By Mang Anas
1. Dari sekian banyak pengajaran yang pernah diterima manusia, ilmu roh huruf - huruf adalah cabang ilmu yang paling rumit dan yang dimensinya paling kompleks. Karena Satu buah huruf itu bisa memiliki beribu makna dan beribu wajah : ada makna khusus, ada makna posisi, ada makna kombinasi dan ada makna gabungan.
Dalam ilmu Roh Huruf - huruf, sebuah huruf itu jikapun ia ada dan berdiri sendiri maka ia tetap mengandung makna. Karena dibalik setiap huruf itu terkandung didalamnya sebuah Roh atau Asma. Dan Roh atau Asma yang disandang oleh huruf huruf itu tidak berbeda keadannya dengan roh atau Asma yang disandang oleh diri manusia atau Roh atau Asma yang disandang oleh sosok para Malaikat.
Itulah makanya kenapa hanya dengan mengucapkan" Kun Fayakun " saja Allah Swt bisa menjadikan segala sesuatu dari yang tadinya tidak ada menjadi ada, atau kenapa dalam ranah ilmu kejawen kita mengenal apa yang disebut dengan istilah " Ilmu Sabdo Dadi ". Atau mengapa dari sebuah ucapan baik itu dalam bentuk Nazdar, Sumpah dan Janji kita harus menanggung sebuah konsekwensi [ ada Kifarat ].
Oleh karena itu jangan pernah beranggapan bahwa ilmu huruf itu sekedar mistik dan mithos atau menganggapnya sebagai hal yang irrasional dan ngawur.
2. Sebuah huruf jika ia berdiri sendiri maka ia akan memiliki makna A, tetapi jika ia diletakan diawal kalimat dan bersama huruf lain maka ia akan memiliki makna B, C, D dan seterusnya tergantung dengan huruf dan kalimat apa huruf itu bertemu dan ditempatkan.
Termasuk juga jika ia terletak diahir kalimat atau ditengah kalimat maka sebuah huruf itu akan bisa memiliki makna E, F, G atau H dan seterusnya tergantung dengan kombinasi huruf dan pada kalimat apa huruf itu berhimpun dan juga pada kontek kalimat apa huruf itu muncul. Dengan demikian kompleksitas ilmu roh dari huruf - huruf itu kerumitannya mirip dengan tingkat kesulitan disaat kita harus memecahkan kode sebuah pasword yang memiliki digit yang sangat banyak.
Singkat kata ilmu roh huruf itu tidak mungkin bisa dipelajari oleh manusia lewat piranti dohir, sebab ia berjuta juta kali lebih rumit dibanding jika kita harus belajar ilmu senyawa dan percampuran dalam teori ilmu kimia.
3. Saking rumitnya ilmu itu maka hak pengajarannya hanya menjadi ranah Tuhan semata, tidak ada seorang manusia pun yang akan mampu mengajarkannya. Sebabnya karena hakikat dari ilmu roh huruf - huruf adalah Diri Jibril sedangkan tentang hakikat dari Diri Jibril itu hanya Allah saja yang tahu.
4. Mengingat Al Qur'an yang dohir itu dibangun dan disusun atas huruf - huruf, dan sebagaimana kita tahu bahwa Hakikat Batin dari Al Qur'an itu sendiri adalah Ruh, dan Ruh dari Al Qur'an adalah Diri Jibril. Maka makna - makna Hakikat al Qur'an itu tidak mungkin bisa ditangkap kecuali oleh orang orang yang oleh Allah Swt sendiri memang dikehendaki untuk diajari ilmu roh dari Huruf - huruf [ Ilmu Jibril ].
Ada banyak kitab - kitab Tafsir al Qur'an yang telah ditulis oleh para ulama baik yang terdahulu maupun saat sekarang, tetapi kitab kitab itu sembilan puluh sembilan persen dasar pijakannya masih berupa ilmu ilmu dohir [ hasil pemikiran ]. Tetapi bukan berarti kitab kitab itu tidak berguna, kitab kitab itu tetap sangat diperlukan mengingat sembilan puluh sembilan persen audiens adalah masyarakat muslim yang masih mendohir.
Pemaknaan Al Qur'an secara Hakikat hanya bisa disasar oleh mereka yang sudah masuk pada tingkatan khos atau segmen khusus, dan ini segmen para Wali atau para Alim yang pengetahuannya benar benar sudah membatin [ sudah bisa masuk dalam ranah Rahsa ].
5. Itulah kenapa dalam kitab kitab tafsir Al Qur'an banyak kita temui bahwa pada surat surat yang diawali dengan huruf huruf mukootoah seperti يس _ الم _ طس _ المر dan seterusnya selalu kita jumpai sang mufasir menuliskan terjemahannya dengan kalimat " hanya Allah yang tahu maknanya " . Hal itu terjadi mungkin karena sebagian mufasir belum pernah mendapatkan pengajaran khusus dari Allah Swt tentang Ilmu roh dari Huruf - huruf, atau jika ia sudah, maka mungkin mereka merasa enggan untuk mempublikasikannya kepada khalayak karena ia memandang hal itu tidak terlalu urgent untuk disampaikan atau diketahui oleh khalayak atau karena ia takut hal itu akan dapat memancing kontroversi.
6. Ilmu ini kala Allah Swt mengajarkannya kepada manusia maka tidak mungkin manusia itu dapat menangkapya lewat akal dan pikiran. Ia hanya akan bisa ditangkap lewat media Rahsa [ Sejatining Rasa atau Siir ].
7. Dalam praktek hidup keseharian ilmu ini pada ahirnya akan dimunculkan kembali dan akan mengalir keluar sedikit demi sedikit serta setahap demi setahap, tergantung situasi dan kondisinya serta ada atau tidaknya faktor pemantik. Tentu saja proses keluarnya kembali ilmu ini ke alam dohir baik itu lewat pena atau lidah sang pengemban, akan dikawal dan berada dibawah bimbingan langsung malaikat huruf, dan tentunya itu semua hanya bisa terjadi atas kehendak dan perintah dari Allah Swt.
Proses munculnya ilmu ini keranah dohir biasanya muncul dalam bentuk ilham dalam diri batin sang pengemban, dan untuk selanjutnya sang pengemban itu dituntut agar bisa menjabarkan dan menuangkan apa yang dia peroleh itu kedalam bentuk bahasa yang bisa dipahami oleh manusia, karena apa - apa yang didapat lewat ilham itu biasanya tidak berbentuk kata atau suara, ia datang dengan tiba tiba kepada sang pengemban dalam bentuk " pengertian atau kepahaman tertentu didalam ranah Rahsa ".
Memahami uraian saya ini saudara sedikitnya mungkin akan mengalami kesulitan, tetapi mohon saudara bisa maklum bahwa menjelaskan fenomena rahsa itu agar supaya bisa dipahami dengan baik oleh khalayak sangat tidak mudah. Kecuali jika khalayak itu pernah mengalami sendiri yang namanya fenomena Rahsa [ olah batinnya sudah masuk pada maqom Siir ]. Meskipun begitu saya tetap berharap entah sedikit atau banyak saudara bisa mengambil manfaat.
Sekian, semoga kesejahteraan dan keselamatan tetap tercurah atas kalian semua.
--------- ☆☆☆ ------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar