Halaman

Jumat, 29 Oktober 2021

Tiga substansi Topik Mimpi Pengajaran Laduniyah


By. Mang Anas


Tiga Substansi Topik Materi Pengajaran Laduniyah 

"Dia memberikan hikmah kepada siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa diberi hikmah, sesungguhnya dia telah diberi kebaikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehatأُولُوا الْأَلْبٰبِ ] ." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 269)

1. Urip Sejati lan Sejatine Urip ----> Pada hakikatnya adalah merupakan substansi isi pengajaran dari Kitab Suci Injil [ Kitabnya Isa Al Masih AS ] 

2. Kebenaran Sejati lan Sejatine bener ----> Pada hakikatnya adalah merupakan substansi isi pengajaran dari kitab Suci Taurat [ Kitabnya Nabi Musa AS ]

3. Pengetahuan Alam Semesta -----> Pada hakikatnya adalah merupakan substansi isi pengajaran dari kitab Suci Zabur [ Kitabnya Nabi Daud dan Nabi Sulaiman AS ].

Inti sari dari ketiga cabang ilmu dan pengetahuan agung itu kemudian oleh Allah Swt dihimpunkan seluruhnya kedalam kitab Suci Al Qur'anul karim yang diwahyukan kepada nabi besar kita Muhammad SAW.

Dengan demikian maka barangsiapa yang basic anugerah ilmu laduninya adalah tiga hal tersebut diatas maka pada hakikatnya Allah Swt telah membukakan pintu - pintu ilmu [ Kebenaran Sejati lan Sejatine bener ], pintu - pintu hikmah [ Urip Sejati lan Sejatine Urip ],  dan pintu - pintu pengetahuan [ Pengetahuan Alam Semesta ] yang kesemuanya sudah terangkum dalam Al Qur'anul karim.


اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِى خَلَقَ

"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu 

yang menciptakan," 

خَلَقَ الْإِنْسٰنَ مِنْ عَلَقٍ

"Dia telah menciptakan manusia 

dari segumpal darah." 

اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ

"Bacalah, dan Tuhanmulah 

Yang Maha Mulia." 

الَّذِى عَلَّمَ بِالْقَلَمِ

"Yang mengajar (manusia) 

dengan pena [ Al-  Qolam ]." 

عَلَّمَ الْإِنْسٰنَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

"Dia mengajarkan manusia apa yang 

tidak diketahuinya." [ Al- 'Alaq 96 : 1 - 5 ]


Oleh karena itu hendaklah  kita berpegang teguh kepada al Qur'anul Karim, membedah dan mempelajari isinya dengan sungguh- sungguh dalam bimbingan Dzat Yang Maha Pemberi Petunjuk. Sebagaimana Firman-Nya,

اللَّهُ نُورُ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ  ۚ مَثَلُ نُورِهِۦ كَمِشْكٰوةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ  ۖ الْمِصْبَاحُ فِى زُجَاجَةٍ  ۖ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّىٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُّبٰرَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِىٓءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ  ۚ نُّورٌ عَلٰى نُورٍ  ۗ يَهْدِى اللَّهُ لِنُورِهِۦ مَنْ يَشَآءُ  ۚ وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثٰلَ لِلنَّاسِ  ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ

"Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca, (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. An-Nur 24: Ayat 35)

Ayat diatas adalah gambaran yang paling tepat untuk menjelaskan secara gamblang, jelas dan nyata fenomena pengajaran  ilmu - ilmu laduniyyah.

1. "Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi ". Pada ayat itu Allah mendudukkan diriNya dalam kapasitas sebagai Dzat [ هو ]. Yaitu Allah sebagai sentra dan sumber cahaya yang menerangi segala sesuatu. Lewat cahaya itulah Allah akan membimbing manusia yang dikehendakiNya untuk menerima pengajaran Iqra dan Al Qolam lewat peristiwa mimpi.

2. " Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca " Saat mengajarkan Iqra dan al Qolam kepada hambanya itu maka Allah Swt [ Pelita Besar ] akan menabiri diriNya dari hambanya. Hal itu karena sifat keagungan dan kemuliaan diriNya,  dan sebagai bentuk rasa kasih sayangnya kepada makhluk [ lihatlah apa yang terjadi saat Allah Swt menyapa hambanya Musa AS di bukit Thursina kala Musa AS menyatakan dirinya ingin melihat Allah ].

3. Di paragraf ini Allah Swt memberi perumpamaan bahwa : " tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. "

Dalam perumpamaan itu pada hakikatnya Allah Swt sedang membicarakan prasyarat dan kriteria jiwa manusia yang dikehendakinya untuk disapa dan yang akan diajarkanNya secara laduni ilmu Iqra dan Al Qolam. Yakni Jiwa itu kondisinya harus yang sudah benar- benar bersih dan harus sudah mengkilat seperti " tabung kaca yang bagaikan bintang yang berkilauan". Adapun tafsir untuk kalimat " yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi," itu jelas sekali bahwa yang dimaksudkan disini adalah Jiwa yang kondisinya sudah menyala - nyala karena setiap saat jiwa itu terus menerus melumuri dirinya dengan dzikrullah. Yaitu jiwa manusia [ pohon zaitun ]  yang sudah mutmainnah " yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api ".

4. Dan adapun tafsir dari kalimat " Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), " maka yang dimaksudkan disini adalah peristiwa bertemunya Nur Muhammad [ hakikatul Muhammadiyah ] dengan Jiwa yang kondisinya sudah benar- benar bersih mengkilat dan yang sudah menyala - nyala itu. Maka dalam kondisi itulah " Allah Swt akan memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, " yaitu kepada para hambaNya yang pilihan dan yang dikehendakiNya untuk bisa mendapatkan pengajaran langsung dariNya. Yaitu berupa anugerah pengajaran ilmu laduni. 

Semoga Tulisan ini bermanfaat 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar