampak Yang Mutlak yang tidak lagi terikat (Al Maqyyad), ia akan melihat yang menentukan dan bukan yang ditentukan”.

“Wajah Ku hanya Ku peruntukan bagi para yang berdiri di Hadirat Ku; Berita ku baga para Pengenal-Pengenal Diri Ku (Arifin)”.

“Karena itu, bersuci lah engkau untuk berdiri tegak (Al Waqfah), Jika tidak demikian hal diri mu, Akan Ku campakan engkau, jangan sampai ada atasmu kekuasaan lain selain Ku semata-mata”.


------------- ☆☆☆ ------------


Gambar 2B : Enam Potensi Kasyaf dalam diri Manusia dan tingkat kedalamannya






Ku dirikan pintu-pintu dan jalan-jalan

“Hanya Aku ketenangan mu, dan di sisi Ku kediamanmu, dan diantara kedua tangan Ku tempat berdirimu, andaikan engkau ingin mengetahui”.

“Akulah, kesudahan itu”.

“Dan tiada kebahagiaan tanpa kesudahan itu”.

“Ku ciptakan engkau untuk Ku... berada di sanding Ku... supaya engkau menjadi tatapan pandangan Ku dan Aku menjadi tujuan pandangan mu”.

“Aku tidak rela engkau hanya berada dalam kedudukan berdzikir saja, atau ibadah saja, maka Ku dirikan pintu-pintu dan jalan-jalan. Aku sampaikan engkau agar dapat mencapai untuk melihat Ku,

“Hai manusia, sesungguhnya engkau telah bersusah payah dengan kegiatan kerjamu untuk menuju Tuhan mu, maka pastilah engkau akan menjumpai Nya” (QS. Al-Insyqaq 84:6).


---------------- ☆☆☆ -------------


Gambar 3A : Tujuh Nafsu dalam Diri Manusia, Potensi Pengembangan dan Penyempurnaannya [ mohon dibaca dari bawah ke atas ]






Bila engkau telah mengenal-Nya, maka tiada lagi Aku menjadi samar atasmu.

Aku dihentikan berdiri tegak dalam keyakinan yang sebenarnya, lalu Ia berkata kepadaku: “Dalam keyakinan itu ada suatu rahasia, bila engkau telah mengenalnya, maka tiada lagi Aku menjadi samar atasmu.

Bila Kau menyamar, niscaya penyamaran Ku akan menambah makrifat padamu, tetapi bagi mereka yang tidak mengenal rahasia keyakinan itu, pastilah menjadi pengingkaran. Sesungguhnya Aku lah Allah yang tidak dapat direka-reka oleh perkenalan pada Ku, dan tak dapat dimuat oleh hati-hati itu dengan sepenuh muatan makrifat kepada Ku. Bagi Ku ada suatu makrifat yang tunggal yang mana tiada Ku fitrahkan kepada hati seorang hamba dan tidak juga kepada para Malaikat.

Bila makrifat itu tiba, niscaya tiba pulalah pengingkaran, maka setiap orang Arif akan mengingkari segala apa yang telah dikenal.

Dan apabila telah tiba pengingkaran itu, maka ketahuilah bahwa Aku lah yang menyamar dengan makrifat Ku yang Tunggal itu, maka hendaklah engkau jangan menginggkari Daku dan jangan memohon suatu makrifat, yang dengannya engkau dapat mengenal Ku, dan katakanlah ... Engkau .... Engkau.... yang dapat memperkenalkan diri Mu sebagai yang Engkau kehendaki, dan menyamar menurut apa yang Engkau kehendaki. Maka teguhkanlah daku dengan penyamaran Ketunggalan Mu (Wahdaniatik) dan tetapkanlah daku dengan pendengaran dan ketaatan pada Mu dalam apa yang diri Mu engkau perkenalkan.

Dan bila engkau menyamar, maka jadikanlah daku tergolong dari orang-orang yang mengetahui, bahwa Engkaulah yang menyamar.... Dan bila Engkau Memperkenalkan diri, maka jadikanlah daku tergolong dari orang-orang yang mengetahui, bahwa Engkaulah yang memperkenalkan diri.


--------------- ☆☆☆ ----------------


Gambar 3B : Tujuh Nafsu dalam Diri Manusia, Potensi Pengembangan dan Penyempurnaannya






Sampai Kepada Allah

Tuhan ku berseru kepada ku: Hendaklah engkau berjalan menuju kepada Ku, dan Akulah yang menjadi pandu penuntunmu. Maka akupun berjalan... kulihat diriku sendiri Ia pun berseru lagi:
Lalui semuanya! Arahkan tujuanmu kepada Ku saja. Sungguhpun bila engkau berhenti bersama dirimu yang tercela, niscaya engkau akan binasa, dan bila engkau berhenti dengan dirimu yang terpuji, niscaya engkau terhijab.

Sungguh, bila engkau telah terhijab dengan panggilan-panggilan yang terpuji itu, maka engkau akan didatangi oleh panggilan-panggilan yang tercela, dan dengan paksa engkau akan di tawan, penyebabnya tak lain karena engkau terhijab.

Aku pun melanjutkan perjalanan, maka kulihat akal pikiranku. Sambung Nya: Lalui saja dan jangan diperdulikan, tetapkan tujuanmu pada Ku! Bila akal yang datang akan disusul oleh hikmat kebijaksanaan; dan bila ia pergi maka ia pun akan melihat dirinya. Bila ia membawamu masuk ke dalam hikmat kebijaksanaan, ia pun akan berkata kepadamu “Ikutlah aku”, maka kekuasaan sudah berada di tangannya.

Bila ia datang, maka engkaupun akan menyertainya kepada hikmat kebijaksanaan Bila ia pergi engkaupun akan mengikutinya menuju kepada hijab. Langkahi saja siapa-siapa yang datang dan siap-siapa yang pergi. Aku teruskan perjalanan... ujarNya pula: Engkau telah melewati bahaya itu!... kulihat kerajaan duniawi seluruhnya dengan sekali pandang Berkata pula Tuhan kepadaku : Lalui dan langkahi apa-apa yang berada di dalamnya! Maka kesemuanya itu adalah kesenangan nafsumu dan impian-impiannya.

Kemudina kulihat kerajaan-kerajaan semuanya dengan sekali pandang Kata Nya pula: “Lalui dan langkahi apa-apa yang berada di dalamnya! Maka kesemuanya itu adalah kesenangan akal budimu dan rumahnya. ..... Aku pun melalui, kemudian kulihat hikmah kebijaksanaan menyambut.

Kedatanganku dan membukakan pintu-pintu, dan di balik pintu-pintu itu terdapat pintu-pintu lagi, yang di dalamnya terdapat khazanah-khazanah, dan khazanah-khazanah itu berisi pula harta-harta kekayaan, lalu akupun didatangi oleh akal, jiwa, ilmu dan makrifat, semuanya serempak mendatangiku; maka Tuhan pun berkenan berkata padaku : engkau sudah menjalani segala sesuatu!..

Lemparkan himat kebijaksanaan kepada orang-orangnya dan buatlah perjanjian dengan mereka, supaya mereka membangun gedung-gedung dan rumah-rumahnya inilah apa yang mereka tuju, mereka menginginkan agar engkau bercerai, dan mereka menceraikan engkau. Tetap sajalah engkau berjalan menuju pada Ku! Dan kesemuanya itu tidak layak bagimu utuk engkau tempati, engkaupun bukan penghuni yang herus menetap untuk selama-lamanya di sana!

Kembali aku berjalan lagi, kulihat orang-orang lalu lalang dan mereka yang berjalan, kulihat pula para ulama dan para zahid dan para muttaqien. Lalu berkatalah Tuhan padaku: Orang-orang yang lalu lalang akan sejurus dengan arah tujuannya dan sekali-kali tiadalah orang yang lalu-lalang itu akan mengajakmu kecuali kepada maqam dan iqamahnya, dimana mereka berada Maka bila engkau tertarik oleh orang alim atau ulama, engkau akan diundang kepada ilmu penegtahuannya bila engkau menyukai orang arif, engkaupun akan dilambai kepada makrifat lintasi saja mereka itu semua. Kesemuanya itu adalah lalu-lintasmu dan bukan tujuanmu, juga bukan tempatmu untuk tinggal...

Aku melanjutkan berjalan lagi ... ku lihat segala sesuatu, kulihat wajah di balik wajahnya, dan apa yang berada di balik arti dan makna, kesemuanya menawarkan diri padaku dan berlomba menariku dengan berbagai usaha agar aku berpaling padanya. Tuhan pun berkata lagi: Segala sesuatu itu menawarkan diri melalui penglihatanmu yang memandang, dan mengaitkan akan arti dan makn dengan selera penggembaraanmu itu waspadalah pada pandanganmu, jangan menengok kepada sesuatu agar mereka jemu dan menutup lesannya supaya tidak lagi menawarkan apa-apa padamu simpanlah kemauan kerasmu dari segala arti dan makna, dan himpunlah atas Ku.

Sungguh jika mereka itu tidak melihat engkau berkemauan keras, niscaya mereka tidak menawarkan dan menarik-narimu.... Akupun menahan pandanganku dan menaggalkan kemauan kerasku. Dengan nada gembira Ia pun berseru: Marhaban!! Terhadap hati hamba Ku yang sunyi dari segala sesuatu. Lalu Ia pun bersabda: Engkau telah lulus! Engkau sudah melewati alam semesta (Al Kauniah) dan sekarang tiba dalam perjumpaan dengan Pencipta Alam Semesta (Al Mukawwin).

Di saat itu aku mendengar Sabda-Nya: KUN (jadilah) disusul pula oleh sabda Nya: Jangan engkau berhenti dalam pesona “KUN” Lalui! Lewati! Walaupun “Kun” itu sumber pokok alam semesta; Jangan engkau dibawa-bawa hingga turun ke bawah lagi dari maqammu. Kulalui “Kun” dengan merendah-rendah Sabdanya pula : Akulah Allah.... Ku sahuti: “Engkaulah Allah” Engkau pelindung ku (Maulaya) yang menfitrahkan daku untuk berdiri di antara kedua tangan Mu yang menjadi persai untukku dari sambaran perintah dan larangan Mu.


------------- ☆☆☆ ----------------


Gambar 4 : Wajah Hati yang memandang Wajah Allah






1. Puisi Kerinduan

“Ya Tuhan! Daku bersama Mu sahaja, agar tiada satu pun menyambarku dan ditarik menjauh dari Mu, daku bersama Mu sahaja, agar tidak mengenal selain Mu; ,,, Jadikanlah daku melihat Mu untuk selama-lamanya; Ku mohon apa yang Engkau Ridloi...Anugerahkanlah daku kecintaan pada Mu”.

“Ya Tuhan!! Daku memohon dengan segala kerendahan dan sepenuh hati, dapatlah daku menjadi hiasan antara kedua tangan Mu; pakaikan untuk ku pakaian indah yang menjadi hamparan tibanya karunia Mu; Jadikanlah pula daku selalu memandang Mu menurut kehendak dan kemauan Mu dan menjadi sasaran gairah cemburu Mu”.

“Tak pelak lagi ya Tuhan, Engkaulah yang berada di setiap mata yang melihat”

2. Hai hamba!! pandanglah kepada-Ku, karena aku senang memandang kepadamu”.

Hai hamba!!! Ku ciptakan segala sesuatu itu untukmu, maka bagaimana Aku akan rela kalau engkau peruntukan dirimu bagi sesuatu itu. Sesungguhnya Aku melarang engkau untuk menggantungkan dirimu pada sesuatu (Selain-Ku) karena Aku pencemburu padamu”.

“Hai Hamba!!!! Aku tidak rela engkau peruntukan dirimu bagi sesuatu, walau harapanmu akan surga sekalipun, karena sesungguhnya... Aku ciptakan engkau hanya untuk-Ku; supaya engkau berada di sisi-Ku; Di sisi yang tiada sisi, dan di mana yang tiada mana.

Ku Ciptakan engkau atas pola gambar-Ku seorang diri, tunggal, mendengar, melihat dan berkemauan serta berbicara. Dan aku jadikan engkau mempunyai kemampuan untuk TAJALINYA (menyatakan) nama-nama-Ku, dan... tempat untuk pemeliharaan-Ku”.

“Engkau adalah sasaran pandangan-Ku... tiada dinding penghalang yang memisahkan antara-Ku dan antaramu.

Engkau teman duduk se majelis dengan-Ku, maka tiada pembatas antara-Ku dan antaramu.

“Hai hamba!! Tiada antara-Ku dan antaramu... antara Aku lebih dekat kepadamu, maka pandanglah kepada-Ku, karena aku senang memandang kepadamu”.

3. Hakikat dzikir itu adalah menghadapkan hati kepada Allah, tanpa kata, tanpa kalimat, tanpa huruf dan tanpa suara.

Bila engkau makan dengan sesuatu, niscaya engkau minum pula dengannya; Bila engkau minum dengannya sesuatu, maka engkaupun akan mabok dengannya.

“ Hendaklah engkau jangan makam dengan siwa [ sesuatu yang selain AKU ], yang mana nantinya engkau akan minum dengannya, dan jangan pula engkau minum dengan siwa, agar engkau tidak mabuk dengannya.

Bila engkau makan dengannya, engkaupun akan bersandar padanya atas asal usulnya; Dan bila engkau minum dengannya, engkaupun akan condong kepada ilmu-ilmunya.

“ Bila engkau tidak makan dan tidak minum dengan siwa, niscaya ucapanmu adalah kata-kata yang benar dan tepat, engkaupun ikhlas melaksanakan, dan perkataan serta perbuatanmu akan datang kepada Ku tanpa hijab, dan akan Ku tetapkan kata-katamu dalam kitab Ku, dan Ku tetapkan perbuatanmu dalam beribadah kepada Ku.

“ Hai hamba! bila puji-pujimu kepada Ku dengan puji-puji huruf, niscaya engkau akan lengah dengan kelengahan huruf itu’

Hai hamba!: “ Bila engkau bertobat dengan lisan huruf, niscaya engkau urungkan dengan lisan huruf.... bila engkau taat dengan lisan huruf, niscaya akan bermaksiat dengan lisan huruf.

Hai hamba!: “ Sucikanlah puji-pujimu kepada Ku dari pada huruf dan berlebih-lebihannya, dan sucikanlah taqdismu kepada Ku dari berlebih-lebihan serta bertingkat-tingkatnya huruf itu, niscaya Ku tulis tasbihmu dengan tangan Ku atas naungan Ku, dan Ku jadikan engkau dari ahli keluarga Ku... bila tiba “Saat pertemuan”.


------------------- ☆☆☆ -------------------


Gambar 5 : Dalil Al Qu' ran tentang adanya Tujuh Jenis Nafsu yang bersamayam didalam diri Manusia





Syahwat dan Hijab

1. Sesungguhnya syahwat-syahwat itu menjadi hijab penutup atasmu untuk menguji kecintaanmu, maka jika engkau menetapkan pilihan kepada Ku dan tidak memilih keinginan-keinginan lain, niscaya Ku ungkapkan untukmu zatmu sendiri dan tiada lagi Aku menutupi engkau dengan aneka keinginan-keinginan syahwat.

Ketahuilah, bahwa syahwat itu mendatangi engkau melalui jasad tubuhmu. Adapun zatmu maka Ku ciptakan atas dasar suci murni tiada condong melainkan hanya kepada Ku sendiri”.

“Katakanlah pada lubuk hati nuranimu, agar berdiri tegak di antara kedua tangan Ku, tiada dengan sesuatu dan tiada pula untuk sesuatu, niscaya Ku bangun mahligai yang sangat besar di belakangmu, dan kekuasaan agung di bawah kedua telapak kakimu.

Hendaklah engkau memohon bantuan hanya dari Ku sahaja, jangan dari Ilmu Ku, dan jangan pula dari dirimu, dengan demikian engkau menjadi hamba Ku, berada di sisi Ku dan dapat pengertian perihal Ku.

2. “Hai hamba! Sesungguhnya engkau telah melihat Daku sebelum dunia terhampar dan engkau mengenal siapa yang telah engkau lihat. Dan kepada-Ku-lah engkau akan kembali. Aku ciptakan segala sesuatu untuk mu dan Aku labuh kan tirai (Hijab) atasmu. Lalu engkau pun tertutup dengan tirai dirimu sendiri, kemudian Aku menghijab engkau dengan diri-diri yang lain, yang mana diri-diri yang lain itu menyeru kepadamu dan pada dirinya dan menjadi hijab (penutup) dari pada Ku.
Setelah kesemuanya itu, maka Aku-pun kembali menyata di balik kesemuanya itu, dan dari belakang kesemuanya itu Ku perkenalkan diri-Ku; Ku katakan kepadamu bahwasanya Aku-lah Maha Pencipta Aku yang menciptakan kesemuanya itu dan bahwasanya Aku menjadikan engkau Khalifah (Pengurus yang berkuasa di Bumi) atas kesemuanya itu dan ketahuilah bahwa kesemuanya itu adalah amanah (titipan) pada sisi-mu. Dan diharuskan pada pengemban amanah itu untuk mengembalikannya.


--------------- ☆☆☆ ------------


Gambar 6 : Proses Turunnya Ilmu Laduni dan Cara Kerjanya






YANG TERUNGKAP SERBA SUCI


“Bagi Nya wajah tanpa rupa
“Bagi Nya mata tanpa kedip
“Bangi Nya ucap tanpa huruf
“Baginya ilmu tanpa halaman
“Bagi Nya dekat tanpa mana
“Bagi Nya jauh tanpa hingga



----------------- ☆☆☆ ----------------


Gambar 7 : Proses, Jenis dan Percabangan ilmu - ilmu Laduniyah




Berdiri Di Antara Kedua “TANGAN ALLAH”


“Bila engkau didatangi Kalam (pena), lalu ia mengatakan kepadamu:

“Ikutlah aku! Ketahuilah yang berada di sisi ilmu itu adalah Aku, hendaknya mendengar daripada Ku, akulah yang menggariskan rahasia-rahasia itu. Hendaklah engkau menyerahkan diri pada Ku saja, tidaklah engkau dapat melangkahi Aku dan mencapai Ku, maka katakanlah kepada “Kalam”. Enyahlah dari padaku hai kalam! Yang menyatakan aku adalah yang menyatakanmu, dan yang memperlakukan aku adalah yang memperlakukan engkau, yang menciptakan aku adalah yang menciptakanmu. Dari pada Nya aku mendengar dan bukan dari pada mu, kepada Nya aku berserah diri, dan bukan kepadamu.

Jika ku dengar ucapanmu, niscaya aku terhijab, bila ku serahkan diriku padamu, niscaya aku menjadi lemah, bila aku mengikutimu nicaya akau jatuh di perbatasan dan menemui beberapa persimpangan yang tidak menentu jurusannya.

“Bila mendatangi engkau Arasy... dengan serba kemegahannya yang mempesonakan, diiringi pula oleh para Malaikat yang tak henti-hentinya bertasbih, lalu engkau di panggil ke arah dirinya, maka sahutilah panggilannya itu “Enyahlah engkau wahai Arasy! “Perhatianku bukan di sisimu” dan “berdiriku di sekitarmu!.

Perhentianku di sisi Allah yang menciptakan dirimu, dan Ia lebih besar dari padamu di dalam arena ke Agungan dan Keindahan, lebih memukau dari keindaanmu dalam tingkatan perhiasan, maka berdirimu karena pertolongan Nya, engkau berhujat kepada Nya, memerlukan bantuan Nya. Adapun Dia maka Dia berdiri dengan Zat Nya; Jamal Nya daripada Nya; Keindahan Nya dari pada Nya. Keagungan Nya dari pada Nya, tiada dari selain Nya.

“Bila engkau berkehendak supaya jangan ada sesuatupun yang melintas kepadamu selain Ku, dan bila engkau berhasrat ke luar (melepaskan diri) dari segala yang nyata, maka hendaklah engkau berdiri di dalam ketiadaan (anafi) di ambang pintu (“LA”) (tiada) Ilaha illallah (Tuhan melainkan Allah) dan ketahuilah, bahwa “an-nafi” tidak akan tercapai kecuali dengan Ku. Aku nanti yang akan menafikanmu dari pada yang lain-lain dan Ku isbathkan engkau dengan karunia Ku dalam bertetangga dengan Ku dan di sisi Ku”.

“Hendaklah engkau berdiri di Hadirat Ku, bukan untuk mendengar dari pada Ku, dan bukan untuk mendapat tahu dari pada Ku, dan bukan untuk saling bertutur kata, tetapi hanyalah untuk saling pandang-memandang, tetapkanlah pendirianmu dalam pendirian ini hingga tiba saatnya Aku bersabda kepadamu, Maka apabila Aku bersabda hendaklah engkau menangis, menyesali sabda-sabda Ku yang termakan oleh usiamu yang telah lanjut berlalu.

“Bila engkau telah berdiri di Hadirat Ku, jangan hendaknya engkau keluar dari maqammu, sehingga andaikan engkau dijumpai, di kala menyaksikan Aku, oleh runtuhnya langit dan hancurnya bumi, engkau akan tetap juga dan tidak akan pergi menyingkir”.

“Bila engkau telah mengenal, bagaimana engkau berdiri di antara ke Dua Tangan Ku, demi untuk Zat Ku dan Wajah Ku semata, bukan untuk keperluan apapun, baik dari pembicaraan maupun tutur kata Ku, maka sesungguhnya engkau telah mengenal ka Agungan Hadirat Ku”.

“Dan barang siapa sudah mengenal akan ke Agungan Hadirat Ku, akan Ku haramkan apapun selain Ku, dan akan Ku jadikan menjadi ahli pemeliharaan Ku”.

“Bila engkau didatangi oleh pendatang (A Warid) yaitu Khatir Rabbani (lintasan hati yang datang dari Tuhan), maka hendaklah engkau ucapkan:

“Yaa man auradal waarida asy hidnii malakuuti birrikafii dzikrika wadziqnii khanaana dzikri kafii isyhaa dika”

“Wahai Allah yang mendatangkan Al Warid, persaksikan padaku ke Agungan kasih sayang Mu dalam zikirku kepada Mu, dan anugrahilah aku rasa kerinduan dalam zikirku kepada Mu dalam mempersaksikan engkau"

--------------- ☆☆☆ --------------



Gambar 8 : Tajalli dan Taroki dalam Martabat Tujuh





Aku adalah Dzat yang tidak dapat dipersepesi dan disentuh dengan Prasangka


“Tidaklah Aku dapat dipandang oleh mata, tidak pula dapat dilihat oleh pandangan; Tidak pula Ilmu pengetahuan dapat menghampiri kepada-Ku.
Aku tidak dapat dikenal oleh sejauh pengenalan.
Aku Yang Maha Perkasa yang tidak dapat dicapai bagaimanapun, dan... tak dapat dijumpai walau dengan sebutan nama-Ku. ( QS.Al-Insylqaq 84.6)

Setiap ucapan kata telah nampak nyata, maka Akulah yang menciptakannya dan merangkai huruf-hurufnya. Tidak akan melampaui kesemuanya itu adalah bahasa-bahasa yang dikenal dan diketahui yang disifatkan. " Aku adalah yang tidak dapat dijangkau dan diserupakan dengan apapun. “Laisa Kamitslihi Syai-‘un”
(QS.Asy-Syura 42:11).

“Akulah Allah Yang Maha Suci yang tidak dapat dimasuki dan dijumpai oleh tubuh-tubuh dan tidak oleh huruf-huruf sekalipun dan tidak pula dapat dicapai oleh kalimat-kalimat”.

Hai Hamba!! Jangan salah terka bahwa setiap yang dahir itu dapat dilihat... Akulah Raja yang menyata dengan Kemurahan dan tersembunyi dengan Keperkasaan.

Hai hamba!! Akulah Yang Dahir yang tidak dapat dilihat dan dipandang oleh mata, dan Akulah Yang Batin yang tidak dapat disentuh oleh prasangka dan persangkaan yang bagaimanapun.

Hai hamba!! Akulah Yang Maha Kekal, yang mana kekekalan Ku tidak dapat diberitakan oleh abad; Dan Akulah Yang Esa yang jauh dari bilangan dan perhitungan”.

“Setiap sesuatu akan dituntut oleh asal mulanya, sebagaimana tubuh dituntut oleh asa mulanya. Yang Satu itu AKU, Yang Maha Tunggal dan sendirian, dan tidaklah Aku dari sesuatu lalu sesuatu itu akan menuntut pada-Ku.

Dan tidaklah Aku dengan sesuatu, maka sesuatu itu akan menyertai Ku.

Aku adalah mutlak, tiada satu pun ikatan, dan Aku bebas tanpa ada sesuatu yang menentukan”.


----------- ☆☆☆ -----------

Gambar 9 : Siklus Martabat Tujuh






Aku lebih dekat dari dirimu

Hai hamba! “Berulang kali Ku perkenalkan diri Ku padamu, tetapi engkau belum juga mengenal Ku, hal yang demikian berarti engkau menjauhkan diri daripada Ku. Engkau sudah mendengar tutur-kata Ku dari lubuk hati sanubarimu, tetapi engkau belum juga mengetahui bahwa itu adalah kata-kata Ku, hal yang demikian sama halnya engkau telah menjauhkan diri daripada Ku”.

“Engkau dapat melihat dirimu, sedangkan Aku lebih dekat dari dirimu, itulah pengertian menjauh yang sebenarnya”.

Hai hamba! “Engkau akan tetap tinggal terhijab dengan hijab tabiatmu sendiri; Sekalipun telah Ku ajarkan padamu, ilmu pengetahuan Ku, dan kerap juga engkau mendengarkan kata-kata Ku, hingga engkau berpindah kepada kedudukan bekerja dengan Ku”.

Adapun si Waqif (Yang berhenti dan berdiri tegak di Hadirat Ku) maka ia telah memasuki pintu rumah, maka tiada lagi rumah-rumah yang dapat menampungnya ia sudah merasakan segala macam minuman tetapi masih tetap merasa dahaga lalu ia sampai ke pada Ku, dan Aku adalah tempat tinggalnya, dan di sisi Ku adalah tempat penghentian dan berdirinya.

Al Waqwah (penghentian untuk berdiri tegak di Hadirat Allah), adalah di balik apa yang dikatakan, dan makrifat itu adalah puncak yang di katakan, sedangkan ilmu pengetahuan itu adalah apa yang dapat di katakan.

“Bila engkau melihat selain Ku, takan dapat lagi enggkau melihat Ku”

“Jangan putusa harapan daripada Ku... Andaikan engkau datang kepada Ku dengan segala ucapan dan tutur kata yang buruk, maka ampunan Ku lebih besar lagi. Dan jangan pula engkau bercanda dan berani pula kepada Ku. Andaikan engkau mendatangi Ku dengan semua ucapanmu dan tutur katamu yang baik, tentu hujat Ku lebih utama”.


------------ ☆☆☆ --------------


Gambar 10 : Rahasia Putaran masa dan waktu - waktu shalat dalam Siklus Martabat Tujuh






Engkau adalah hamba - Ku

“Tiada kufitrahkan padamu agar engkau tunduk kepada ilmu pengetahuan, tiada pula Ku didik engkau agar berdiri di depan pintu-pintu selain pintu Ku; tiada pula Aku mengambil kawan duduk semajelis agar engkau mengajukan permohonan pada Ku untuk duduk bersama selain Ku. Hendaklah engkau ketahui siapakah engkau, maka pengetahuanmu tentang dirimu adalah merupakan suatu peraturan bagimu yang tiada akan roboh, dan suatu ketenangan untuk mu yang tiada akan lenyap”.

“Engkau adalah hamba Ku”.

“Engkau hidup dengan Ku, karena tiupan roh Ku, dan kepada Ku engkau kembali, dan dengan Ku engkau akan bangkit, dan kepada Ku engkau bernasab. Ku ciptakan engkau agar engkau menjadi tatapan pandangan Ku, dan engkau akan menjadi pengurai Nama-nama Ku, Ku ciptakan dunia ini untukmu dan pula Ku sujudkan kepadamu dan Ku ciptakan segala sesuatu demi engkau, Ku bentuk engkau demi Aku supaya engkau menjadi ahli Hadirat Ku, Ku pilih engkau demi kemuliaan himpunan Ku, Ku gemarkan engkau bersama Ku, Ku fitrahkan engkau sesuai dengan gambaran Ku”.

"Janganlah engkau menjarak daripada Ku... demi untuk kepentinganmu sendiri... manakala engkau keluar, hendaklah keluar kepada Ku, dan jika engkau masuk, hendaklah masuk pula kepada Ku, dan jika engkau tidur, maka tidurlah dalam penyerahan kepada Ku, dan bila engkau bangun, maka hendaklah engkau bangun penuh dengan rasa tawakal kepada Ku, dan bila engkau makan hendaklah engkau menyadari bahwa makananmu itu dari tangan Ku, dan bila engkau minum, hendaklah engkau menyadari pula bahwa engkau meneguk minuman itu dari tangan Ku”.


------------ ☆☆☆ ----------


Gambar 11 : Peta Perjalanan Rohani Manusia lewat jalur Shalat





Masuklah Pada “KU” Seorang Diri

“Hendaklah engkau bekerja tanpa melihat pekerjaan itu
Hendaklah engkau bersedekah tanpa memandang sedekah itu!
Engkau melihat amal perbuatanmu walau baik sekalipun, tidak layak bagi Ku untuk memandangnya, maka janganlah engkau masuk kepada Ku dengannya.

Sesungguhnya jika engkau datang kepada Ku berbekal amal perbuatanmu, maka akan Ku sambut kedatanganmu dengan penagihan-penagihan dan perhitungan. Dan jika engkau mendatangi Ku dengan ilmu pengetahuanmu, maka Ku sambut dengan tuntutan. Dan jika engkau mendatangiku dengan makrifat, sambutan Ku adalah Hujat, sedang hujat Ku lebih utama dan lebih seharusnya.

Hendaklah engkau singkirkan ikhtiar (memilih), niscaya pasti Aku singkirkan tuntutan. Hendaklah engkau lepaskan ilmu pengetahuanmu, amal perbuatanmu, makrifatmu, sifatmu, namamu dan dari segala yang nyata, supaya dengan demikian engkau bertemu dengan Ku seorang diri.

Bila engkau menemui Ku, dan ada di antara Ku dan antaramu sesuatu dari kenyataan-kenyataan itu, sedangkan Aku-lah yang menciptakan segala yang yang nyata, Aku lebih dahulu menyingkirkan daripadanya, demi cinta.. guna mendekatimu, maka janganlah engkau membawa kenyataan-kenyataan dalam menemui Ku, jika masih saja demikian halmu, maka tiada kebaikan daripadamu.

Jika engkau mengetahui di kala engkau masuk kepada Ku, pastilah engkau akan memisahkan diri dari para Malaikat, sekalipun mereka itu saling bantu-membantu kepadamu, karena keenggananmu maka hendaknya jangan ada lagi penolong selain Ku.

Jangan engkau melangkah ke luar dari rumahmu tanpa mengharapkan keridaan Ku, karena Aku-lah yang bakal menunggumu dan menjadi petunjukmu.

Temuilah Aku dalam kesendirianmu, sekali atau dua kali sehabis menyelesaikan shalatmu, niscaya Ku jaga malam dan siang harimu, Ku jaga pula hatimu, Ku jaga pula urusanmu, juga kemauan kerasmu.

Tahukah engkau bagaimana hendaknya engkau datang menjumpai Ku seorang diri? Hendaknya engkau melihat tibanya Hidayah Ku kepadamu, karena kemurahan Ku bukan karena amalmu engkau memperoleh pengampunan Ku dan bukan pula oleh ilmu pengetahauanmu.

Serahkanlah kembali kepadaku buku-buku ilmu pengetahuan, dan catatan-catatan amalmu, niscaya Ku buka kedua tangan Ku, Ku terima dan Ku buahkan dengan keberkahan Ku dan Ku lebihi dengan kemurahan Ku”.


---------------- ☆☆☆ ------------


Gambar 12 : Proses Turunnya Al Quran kedalam Hati Manusia






Jika Tanda dan Lafadz - Ku telah Ku Teguhkan atas dirimu

Pada penglihatan sudah tiada lagi ucapan, tiada juga perkataan, ibarat dan isyarat juga tiada, ilmu dan makrifat, pendengaran dan kepekaan, ungkapan dan hijab, kesemuanya sudah tiada”

“ Pintu “Penglihatan” itu, ialah jalan keluar dari “Siwa” [ sesuatu yang selain Allah ] dan “Siwa” itu seluruhnya berhimpun dalam huruf.

Makrifat itu merupakan pintu gerbang yang tiada dapat dimasuki, kecuali para arifin; dan bagi setiap arif satu tanda, yang dengannya (tanda itu) akan merasa tenang dan tenteram; dan barang siapa yang dengannya merasa tenang, maka ia pun akan berhenti di dalamnya”.

“ Kesemuanya itu mengarahkan tujuannya ke gerbang itu, dan untuk mencapainya diperlukan “kendaraan” dan setiap kendaraan ada tali pengikatnya”.

Kendaraan makrifat itu ialah ilmu dan tali pengikatnya ialah huruf”.

Hendaklah engkau turun dari kendaraan, keluar dari huruf dan keluar pulalah dari makrifat.... dengan demikian Ku hapus tanda hijab dan akan Ku teguhkan engkau dengan “Tanda Ku”, maka tiada lagi engkau dikusai oleh huruf yang menghijab.

Menyingkirlah dari nama-nama huruf dan engkau akan menyingkir pula dari arti maknanya. Jika kesemuanya itu telah engkau singkirkan berulah “Aku akan lebih dekat dari urat leher”.

Belum! Belum tiba di tujuan! Menyingkirlah dari leher itu, dan urat leher itu, menyingkirlah dari “dekat” ke yang lebih dekat... niscaya engkau melihat “Lafaz Aku " 

Bila engkau telah pergi dari “Lafaz” itu, maka Aku lah Yang Dahir dan Aku lah Yang Bathin dan Aku lah terhadap segala sesuatu Maha Mengetahui...

Huruf dan segala sangkut pautnya adalah hijab yang berpintu, di dalamnya tempat pulang balik dan tempat membagi-bagi, keduanya merupakan dua pintu di belakang huruf; Menetapkan dan menghapuskan, adalah dua pintu hijab di balik yang pulang pergi dan membagi-bagi. Yang pulang pergi dan membagi-bagi adalah pintu masuk menuju penghentian (Al-Waqwah) dan “Penetapan serta penghapusan” adalah pintu masuk menuju “Penglihatan” (Ar Ru’yah).

Tabir hijab telah terungkap sudah.....
Bagi para setia kawan arifin Nya....
Segera mereka dapat memandang Nya.....
Tanpa ibarat tanpa huruf.... tanpa abjad.


Sekian, Semoga Kutipan hikmah itu bermanfaat


Sumber Kutipan :

Kitab Al Mawafiq Wal Mukhotoba atau 
Roaitullah, oleh Syeikh Muhammad Bin Abdul Jabbar An-Nafri

Minggu, 18 Juli 2021

Cara Mengasah Hati dan Menyambungkan Potensi Alam Sadar dan Alam Bawah Sadar

By Mang Anas


Secara umum jenis kesadaran manusia dibagi dalam dua keadaan, yaitu keadaan berada dialam sadar dan keadaan berada dialam bawah sadar. Disebut berada dialam sadar jika kita melakukan sesuatu dengan mempertimbangkannya terlebih dahulu dan disebut berada  dalam kondisi alam bawah sadar jika kita melakukan sesuatu tanpa disengaja atau mengerjakan sesuatu tanpa melewati suatu pertimbangan terlebih dahulu. Begitulah pengertian dua istilah itu secara umum, seperti yang biasa kita kenal. 

Tetapi yang mau kita bahas disini bukanlah alam sadar dan alam bawah sadar dalam pengertian diatas, tetapi kita akan meninjaunya dari sisi dunia rohani, berdasarkan pengalaman batin para pelaku dijalan suluk.



Bagan : Potensi Alam Sadar dan Alam Bawah Sadar Manusia


A. Letak Alam Sadar dan Alam Bawah Sadar Manusia

a. Alam Sadar : 

1. Otak Kiri 

2. Otak Kanan

b. Alam Bawah Sadar : 

1. Otak Besar atau Otak Tengah

2. Otak Depan

3. Otak Belakang

B. Apa yang bisa Menyambungkan keduanya 

Yang bisa menyambungkan kaduanya adalah Warid. Jika Allah menghendaki untuk membuka rahasia diriNya kepada sang hamba maka Allah akan meletakkan WaridNya kepada hamba tersebut. Dengan anugerah warid itu maka semua fungsi rohani dari organ tubuhnya akan jadi hidup, semua potensi rahasia kemanusiaannya yang dulu pernah Allah Swt ajarkan kapada Adam AS yang berupa pengetahuan tentang esensi dari asma asma akan dicurahkan kedalam diri hambaNya dan semua memori genetik itu akan terlahir kambali pada diri hamba yang ruh dan jiwanya Tuhan jamah.

Hamba itulah yang diharapkan Tuhan untuk menjadi wakil dan kepanjangan tanganaNya dimuka bumi [ khalifah ]. Ia akan menyatakan diriNya melalui diri hambaNya, dan hamba itu tidak lain adalah yang telah dianugerahi warid darinya.

C. Cara Mendapatkan Warid

Cara manusia mendapatkan warid telah disinggung dalam QS. Al Baqarah 2 : 186 dan dari sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Ghurairah dan dinukil dalam kitab Sahih Muslim,

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ  ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ  ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِى وَلْيُؤْمِنُوا بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu [ Muhammad ] tentang Aku, maka [ katakan ] Aku dekat, Aku dekat. Aku akan mengabulkan permohonan hamba hambaku jika ia bermohon kepada-Ku. Tetapi hendaklah mereka itu memenuhi [ perintah] -Ku dengan tulus dan banyak mengingat Aku agar mereka mendapat petunjuk [ yaitu anugerah berupa Ilmu dan Hikmah Ketuhanan ] ". - (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 186)

 قال النبي - صلى الله عليه وسلم - : يقول الله تعالى : أنا عند ظن عبدي بي ، وأنا معه إذا ذكرني

”Rasulullah SAW bersabda,’ Sesungguhnya Allah berkata: "Aku sesuai prasangka hambaku pada-Ku dan Aku akan bersamanya apabila ia mengingat -Ku" (HR Muslim)  

Dengan membaca kedua Nash itu maka menjadi cukup jelas bahwa untuk mendapatkan warid kita harus mengkondisikan tiga syarat yaitu,

1. Hendaklah engkau memenuhi [ perintah] -Ku dengan tulus

2. Banyak banyaklah mengingat Aku [ Allah ] agar engkau mendapat petunjuk 

3. Hendaklah selalu berprasangka positif kepada Allah Swt, percaya penuh kepadaNya dan memasrahkan diri.

D. Rahasia tersembunyi di Alam Sadar Manusia : 

Alam sadar adalah tempatnya ilmu dan hikmah, pada alam ini Allah Swt meletakkan kalimat " subkhanallah wal hamdulillah ".

1. Pada Otak Kiri Manusia Allah Swt meletakkan potensi IlmuNya dengan AsmaNya :  Al - 'Aliim Yang Maha Tahu, Ar - Rasyid Yang Maha Pandai dan Al Waajid Yang Maha Penemu _ asma asma itu merupakan padanan dari kalimat " Subkhanallah ". Dari ketiga Asma itulah potensi kecerdasan manusia berasal.

2. Pada Otak Kanan Manusia Allah Swt meletakkan potensi HikmahNya dengan AsmaNya :  Al - Hakiim Yang Maha Bijaksana, Al - 'Adl Yang Maha Adil, Ar Ra`uuf  Yang Maha Pengasuh,  Al Wahhaab Yang Maha Pemberi Karunia, Al Lathiif Yang Maha Lembut, Al Haliim Yang Maha Penyantun, Al Kariim Yang Maha Pemurah, Al Waduud Yang Maha Mengasihi, Al Afuww Yang Maha Pemaaf dan Al Ghaffaar Yang Maha Pengampun _ yang merupakan padanan dari kalimat " Alhamdulillah ". Dari kesepuluh asma tersebut diataslah sifat, watak, moral, karakter dan akhlak manusia itu dibentuk.

Dengan memasangkan anugerah -  anugerah asma itu Allah Swt tahu pasti bahwa manusia akan dapat mengenali diriNya melalui tanda tanda kebesaran yang ditampakkanNya baik yang ada dilangit maupun dibumi, serta tanda tanda kebesaran dan kekuasaan diriNya yang ada pada diri manusia itu sendiri dan dari apa apa yang bisa dirasakannya, yaitu atas segala nikmat yang telah diberikanNya dalam bingkai asmanya Yang Maha Pengasih [ Asma Ar - Rahman ].

E. Rahasia tersembunyi di Alam Bawah Sadar Manusia : 

Alam bawah sadar adalah tempat diletakkannya rahasia - rahasia ketuhanan didalam diri manusia, dialam inilah Dzat Tuhan bersemayam dan meletakan perbendaharaanNya. Inilah makna yang sebenarnya dari tembung " Tuhan adalah Perbendaharaan yang tersembunyi ". Di alam inilah Allah Swt meletakkan kalimat " La Ilaha illa Allah, Allahu Akbar dan La haula wala kuwwata illa billahil 'aliyyul adhim " dalam bingkai asmanya Yang Maha Penyayang [ Ar Rahim ].

Lantas dimana saja perbendaharaan itu diletakkan, dan apa saja isinya ? 

1. Pada Otak Besar atau Otak Tengah, ditempat ini Allah Swt menyimpan rahasia Kaweruh tentang Hakikat dari Alam Semesta [ Pokok pokok pengetahuan tentang Alam Semesta ] yang merupakan wujud dari asmanya Al - Khalik Yang Maha Pencipta, Al - Kabiir Yang Maha Besar, Al - Azhiim Yang Maha Agung , Al - Ghaniyy Yang Maha Kaya, dan Al - Malik Yang Maha Berkuasa_ asma asama itu merupakan padanan dari kalimat "  Allahu Akbar " dan merupakan substansi dari ayatul Kursy.

2. Pada Otak Depan, ditempat ini Allah Swt menyimpan rahasia Kaweruh tentang Hakikat dari Kebenaran [ Pokok poko pengetahuan tentang Kebenaran Sejati ] yang merupakan wujud dari asmanya Al - Haqq Yang Maha Benar, dan Al - Wahid Yang Maha Tunggal,  Al Haadii Yang Maha Pemberi Petunjuk, As Syahiid Yang Maha Menyaksikan  _ asma asma itu merupakan padanan dari kalimat " La ilaha illa Allah " dan substansi jiwa dari suratul Fatiha.

3. Pada Otak Belakang, ditempat ini Allah Swt menyimpan rahasia kaweruh tentang Hakikat Hidup dan Kehidupan  [  Pokok pokok pengetahuan tentang Sejatineng Urip ]  yang merupakan wujud dari asmanya Al - Hayyu Yang Maha Hidup, Al - Qaabidh Yang Maha Menyempitkan, Al - Baasith Yang Maha Melapangkan, Al - Khaafidh Yang Maha Merendahkan, Ar - Raafi Yang Maha Meninggikan, Al - Mu`izz Yang Maha Memuliakan, Al - Mudzil Yang Maha Menghinakan,  Al - Muhyii Yang Maha Menghidupkan, Al - Mumiitu Yang Maha Mematikan, Al Waliyy Yang Maha Melindungi, Al - Hafizh Yang Maha Memelihara, Al - Wakiil Yang Maha Memelihara,  Al Muqtadir Yang Maha Berkuasa, Al Muhaimin Yang Maha Mengatur, Ad - Dhaar Yang Maha Penimpa Kemudharatan, An - Nafii Yang Maha Memberi Manfaat, As - Shamad Yang Maha Dibutuhkan, Al - Barru Yang Maha Penderma,  As - Shabuur Yang Maha Sabar dan As - Salaam Yang Maha Memberi Kesejahteraan. Dengan tujuh belas asma itulah rona kehidupan manusia dibentuk. Kesembilan belas asma itu merupakan padanan dari kalimat " La haula wala kuwwata illa billahil 'aliyyul adhim " dan merupakan substansi dari Suratul Ikhlas.

F. Lalu Apa Fungsi Dada, Hati dan Qolb Manusia ? 

DADA atau HATI yang ROHANI adalah pusat RADAR SPIRITUAL manusia, yang dengannya manusia bisa menangkap berbagai sinyal dan gelombang - gelombang kosmik serta isyarat - isyarat ketuhanan. Organ organ yang ada didalam dada baik yang fisik maupun yang rohani semuanya tersambung dengan sebuah mesin yang dinamakan Otak Besar dimana Alam Bawah Sadar manusia berada. Kedua organ ini [ dalam jenisnya yang rohani ] bila disambungkan [ lewat anugerah warid ] maka itu akan menjadi ibarat TV dengan Antenanya, atau ibarat Sebuah Handpone dengan alat penangkap sinyalnya. 

Dengan menghubungkan fungsi dari kedua alat itu maka kita akan dapat melihat semua gambar dan mendengar suara dari layar HP dan televisi kita. Itulah gambaran fungsi hati secara rohani. Pada Hati ini Allah Swt meletakkan ketujuh asmanya yang utama yaitu, Al - Bashiir Yang Maha Melihat,  Al - Samii' Yang Maha Mendengar, An - Nuur Yang Maha Bercahaya ,  Al - Khabiir Yang Maha Mengenal, Ar - Raqiib Yang Maha Mengawasi, Al - Baathin Yang Maha Ghaib dan Az - Zhaahir Yang Maha Nyata.

G. Bagaimana Cara Mengasah Hati atau Mempertajam Daya Tangkap Sinyal pada Radar Rohani kita ? 

Satu - satunya yang paling efektif untuk mengasah hati adalah dengan memperbanyak dzikir kepada Allah, dan akan lebih efektif lagi apabila metode dzikir yang kita pakai atau kita pergunakan adalah " dzikir Rasa " yaitu kita melakukan dzikir dengan sepenuh hati, sepenuh perasaan dan dengan sepenuh penghayatan. Caranya yaitu, Saat hati membunyikan dzikir maka leburkanlah rasa kita kedalamnya.

- Kosongkan pikiran, lalu 

- Deteksi bunyi lafadz dzikir hati anda, tetapi harap jangan berlama lama memfokuskan pikiran untuk mendengarkan bunyi dzikir itu dan jangan pula terpancing untuk membawa kesadaran pikiran kesana. Sebab itu akan bisa menyebabkan anda berhenti distasiun itu.

- Jangan pula anda biarkan rasa anda mencoba untuk menumpangi dzikir itu dan atau berusaha untuk menempal dan berjalan bersamanya, dan 

- Jangan pula kita biarkan diri kita terpancing atau terbius berlama lama dalam merasakan ledzatnya rasa dzikir yang masih dipermukaan itu, segera sadari bahwa itu sesungguhnya masih ada diwilayah kulit. Maka masuklah terus lalu meresaplah, masuk dan masuklah terus, meresap dan meresaplah terus dan teruslah basahi dzikirmu dengan seluruh rasamu sehingga antara dzikir dan rasa itu benar benar menyatu, sehingga keduanya benar benar jadi tunggal, tidak bisa lagi dipisah atau dibedakan. Di titik itulah nantinya anda akan bisa merasakan ketiadaan diri anda sendiri, dan yang akan tinggal hanyalah semata - mata kesadaran yang sudah manunggal dengan dzikir - dzikir anda. 

Jika dengan penjelasan itu anda merasa belum juga paham maka cermati Tips berikut ini :

 " Yakni begitu anda menyadari adanya bunyi lafadz dzikir yang ada di hati anda maka segeralah leburkan rasa anda kedalamnya, leburkan, leburkanlah sepenuhnya.  Biarkanlah rasa kita itu melarutkan diri didalamnya sebagaimana larutnya gula atau garam kedalam air, atau seperti cairan sebuah warna yang menembus serat kain."

Itulah sejatinya dari ungkapan " yang isi itu kosong dan yang kosong itu isi ", itulah sejatinya dzikir ruh dan yang sejatinya gerbang menuju Fana, Yaitu ketika rasa kita sudah betul betul bisa manunggal dengan dzikir - dzikir kita dan keduanya secara bersama  - sama telah tenggelam didalam wilayah alam bawah sadar kita.

Demikianlah penjelasannya, semoga tulisan ini bermanfaat  dan dapat mengubah cara pendang kita terhadap segala sesuatu.


Sumber : Disarikan dari peristiwa yang dialami dalam sebuah mimpi.



Jumat, 16 Juli 2021

Pertanyaan Mendasar para Salik dan Penempuh jalan Ketuhanan :

By Mang Anas

Inilah pertanyaan mendasar para Salik dan para penempuh jalan ketuhanan : 

Apa itu Rasa ?

Apa itu Rahsa ?

Bagaimana mendapatkannya ?

Apa manfaatnya ? 

Kalau kamu sudah bisa merasakan lezatnya dzikir, lezatnya shalat, lezatnya baca al qur'an, lezatnya mendengar pitutur guru mursyid, lezatnya suara kebajikan. Barulah kamu dapat memahami apa yang disebut rasa.

Jika belum, mendekatlah terus kepada-Nya dengan sepenuh hati, tanpa tendensi apapun selain semata mata untuk mengharap ridho dariNya.

Suatu saat insya Allah Tuhan akan merespon ketulusanmu, dan Dia akan melatakkan warid-Nya kedalam hatimu. Warid itulah hakikatnya bibit cinta kita kepada Tuhan, yang dengannya kamu akan bisa merasakan lezatnya semua ibadah. Dengan warid itu maka kamu akan betah shalat berjam - jam, berdzikir berjam - jam, membaca Qur'an berjam - jam, menulis dan menuangkan " ide - ide yang di ilhamkan " selama berjam - jam dan kamu tidak akan merasakan lelah atau dihantui perasaan bosan saat melakukannya.

Selain rasa ada lagi yang namanya " Rahsa " ....yaitu rasa yang bisa merasa, rasa yang bisa melihat, rasa yang bisa mendengar, rasa yang bisa membau dan rasa yang akan membuat otak dan kecerdasan kamu naik berkali - kali lipat.

Rasha adalah pintu dari semua Ilham, lewat Rahsa nanti kamu akan mendapat beberapa pengajaran berupa ilmu dan hikmah, ia akan diajarkan kepada kamu lewat mimpi  dan jagamu.

Dengan bekal itu maka insya Allah nanti kamu akan dapat memandang segala sesuatu dari sudut pandang yang tidak pernah dipikirkan orang, dan kamu akan bisa berpikir dengan pola pikir yang tidak sebagaimana umumnya orang. Sehingga sesuatu yang sebelumnya terasa biasa, ditanganmu akan menjadi luar biasa.

Contoh kongkrit dalam kasus itu dimasa kini adalah " Fenomena Gus Baha, Dr. Nurcholis Madjid, KH.Buya Syakur Yasin, Dr. Fakhrudin Fais, Kang Agus Santoso [Cirebon], Gus Rofiq [Yogyakarta] dan Pastur Philip Mantofa [Gereja Mawar Sharon Surabaya] " dan contoh kasusnya dimasa lalu adalah fenomena yang dialami oleh Ibnu Arabi, Syekh Abdul Qodir Al Jaelani, Abdul Karim Al Jaili, Imam Abu Hanifah, Imam Nawawi, Imam Syafi'i dan Imam Ghajali.

Apa Rahasia kecerdasan beliau - beliau itu ?

Rahasianya terletak pada RAHSA [ Warid ] yang sudah menempel pada hati, pada Fuad [ pikiran ], pada  pendengaran [ Telinga batin ], pada penglihatan [ Mata batin ], pada kulit dan pada penciuman batin mereka.

Maka mari kita cintai Allah saja, mari selalu berprasangka baik terhadap- Nya, mari percayakan, dan mari pasrahkan sepenuhnya diri kita, istri kita, anak - anak kita hanya kepada-Nya, jangan sekali - kali mendua - kan Dia. Inilah kuncinya oleh karenanya pahami ini baik baik.

Semoga postingan ini bermanfaat bagi kita semua. 


Sumber inspirasi : 

1. Fusus Al Hikam _ Syekhul Akbar Ibnu Arabi

2. Futukhat Al Makiyyah _ Syekhul Akbar Ibu Arabi

3. Sirrul Asror _ Syekh Abdul Qodir Al Jaelani

5. Insanul Kamil _ Syekh Abdul Karim al Jaili

6. Yang dialami


Sabtu, 10 Juli 2021

99 Asmaul Husna, Pembagian dan Pengelompokannya

By Mang Anas


99 Asmaul Husna itu jika dilihat dari Sifat dan Hakekatnya bisa kita bagi dan kelompokan kedalam dua kelompok Asma. Yaitu, 

1. Asma- asma Mutlak Dzat Allah

2. Asma - asma Rabb

Kedua kelompok Asma itu pada hakekatnya merupakan Induk dari semua Asma, karenanya secara hirarki kedua induk asma itu akan menghimpun besertanya asma - asma lain yang menjadi atau yang merupakan lokus dari tajalli  dirinya.

Sebagai contoh, Allah sebagai asma Dzat ia akan mentajallikan dirinya kedalam 38 asma mutlak yang menjadi hakekat dari dzat - Nya. Demikian juga Rabb, ia akan mentajallikan dirinya kedalam 3 asma utama, yaitu,

1. Asma  Ar - Rahman

2. Asma  Ar - Rahim

3. Asma  Al - Malik

Ketiga asma itu pada hakekatnya merupakan asma - asma fungsional bagi Rabb dan merupakan manifestasi utama dari namanya. 

Ar Rahman, Ar Rahim dan Al Malik karena ketiganya merupakam asma - asma utama maka iapun akan bertajalli atau beremanasi menjadi asma - asma lainnya.  Al Malik selaku jantung dari Rabb maka ia bertajalli kedalam 40 macam asma. Sedangkan Ar - Rahman dan Ar - Rahim selaku hati dan kedua tangan Rabb masing - masing mentajallikan dirinya kedalam 9 macam asma.

Uraian lebih lanjut, bisa dibaca dalam paparan berikut ini, 

----------☆☆☆ -------------


A. Asma Asma Mutlak Dzat Allah Swt

1). Al Quddus القدوس: Yang Maha Suci

2). Al Ahad الاحد: Yang Maha Esa

3). Al Hayyu الحي: Yang Maha Hidup

4). Al Badii’ البديع: Yang Maha Pencipta

5). Al Khaliq الخالق: Yang Maha Pencipta

6). Al Awwal الأول: Yang Maha Awal

7). Al Aakhir الأخر: Yang Maha Akhir

8). Az Zhaahir الظاهر: Yang Maha Nyata

9). Al Baathin الباطن: Yang Maha Ghaib

10). Al Baaqii الباقي: Yang Maha Kekal

11). Al Samii السميع: Yang Maha Mendengar

12). Al Bashiir البصير: Yang Maha Melihat

13). Al `Aliim العليم: Yang Maha Mengetahui

14). Ar Rasyiid الرشيد: Yang Maha Pandai

15). Al Qayyuum القيوم: Yang Maha Mandiri

16). Al `Azhiim العظيم: Yang Maha Agung

17). Al `Aliy العلى: Yang Maha Tinggi

18). Al Kabiir الكبير: Yang Maha Besar

19). Al Jaliil الجليل: Yang Maha Luhur

20). Al Maajid الماجد: Yang Maha Mulia

21). Al Ghaniyy الغنى: Yang Maha Kaya

22). Al Hamiid الحميد: Yang Maha Terpuji

23). Al Muta`aalii المتعالي: Yang Maha Tinggi

24). Dzul Jalaali Wal Ikraam ذو الجلال و الإكرام: Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan

25). Al Wahid الواحد: Yang Maha Tunggal

26). Al Waasi الواسع: Yang Maha Luas

27). Al `Adl العدل: Yang Maha Adil

28). Al Hakiim الحكيم: Yang Maha Bijaksana

29). Al Majiid المجيد: Yang Maha Mulia

30). An Nuur النور: Yang Maha Bercahaya

31). Al Haqq الحق: Yang Maha Benar

32). Al Qawiyyu القوى: Yang Maha Kuat

33). Al Aziz العزيز: Yang Maha Perkasa

34). Al Matiin المتين: Yang Maha Kokoh

35). Al Jabbar الجبار: Yang Memiliki Mutlak Kegagahan

36). Al Mutakabbir المتكبر: Yang Maha Megah

37). Al Waajid الواجد: Yang Maha Penemu

38). Al Waarits الوارث: Yang Maha Pewaris

------------ ☆☆☆ ---------------


B. Asma - Asma Utama dari Rabb

01). Ar Rahman [ الرحمن ] yang Maha Pengasih

02). Ar Rahiim [ الرحيم ]  Yang Maha Penyayang

03). Al Malik [ الملك ]  Yang Maha Merajai

Ketiga Asma itu semuanya berada dalam kendali Rabb, termasuk juga asma - asma lainnya yang melekat, yang nantinya menjadi esensi dari ketiganya. 

---------☆☆☆ ------------


B.01. Ar - Rahman [ الرحمن ] atau yang Maha Pengasih,  Di dalam Nama Ar Rahman melekat didalamnya  9 asma  fungsional berikut ini ;

1). As Salaam السلام: Yang Maha Memberi Kesejahteraan

2). Al Mu`min المؤمن: Yang Maha Memberi Keamanan

3). Ar Ra`uuf الرؤوف: Yang Maha Pengasuh

4). Ar Razzaaq الرزاق: Yang Maha Pemberi Rezeki

5). As Shamad الصمد: Yang Maha Dibutuhkan

6). Al Muqiit المقيت: Yang Maha Pemberi Kecukupan

7). Al Wahhaab الوهاب: Yang Maha Pemberi Karunia

8). Al Barru البر: Yang Maha Penderma

9). As Shabuur الصبور: Yang Maha Sabar

------------- ☆☆☆ --------------


B.02. Ar - Rahiim [ الرحيم ]  atau Yang Maha  Penyayang, Di dalam Nama Ar - Rahim melekat didalamnya 9 asma fungsional ;

1). Al Fattaah الفتاح: Yang Maha Pembuka Rahmat

2). Al Lathiif اللطيف: Yang Maha Lembut

3). Al Haliim الحليم: Yang Maha Penyantun

4). Al Kariim الكريم: Yang Maha Pemurah

5). Al Waduud الودود: Yang Maha Mengasihi

6). Al Afuww العفو: Yang Maha Pemaaf

7). Al Ghaffaar الغفار: Yang Maha Pengampun

8). Al Ghafuur الغفور: Yang Maha Memberi Pengampunan

9). At Tawwaab التواب: Yang Maha Penerima Tobat

----------------☆☆☆ ---------------


B.03. Al Malik [ الملك ]  atau Yang Maha Merajai, Di dalam Nama Al - Malik melekat didalamnya 40 asma fungsional berikut ini ;

1). Al Muqtadir المقتدر: Yang Maha Berkuasa

2). Al Muhaimin المهيمن: Yang Maha Mengatur

3). Al Baari البارئ: Yang Maha Melepaskan

4). Al Qahhaar القهار: Yang Maha Memaksa

5). Al Qaabidh القابض: Yang Maha Menyempitkan

6). Al Baasith الباسط: Yang Maha Melapangkan

7). Al Khaafidh الخافض: Yang Maha Merendahkan

8). Ar Raafi الرافع: Yang Maha Meninggikan

9). Al Mu`izz المعز: Yang Maha Memuliakan

10). Al Mudzil المذل: Yang Maha Menghinakan

11). Al Hakam الحكم: Yang Maha Menetapkan

12). As Syakuur الشكور: Yang Maha Pembalas Budi

13). Al Hasiib الحسيب: Yang Maha Membuat Perhitungan

14). Al Khabiir الخبير: Yang Maha Mengenal

15). Ar Raqiib الرقيب: Yang Maha Mengawasi

16). Al Qaadir القادر: Yang Maha Menentukan

17). Al Waali الوالي: Yang Maha Memerintah

18). Al Muhyii المحيى: Yang Maha Menghidupkan

19). Al Mumiitu المميت: Yang Maha Mematikan

20). Al Mu`iid المعيد: Yang Maha Mengembalikan Kehidupan

21). Al Mushawwir المصور: Yang Maha Membentuk Rupa

22). Al Waliyy الولى: Yang Maha Melindungi

23). Al Hafizh الحفيظ: Yang Maha Memelihara

24). Al Wakiil الوكيل: Yang Maha Memelihara

25). Al Haadii الهادئ: Yang Maha Pemberi Petunjuk

26). Al Mujiib المجيب: Yang Maha Mengabulkan

27). As Syahiid الشهيد: Yang Maha Menyaksikan

28). Al Mubdi المبدئ: Yang Maha Memulai

29). Al Muqaddim المقدم: Yang Maha Mendahulukan

30). Al Mu`akkhir المؤخر: Yang Maha Mengakhirkan

31). Al Baa`its الباعث: Yang Maha Membangkitkan

32). Al Muntaqim المنتقم: Yang Maha Pemberi Balasan

33). Malikul Mulk مالك الملك: Yang Maha Penguasa Kerajaan

34). Al Muqsith المقسط: Yang Maha Pemberi Keadilan

35). Al Jamii` الجامع: Yang Maha Mengumpulkan

36). Al Muhsi  المحص : Yang Maha Menghitung

37). Al Mughnii المغنى: Yang Maha Pemberi Kekayaan

38). Al Maani المانع: Yang Maha Mencegah

39). Ad Dhaar الضار: Yang Maha Penimpa Kemudharatan

40). An Nafii النافع: Yang Maha Memberi Manfaat


Wallahu 'alam. Semoga bermanfaat.








 


 


Selasa, 06 Juli 2021

Makna Takwil الٓمٓصٓ

 

By Mang Anas

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيم

---------- ☆☆☆ ------------

الٓمٓصٓ

"Alif Lam Mim Sad." - (QS. Al-A'raf 7: Ayat 1)

Makna Takwil : 

ال =  Akal Pertama atau Nur Muhammad

م =   Akal Semesta atau Ruh Muhammad

ص =  Akal Kehidupan atau Qolbu Manusia


------------ ☆☆☆ -------------

كِتٰبٌ أُنْزِلَ إِلَيْكَ فَلَا يَكُنْ فِى صَدْرِكَ حَرَجٌ مِّنْهُ لِتُنْذِرَ بِهِۦ وَذِكْرٰى لِلْمُؤْمِنِينَ

"(Inilah) Kitab yang diturunkan kepadamu ; maka janganlah engkau sesak dada karenanya, agar engkau memberi peringatan dengan ( kitab ) itu dan menjadi pelajaran bagi orang yang beriman ." - (QS. Al-A'raf 7: Ayat 2)

Makna Takwil : 

Dengan penakwilan berikut ini maka subtansi makna dari  المص itu dijabarkan  secara gamblang oleh ayat yang ke 2 : 

"(Inilah) Kitab [ ال ]  yang diturunkan kepadamu [ م ] ; maka janganlah engkau sesak dada karenanya, agar engkau memberi peringatan dengan ( ال ) itu dan menjadi pelajaran bagi orang yang beriman [ ص ]. "

Proses Tajalli Al Qur'an dari Al Qolam hingga ke Ranah Qolbu Manusia

Pada mulanya adalah Dzat Allah, dan Dzat itu kemudian bertajalli menjadi ---->  [ ال ] Akal Pertama atau Nur Muhammad [ ibarat matahari yang bersinar ], dan Nur Muhammad itu kemudian kembali mentajallikan dirinya menjadi  ----->  [ م ] Akal Semesta atau Jibril atau Ruh Muhammad [ ibarat Bulan yang menerima pantulan sinar dari matahari ], dan Jibril atau Ruh Muhammad itu kemudian kembali mentajallikan dirinya menjadi ------> [ ص ]  Akal Kehidupan atau Qolbu manusia. Qolbu manusia itu ibarat bumi yang diterangi oleh semburat cahaya bulan [ karena Qolbu - Qolbu itu menerima pantulan cahaya dari huruf م _ Bulan ]  dimana terangnya cahaya Mim [ م ] itu dalam qolbu manusia akan ditangkap dalam kadar yang berbeda - beda. Ada 14 macam bentuk tajjali huruf م di dalam hati manusia, dan ke 14 macam tajalli itu terbagi dalam 14 manjilah, mulai dari manjilah yang paling terang yaitu manjilah bulan purnama [ Qolbu para Nabi dan Rasul ] sampai pada manjilah yang paling gelap yaitu saat posisi م [ bulan ] berada dimanjilahnya yang pertama [ saat bulan masih baru berbentuk hilal ] yaitu Qolbu Orang orang kafir dan orang orang munafik.

------------ ☆☆☆ ------------

اتَّبِعُوا مَآ أُنْزِلَ إِلَيْكُمْ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَلَا تَتَّبِعُوا مِنْ دُونِهِۦٓ أَوْلِيَآءَ  ۗ قَلِيلًا مَّا تَذَكَّرُونَ

" Hai manusia _ Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabb-mu, dan janganlah kamu ikuti selain Dia sebagai pemimpin. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran." - (QS. Al-A'raf 7: Ayat 3)

Makna Takwil : 

1. " Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu " , kata " diturunkan " ini konotasinya merujuk pada sosok Jibril atau Ruh Muhammad [ م ], sosok Jibril atau Ruh Muhammad itu adalah hakikat dari Al Qur'an itu sendiri. Yaitu al Qur'an yang masih suci dan murni,  yang tersimpan di lauhul makhfudz, atau  al quran yang masih berupa rahsa, atau al quran yang belum ditranslit atau diterjemahkan kedalam bahasa apapun juga. Dengan demikian hakikat yang sebenarnya dari Jibril atau Ruh Muhammad adalah al Qur'an dalam bentuknya yang masih berupa Ruh atau masih berbentuk Rahsa. Atau dapat dikatakan bahwa hakekat al quran adalah Jibril atau Ruh Muhammad dan hakekat Jibril atau Ruh Muhammad adalah al quran itu sendiri. Sebagaimana firmannya,

وَكَذٰلِكَ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ رُوحًا مِّنْ أَمْرِنَا  ۚ 

"Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu Ruh _ رُوحًا _ [ Al-Qur'an ] dengan perintah Kami." - (QS. Asy-Syura 42: Ayat 52)


2. " dari Rabb - mu ",  Hakikat Rabb disini adalah Akal Pertama atau Nur Muhammad [ ال ]

3. " dan janganlah kamu ikuti selain Dia sebagai pemimpin ",  kata selain Dia merujuk pada pengertian Iblis, Setan, Thogut dan orang - orang kafir . Maksudnya janganlah engkau menjadikan Iblis, Setan, Thogut dan orang - orang kafir sebagai pemimpin 

☆ Referensi : Lihat QS. An Nisa : 144, QS. Al Baqarah : 256, QS. An nisa' : 60 dan QS.Al Kafh : 50.

4. " Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran." , Maksudnya apakah kamu sama sekali tidak dapat mengambil pelajaran dari kisah kejatuhan Ibu bapakmu yaitu Adam dan Hawa saat keduanya [ didalam surga ] diperdayakan oleh Setan dan Iblis.

☆ ReferensiQS. Al A'raf : 27 dan ada banyak ayat lainnya 

Dengan demikian ayat dalam surat Al-A'raf 7: Ayat 3 diatas secara takwil dapat diterjemahkan sebagai berikut, 

" Hai manusia _  hadapkanlah selalu wajahmu [ ص ] ke  wajah Tuhan-mu [ ال ] dimanapun kamu berada,  belajarlah langsung kepada - Nya dan jangan kamu belajar kepada selain Dia. Sebagaimana dulu Rabb - mu pernah membimbing dan mengajari Adam, bapak dan nenek moyang - mu ". 

Bandingkan dengan terjemahan harfiahnya ,

" Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabb-mu, dan janganlah kamu ikuti selain Dia sebagai pemimpin. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran." - (QS. Al-A'raf 7: Ayat 3)

------------ ☆☆☆ ------------

وَكَمْ مِّنْ قَرْيَةٍ أَهْلَكْنٰهَا فَجَآءَهَا بَأْسُنَا بَيٰتًا أَوْ هُمْ قَآئِلُونَ

" Sungguh _ Betapa banyak negeri yang telah Kami binasakan, siksaan Kami datang (menimpa penduduknya) pada malam hari, atau pada saat mereka beristirahat pada siang hari." - (QS. Al-A'raf 7: Ayat 4)

Makna Takwil : 

1. " Betapa banyak negeri yang telah Kami binasakan " , dalam pemaknaan rohani [ makna batin ] kata " negeri " diartikan sebagai hati atau Qolb atau Akal kehidupan,  dan kata " binasakan "  dapat diartikan sebagai dikunci mati. Dengan demikian pemaknaannya menjadi " betapa banyak hati yang telah kami kunci mati " 

2. " siksaan Kami datang (menimpa penduduknya) pada malam hari ",  Kata " siksa " disini mengandung konotasi dijauhkannya hati itu dari rahmat Allah Swt, yaitu dari Allah selaku Cahaya langit dan bumi. Sedangkan kata  " Malam hari " dapat dimaknai sebagai hati yang sudah menghitam atau keadaannya sudah gelap gulita.

3. " atau pada saat mereka beristirahat pada siang hari " , kata " istirahat " mengandung pengertian hati yang lengah atau lalai dari mengingat Allah.

Dengan demikian makna ayat pada Surat Al-A'raf 7: Ayat 4 itu dapat diterjemahkan, 

" Sungguh _ Betapa banyak mata hati [ ص ] yang telah kami tutup dan kami kunci mati,  atau kami padamkan cahayanya [ م ],  sehingga hati itu benar - benar berada dalam keadaan gelap gulita dan sedikitpun tidak bisa melihat cahaya , yang demikian itu karena mereka selalu memalingkan wajahnya dari wajah- Tuhannya [ ال ] ."   

☆ Referensi :  QS. Al-Baqarah 2: Ayat 7, 10 dan 17 

Bandingkan sekali lagi terjamahan itu dengan terjemahan harfiahnya, 

" Sungguh _ Betapa banyak negeri yang telah Kami binasakan, siksaan Kami datang (menimpa penduduknya) pada malam hari, atau pada saat mereka beristirahat pada siang hari." - (QS. Al-A'raf 7: Ayat 4)

--------------- ☆☆☆ -------------

فَمَا كَانَ دَعْوٰىهُمْ إِذْ جَآءَهُمْ بَأْسُنَآ إِلَّآ أَنْ قَالُوٓا إِنَّا كُنَّا ظٰلِمِينَ

"Maka, ketika siksaan Kami datang menimpa mereka, keluhan mereka tidak lain, hanya mengucap, "Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim." - (QS. Al-A'raf 7: Ayat 5)

Makna Takwil : 

 " Maka, akan kami biarkan mereka itu terperangkap dalam gelap selama - lamanya. Mereka merasa diri mereka berjalan, tetapi sesungguhnya mereka hanya bergerak berputar - putar, dan mereka itu berada dalam kebingungan yang sangat. Maka dalam keadaan berputus - asa itu mereka akan berucap, Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang telah tersesat terlalu jauh [ zalim ]". 

 ☆ Referensi :  QS. Al-Baqarah 2: Ayat 18, 19 dan 20

---------- ☆☆☆ -------------

فَلَنَسْئَلَنَّ الَّذِينَ أُرْسِلَ إِلَيْهِمْ وَلَنَسْئَلَنَّ الْمُرْسَلِينَ

"Maka, pasti akan Kami tanyakan kepada umat yang telah mendapat seruan (dari rasul-rasul) dan Kami akan tanyai (pula) para rasul," - (QS. Al-A'raf 7: Ayat 6)

Makna Takwil :

" Maka, pasti kelak kepada ص  kami tanyakan, bukankah dinegeri kalian telah kami tampakkan bulan purnama [  م ]. Dan kepada bulan [ م ]  kami akan tanyakan pula prihalnya, apakah dia telah benar benar datang ke negeri itu , atau mengapa indah cahayanya sama sekali tidak dapat memikat hati mereka ".

------------ ☆☆☆ ---------------

فَلَنَقُصَّنَّ عَلَيْهِمْ بِعِلْمٍ  ۖ وَمَا كُنَّا غَآئِبِينَ

"dan pasti akan Kami beritakan kepada mereka dengan ilmu (Kami) dan Kami tidak jauh (dari mereka)." - (QS. Al-A'raf 7: Ayat 7)

Makna Takwil :

" dan kelak pasti akan kami buka hijab [ tutup ] yang selama ini menghalangi pandangan mata, telinga dan hati mereka, hal demikian itu karena sebelumnya mereka benar - benar berada dalam keadaan buta, bebal dan tuli. Maka pada hari itu akan kami perlihatkan kepada mereka apa - apa yang sebelumnya tidak pernah mereka lihat [ yaitu kesejatian dari segala sesuatu ], kami jadikan pada hari itu pendengaran, penglihatan dan mata hati mereka tajam luar biasa [ Kasyaf ]. Hal itu kami lakukan supaya pada hari itu masing - masing diri dapat melihat dengan gamblang daftar dosa dan kesalahannya serta agar pada hari itu masing - masing diri menjadi saksi atas dirinya sendiri. Dan Kami pada hari itu tidak akan berada jauh (dari mereka) dan kamu pasti akan menyaksikan kejadiannya . " 

☆ Referensi :  

لَّقَدْ كُنْتَ فِى غَفْلَةٍ مِّنْ هٰذَا فَكَشَفْنَا عَنْكَ غِطَآءَكَ فَبَصَرُكَ الْيَوْمَ حَدِيدٌ

"Sungguh, kamu dahulu lalai tentang (peristiwa) ini, maka Kami singkapkan tutup (yang menutupi) matamu, sehingga penglihatanmu pada hari ini sangat tajam." - (QS. Qaf 50: Ayat 22)

أَسْمِعْ بِهِمْ وَأَبْصِرْ يَوْمَ يَأْتُونَنَا  ۖ لٰكِنِ الظّٰلِمُونَ الْيَوْمَ فِى ضَلٰلٍ مُّبِينٍ

"Alangkah tajam pendengaran mereka dan alangkah terang penglihatan mereka pada hari mereka datang kepada Kami. Tetapi orang-orang yang zalim pada hari ini (di dunia) berada dalam kesesatan yang nyata." - ( QS. Maryam 19: Ayat 38)


------------ ☆☆☆ ---------------

وَالْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ ٱلْحَقُّ  ۚ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوٰزِينُهُۥ فَأُولٰٓئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

"Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran. Maka, barang siapa berat timbangan (kebaikan)nya, mereka itulah orang yang beruntung," - (QS. Al-A'raf 7: Ayat 8)

Makna Takwil :

" Pada hari itu Al Quran [ ال ] benar - benar akan menjadi satu - satunya tolak ukur kebenaran. Maka barang siapa yang paling banyak dapat memetik kebenaran darinya kemudian bersegera mengerjakannya mereka itulah orang yang beruntung ".

☆ Referensi :

وَكَذٰلِكَ نُفَصِّلُ الْأَايٰتِ وَلِتَسْتَبِينَ سَبِيلُ الْمُجْرِمِينَ

"Dan demikianlah Kami terangkan ayat-ayat Al-Qur'an, (agar terlihat jelas jalan orang-orang yang saleh) dan agar terlihat jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa." - (QS. Al-An'am 6: Ayat 55)

يٰٓأَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَآءَكُمْ بُرْهٰنٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَأَنْزَلْنَآ إِلَيْكُمْ نُورًا مُّبِينًا

"Wahai manusia! Sesungguhnya telah sampai kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu, dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al-Qur'an)." - (QS. An-Nisa' 4: Ayat 174)


------------ ☆☆☆ --------------

وَمَنْ خَفَّتْ مَوٰزِينُهُۥ فَأُولٰٓئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوٓا أَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوا بِئَايٰتِنَا يَظْلِمُونَ

"dan barang siapa ringan timbangan (kebaikan)nya, maka mereka itulah orang yang telah merugikan dirinya sendiri, karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami." ' (QS. Al-A'raf 7: Ayat 9)

Makna Takwil :

" dan barang siapa yang paling sedikit menangkap kebenaran darinya [ ال ]  atau tidak segera mengerjakannya maka mereka itulah orang yang telah merugikan dirinya sendiri, karena dahulu mereka ragu dan bahkan mendustakan al Qur'an dan pertemuannya dengan kami pada hari ini. Maka kelak mereka akan berkata " Alangkah besarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang pertemuan pada hari ini ". 

------------ ☆☆☆ --------------


Wallahu 'alam. Semoga bermanfaat.

Minggu, 04 Juli 2021

Rahasia Siir Papat Adam dan Mengenali Pintu - pintu Masuknya Setan.

By Mang Anas

Fragmen Kisah Adam dan Hawa serta Iblis dan Setan didalam surga :

وَيٰٓئَادَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ فَكُلَا مِنْ حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظّٰلِمِينَ

"Dan (Allah berfirman), "Wahai Adam! Tinggallah engkau bersama istrimu dalam surga dan makanlah apa saja yang kamu berdua sukai. Tetapi janganlah kamu berdua dekati pohon yang satu ini. ( Sebab apabila pohon ini kamu dekati maka nanti ) kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim." - (QS. Al-A'raf 7: Ayat 19)

فَوَسْوَسَ لَهُمَا الشَّيْطٰنُ لِيُبْدِىَ لَهُمَا مَا وُۥرِىَ عَنْهُمَا مِنْ سَوْءٰتِهِمَا وَقَالَ مَا نَهٰىكُمَا رَبُّكُمَا عَنْ هٰذِهِ الشَّجَرَةِ إِلَّآ أَنْ تَكُونَا مَلَكَيْنِ أَوْ تَكُونَا مِنَ الْخٰلِدِينَ

"Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepada mereka agar menampakkan aurat mereka (yang selama ini) tertutup. Dan (setan) berkata, "Tuhanmu hanya melarang kamu berdua mendekati pohon ini, agar kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)." - (QS. Al-A'raf 7: Ayat 20)

وَقَاسَمَهُمَآ إِنِّى لَكُمَا لَمِنَ النّٰصِحِينَ

"Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya, Sesungguhnya aku ini benar-benar termasuk para penasihatmu," - (QS. Al-A'raf 7: Ayat 21)

فَدَلّٰىهُمَا بِغُرُورٍ  ۚ فَلَمَّا ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْءٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ  ۖ وَنَادٰىهُمَا رَبُّهُمَآ أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَنْ تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَأَقُل لَّكُمَآ إِنَّ الشَّيْطٰنَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُّبِينٌ

"dia (setan) membujuk mereka dengan tipu daya. Ketika mereka mencicipi (buah) pohon itu, tampaklah oleh mereka auratnya, maka mulailah mereka menutupinya dengan daun-daun surga. Tuhan menyeru mereka, "Bukankah Aku telah melarang kamu dari pohon itu dan Aku telah mengatakan bahwa sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua ?" - (QS. Al-A'raf 7: Ayat 22)

Saat bapak Adam AS dan ibu Hawa berhasil dijebak oleh Setan supaya keduanya mendekati pohon khuldi [ pohon nafsu ] disitulah Setan mendapati percikan cahaya, yang dengan percikan cahaya itu Setan ahirnya dapat membaca dan melihat secara transfaran titik - titik kelemahan diri Adam dan ibu Hawa  [ " tampaklah oleh mereka auratnya " ]. Sesaat setelah  kunci - kunci kelemahan itu diketahuinya maka tanpa membuang - buang waktu Setan pun segera masuk dan melancarkan serangan. Ia mencoba memperdaya mereka berdua supaya keduanya bisa ia dikuasai dan berada dibawah pengaruhnya [ "Bukankah Aku telah melarang kamu dari pohon itu dan Aku telah mengatakan bahwa sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua ?" ]. Rahasia titik - titik kelemahan itu tidak lain adalah Siir Papatnya bapak kita Adam AS dan ibu Hawa yang kadung diperlihatkannya kepada Setan [ " maka mulailah mereka menutupinya dengan daun-daun surga " ]. 

Ke- empat macam rahasia Siir Adam yang diketahui oleh Setan dan Iblis itu adalah sebagaimana pernyataan yang diutarakan oleh Iblis sendiri pada ayat berikut ini, 

ثُمَّ لَءَاتِيَنَّهُمْ مِّنۢ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمٰنِهِمْ وَعَنْ شَمَآئِلِهِمْ  ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شٰكِرِينَ

"kemudian pasti aku [ iblis ] akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan [ nanti ] Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur." - (QS. Al-A'raf 7: Ayat 17)

Dan rahasia Siir papat yang kadung diketahui oleh Iblis itu kelak akan dimanfaatkan oleh Setan untuk menjadi pintu masuknya kedalam diri manusia.

Rahasia Siir Papat : 

a. Dari depan :  berupa " Angan - angan " ---->  Setan akan membuai manusia dengan harapan dan angan - angan kosong. Sehingga manusia itu akan selalu menunda - nunda Tobat dan selalu menunda nunda berbuat kebaikan. Kala hatinya menegur agar ia segera bertobat dan memperbaiki diri, ia selalu beranggapan dirinya masih punya waktu dan masih punya banyak kesempatan.  Dengan jebakan angan angan itulah setan ahirnya dapat menyeret manusia mati dalam keadaan shuul khotimah [ mati dalam keadaan dirinya belum ber- taubat ] ----> Obat dari penyakit ini adalah dzikir  "  Subhanallah ". Dengan dzikir itu maka sang insan akan senantiasa berada dalam keadaan terjaga karena ia menghadapkan pikiran dan angan - angannya selalu kepada Al Haq, itulah jalan yang ditempuh oleh para Aarifin untuk menutup jalan - jalan Setan dengan bertameng pada pemahamannya atas kesejatian al Haq.

b. Dari belakang :  berupa " Hawa Nafsu " ----> Oleh setan Manusia akan dipengaruhi agar ia selalu menengokkan pandangannya kebelakang, yaitu supaya manusia lebih mencintai kehidupan dunia dan lupa memperhatikan nasibnya dikehidupan ahirat [ masa depan ].  ----> Obat dari penyakit ini adalah dzikir " Alhamdulillah ". Dengan melanggengkan dzikir itu maka kepada sang hamba Allah Swt akan menganugerahkan sebuah warid, yaitu warid Al Hamdu, yang dengan warid itu nantinya sang hamba  akan dapat memakrifahi makna " sejatineng urip " [ makna hidup dan kehidupan sejati ], memahami tugas dan hakikat keberadaan dirinya mengapa ia terlahir ke dunia, ilmu " mengenal diri ". Sehingga dengan berbekal pemahamannya terhadap ilmu - ilmu itu maka diri sang hamba dan hari - harinya akan senantiasa dihiasi oleh rasa syukur dan jiwanya akan selalu fokus pada kehidupan Ahirat. 

c. Dari Kanan : berupa "  Tabiat Manusia " ----> Kedalam hati orang - orang yang alim dan taat beribadah serta dikalangan para ahli amal,  Setan akan tanamkan kedalam hatinya rasa  ujub dan riya. Dengan demikian maka di ahirat kelak amal ibadah orang - orang itu akan ditolak oleh Allah dan segala perbuatan baiknya akan sia - sia dan tidak berguna -----> Obat dari penyakit ini adalah dzikir "  La ilaha illa Allah dan Allahu Akbar ". Melanggengkan dzikir ini akan menjadi jalan bagi sang hamba untuk meraih Musyahadah dan Maqom Makrifat. Dengan diraihnya maqom itu maka sang hamba akan dapat memakrifahi rahasia asma -asma dan rahasia sifat - sifat yang hakiki dari Al Haq dan juga kesejatian Dzat- Nya. Dengan demikian maka hati sang hamba tidak bisa lagi berpaling kepada yang selain Diri - Nya, itulah makna yang sebenarnya dari atribut " Mukhlasin " [ hamba hamba Tuhan yang terpilih ] sebagaimana disebut dalam al - Qur'an surat Al-Hijr 15: Ayat 40.

d. Dari kiri : berupa "  ujian dan cobaan hidup " ----> disini Setan akan memanfaatkan kesempatan datangnya ujian dan cobaan untuk mempengaruhi manusia agar mereka mudah berputus asa dan dalam keadaan putus asa itu lalu mereka segera menyalahkan Allah.  Selanjutnya manusia yang sedang gelap mata dan kesal kepada Allah itu mereka dorong untuk mengambil jalan pintas, yaitu lari kepada minum - minuman keras dan mengkonsumsi obat - obatan, mencoba bunuh diri,  menipu, merampok,  melakukan tindak pidana korupsi , menjadi pezina dan pemerkosa serta berbagai perbuatan jahat lainnya. -----> Obat dari penyakit ini adalah Dzikir " La haula wala quwwata illa billahil 'aliyyul adhim ". Buah dari dzikir ini adalah diperolehnya ilmu - ilmu dan pemahaman hakikat. Dengan bekal itu maka sang hamba akan mampu menghiasi dirinya dengan asma - asma dan sifat - sifat-Nya diberbagai dimensi kehidupan baik secara parsial maupun secara universal. Capaian spiritual ini akan membawa sang hamba pada Maqom al- Qurb [ kedekatan ] bersama al - Haq secara dzat, bukan lagi secara asma - asma atau sifat - sifat- Nya. Inilah derajat tertinggi yang dapat dicapai oleh seseorang dalam menapaki jalan salik, yaitu maqom hamba yang bergelar " Abdullah ".

Dengan empat model penyesatan itu maka Iblis berharap bahwa manusia yang sangat dimusuhinya itu kelak akan sangat sedikit mengingat Allah, tidak peduli pada sesama, menjadi sangat jahat dan mengkufuri segala nikmatnya, sehingga pada ahirnya manusia yang sangat dimusuhinya itu akan sama - sama menjadi musuh Allah dan kelak mereka akan mati dalam keadaan shuul - khotimah dan bersama Iblis menjadi penghuni neraka.