Halaman

Kamis, 03 Agustus 2023

Bagaimana Cara Terhindar Dari Godaan Setan, Iblis dan Dajjal

Serial Ilmu Huruf 

By Mang Anas

A. Drama Tentang Awal-Mula Perseteruan Adam Dan Iblis Dalam Al Qur'an 

فَاِذَا سَوَّيْتُهٗ وَنَفَخْتُ فِيْهِ مِنْ رُّوْحِيْ فَقَعُوْا لَهٗ سٰجِدِيْنَ (٧٢)

Kemudian apabila telah Aku sempurnakan kejadiannya dan Aku tiupkan roh (ciptaan)-Ku kepadanya; maka tunduklah kamu dengan bersujud kepadanya.”(Q.S. Sad ayat 72)

فَسَجَدَ الْمَلٰۤىِٕكَةُ كُلُّهُمْ اَجْمَعُوْنَۙ (٧٣)

Lalu para malaikat itu bersujud semuanya,(Q.S. Sad ayat 73)

اِلَّآ اِبْلِيْسَۗ اِسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكٰفِرِيْنَ (٧٤)

kecuali Iblis; ia menyombongkan diri dan ia termasuk golongan yang kafir.(Q.S. Sad ayat 74)

قَالَ يٰٓاِبْلِيْسُ مَا مَنَعَكَ اَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّۗ  اَسْتَكْبَرْتَ اَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِيْنَ (٧٥)

(Allah) berfirman, “Wahai Iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Aku ciptakan dengan kekuasaan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri atau kamu (merasa) termasuk golongan yang (lebih) tinggi?”(Q.S. Sad ayat 75)

قَالَ اَنَا۠ خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِيْ مِنْ نَّارٍ وَّخَلَقْتَهٗ مِنْ طِيْنٍ (٧٦)

(Iblis) berkata, “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.”(Q.S. Sad ayat 76)

قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَاِنَّكَ رَجِيْمٌۖ (٧٧)

(Allah) berfirman, “Kalau begitu keluarlah kamu dari surga! Sesungguhnya kamu adalah makhluk yang terkutuk.(Q.S. Sad ayat 77)

وَّاِنَّ عَلَيْكَ لَعْنَتِيْٓ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ (٧٨)

Dan sungguh, kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan.”(Q.S. Sad ayat 78)

قَالَ رَبِّ فَاَنْظِرْنِيْٓ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ (٧٩)

(Iblis) berkata, “Ya Tuhanku, tangguhkanlah aku sampai pada hari mereka dibangkitkan.”(Q.S. Sad ayat 79)

قَالَ فَاِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِيْنَۙ (٨٠)

(Allah) berfirman, “Maka sesungguhnya kamu termasuk golongan yang diberi penangguhan,(Q.S. Sad ayat 80)

اِلٰى يَوْمِ الْوَقْتِ الْمَعْلُوْمِ (٨١)

sampai pada hari yang telah ditentukan waktunya (hari Kiamat).”(Q.S. Sad ayat 81)

قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ (٨٢)

(Iblis) menjawab, “Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya,(Q.S. Sad ayat 82)

اِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ (٨٣)

kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka.”(Q.S. Sad ayat 83)

قَالَ فَالْحَقُّۖ وَالْحَقَّ اَقُوْلُۚ (٨٤)

(Allah) berfirman, “Maka yang benar (adalah sumpahku), dan hanya kebenaran itulah yang Aku katakan (Q.S. Sad ayat 84)

لَاَمْلَـَٔنَّ جَهَنَّمَ مِنْكَ وَمِمَّنْ تَبِعَكَ مِنْهُمْ اَجْمَعِيْنَ (٨٥)

Sungguh, Aku akan memenuhi neraka Jahanam dengan kamu dan dengan orang-orang yang mengikutimu di antara mereka semuanya.” ( Q.S. Sad ayat 85)

B. Makna kata الْمُخْلَصِيْنَ [ mukhlasin ]

Secara bahasa kata الْمُخْلَصِيْنَ berasal dari akar kata خ-ل-ص  yang berarti bersih, murni dan sejati. Dan adapun dalam tinjauan ilmu huruf maka makna kata الْمُخْلَصِيْنَ pada Al-Quran surat Sad ayat 83 diatas adalah sebagai berikut, 

1. Huruf خ pada kata الْمُخْلَصِيْنَ adalah bermakna hati atau dada yang tertanam diatasnya benih keimanan yang kuat kepada Allah SWT

إِنَّهُۥ لَيْسَ لَهُۥ سُلْطٰنٌ عَلَى الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

"Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhan." (QS. An-Nahl 16: Ayat 99)

إِنَّمَا سُلْطٰنُهُۥ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُۥ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِۦ مُشْرِكُونَ

"Pengaruhnya hanyalah terhadap orang yang menjadikannya pemimpin dan terhadap orang yang menyekutukannya dengan Allah." (QS. An-Nahl 16: Ayat 100)

2. Huruf ل bermakna keteguhan hati seorang hamba dalam melaksanakan pengabdiannya kepada Allah SWT, yaitu mereka yang  selalu berpegang teguh pada tali agama Allah. Dimaknai demikian karena huruf ل itu sebenarnya tersusun dari dua buah huruf, yaitu أ [ Alif ] yang disini bermakna pohon tegak lurus yang batangnya menjulang tinggi ke angkasa,  serta huruf ر yang menjadi perlambang akar yang tertancap kuat dan yang cabang-cabangnya menghunjam  jauh kedalam bumi.

لَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ  قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّۚ  فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَاۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ (٢٥٦)

Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (Q.S. Al-Baqarah ayat 256)

3. Huruf ص bermakna orang yang sanggup membebaskan dirinya dari dorongan hawa nafsunya, yakni dari kecenderungan syahwat yang muncul dari perut dan kelaminnya, dari sesuatu yang tetangkap oleh mata dan telinganya serta dari sesuatu yang muncul dan yang terlintas pada angan-angannya. Ada tiga cara yang dapat kita gunakan dalam melawan kecenderungan syahwat itu : 

a. Dengan cara mandi dan mendawamkan wudlu,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُۗ مَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ (٦)

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur. (Q.S. Al-Ma'idah ayat 6)

اِذْ يُغَشِّيْكُمُ النُّعَاسَ اَمَنَةً مِّنْهُ وَيُنَزِّلُ عَلَيْكُمْ مِّنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً لِّيُطَهِّرَكُمْ بِهٖ وَيُذْهِبَ عَنْكُمْ رِجْزَ الشَّيْطٰنِ وَلِيَرْبِطَ عَلٰى قُلُوْبِكُمْ وَيُثَبِّتَ بِهِ الْاَقْدَامَۗ (١١)

(Ingatlah), ketika Allah membuat kamu mengantuk untuk memberi ketenteraman dari-Nya, dan Allah menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu untuk menyucikan kamu dengan (hujan) itu dan menghilangkan gangguan-gangguan setan dari dirimu dan untuk menguatkan hatimu serta memperteguh telapak kakimu (teguh pendirian).(Q.S. Al-Anfal ayat 11)


b. Dengan cara menyucikan harta kita melalui zakat, infak dan sidaqoh,

خُذْ مِنْ اَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْۗ اِنَّ صَلٰوتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ (١٠٣)

Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. (Q.S. At-Taubah ayat 103)


c. Dengan cara memperbanyak shalat, mentadabburi Al-Quran, banyak menyebut dan mengingat Allah [ berdzikir  ],

ٱتْلُ مَآ أُوحِىَ إِلَيْكَ مِنَ ٱلْكِتَـٰبِ وَأَقِمِ ٱلصَّلَوٰةَ ۖ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ ٱللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. [ Surat Al-Ankabut (29) Ayat 45 ]


C. Kesimpulan 

Dengan demikian maka satu satunya cara agar kita terhindar dari godaan dan jerat Iblis, Setan dan Dajjal itu adalah hanya dengan usaha yang tidak kenal lelah dalam memupuk rasa keimanan kita kepada Allah, tekad untuk mengabdikan diri hanya kepada-Nya, dan lalu kita berikhtiar menghindarkan diri sejauh-jauhnya [ utamanya hati, mata dan telinga kita ] dari hal-hal yang selain Allah,  yakni dari gemerlapnya kehidupan dunia dan segala tetek bengek kenikmatan yang dijanjikannya. Atau dengan kata lain satu satunya cara kita agar bisa selamat dan terhindar dari jerat Setan, Iblis dan Dajjal adalah, dengan menerapkan prinsip hidup zuhud [ yakni kita hanya boleh mengambil seperlunya ] dari kenikmatan dunia. Hal itulah yang harus bisa kita tetapkan terhadap diri kita,  istri dan kepada anak-anak kita. 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ (٦)

Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.  (Q.S. At-Tahrim ayat 6)

Demikianlah semoga pengetahuan ini bermanfaat




Tidak ada komentar:

Posting Komentar