Halaman

Sabtu, 28 November 2020

Tafsir atas Surat An-Nahl 16: ayat 125

Inspirasi dari kisah Nuh AS dalam kitab Fusus Al - Hikam,

Ibnu Arabi.

By Mang Anas


Tafsir atas Surat An-Nahl 16: ayat 125

ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ 

" Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk ".


a. Tafsir atas penggalan Ayat " " Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik "


♤ Bil Hikmah = Tafsir dari kata " Bil Hikmah " ini jika  dipahami secara hakekat ini mengandung perintah dan anjuran bahwa sebelum kita melakukan aktivitas dakwah atau memberikan seruan kepada orang atau sekelompok orang hendaklah terlebih dahulu kita memahami, memotret dan memetakan kondisi orang - per orang yg hendak kita beri seruan tersebut , mulai dari latarbelakang kehidupannya, cara pandangnya terhadap sesuatu, kecendrungan atau orientasi kehidupannya, masalah masalah yang dihadapinya dan sebagainya,  baru setelah semua itu dilakukan maka kita menyampaiakan pesan pesan kita  kepada mereka atau kita berbuat sesuatu untuk mereka tetapi dengan tetap berpijak diatas landasan riset dan temuan fakta - fakta itu, selanjutnya kita baru coba penuhi apa saja yang menjadi kebutuhannya baik berupa kebutuhannya yang lahir maupun yang batin ( ini yang disebut dengan batinnya dakwah, yaitu memahami kondisi kebatinan orang yang hendak kita seru / disebut juga dengan istilah seruan dimalam hari, lihat kisah Nuh AS dalam al Quran ), Tahapan penyusunan Strategi dan Doa.


♤ Wa mau' idhotil hasanah = Selanjutnya sampaikanlah materi pesan dakwah itu sesuai dengan takaran akal penerimannya dan dalam bahasa yang mereka pahami serta dengan cara dan tutur kata yang lembut dan dengan kalimat kalimat yang menyentuh hati. Tetapi esensi maknanya tetap jelas bahwa pesan itu disampaikan semata untuk kebaikan, keselamatan dan kesejahteraan lahir dan batin mereka sendiri. Pesan itupun harus dibungkus, dikemas dan dilabeli dengan semangat Rahmatal lil'alamin dan jangan dikotori dengan nafsu mengislamkan orang, membangga - banggakan  prestasi dan hasil kerja dakwahnya kepada manusia.


♤ Wa jadilhum billati hia akhsan =  Ini dilakukan hanya kepada audien yang cukup terpelajar, audien - audien yang cerdas/pintar tetapi pemahaman ilmunya belum sampai menyantuh tataran hakekat. Mereka belum bisa menangkap sinyal -  sinyal ketuhanan baik dalam tanda - tandanya yang dhohir ( Wujud - wujud Tuhan yang dhohir barupa wujud wujud ciptaan yang ada dilangit dan bumi ) maupun yang batin ( tanda yang tersembunyi yang hanya bisa disibak dengan jalan kasyaf ). 

♤ Untuk dua yang terahir ini dalam kisah Nuh AS ini disebut Seruan disiang Hari, dakwah ditataran dhohir, seruan diwilayah akal dan logika , tahapan bimbingan dan implementasi / pendampingan.



b. Tafsir atas penggalan Ayat " Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk "


Rujuka tafsir atau penjelasan atas ayat ini adalah peristiwa yang pernah menimpa Rasulallah ketika beliau mendakwahkan Islam dihadapan penduduk Thaif. 

Ada banyak rahasia Allah yang saat itu ditutup atau disamarkan dan baru kemudian terkuak hikmahnya beberapa tahun kamudian, yakni kala penduduk Thaif juga ahirnya beriman dan berbondong - bondong menerima Islam. Dimana dengan Islamnya penduduk Thaif yang rata rata merupakan suku arab yang berwatak berani, liar dan bertubuh kuat, dakwah islam itu ahirnya berkembang begitu pesat, sebab bangsa Thiaf adalah rata - rata prajurit yang berani, mereka kuat dimedan laga serta saat menemui kesulitan merekapun tidak gampang berputus asa.

Itulah penjelasan dari tembung firman Allah diatas, bahwa " Dia lebih mengetahui siapa yang bakal disesatkan dan juga mengetahui siapa yang bakal diberiNya petunjuk ". Ayat ini mengingatkan kita semua agar saat mimilih sasaran dakwah janganlah didasarkan pada praduga semata, apalagi punya praduga jelek dan belum apa -apa kita sudah menjustifikasi bahwa orang tersebut tidak mungkin beriman atau mereka tidak mungkin bisa bertobat. Pelajaran yang dapat dipetik dari penggalan ayat ini adalah, bahwa Allah itu memiliki rahasia masa lalu, masa kini dan masa depan hamba - hambanya. Ia sengaja menyembunyikan sesuatu itu dari kita dan itu semata - mata untuk menguji, apakah dalam situasi ketidakpastian dakwah itu, saat menghadapi sesuatu yang hasilnya sulit ditebak ( bil ghaibi ) kita ini tetap memiliki tekad , tetap ulet, tetap sabar, tetap kuat dan tetap berani ( yu'minuna ) atau malah sebaliknya  kita ini malah mundur dan putus asa ( khusrin ).

Peristiwa Thaif itu bila dipandang secara kasat mata ( menurut pandangan awam ) itu merupakan batu ujian yang sengaja diberikan oleh Allah Swt kepada Rasulnya, yakni Nabi Muhammad SAW untuk menjajagi seberapa tebal tekad beliau, kesabaran dan juga keberaniannya dalam mendakwahkan pesan pesan ilahi yang diembannya. 

Tetapi para ahli hakikat akan memandang peristiwa itu dari sisi batinnya, yakni rahasia Allah yang ada dan yang tersembunyi dibalik peristiwa itu.

Mereka akan memandang peristiwa itu semata ditujukan sebagai ibrah, yakni ibrah dari Allah Swt melalui lakon yang difigurkan oleh RasulNya agar umatnya juga mencontoh caranya, yakni cara Rasulallah SAW dalam mengembangkan dakwah.


                          Indramayu, 28 Nopember 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar