Halaman

Minggu, 09 Mei 2021

Dimensi Hidup Manusia dan empat Unsur yang membentuknya

By Mang Anas

A. Empat dimensi Hidup dan kehidupan manusia : 

1. Dimensi Indra  ---> Kehidupan Satu dimensi [ jangkauan intraksinya hanya sebatas jagat wadag ] ---> Kehidupan Alam Nasut 

2. Dimensi Jiwa    ---> Kehidupan dua dimensi [ jangkauan intraksinya meliputi jahat wadag dan jagat halus _ alam jin dan alam malaikat ] ---> Kehidupan Alam Malakut 

3. Dimensi Ruh     ---> Kehidupan tiga dimensi [ jangkauan intraksinya meliputi jagat wadag, jagat halus dan alam ilahiyah ] --->  Kehidupan Alam Jabarut 

4. Dimensi Rahsa ---> Kehidupan empat dimensi [ jangkauan intraksinya meliputi jagat wadag, jagat halus, alam ilahiyah dan kemanunggalan dengan Dzat _yaitu leburnya titik rasha kedalam Dzat atau Fanabillah ] --->  Kehidupan Alam Lahut 


B. Empat Unsur yang ada dalam diri manusia : 

1. Unsur Tanah =  didalam  unsur tanah ada sub unsur air, sub unsur api dan sub unsur udara --->  dari Unsur tanahlah raga makhluk yang bernama manusia itu kemudian dibentuk.

2. Unsur Air = didalam unsur air ada sub unsur api dan sub unsur udara ---> dari unsur air-lah jiwa manusia itu kemudian diciptakan

3. Unsur Api =  didalam unsur api ada sub unsur udara ---> dari unsur api- lah Ruh manusia itu kemudian diciptakan

4. Unsur Udara [ Oksigen ] =  unsur udara atau Oksigen adalah elemen tunggal dan merupakan elemen murni karena didalam unsur udara tidak terkandung partikel dari sub unsur lainnya ---> dan dari unsur udaralah Rahsa manusia itu kemudian diciptakan.

Anasir udara [ oksigen ] adalah elemen kunci potensi adikodrati yang ada dalam diri manusia, sebab dari anasir udaralah [ oksigen ] Rasha itu dibentuk dan lewat media rasha itulah manusia dapat sampai pada titik perjumpaan dengan Allah swt dan bahkan lebur didalamnya [ maqom fanabillah ]. Contoh kongkrit dari hal ini adalah kasus Setan saat menggoda Adam dan Hawa ditaman Surga, manakala Iblis [ Unsur Api ] sudah terusir dari Surga maka ia dapat masuk kembali ke dalam surga dalam wujud Setan yang merupakan penjelmaan dari unsur Asap putih -  Bening [ Campuran Unsur Inti Api dan Udara ] yang merupakan zat yang lebih ringan dan jauh lebih halus dari pada api. Demikian juga dengan Rahsa, karena ia dibentuk dari unsur Oksigen, yaitu sejenis materi yang substansi zatnya sudah jauh lebih murni, memiliki bobot yang jauh lebih ringan, serta jauh lebih halus dari pada senyawa Angin dan udara, maka ia dapat kita jadikan sarana agar kita sampai kehadirat Tuhan [ Mencapai Maqom Wushul & Musyahadah ].

Dengan demikian hanya puncak - puncak dari zat dan elemen serta unsur unsur paling murni sajalah yang akan bisa dengan mudah menyambungkan dirinya dengan Tuhan. Rumus inilah yang seharusnya menjadi PR utama Jin dan Manusia manakala mereka ingin dapat menemui Tuhannya _ " Mulaku Robbihim "_  saat dia masih hidup didunia, dengan mulus dan tanpa halangan [ Al Baqoroh 2 : 46 ].

C. Unsur unsur Batin dari Anasir yang ada dalam diri manusia

1. Air menjadi unsur batin bagi Tanah ---> karena tanpa adanya anasir air ( sifat basah ) maka tanah akan menjadi kering dan mati serta tidak bisa menumbuhkan sesuatu.

2. Api menjadi unsur batin bagi Air ---> karena tanpa adanya anasir Api ( sifat panas ) maka Air akan menjadi beku

3. Udara menjadi unsur batin bagi Api ---> karena tanpa adanya anasir udara ( sifat kering ) maka api tidak akan bisa merambat atau berdiri tegak saat membakar sesuatu

4. Jika Tanpa air [ sifat basah ] tanah akan menjadi mati, jika tanpa api [ sifat panas ] air akan menjadi beku dan jika tanpa udara [ sifat kering ] api tidak akan bisa membakar maka demikian juga yang akan terjadi pada kehidupan manusia. 

5. Kedudukan jiwa adalah menjadi batin bagi raga dan kedudukan roh adalah batin bagi jiwa sedangkan kedudukan rasha adalah merupakan batin bagi ruh. Dengan demikian fungsi Rasha itu adalah untuk menghidupi Ruh dan fungsi Ruh adalah untuk menghidupi Jiwa sedangkan fungsi Jiwa adalah untuk menghidupkan raga.

6. Oleh karena Rahsa itu kedudukannya lebih tinggi dari pada ruh maka Rasha itu berkuasa atas Ruh, demikian juga Ruh ia berkuasa atas jiwa dan Jiwa berkuasa  atas raga. Maka barangsiapa yang sudah sampai pada kedudukan Rasha [ Titik Lebur dengan Tuhan _ Fanabillah ] maka ia akan mendapatkan limpahan otoritas dari Allah swt untuk bisa memerintah dan mengendalikan hukum empat anasir yang membentuk ruh, jiwa dan raganya sesuai dengan kehendak dan keinginan-Nya. Dengan limpahan kekuasaan itu maka semua kehendaknya bisa menjadi nyata, doa doanya menjadi sangat makbul dan ucapannya selalu menjadi sabda. Itulah hakekat karomah [ hukum kun- fayakun ] yang dianugerahkan Allah swt kepada wali wali - Nya.

Wallahu 'alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar