Halaman

Kamis, 26 November 2020

Tafsir Isyari Surat Ad - Dukhan Ayat 1 sd 8

By Mang Anas

Tafsir Isyari :

------  ☆☆☆  --------

 QS. Ad-Dukhan 44: Ayat 1

حمٓ

"Ha Mim"

Huruf  “ ح “  memiliki makna  حمد atau Muhammad, pada ayat ini  huruf  ح   menjadi huruf pertama dari kata   حم dan juga menjadi huruf pertama dari kata   حمد

Adapun huruf  " م " merupakan kepanjangan dari kata  علم , yakni pengetahuan wahyu yang berupa Al Quran , disini huruf  م  merupakan huruf terahir dari kata  حم  dan juga menjadi  huruf terahir dari kata  علم .

Pemaknaan huruf  م  sebagai  علم  yang maksudnya adalah Al Qur’an itu penjelasannya kita dapati pada Surat Ar – Rahman berikut ini, 

(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 1)

الرَّحْمٰنُ

"(Allah) Yang Maha Pengasih,"

(QS. Ar-Rahman 55: Ayat 2)

عَلَّمَ الْقُرْءَانَ

"Yang telah mengajarkan Al-Qur'an."

Jadi bila penjalasan diatas  kita runtut maka kata  حم    itu memiliki pengertian, Sungguh Muhammad itu adalah seorang utusan yang kepadanya Allah telah mengajarkan ilmu dan hikmah berupa Al Qur’an yang diwahyukan, yang diturunkan pada suatu malam yang diberkahi untuk memberikan peringatan kepada umat manusia.

Dengan demikian maka seluruh kandungan makna mulai dari  ayat 2 sampai dengan ayat 7 itu dapat diringkas dalam dua huruf saja yakni  huruf    ح  dan  م  

Itulah rahasia huruf  ح   dan  م    pada kata  حم    pada ayat pertama dari surat ini ( Surat Ad – Dukhan ), dan itulah rahasia maknanya termasuk rahasia peletakan huruf – hurufnya, kenapa huruf  ح  diletakan didepan sementara huruf   م  diletakan dibelakang.

Tentu saja penggunaan kombinasi huruf – huruf ini beserta peletakanya mengandung rahasia, dan penjelasan diatas  kiranya hanya mewakili sebagian dari sekian banyak penjelasan yang terkait dengan pemecahan rahasia kode – kode huruf  yang banyak terdapat dalam Al Qur’an. 

------- ☆☆☆ --------

QS. Ad-Dukhan 44: Ayat 2 

وَالْكِتٰبِ الْمُبِينِ

"Demi Kitab (Al-Qur'an) yang jelas,"

♤ Kata " jelas " disini mengandung substasi makna Petunjuk, yakni hakekat Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia sebagaimana firman Allah dalam surat al - Baqarah : 185, 

شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ 

" Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). "

Dengan adanya bimbingan wahyu yang menjadi petunjuk ini maka manusia akan dapat mengenali jalannya, yakni menemukan jalan pulangnya menuju Allah. Ia tidak tersesatkan oleh nafsu dan tidak pula akan jatuh dalam prangkap iblis yang akan membuatnya gagal untuk kembali sehingga tidak bisa menyatukan dirinya dengan Allah sebagaimana firmannya, 

إِلَىٰ رَبِّكَ يَوْمَئِذٍ ٱلْمُسْتَقَرُّ

" Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali. " ( Al-Quran 75:12 )


------ ☆☆☆ -----------

QS. Ad-Dukhan 44: Ayat 3 

إِنَّآ أَنْزَلْنٰهُ فِى لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ  ۚ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ

"sesungguhnya Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi peringatan."

♤ Penggunaan kata kami disini  mengandung pengertian bahwa Allah Swt menurunkan Al Qur’an itu tidak secara langsung melainkan melalui perantara Jibril sebagaimana Firmannya, 

وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَآئِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِىَ بِإِذْنِهِۦ مَا يَشَآءُ  ۚ إِنَّهُۥ عَلِىٌّ حَكِيمٌ

"Dan tidaklah patut bagi seorang manusia bahwa Allah akan berbicara kepadanya kecuali dengan perantaraan wahyu atau dari belakang tabir atau dengan mengutus utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Maha Tinggi, Maha Bijaksana." ( QS. Asy-Syura 42: Ayat 51 )

وَكَذٰلِكَ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ رُوحًا مِّنْ أَمْرِنَا  ۚ مَا كُنْتَ تَدْرِى مَا الْكِتٰبُ وَلَا الْإِيمٰنُ وَلٰكِنْ جَعَلْنٰهُ نُورًا نَّهْدِى بِهِۦ مَنْ نَّشَآءُ مِنْ عِبَادِنَا  ۚ وَإِنَّكَ لَتَهْدِىٓ إِلٰى صِرٰطٍ مُّسْتَقِيمٍ

"Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) roh (Al-Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya engkau tidaklah mengetahui apakah Kitab (Al-Qur'an) dan apakah iman itu, tetapi Kami jadikan Al-Qur'an itu cahaya, dengan itu Kami memberi petunjuk siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sungguh, engkau benar-benar membimbing (manusia) kepada jalan yang lurus," (QS. Asy-Syura 42: Ayat 52)

Dan selanjutnya  melalui lisan Rasulallah lah Allah Swt memberikan peringatan kepada seluruh umat manusia. Adapun kata " malam " pada ayat itu bisa juga diartikan sebagai sesuatu yang ada dibalik dada, yang maksudnya adalah dasar hati yang paling dalam, paling rahasia dan yang paling sulit dijajagi, sebagaimana para penyair sering menggunakan kata malam sebagai kiasan untuk sesuatu yang tidak nampak atau untuk menggambarkan sesuatu obyek yang tersembunyi dan tidak dapat dilihat. Sehingga pemaknaan ayat itu bisa juga diartikan : 

" sesungguhnya Kami menurunkan wahyu al Qur'an itu kedalam dadanya, yang telah kami berkahi ".


----- ☆☆☆ --------

QS. Ad-Dukhan 44: Ayat 4 

فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ

"Pada (malam itu) dijelaskan segala urusan yang penuh Hikmah,"

♤ Wahyu itu berikut penjelasannya sejatinya merupakan suatu pengajaran yang isi kandungannya sangatlah luas, sangat dasyat dan sangat dalam. Suatu pengetahuan yang tidak mungkin bisa ditampung oleh dada manusia biasa. Oleh karenanya maka pada malam yang penuh barokah itu Allah pun berkenan membukakan dada rasulallah SAW dan meluaskannya hingga melebihi luasnya langit dan bumi, sebab keagungan ilmu dan hikmah dari al - qur'an itu tidak mungkin bisa ditampungkan kedalam dada manusia, kecuali jika dada manusia itu luasnya telah melebihi langit dan bumi. Inilah makna rahasia dibalik penggunaan kalimat " penuh hikmah " pada ayat diatas. Setelah itu maka Allah pun kemudian memerintahkan Jibril untuk menjelaskan pengajaran hikmah itu setelah Jibril sebelumnya dibekali dengan Ilmu - Nya, sehingga rasulallah SAW pun ahirnya dapat memahaminya, sebagaimana firmannya dalam Surat Al - Qiyaamah 75 : ayat 16 - 19.

لَا تُحَرِّكْ بِهِۦ لِسَانَكَ لِتَعْجَلَ بِهِۦٓ

" Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. " ( Al-Quran 75:16 )

إِنَّ عَلَيْنَا جَمْعَهُۥ وَقُرْءَانَهُۥ

" Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya." ( Al-Quran 75:17 )


فَإِذَا قَرَأْنَٰهُ فَٱتَّبِعْ قُرْءَانَهُۥ

" Apabila Kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannya itu." ( Al-Quran 75:18 )

ثُمَّ إِنَّ عَلَيْنَا بَيَانَهُۥ

" Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kamilah penjelasannya. "  ( Al-Quran 75:19 )

Yaitu berupa segala penjelasan yang menyangkut , 

-------- ☆☆☆ ---------

QS. Ad-Dukhan 44: Ayat 5 

أَمْرًا مِّنْ عِنْدِنَآ  ۚ إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ

" urusan dari sisi Kami. Sungguh, Kamilah yang mengutus Rasul-rasul,"

♤ Kata " urusan dari kami " disini mengandung pengertian yang sangat penting dan serius, yaitu sehubungan amanat agung yang dulu pernah diberikan Allah Swt kepada manusia, yakni penugasannya sebagai khalifah dimuka bumi, padahal sebagaimana dikatakan oleh Allah Swt sendiri bahwa kondisi manusia itu sebenarnya " sungguh amat zalim dan amat bodoh, "  hal itu disinggung dalam firmannya dalam surat Al - Ahzaab 33 ayat 72 berikut ini, 

إِنَّا عَرَضْنَا ٱلْأَمَانَةَ عَلَى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱلْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا ٱلْإِنسَٰنُ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا

" Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh, "

Oleh karenanya maka Allah pun kemudian  
secara silih berganti mengutus rasul rasulnya untuk memberikan pengajaran dan agar menjadi pendamping dan pembimbing bagi manusia, supaya manusia dari waktu ke waktu serta dari generasi ke genarasi senantiasa dapat meningkatkan kapasitas dirinya, baik dalam bentuk keimanan, kapasitas moral, penguasaan ilmu pengetahuan, peradaban, kepemimpinan dan kapasitas kemanusiaanya. Sehingga upayanya untuk mengatur, menjaga dan memakmurkan bumi ini dapat berjalan sebagaimana mestinya serta bersesuaian dengan kehendak Allah Swt.

♤ Dan pasca wafatnya Rasulallah SAW selaku penutup para nabi ( khotamul ambiyin ) maka kehadiran para pembimbing pun pasti akan terus berlanjut, hanya saja kali ini kapasitasnya bukan lagi sebagai seorang nabi dan rasul akan tetapi sebagai pewaris.  Dan kepada para pewaris itu nantinya Allah akan menganugerahkan ilmunya, yakni ilmu yang diberkahi berupa pengajaran huruf   حم  ini, mereka inilah orang - orang yang nantinya akan dipilih oleh Allah Swt untuk dianugerahi ilmu yang diilhamkan, yaitu berupa pengetahuan yang suci dan mendalam guna menafsirkan kembali substansi konteks dari ayat - ayat suci. Mereka itulah sejatinya para pewaris, yakni pewaris ilmu dari para nabi. Melalui merekalah nantinya penjabaran substansi makna, roh dan maksud dari kandungan ayat ayat suci al Quran ini akan terus menerus dikembangkan sesuai dengan pergesaran sudut pandang, alasan kebutuhan dan konteks jamannya. Disini al Qur'an tidak lagi dipandang sebagai sebuah teks yang mati tetapi ia adalah al Qur'an yang hidup,  yakni al - Qur'an yang sebagai Ruh ( Qs. Asy-Syura 42: Ayat 52)


--------☆☆☆ ------------

QS. Ad-Dukhan 44: Ayat 6

رَحْمَةً مِّنْ رَّبِّكَ  ۚ إِنَّهُۥ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

"sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sungguh, Dia Maha Mendengar, Maha Mengetahui,"

♤  Hikmah di wahyukannya Al Qur' an adalah Rahmat dari Tuhan Semesta alam kepada umat manusia. Adapun maksud dan pengertian dari kalimat " sungguh Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui " dalam ayat ini adalah bahwa ' Sungguh Allah Maha Mendengar jeritan fitrah - fitrah manusia dan mengetahui kecendrungannya ', yakni jeritanya untuk ingin kembali kepada Allah, deburan rasa rindunya, dan kecendrungan untuk bergantung dengan kuat kepada asmanya As Somad, maka Allah pun mendengar kerinduan mereka dan menyerunya untuk kembali, karenanya Allah Swt kemudian menurunkan wahyu - wahyu- Nya kepada para nabi dan rasul-Nya sebagai pemberi peringatan kepada umat manusia agar mereka dapat mengenali kembali fitrahnya. Sebagaimana firmannya, 

Al-Quran : Al -A' raaf 7:172

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا۟ بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَآ ۛ أَن تَقُولُوا۟ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَٰفِلِينَ

" Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", yaitu :

------- ☆☆☆ -----------

QS. Ad-Dukhan 44: Ayat 7 

رَبِّ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَآ  ۖ إِنْ كُنْتُمْ مُّوقِنِينَ

"Tuhan (yang memelihara) langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; jika kamu orang-orang yang meyakini."

♤  Diserunya fitrah - fitrah manusia oleh Allah Swt agar mau kembali kepadaNya sebagaimana mana telah dijelaskan pada tafsir ayat 6 diatas,  adalah semata untuk mengingatkan manusia agar setiap diri mampu mengenali kembali asal usul keberadannya.

Adapun maksud dari kalimat " jika kamu orang-orang yang meyakini ", adalah meyakini akan adanya Tuhan yang Maha Pencipta dan yang Memelihara Langit dan Bumi serta meyakini bahwa , 

-------- ☆☆☆ -----------

QS. Ad-Dukhan 44: Ayat 8

لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ يُحْىِۦ وَيُمِيتُ ۖ رَبُّكُمْ وَرَبُّ ءَابَآئِكُمُ ٱلْأَوَّلِينَ

" Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menghidupkan dan Yang mematikan (Dialah) Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu."

Sekian, semoga bermanfaat. 

Indramayu, 27 Nopember 2020

Mang Anas


Tidak ada komentar:

Posting Komentar