Halaman

Sabtu, 15 Mei 2021

Dzikir, Shalat dan Alam - Alamnya

By Mang Anas

A. Tingkatan Dzikir

1. Dzikir Ghoflah [ Mulut berdzikir tetapi angan angannya kemana mana ] = Makom Alam Nasut = Alam Orang Syariat = Simbol Warna Merah = Hal yang dapat dipahami baru sebatas Wujudullah [ wujud - wujud yang dohir ] , yaitu hal hal yang nampak pada wujud alam semesta ini.

2. Dzikir Nafs [ Angan angannya sudah ditujukan kepada Allah tetapi dirinya masih merasa wujud ] = Makom Alam Malakut = Alam Orang Tharikat = Simbol Warna Kuning =   Hal yang dapat dipahami meliputi Wujudullah & Sifatullah, yaitu berupa hal hal yang nampak dari jagat raya dan kayakinan sang salik - pun mulai menguat bahwa terhadap semua yang wujud ini ada rahasia dan campur tangan Allah didalamnya lewat kekuasaan asma dan sifat - sifat-Nya.

3. Dzikir Ruh [  Terasa seperti selalu memandang Allah, merasa yang ada hanya Dzatullah semata , ia merasa dirinya tidak lagi ada ] = Makom Alam Jabarut = Alam Orang Makrifat =Simbol Warna Putih =  Hal yang dapat dipahaminya meliputi Wujudullah, Sifatullah & Dzatullah. Pada tahap ini sang salik telah sampai pada maqom " Musyahadah ", yaitu tahapan Penyaksian  Eksistensi Dzat Tuhan dengan mata basyiroh [ Mata Hati ] --> Mi'raj Ruhani.

4. Dzikir Siir atau dzikir Rahsa [ Merasa selalu bersama Allah ] = Maqom Alam Lahut = Alam Orang Hakekat =  Simbol Warna Hitam = Hal yang dapat dipahaminya meliputi Wujudullah, Sifatullah , Dzatullah &  Sirrullah. 

Pada maqom ini Sang salik   dikembalikan kedunia dalam kondisi batinnya yang sudah diliputi oleh Nurullah dan Nur Muhammad.  Ia pun ditahbiskan oleh Allah dengan gelar " Abdullah ", gelar tertinggi yang dapat dicapai oleh para peniti jalan salik. Diposisi ini sang salik tidak lagi memiliki kehendak dan keinginan yang muncul dari dirinya. Karena ia sudah dihiasai dengan sifat sifat Tuhan dan menyandang nama-Nya. Ia memandang segala sesuatu dengan cara pandang Tuhan dan ia tidak akan bertindak dan berbicara kecuali atas dasar kehendak dan perintah -Nya. Itulah kriteria dan kapasitas pribadi sang " Abdullah ", orang telah memasrahkan diri sepenuhnya kepada Allah. Perhatikan urutan kalimat Tasbih, Tahmid, Tahlil dibawah ini _ yang disebut kalimah " Nur Muhammad " _ ,  dimana kalimat Hauqalah [ La khaula wala kuwwata illa billah ] ditempatkan sebagai puncak bacaan dzikir. 

سُبْحَانَ اللهِ

وَالْحَمْدُ للهِ

وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ الله

وَاللهُ أَكْبَرُ

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ

" Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan Allah Maha Besar, Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung "  - (HR Muslim)

Itulah bukti ilmiah bahwa maqom pasrah dan berserah diri itu merupakan maqom tertinggi yang dapat dicapai oleh Para peniti jalan salik.

@ Catatan : 

Maqom Mutmainnah atau Titik Khidir atau Maqom antara Alam Malakut dan Alam Jabarut = Simbol Warna Hijau

B. Jenis -jenis Shalat Wajib dan Sunah serta kedudukannya dalam siklus Martabat Tujuh.



Bagan : Tangga perjalanan ruhani menuju Tuhan dengan tujuh shalat.

Martabat -  martabat Shalat wajib dan Sunah : 

1. Shalat Subuh 

Dilaksanakan di pagi hari dilakukan sebanyak dua rakaat, kedudukan shalat ini ada pada martabat alam insan atau alam tubuh dan materi. 

Apabila kita mampu melaksanakan shalat ini dengan khusyu dan sempurna [ hanyut atau lebur dalam Ruh dan Rasha ], maka shalat ini akan dapat  mensucikan diri kita dari kotoran nafsu Lawwamah [ nafsu - nafsu yang berasal dari tabiat hewaninyah manusia ]

2. Shalat Dhuhur

Dilaksanakan di siang hari dilakukan sebanyak empat rakaat, kedudukan shalat ini ada pada martabat alam Ajsam atau Alam Akal, ide dan angan-angan.

Apabila kita mampu melaksanakan shalat ini dengan khusyu dan sempurna [ hanyut atau lebur dalam Ruh dan Rasha ], maka shalat ini akan dapat  mensucikan diri kita dari kotoran nafsu Amarah [ Nafsu - nafsu yang berasal dari tabiat golongan Jin atau setan yang melekat didalam diri manusia ] 

3. Shalat Ashar

Dilaksanakan di sore hari dilakukan sebanyak empat rakaat, kedudukan shalat ini ada pada martabat alam Mitsal  atau alam jiwa [ Qolbu ].

Apabila kita mampu melaksanakan shalat ini dengan khusyu dan sempurna [ hanyut atau lebur dalam Ruh dan Rasha ], maka shalat ini akan dapat  mensucikan diri kita dari kotoran nafsu Sufiyah [ tabiat hidup berlebih - lebihan dan bermegah megahan ]

4. Shalat Maghrib

Dilaksanakan pada awal pergantian siang dan malam hari, shalat ini dilakukan sebanyak tiga rakaat. Kedudukan shalat ini ada pada martabat alam Ruh.

Apabila kita mampu melaksanakan shalat ini dengan khusyu dan sempurna [ hanyut atau lebur dalam Ruh dan Rasha ], maka shalat ini akan dapat  mengantarkan diri kita mencapai kondisi Mutmainah [ rasa tenang, damai, sejahtera dan terbebas dari segala rasa takut ].

5. Shalat Isya

Dilaksanakan mulai awal malam hingga ahir sepertiga malam, shalat ini dilakukan sebanyak empat rakaat. Kedudukan shalat ini ada pada alam Siir atau alam Rasha atau Martabat Wahidiyah.

Apabila kita mampu melaksanakan shalat ini dengan khusyu dan sempurna [ hanyut atau lebur dalam Ruh dan Rasha ], maka shalat ini akan dapat  menghantarkan diri kita mencapai maqom makrifatul Asma [ yaitu berupa limpahan karunia ilmu - ilmu rahasia dari Allah SWT ].

6. Shalat Tahajud

Dilaksanakan mulai pertengahan malam hingga menjelang tibanya waktu fajar. Shalat ini dilakukan minimal sebanyak dua rakaat dan hingga maksimal 8 rakaat. Kedudukan shalat ini ada pada martabat alam Sifat atau alam Wahdah.

Apabila kita mampu melaksanakan shalat ini dengan khusyu dan sempurna [ hanyut atau lebur dalam Ruh dan Rasha ], maka shalat ini akan dapat  menghantarkan diri kita meraih Maqom Fanafillah atau makrifat fi sifat [ Karuniai  hikmah dan kebijaksanaan ] yang dalam redaksi Al Qur'an disebut dengan istilah " Maqoman Mahmudah ". 

7. Shalat Witir

Waktunya sama dengan shalat tahajud dan dilakukan sebagai penutup dari shalat malam.  Jumlah rakaat dari shalat ini harus ganjil. Jumlah rakaat tidak dibatasi.  Kedudukan shalat ini ada pada martabat Dzat atau martabat Ahadiyah.

Apabila kita mampu melaksanakan shalat ini dengan khusyu dan sempurna [ hanyut atau lebur dalam Ruh dan Rasha ], maka shalat ini akan dapat  menghantarkan diri kita kepada maqom  " Bakabillah " [ yakni rasa nyawiji dengan Tuhan dalam asma wa sifat ].

C. Gerakan shalat dan alamnya

1. Berdiri = Alam Nasut ---> kedudukan dzikirnya " Subkhanallah "

2. Ruku = Alam Malakut ----> kedudukan dzikirnya " Alhamdulillah "

3. Sujud = Alam Jabarut --> kedudukan dzikirnya " La ilaha illa Allah"

4. Duduk = Alam Lahut ----> kedudukan dzikirnya " Allahu Akbar "

5. Salam = Turun ke Alam Nasut bersama Allah = kedudukan dzikirnya " La haula wala kuwwata illa billahi 'aliyul 'adim "

# Allahu Akbar dibaca setiap pergantian gerak = Mikroj /  Sayap Buroq atau energi untuk naik. 


Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat memotivasi para salik untuk terus aktif dan Istiqomah dijalanTuhan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar