Halaman

Kamis, 13 Juli 2023

Hakikat Makna kata مُخْلِصِينَ [ Mukhlisin ]

Serial Ilmu Huruf,

By. Mang Anas 


فَٱدْعُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ ٱلْكَـٰفِرُونَ

" Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadat kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya) " [ Surat Ghafir (40) Ayat 14 ]

وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ

" Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus ". [ Surat Al-Bayyinah (98) Ayat 5 ]

A. Secara bahasa kata مُخْلِصِينَ berasal dari kata dasar خ-ل-ص yang berarti bersih, bening, sejati, murni, terang, benar atau hakiki. Dan adapun secara ilmu huruf maka kata مُخْلِصِينَ artinya sebagai berikut,

1. Makna huruf  خ [ Kho ]

♤ Huruf خ pada kata مُخْلِصِينَ itu bermakna dada dalam kondisi batinnya yang terberkati. Dimaknai demikian karena huruf خ itu terbentuk dari gabungan dua huruf, yaitu dari  ح dan ن. Dimana huruf  ح itu dimaknai sebagai dada [ karena bentuknya menyerupai sebuah organ dada ] dan huruf ن nya bermakna berkat atau anugerah rohani. Agar anda bisa menangkap logika pemaknaannya maka coba imajinasikan bentuk huruf ن itu sebagai  suatu   bentuk yang  menyerupai sebuah mangkok kecil dan lalu diatasnya setetes embun yang sangat bening lagi murni jatuh perlahan dan dengan sangat lembutnya masuk kedalam mangkok. Itulah gambaran imajinasinya  mengapa huruf خ pada kata atau kalimat مُخْلِصِينَ  itu kita maknai sebagai berkat,  rahmat dan anugerah rohani yang dimasukkan kedalam dada orang orang yang beriman yang dikasihi dan yang dikehendaki-Nya.

Surat An-Nisa (4) Ayat 69

وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُو۟لَـٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّـۧنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّـٰلِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُو۟لَـٰٓئِكَ رَفِيقًۭا

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, [ anugerah hikmah huruf  خ ] yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.

2. Makna huruf ل [ Lam ]

♤ Huruf ل terbentuk dari dua huruf yakni dari huruf أ dan huruf ر. Huruf Alif bermakna " hablum minallah " sedangan huruf ر nya bermakna " hablum minannas ". Dengan demikian maka makna huruf ل dalam kasus ini dimaknai sebagai tali atau sebagai tempat bergantung atau bantolan dalam bahasa jawa [ lihat bentuk huruf ل yang menyerupai sebuah pancing atau sebuah alat pengait ], maka hakikat huruf ل pada kata مُخْلِصِينَ adalah esensi As-Somad yang bersemayam didalam dada setiap manusia. Dan hakikat As-Somad itulah yang kemudian disebut sebagai entitas Nur Muhammad atau insting ketuhanan yang ada pada setiap diri manusia. Entitas itu ditanam pada saat manusia masih berbentuk sperma [ dibentuk di alam bapak atau alam bawah sadar manusia ], perhatikan ayat Al Quran berikut ini. 

Surat Al-A'raf (7) Ayat 172

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَآ ۛ أَن تَقُولُوا۟ يَوْمَ ٱلْقِيَـٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَـٰذَا غَـٰفِلِينَ

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",

Serta perhatikan pula ayat quran berikut ini, 

لَآ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِۗ  قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّۚ  فَمَنْ يَّكْفُرْ بِالطَّاغُوْتِ وَيُؤْمِنْۢ بِاللّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَامَ لَهَاۗ وَاللّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ (٢٥٦)

" Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus [ yaitu esensi Huruf ل ]. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui. " (Q.S. Al-Baqarah ayat 256)

Esensi As-Somad atau esensi Nur Muhammad  atau esensi huruf ل itu akan terpancar kuat dan sangat maksimal pada diri para nabi dan rasul [ مِّنَ ٱلنَّبِيِّـۧنَ ], dan secara berurutan kepada diri para wali-wali Allah [ وَٱلصِّدِّيقِينَ ], pada diri para syuhada  [ وَٱلشُّهَدَآءِ ] dan baru kemudian pada diri orang orang soleh [ وَٱلصَّـٰلِحِينَ ]. Simaklah kembali surat An-Nisa (4) Ayat 69 diatas. 

3. Makna huruf ص

♤ Dan adapun Makna dari huruf ص [ sho ] adalah tarikan magnet atau kecenderungan jahat dari nafsu dan atau syahwat jasmani. Dan tarikan magnet ص atau kecenderungan jahat itu akan muncul dengan sangat kuat pada kondisi dimana kelamin dan perut diri manusia itu belum terberkati [ belum dianugerahi berkat huruf خ ], hal itu terjadi karena potensi Nur Muhammad [ huruf ل ] yang ada pada dirinya tidak pernah diurus, dirawat dan lupa diberdayakan.

Tetapi pada diri  مُخْلِصِينَ  [ mukhlisin ] munculnya kecenderungan syahwat atau nafsu itu dapat teratasi berkat adanya perangkat خ dan ل yang terus menguat didalam dirinya. Penguatan خ dan ل itu hanya akan terjadi jika ia rajin melakukan taqarub, yaitu dengan terus menerus bergerak semakin dekat ke kutub ketuhanan [ yang dalam kasus ini adalah medan magnit positif dari huruf ل ] dan pada saat yang sama ia terus menerus bergerak semakin menjauhi kutub Tagut [ yaitu medan magnit negatif huruf ص, yang esensinya adalah simbol syahwat dan hawa nafsu ]. 

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِيْ كُلِّ اُمَّةٍ رَّسُوْلًا اَنِ اعْبُدُوا اللّٰهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوْتَۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ هَدَى اللّٰهُ وَمِنْهُمْ مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلٰلَةُۗ  فَسِيْرُوْا فِى الْاَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِيْنَ (٣٦)

Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah tagut”, kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah [ dianugerahi hikmah huruf خ ] dan ada pula yang tetap dibiarkan dalam kesesatan [ hidup terpasung di kubangan huruf ص ] . Maka berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul). (Q.S. An-Nahl ayat 36)

B. Bagaimana Cara Mencapai Kemurnian Hati

Pemurnian hati itu dapat dicapai dengan cara meningkatkan kualitas ibadah, utamanya adalah ibadah- ibadah yang oleh Allah swt  sedari awal memang didesain, dirancang dan dimaksudkan untuk memperkuat dan mempertebal rasa keimanan manusia kepada Tuhan-Nya, yaitu melalui serangkaian syariat ibadah makhdoh seperti shalat, dzikir, tirakat, puasa, meditasi dan suluk, dan kemudian mentadaburi quran dan kitab-kitab suci lainnya, serta bisa juga melalui serangkaian kegiatan ibadah haji dan umroh [ yang hakikatnya adalah sebuah ziarah, yakni menziarahi tempat-tempat dimana pantulan cahaya ilahi diyakini berada dan terkonsentrasi dengan sangat tinggi dan kuat ]. Hal mengenai adanya pantulan cahaya ilahi itu oleh para ahli rasha [ ahli sirr ] akan dapat dirasakan dengan kuat dan nyata sekali dan juga dengan penglihatan oleh para ahli kasyaf [ penyaksian secara visual lewat mata batinnya ]. 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۚ نُوْرُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اَتْمِمْ لَنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ لَنَاۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ (٨)

Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, “Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”  (Q.S. At-Tahrim ayat 8)

Dan adapun yang dimaksud dengan kualitas ibadah disini adalah " ibadah yang meng-hati " atau ibadah yang dilakukan dengan sepenuh penghayatan, serta dilakukan dengan niat lurus, bersih, dan semurni-murninya. Diniatkannya hanya untuk taqarub kepada Allah,  dan yang dilakukan semata sebagai sebuah bentuk pertobatan kepada Allah SWT.  Tidak boleh didalamnya ada agenda keduniaan yang terselip, baik yang kecil, yang tersembunyi dan bahkan yang tersamar [ disinilah diperlukan adanya guru Mursyid sebagai pembimbing ]. 

C. Ayat-ayat Al Quran Yang Berhubungan dengan kata Mukhlisin 

Surat Al-A'raf (7) Ayat 29

قُلْ أَمَرَ رَبِّى بِٱلْقِسْطِ ۖ وَأَقِيمُوا۟ وُجُوهَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍۢ وَٱدْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ ۚ كَمَا بَدَأَكُمْ تَعُودُونَ

Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". Dan (katakanlah): "Luruskanlah muka (diri)mu di setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepada-Nya)".

Surat Yunus (10) Ayat 22

هُوَ ٱلَّذِى يُسَيِّرُكُمْ فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ ۖ حَتَّىٰٓ إِذَا كُنتُمْ فِى ٱلْفُلْكِ وَجَرَيْنَ بِهِم بِرِيحٍۢ طَيِّبَةٍۢ وَفَرِحُوا۟ بِهَا جَآءَتْهَا رِيحٌ عَاصِفٌۭ وَجَآءَهُمُ ٱلْمَوْجُ مِن كُلِّ مَكَانٍۢ وَظَنُّوٓا۟ أَنَّهُمْ أُحِيطَ بِهِمْ ۙ دَعَوُا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ لَئِنْ أَنجَيْتَنَا مِنْ هَـٰذِهِۦ لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلشَّـٰكِرِينَ

Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan. Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata. (Mereka berkata): "Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur".

Surat Luqman (31) Ayat 32

وَإِذَا غَشِيَهُم مَّوْجٌۭ كَٱلظُّلَلِ دَعَوُا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ فَلَمَّا نَجَّىٰهُمْ إِلَى ٱلْبَرِّ فَمِنْهُم مُّقْتَصِدٌۭ ۚ وَمَا يَجْحَدُ بِـَٔايَـٰتِنَآ إِلَّا كُلُّ خَتَّارٍۢ كَفُورٍۢ

Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar.


Semoga Tulisan ini bermanfaat,



Tidak ada komentar:

Posting Komentar