Halaman

Rabu, 12 Juli 2023

Tiga Cara Terhubung Dengan Tuhan

Mang Anas 

Ada tiga cara dapat ditempuh oleh manusia dalam berhubungan dengan Tuhan. Yaitu dengan menyebut, dengan mengingat dan dengan mengalami. 

1. Yang termasuk katagori terhubung dengan Tuhan dengan cara menyebut adalah dengan memanggil namaNya : seperti membaca asmaul husna atau dengan memanggil dan menyebut nama-nama Tuhan di dalam doa, baik secara lisan maupun didalam hati. 

Termasuk katagori ini adalah memanggil, menyebut atau mengucapkan kalimat ya ghafar, ya rahman, ya rakhim, ya wadud, ya karim, Allah, Illalah, Hu dan sebangsanya.

2. Katagori yang kedua, manusia terhubung dengan Tuhan lewat kesadarannya, yaitu dengan mengingatnya, inilah yang sesungguhnya disebut dzikir. 

Yang dimaksud dengan dzikir adalah rasa sambung atau terhubungnya rasa batin kita kepada Tuhan secara berkekalan, tanpa huruf tanpa suara [ yang wujudnya berupa menetapnya rasa ikhsan didalam hati ]. Dengan demikian dzikir itu bukanlah pekerjaan menyebut atau mengulang - ulang bacaan tertentu baik dengan lisan maupun didalam hati.  

Yang Termasuk dalam katagori ini adalah merasakan hakikat la ilaha illallahu, merasakan hakikat La ila haila anta, merasakan hakikat Allahu akbar, merasakan hakikat Subkhanallah, merasakan hakikat alhamdulillah, merasakan hakikat lahaula wala quata illah billah dst disetiap saat didalam batinya dan kemudian rasa itu terpancar keluar menjadi praktek kesehariannya.

3. Katagori yang ketiga adalah manusia bisa saja mengalami suatu fenomena yang disebut dengan fenomena ketuhanan : yang dimaksud dengan fenomena ketuhanan adalah suatu hal atau keadaan yang dialami manusia dalam peristiwa kasyaf dan wushul.

Adapun yang dimaksud dengan kasyaf adalah suatu keadaan terbukanya hijab, yang dengannya maka akan tampak dihadapannya beragam fenomena yang terjadi dialam batinnya [ yaitu dialam jiwa atau dialam imajinasinya ].

Sedangkan yang dimaksud dengan wushul adalah keadaan seorang hamba [ karena kehendak Allah SWT ] tiba-tiba ditarik masuk kehadirat-Nya dan lalu dihilangkan semua sifat -sifat kemakhlukanya,  sehingga dalam keadaan itu eksisten diri hamba menjadi hilang-lenyap, dan yang tinggal atau yang disadarinya hanyalah eksisten Tuhan semata. 

Atau dengan kata lain yang disebut wushul itu adalah " wong sing wis pernah ngerasakna dewek kahanane dadi pengeran " [ orang yang pernah merasakan sendiri rasanya duduk diposisi Tuhan ]

Termasuk dalam katagori ini adalah hakikat kalimat La ilaha ila ana.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar