Halaman

Senin, 07 Agustus 2023

Kedudukan Huruf-huruf Hijaiyyah Serta Maknanya Pada Surat Al Fatiha dan Dalam Martabat Tujuh

Serial Ilmu Huruf,

By Mang Anas 


A. Pada Martabat Ahadiyah 

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (١)

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. (Q.S. Al-Fatihah ayat 1)

♤ Ini adalah fase dimana Allah SWT belum bertajali atau belum memanifestasikan dirinya menjadi apapun juga. Pada fase ini Allah SWT masih lah sendirian [ sebagai umpama huruf ب pada lafadz Basmalah ], serta keberadaannya masih merupakan ketunggalan mutlak dan satu satunya [ Ahad ]. Pada fase ini belum ada satupun makhluk yang diciptakan-Nya.  Dengan demikian maka tidak ada satupun huruf yang layak duduk pada martabat ini.

B. Pada Martabat Wahdah

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ (٢)

Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, (Q.S. Al-Fatihah ayat 2)

Hakikat martabat wahdah adalah Allah SWT dalam kedudukannya sebagai Nur Muhammad, sebagai اَلْحَمْدُ, atau Allah sebagai Cahaya Langit dan Bumi. Martabat wahdah adalah fase dimana Allah SWT ingin agar keberadaan diri-Nya dikenali. Maka Allah SWT kemudian berkehendak dengan ilmu-Nya dan menyatakan lewat kekuasaan-Nya untuk mulai menciptakan makhluk.

♤Inilah deretan huruf-huruf Hijaiyah serta kedudukannya yang ada pada Martabat Wahdah :

1. Huruf أ =  bermakna " Al-Hayyu & Al-Qoyyumu " atau Yang Maha Hidup dan Yang Maha Berdiri Sendiri [ kedudukannya adalah Arsy ]

2. Huruf ب = bermakna " Al-Ilmu " atau Yang Maha Mengetahui [ kedudukannya adalah Al-Qolam ]

3. Huruf ت  = bermakna " Al-Iradat " atau Yang Maha Berkehendak [ kedudukannya adalah Lauhul Mahfud ]

4. Huruf ث =  bermakna " Al-Qudrat "  atau Yang Maha Berkuasa [ kedudukannya adalah Kursi ]

C. Pada Martabat Wahidiyah

الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ (٣)  مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ (٤)

Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,  Pemilik hari pembalasan. (Q.S. Al-Fatihah ayat 3 - 4)

Martabat wahidiyah adalah suatu fase dimana Allah SWT mentajalikan diri-Nya dalam wujud asma-asma-Nya yang utama. Yaitu Ar-Rahman, Ar-Rahim dan Al-Malik, dan yang dengan nama-nama itu Allah SWT kemudian mulai menciptakan segala sesuatu, dan dimulai dari bentuk Roh. [ Mempelajari fisika partikel terkait kajian mengenai Higgs Boson atau Partikel Tuhan, mungkin bisa membantu ]. 

♤Inilah deretan huruf-huruf Hijaiyah serta kedudukannya yang ada pada Martabat Wahidiyah :

5. Huruf ج =  bermakna " Ar Rahman " yaitu Allah SWT dalam manifestasinya sebagai Sang Pencipta dan Sang Pemberi bentuk bagi sekalian makhluk-Nya [ lihat kitab-kitab dalam karya Ibn Arabi ].

6. Huruf ح =  bermakna " Ar Rahim " yaitu Allah SWT dalam manifestasinya sebagai Sang Pemelihara dan yang menopang kehidupan bagi sekalian makhluk-Nya. 

7. Huruf خ = bermakna " Al Malik " yaitu Allah SWT sebagai Sang Pelindung dan Yang Menjadi Penguasa bagi sekalian makhluk-Nya [ hakikat Al-Malik adalah segala sesuatu yang berlaku sebagai ketetapan hukum sunnatullah pada alam semesta dan diluar itu adalah terhadap segala apa yang dikehendaki-Nya ].


Bagan : Huruf Hijaiyah, Rumpun Serta Pengelompokanya


D. Pada Martabat Alam Ruh

اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ (٥)

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. (Q.S. Al-Fatihah ayat 5)

Allah SWT kemudian menciptakan Roh sebagai bentuk pertama dari penciptaan-Nya. Yang penjelasannya adalah, segala sesuatu yang sekarang ini nampak sebagai esensi yang bersifat matrial [ nampak ada ], itu pada awalnya bermula dan atau tercipta dari suatu esensi yang bersifat imateril atau tercipta dari bentuk roh [ untuk lebih jelas maka lihat dan pelajari teori fisika quantum ]. 

Adapun alasan mengapa penciptaan roh itu dikaitkan dengan surat Al-Fatiha ayat 5 adalah karena pernyataan  " Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan " itu merupakan kodrat dari roh. Yakni ia akan senantiasa taat dan setia serta tegak-lurus kepada Allah SWT.

♤Inilah deretan huruf-huruf Hijaiyah serta kedudukannya yang ada pada Martabat Alam Ruh :

8. Huruf د = bermakna " Labb ", yaitu hati makrifat atau cahaya yang dapat mengantarkan manusia mencapai derajat Wushulnya kepada Allah SWT.

9. Huruf ذ =  bermakna " Fu'ad " yaitu hati hakikat atau cahaya yang dapat mengantarkan manusia mencapai derajat Ikhsan.

10. Huruf ر =  bermakna " Qolb " yaitu hati tarikat atau cahaya yang dapat mengantarkan manusia mencapai martabat Iman.

11. Huruf ز =  bermakna " Shadr " yaitu hati syariat atau cahaya yang dapat mengantarkan manusia mencapai martabat Islam.

E. Pada Martabat Alam Mitsal

اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ (٦)

Tunjukilah kami jalan yang lurus, (Q.S. Al-Fatihah ayat 6)

Dalam konsep martabat tujuh alam mitsal ini dapat diumpamakan alam bapak atau alam sperma atau alam jiwa atau nafs. Dimaksudkan sebagai wadah atau wahana bagi roh -roh yang akan diturunkan ke bumi. 

Keadaan roh-roh ini saat ia dihembuskan untuk pertama kalinya ke alam sperma [ alam bapak ] yang merupakan alam nafsu atau alam kegelapan,  akan mengalami kebingungan dan disorientasi. Karena ditempat asalnya roh-roh itu biasa hidup di alam terang. Maka wajarlah jika akhirnya iapun  segera mohon pertolongan kepada Tuhan  "  Tunjukilah kami jalan yang lurus ". 

♤Inilah deretan huruf-huruf Hijaiyah serta kedudukannya yang ada pada Martabat Alam Mitsal :

12. Huruf س =  bermakna manikam, sirr, dan sirr Muhammad. 

Ketiga unsur tersebut diatas adalah merupakan potensi batin manusia yang dikemudian hari akan berkembang menjadi esensi qolb, fu'ad dan labb. Dan akan menjadi jalan [ alat ] bagi manusia untuk mencapai martabat iman, derajat ikhsan serta wushul [ makrifat] kepada Allah SWT. 

13. Huruf ش = bermakna mani, madi dan wadi yang terkandung di dalamnya unsur manikam, sirr, dan sirr Muhammad. 

Unsur mani, madi dan wadi ini dikemudian hari akan berkembang menjadi jasad manusia dan harus ditaklif dengan tiga rukun Islam berupa shalat, puasa dan zakat untuk mencegahnya dari berbuat kerusakan dimuka bumi. 

Dan adapun secara biologis ketiga elemen yang berupa mani, madi dan wadi itu pada saatnya akan membentuk daging, tulung belulang dan darah manusia.

F. Pada Martabat Alam Ajsam

صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ  (٧)

(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya;  (Q.S. Al-Fatihah ayat 7)

Hakikat alam Ajsam adalah suatu kondisi sebagaimana adanya di alam ibu dan disebut juga alam akal dan imajinasi. Didalam alam Ajsam ini bibit-bibit sperma yang berasal dari alam bapak [ yang berupa mani, madi, wadi, manikam, serta sirr dan sirr Muhammad ]  yang hakikatnya masih berupa simbol-simbol genetika akan diproses dan dibentuk lebih lanjut menjadi ciptaan yang bersifat fisik dan kemudian ia akan menjadi nyata dalam wujud seorang bayi yang ada di alam kandungan.

Dan adapun hakikat dari redaksi kalimat pada al-fatiha ayat 7 diatas adalah merupakan pernyataan roh saat dirinya  mengetahui harus dipatnerkan dengan akal didalam membingbing serta mengarahkan jiwa dan jasad. Roh mengetahui dengan pasti bahwa tabiat akal adalah pragmatis, lebih menyukai hal-hal praktis dan cenderung menghambakan dirinya kepada nafsu. 

Oleh karena itu maka karakter akal akan selalu mementingkan dirinya sendiri, dan bilamana perlu ia tidak akan segan mengambil jalan pintas. Akal akan berani menabrak apapun  demi mencapai tujuannya. Hal itu dikarenakan  hakikat akal adalah tidak ber tuhan. Akal itu tidak sebagaimana roh, ia tidak pernah mengikrarkan syahadat dihadapan Tuhan.

Itulah alasan mengapa saat dirinya mengetahui hendak dipatnerkan dengan akal, roh lagi-lagi membuat permintan "  (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya " [ Al-Fatihah ayat 7 ], yakni jalan para syuhada, jalan orang-orang shaleh, jalan para siddiqin, serta jalan para nabi dan rasul. 

♤Inilah deretan huruf-huruf Hijaiyah serta kedudukannya yang ada pada Martabat Alam Ajsam :

14. Huruf ص = bermakna " عَلَقَةً " atau segumpal darah.

15. Huruf ض =  bermakna "  مُضْغَةً " atau segumpal daging.

16. Huruf ط = bermakna " عِظٰمًا " atau tulang belulang.

17. Huruf ظ = bermakna  " الْعِظٰمَ لَحْمًا " atau tulang belulang yang dibungkus dengan daging. 

G. Pada Martabat Alam Insan Kamil 

غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ  (٧)

bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (Q.S. Al-Fatihah ayat 7)

Sesuai dengan namanya maka martabat insan kamil ini disebut sebagai kejadian atau ciptaan sempurna. Identik dengan lahirnya seorang jabang bayi. 

Munculnya pernyatan " bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat " adalah karena roh sangat menyadari bahwa tabiat daging atau jasad itu akan dapat menyeretnya kejalan yang dimurkai dan bahkan sesat.

♤ Dan adapun deretan huruf-huruf Hijaiyah serta kedudukannya yang berada pada Martabat Alam Insan Kamil ini adalah :

18. Huruf ع =  bermakna diri manusia pada fase Bayi [ خَلْقًا اٰخَرَۗ ] atau manusia yang berada pada fase awal kehadirannya dimuka bumi dan masih berada dalam proses penyempurnaan seluruh fungsi jasadnya, yaitu fungsi pendengaran dan penglihatan serta pertumbuhan seluruh jaringan syaraf dan sel-sel otaknya [ umur 0 - 11 bulan ].

19. Huruf غ =  bermakna diri manusia yang masih berada pada fase anak-anak, yaitu fase bermain dan masa berkembangnya seluruh fungsi-fungsi otak dan jaringan syarafnya [ umur 1- 10 tahun ]. 

20. Huruf ف =  bermakna diri manusia pada fase usia remajanya, yaitu merupakan fase pertumbuhan jiwa dan masih merupakan masa pencarian jati diri [ umur 11 - 20 tahun ]

21. Huruf  ق =  bermakna manusia yang berada pada fase usia pemuda, merupakan fase pertumbuhan roh dan masa berkembangnya seluruh potensi spiritual manusia. Pada fase Ini kondisi jiwa manusia sudah mulai mapan dan stabil, maka iapun secara berangsur akan sanggup menyesuaikan dirinya dalam berbagai situasi dan kondisi, serta akan mampu pula menghadapi berbagai tantangan yang berkembang dilingkungannya [ umur 21 - 30 tahun ].  

22. Huruf ك = bermakna manusia yang berada pada fase usia dewasa, suatu  fase dimana potensi hikmah dan kearifan [ sirr ] seseorang seharusnya sudah mulai tumbuh dan terus berkembang menuju kematangannya. Disisi lain kondisinya secara materiil sudah mulai mapan [ pada umumnya sudah hidup berkeluarga, memiliki anak,  memiliki fasilitas kendaraan dan sudah punya rumah ]. 

Maka fase ini disebut sebagai fase dharma, suatu tahapan umur dimana rata-rata manusia pada umumnya sudah mulai bisa memberikan kontribusi baik materiil maupun imateril kepada masyarakat dilingkungan disekitarnya [ umur 31 - 40 tahun ]

23. Huruf ل = bermakna manusia yang berada pada fase parubaya.  Dimana pada fase ini martabat dan kewibawaan seseorang sudah tumbuh mapan pada dirinya. Maka fase ini disebut sebagai fase kepemimpinan, fase makrifat dan disebut juga sebagai  fase nur dan cahaya [ umur 41 - 50 tahun ]. 

24. Huruf م = bermakna manusia yang berada pada fase tuanya. Pada umumnya mereka  sudah mapan secara materi dan pula sudah sangat matang secara mental dan spiritual. Maka fase ini disebut sebagai fase Mandito, suatu fase dimana seorang manusia harus sudah berusaha dengan sungguh-sungguh meraih derajat wushulnya kepada Allah SWT. Dalam tradisi hindu hal ini disebut sebagai peristiwa Moksa [ musti dicapai dalam rentang umur 51 - 60 tahun ].

25. Huruf ن =  bermakna manusia paripurna atau manusia yang sudah sampai kepada ajalnya [ yaitu kematiannya ].

26. Huruf و = bermakna suatu fase dimana sangkakala ditiupkan dan manusia serta jin dibangkitkan dari kuburnya.

27. Huruf ه = bermakna suatu fase dimana seluruh manusia dan jin dikumpulkan di Padang Ma'syar

28. Huruf لا =  bermakna suatu fase dimana semua amalan manusia dan jin akan dihisab dan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT.

29. Huruf ء =  bermakna suatu fase dimana manusia dan jin harus meniti suatu jembatan amal [ sirat ]

30. Huruf ي =  bermakna suatu fase atau suatu stasiun dimana manusia dan jin akhirnya ditempatkan, yaitu di Surga atau di Neraka.

Habis, ...

Demikian semoga tulisan ini bermanfaat, 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar