Halaman

Selasa, 15 Juli 2025

Hukum Duduk Tahiyat Akhir dengan cara Bersila

Mang Anas 

1. Dasar Teks Hadits 

Hadits dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu

> عَنْ أَنَسٍ قَالَ رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي مُتَرَبِّعًا

“Dari Anas berkata : Aku melihat Nabi ﷺ shalat dalam keadaan duduk bersila (mutarabbian).”
(HR. Bukhari no. 1119; Abu Daud no. 730)

Makna “Mutarabbian” (مُتَرَبِّعًا)

🔹 Mutarabbian artinya bersila, yaitu duduk dengan kedua kaki dilipat dan kedua telapak kaki di bawah paha masing-masing (seperti duduk bersila biasa).

2. Penjelasan Fiqh Lintas Mazhab

🌿 Mazhab Syafi’i

Imam Nawawi dalam Al-Majmu’ Syarh Muhadzab (3/455) menulis :

> وَإِنْ عَجَزَ عَنْهُمَا جَلَسَ كَيْفَ أَمْكَنَهُ، وَصَحَّتْ صَلَاتُهُ

Jika seseorang tidak mampu duduk iftirasy atau tawarruk, maka dia duduk dengan cara apa saja yang mudah baginya, dan shalatnya tetap sah.”


🔎 Penjelasan :

Tawarruk adalah sunnah di tahiyat akhir.
Jika tidak mampu, boleh bersila atau duduk lain sesuai kemampuannya.

🌿 Mazhab Hanafi

Dalam mazhab Hanafi, duduk tahiyat akhir dilakukan dengan tawarruk versi Hanafi (meletakkan kedua kaki ke kanan dan duduk di lantai). Namun jika ada udzur atau kesulitan, bersila dibolehkan. (Al-Mabsuth, Sarakhsi)

🌿 Mazhab Maliki

Maliki menekankan duduk tawarruk di tahiyat akhir, namun jika tidak memungkinkan (ada sakit atau uzur) maka bersila atau duduk lain tetap sah. (Al-Mudawwanah Kubra)

🌿 Mazhab Hanbali

Imam Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni (1/679) mengatakan :

> وَإِنْ لَمْ يَقْدِرْ عَلَى التَّوَرُّكِ جَلَسَ كَيْفَ أَمْكَنَهُ

Jika ia tidak mampu tawarruk, maka ia duduk dengan cara apapun yang ia mampu.”


3. Kesimpulan Hukum

✅ Duduk tahiyat akhir terbaik : Tawarruk, sesuai hadits shahih Bukhari Muslim.
✅ Bersila di tahiyat akhir :
Boleh jika ada uzur, seperti sakit, sendi tidak memungkinkan, atau kesempitan tempat.
Shalat tetap sah, karena duduk bersila termasuk duduk yang syar’i.
✅ Dalam shalat sunnah sambil duduk, bersila merupakan duduk yang utama sebagaimana diamalkan Nabi ﷺ ketika shalat sunnah dalam keadaan duduk.

4. Referensi Lengkap

1. Shahih Bukhari no. 1119 – Kitab Shalat, Bab Shalat duduk bersila.
2. Shahih Muslim no. 732 – Kitab Shalat.
3. Sunan Abu Daud no. 730 – Kitab Shalat.

4. Al-Majmu’ Syarh Muhadzab, Imam Nawawi, Juz 3 hlm. 455-456.
5. Al-Mughni, Ibnu Qudamah, Juz 1 hlm. 679.
6. Al-Mabsuth, Sarakhsi (Mazhab Hanafi).
7. Fiqh Sunnah, Sayyid Sabiq, Bab Sifat Shalat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar