By. Ki Bagus Fanani
Berikut sedikit keterangan dari alam-alam yang dinaiki oleh rohani seseorang:
Bagan : Tujuh Lapisan Batin Diri Manusia
1.Alam pertama adalah alam wadag (alam semesta) tempat tubuh kasar manusia (jisim kasyif) beraktifitas.
Dalam martabat tujuh jisim kasyif adalah alam insan kamil tempat bersemayamnya jisim latif (tubuh halus) dan anggota batin yang sudah bersamanya. Jisim kasyif dipenuhi cahaya yang berwarna-warni disebut juga sebagai latifah, cahayanya berubah-rubah warna tergantung keadaan batin manusia.
Setelah Dia membentuk jisim latif manusia di alam ajsam Dia memastikan Diri kalau makhluk yang akan mengenal-Nya menjadi mahkluk super semesta. Dia kemudian menggabungkan seluruh unsur kelangitan yang sudah tercipta untuk dijadikan tempat bagi para jisim latif dan terciptalah alam wadag dan salah satunya adalah bumi yang kemudian unsurnya dijadikan bahan untuk penciptaan jisim kasyif (tanah, air, angin, dan api).
Sesudah terbentuknya alam wadag tersebut jisim latif manusia mulai berpindah dari alam ajsam ke alam insan kamil atau jisim kasyif saat berusia empat bulan di dalam kandungan, dan diusia tujuh bulan jisim kasyif berproses memersiskan wujudnya seperti wujud jisim latifnya.
Alam wadag memiliki jaringan alam semesta bentuknya seperti jala yang saling terhubung. Satu titik jala memiliki gabungan dari berbagai galaksi, satu titik jala terhubung dengan satu titik jala yang lain dan saling menguatkan. Jala-jala semesta ini keluar dari lubang gelap penghubung antara alam wadag dan alam alus, mereka keluar dan menemukan jalannya masing-masing ada yang diam, berputar, berpindah, berterbangan, dan mengikuti yang besar. Jisim latif dan anggota batin lainnya yang masih berada di alam wadag diperkenankan menjelajah menaiki lapisan-lapisannya dan mampu masuk di lubang gelap yang kemudian tembus menaiki alam ajsam dan lapisan-lapisan alam selanjutnya.
مِنَ اللّهِ ذِى الْمَعَارِجِ.
(Yang datang) dari Allah, Yang mempunyai tempat-tempat naik. (Al Ma’aarij, 3).
Manusia di alam wadag disebut sebagai insan yang telah terbentuk sempurna dari tujuh susunan yakni dzat, nur, sirr, ruh, nafsu, akal, dan tubuh. Keadaannya tenang, terang, penuh rahasia, mengenali, berkeinginan, berpikir, dan berbentuk.
Gambar : Ruh Manusia dan Perjalanan Takdirnya
2.Alam kedua yang akan dinaiki adalah alam alus atau alam ajsam.
Setelah alam mitsal tercipta, Dia mewujudkan keinginannya terciptalah alam ajsam dan akal. Bersamaan dengan itu ruh manusia berpindah ke alam ajsam. Saat ruh manusia berada di alam ajsam, ruh manusia dibekali akal dan membentuk wujud halus, jadilah jisim latif manusia.
Alam ajsam adalah tempat dimana seluruh makhluk halus berada, mereka berbentuk halus, berwarna dan bersuara. Wujud alamnya serba halus dan berlapis-lapis ada yang dominasi warna merah, biru, hijau, putih, dan warna warni lainnya.
Seluruh makhluk halus yang tak kasat mata berpusat di alam ini termasuk jin dan lain sebagainya, mereka semua beribadah dan menerima hasil dari perbuatannya sendiri.
Manusia di alam ajsam ini telah terbentuk enam susun yakni dzat, nur, sirr, ruh, nafsu, dan akal. Keadaannya tenang, terang, penuh rahasia, mengenali, berkeinginan, dan berpikir.
Karena jisim latif manusia terbentuk di alam ini, manusia diperkenankan masuk di alam ini. Baik sedang dalam keadaan terjaga atau dalam keadaan tidur.
3.Alam ketiga yang dinaiki adalah alam lembut atau alam mitsal.
Setelah Dia menciptakan ruh manusia di alam arwah Dia menggerakan Ruh-Nya berputar terciptalah alam mitsal dan nafsu. Setelah alam mitsal tercipta ruh manusia berpindah ke alam mitsal dan dibekali nafsu, saat ruh dibekali nafsu ruh menjadi memadat dan menjadi jisim na’im (tubuh lembut).
Alam mitsal sangat luas dan teduh, lebih halus dari alam ajsam, penuh cahaya-cahaya yang bergerak bebas, mereka adalah jisim na’im yang belum turun ke alam ajsam, atau juga manusia yang telah mampu naik, atau manusia yang sudah meninggal. Mereka yang berada di alam ini senang memuja dan memuji, saling memberi salam dan saling memberi kabar.
Di alam mitsal ini manusia telah terbentuk dari lima susun yakni dzat, nur, sirr, ruh, dan nafsu. Keadaannya tenang, terang, penuh rahasia, mengetahui dan berkeinginan.
Karena manusia berbahan dari alam ini manusia diperkenankan untuk memasukinya.
4.Alam keempat yang dinaiki adalah alam Ruh atau alam Arwah.
Setelah Dia menampakan rahasia-Nya Dia mewujudkan keinginan-Nya jadilah Ruh-Nya, dan dari ruh-Nya Dia menciptakan alam arwah. Setelah alam arwah tercipta Dia menciptakan ruh manusia dari ruh-Nya.
Keadaan alam arwah sangat jernih dan luas, di dalamnya terlihat cahaya-cahaya yang berkelompok, ketika didekati mereka adalah ruh-ruh manusia.
اَلْأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ
Ruh-ruh itu (seperti) pasukan yang mengelompok.
Setelah ruh-ruh tercipta Dia mempertanyakan kepada ruh-tersebut siapa Diri-Nya, dan ruh -ruh pun mengakui kalau Dia adalah pencipta-Nya.
وَاَشْهَدَهُمْ عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْۚ اَلَسْتُ بِرَبِّكُمْۗ قَالُوْا بَلٰىۛ شَهِدْنَا
Dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi.
Ruh-ruh yang belum menerima kodrat masih berada di alam ini, ruh-ruh yang telah menerima kodrat diturunkan di bumi dan dimasukan pada tubuh manusia yang telah siap didiami.
ثُمَّ سَوّٰىهُ وَنَفَخَ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِهٖ
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan roh ke dalam (tubuh) nya roh-Nya. (As-Sadjah: 9)
Ruh-ruh yang masih berada di dalam tubuh manusia diperkenankan hadir di alam arwah ini, dan ruh-ruh yang telah berpisah dari tubuh manusia karena kematian dan telah menyampaikan misi kelangitan akan kembali ke alam ini, mereka berkumpul kembali dengan kelompoknya dan saling bercerita tentang perjalanannya di alam wadag.
Di alam ini manusia sudah tercipta empat susunan yakni dzat, nur, sirr, dan ruh. Keadaannya tenang, terang, penuh rahasia, dan mengenali Tuhannya.
Dulu di alam ini ruh manusia dicipta dari Ruh-Nya. Dan karena ruh manusia berasal dari Ruh-Nya manusia yang masih di dunia diperkenankan masuk di alam arwah ini.
5.Alam kelima yang dinaiki adalah alam Sirr atau alam Wahidiyyah, tempat rahasia Allah meracik alam semesta, alamnya berkilau seperti kirstal.
Setelah Dia menerangi Diri-Nya dengan Nur-Nya, Dia menampakan siapa Diri-Nya jadilah Sirr-Nya (rahasia-Nya), dari dari sirr-Nya Dia menciptakan alam Sirr atau alam Wahidiyyah.
Di alam kelima ini Dia meracik nur manusia dari Nur Muhammad sekaligus menanamkan Sirr-Nya agar manusia mampu mengenali, memahami dan menyaksikan segala rahasia-Nya.
اِنَّ عِلْمَ الْبَاطِنِّ هُوَسِرٌّ مِنْ سِرِّيْ، أَجْعَلُهُ فِيْ َقَلْبِ عَبْدِيْ، وَلاَ يَقِفُ عَلَيْهِ أَحَدٌ غَيْرِيْ
Ilmu batin adalah rahasia-Ku yang paling rahasia, Aku wujudkan di dalam kalbu hamba-Ku dan tidak ada yang bisa memberikan pemahaman tentangnya kecuali Aku.
Sirr yang diberikan pada manusia tidak diinformasikan kepada Makhluk lainnya dan hanya Allah sendiri yang mengetahuinya. Dengan keputusan Allah inilah manusia menjadi makhluk yang paling rahasia dan teristimewa di antara makhluk-Nya, karena sudah menjadi takdir manusia ditanami Sirr-Nya manusia diperkenankan masuk di alam ini untuk mengetahui segala rahasia-Nya.
Di alam ini manusia telah tercipta dari tiga susunan, dzat, nur, dan sirr. Keadaannya tenang, terang, dan penuh rahasia.
6.Alam keenam yang dinaiki adalah alam Nur atau alam Wahdah atau alam Nurullah.
Setelah Dia menghendaki kepada Diri-Nya sendiri untuk menciptakan makhluk Dia pun menerangi Diri-Nya sendiri, terciptalah Nur-Nya. Setelah Nur-Nya menerangi Diri-Nya sendiri Dia ingin menciptakan nur manusia kemudian Nur-Nya membelah tapi tidak mengurangi terciptalah Nur Muhammad dan dari Nur Muhammad inilah nur manusia diciptakan.
Dari Dia yang ingin menerangi Diri-Nya sendiri terciptalah alam wahdah atau alam nur, alamnya luas terang dan menerangkan, terlihat pelita di atas pelita, cahaya di atas cahaya, indahnya tak dapat dilupakan, dialah Nurullah dan Nur Muhammad.
Di alam ini manusia baru tercipta dua susunan yakni dzat dan nur, keadaannya tenang dan menerangkan.
Karena nur manusia berasal dari Nur Muhammad dan Nur Muhammad berasal dari Nurullah maka manusia yang masih berada di bumi diperkenankan masuk di alam ini untuk menyaksikan Nur Muhammad dan Nurullah.
7.Alam ketujuh yang akan dinaiki adalah alam urip atau alam ahadiyyah atau alam Dzat.
Alam ahadiyah adalah tempat Dzat Yang Maha Suci Sampurna, tidak ada siapa-siapa kecuali Diri-Nya sendiri dan tidak ada yang serupa dengan-Nya.
Berawal dari Dia yang ingin dikenali, Dia menghendaki pada Diri-Nya sendiri untuk menciptakan manusia, dan dari Dzat-Nya terciptalah dzat manusia.
كُنْتُ كَنْزًا مَخْفِيًا فَأَحْبَبْتُ أَنْ أُعْرَفَ فَخَلَقْتُ الْخَلْقَ فَبِي عَرَفُوْنِي
Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi maka aku menjadikan makhluk agar mereka mengenalKu.
Di alam ini manusia baru tercipta satu susunan yakni dzatnya, belum ada siapa-siapa, keadaannya sangat tenang dan menenangkan.
Karena dzat manusia berasal dari Dzat-Nya manusia yang masih di alam syahadah (bumi) diperkenankan masuk di alam ini untuk meleburkan dzat pribadinya pada Dzat-Nya, setelah meleburkan dzatnya manusia kembali lagi di alam syahadah melanjutkan perjuangannya menyampaikan misi kelangitan di bumi. Inilah yang dinamakan fana’ fi Dzat. Manusia yang telah mengalaminya tidak akan mampu menjelaskan tentang keadaan di alam ahadiyyah ini.
بِلَا كَيْفٍ وَلَا كَيْفِيَّةٍ وَلَا تَشْبِيْهٍ
Dalam penglihatan itu, (Dzat Allah SWT) tidak dapat dijelaskan dengan bentuk, cara dan perumpamaan.
Manusia yang telah memfanakan dzat pribadinya adalah manusia yang telah mencapai derajat Syuhudul Haqqi bil Haqqi, mengetahui hakekat dirinya dan hakekat Tuhannya.
Begitulah perjalanan manusia ketika menaiki lapisan-lapisan alam asal mulanya selama masih di hidup di bumi. Di mulai keluar dari tubuh, naik ke alam ajsam, naik ke alam mitsal, naik ke alam arwah, naik ke alam wahidiyyah, naik ke alam wahdah, dan naik ke alam ahadiyyah.
Semoga pengetahuan ini bermanfaat.
Kroya - Mei 2022
Ki Bagus Fanani [ KH. Agus Santoso ]
Mursyid Thariqah Syatariyah Cirebon
Majlis An-nasir Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar