By Mang Anas
Tiga perumpamaan amalan manusia dan Penjelasan maknanya
1. Orang yang ketinggalan kereta
Yakni orang yang datang ke stasiun kereta dengan membawa banyak sekali barang dan macam-macam perbekalan, tapi begitu orang tersebut sampai di stasiun, ternyata kereta terakhir itu baru saja berangkat. Orang yang ketinggalan kereta tersebut tampak sangat menyesal, sangat kecewa dan terlihat sangat menyalahkan dirinya sendiri.
Makna dari Perumpamaan : Ini adalah jenis manusia yang merasa dirinya telah banyak beramal dan berbuat banyak kebajikan. Tetapi ternyata dihadapan Tuhan semua amalannya itu tidak ada yang diterima. Hakikat dari amalannya itu seperti debu yang ditiup angin, alias sia-sia belaka.
Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang kafir, orang-orang musyrik dan orang-orang munafik. Dan sebagian dari orang-orang yang mengaku dirinya beriman tetapi mereka sangat gila hormat, mabok pujian dan manakala beramal maka yang diharapkannya adalah sanjungan dari manusia [ pencitraan ]. Kebodohannya itu membuatnya tidak dapat menyadari bahwa hakikat dari apa yang dilakukannya itu adalah sebuah kejahatan terhadap Tuhan, karena hakikat Riya adalah pembajakan dan perampokan terhadap hak-hak Tuhan.
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْاَخْسَرِيْنَ اَعْمَالًاۗ (١٠٣)
Katakanlah (Muhammad), “Apakah perlu Kami beritahukan kepadamu tentang orang yang paling rugi perbuatannya?” (Q.S. Al-Kahf ayat 103)
اَلَّذِيْنَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُوْنَ اَنَّهُمْ يُحْسِنُوْنَ صُنْعًا (١٠٤)
(Yaitu) orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya. (Q.S. Al-Kahf ayat 104)
اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰيٰتِ رَبِّهِمْ وَلِقَاۤىِٕهٖ فَحَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فَلَا نُقِيْمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ وَزْنًا (١٠٥)
Mereka itu adalah orang yang mengingkari ayat-ayat Tuhan mereka dan (tidak percaya) terhadap pertemuan dengan-Nya. Maka sia-sia amal mereka, dan Kami tidak memberikan penimbangan terhadap (amal) mereka pada hari Kiamat. (Q.S. Al-Kahf ayat 105)
ذٰلِكَ جَزَاۤؤُهُمْ جَهَنَّمُ بِمَا كَفَرُوْا وَاتَّخَذُوْٓا اٰيٰتِيْ وَرُسُلِيْ هُزُوًا (١٠٦)
Demikianlah, balasan mereka itu neraka Jahanam, karena kekafiran mereka, dan karena mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai bahan olok-olok. (Q.S. Al-Kahf ayat 106)
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَهٗ رِئَاۤءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَاَصَابَهٗ وَابِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلْدًاۗ لَا يَقْدِرُوْنَ عَلٰى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُوْاۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ (٢٦٤)
Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena ria (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir. (Q.S. Al-Baqarah ayat 264)
2. Orang yang naik kereta tetapi tidak membawa bekal apapun juga
Yakni orang yang naik kereta, tetapi selama dalam perjalanan orang tersebut tidak membawa bekal sama-sekali. Maka sepanjang perjalanan orang tersebut keadaannya sangat memprihatinkan. Ia terlihat sangat tersiksa setiap kali harus melihat teman seperjalanan yang ada dikanan - kirinya bisa makan minum dengan sepuasnya, dan bahkan dapat menikmati apa saja yang diinginkannya. Sementara dirinya sendiri ada dalam keadaan sangat haus dan lapar. Dan anehnya lagi dalam perjalanan tersebut setiap orang terlihat hanya sibuk dengan urusannya sendiri. Disana tidak ada rasa simpati, orang-orang tidak saling peduli, dan hati mereka sama sekali tidak merasa tergerak untuk saling menolong.
Makna dari Perumpamaan : Ini tipikal orang yang membatasi dirinya sudah merasa cukup dengan hanya menjadi orang baik-baik, tetapi ia sangat enggan berbagi kebaikan kepada orang lain. Ia memang tidak pernah mencuri barang milik orang lain , tidak menipu, tidak mengganggu, dan apalagi menindas. Tetapi ia memiliki watak sangat kikir, egois, tidak peduli dan sangat enggan berbagi. Maka ia hanya memiliki sangat sedikit amal kebaikan dan bahkan sama sekali tidak memiliki amal.
Dalam terminologi Qur'an kelompok ini digambarkan sebagai para penghuni " A'raf " seperti dalam firman-nya,
وَبَيْنَهُمَا حِجَابٌۚ وَعَلَى الْاَعْرَافِ رِجَالٌ يَّعْرِفُوْنَ كُلًّا ۢ بِسِيْمٰىهُمْۚ وَنَادَوْا اَصْحٰبَ الْجَنَّةِ اَنْ سَلٰمٌ عَلَيْكُمْۗ لَمْ يَدْخُلُوْهَا وَهُمْ يَطْمَعُوْنَ (٤٦)
Dan di antara keduanya (penghuni surga dan neraka) ada tabir dan di atas A‘raf (tempat yang tertinggi) ada orang-orang yang saling mengenal, masing-masing dengan tanda-tandanya. Mereka menyeru penghuni surga, “Salamun ‘alaikum” (salam sejahtera bagimu). Mereka belum dapat masuk, tetapi mereka ingin segera (masuk). (QS. Al-A'raf ayat 46)
۞ وَاِذَا صُرِفَتْ اَبْصَارُهُمْ تِلْقَاۤءَ اَصْحٰبِ النَّارِۙ قَالُوْا رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا مَعَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ ࣖ (٤٧)
Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata, “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang zalim itu.” (QS. Al-A'raf ayat 47)
وَنَادٰٓى اَصْحٰبُ الْاَعْرَافِ رِجَالًا يَّعْرِفُوْنَهُمْ بِسِيْمٰىهُمْ قَالُوْا مَآ اَغْنٰى عَنْكُمْ جَمْعُكُمْ وَمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُوْنَ (٤٨)
Dan orang-orang di atas A‘raf (tempat yang tertinggi) menyeru orang-orang yang mereka kenal dengan tanda-tandanya sambil berkata, “Harta yang kamu kumpulkan dan apa yang kamu sombongkan, (ternyata) tidak ada manfaatnya buat kamu. (QS. Al-A'raf ayat 48)
اَهٰٓؤُلَاۤءِ الَّذِيْنَ اَقْسَمْتُمْ لَا يَنَالُهُمُ اللّٰهُ بِرَحْمَةٍۗ اُدْخُلُوا الْجَنَّةَ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمْ وَلَآ اَنْتُمْ تَحْزَنُوْنَ (٤٩)
Itukah orang-orang yang kamu telah bersumpah, bahwa mereka tidak akan mendapat rahmat Allah?” (Allah berfirman), “Masuklah kamu ke dalam surga! Tidak ada rasa takut padamu dan kamu tidak pula akan bersedih hati.” (QS. Al-A'raf ayat 49)
وَنَادٰٓى اَصْحٰبُ النَّارِ اَصْحٰبَ الْجَنَّةِ اَنْ اَفِيْضُوْا عَلَيْنَا مِنَ الْمَاۤءِ اَوْ مِمَّا رَزَقَكُمُ اللّٰهُۗ قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ حَرَّمَهُمَا عَلَى الْكٰفِرِيْنَۙ (٥٠)
Para penghuni neraka menyeru para penghuni surga, “Tuangkanlah (sedikit) air kepada kami atau rezeki apa saja yang telah dikaruniakan Allah kepadamu.” Mereka menjawab, “Sungguh, Allah telah mengharamkan keduanya bagi orang-orang kafir,” (QS. Al-A'raf ayat 50)
الَّذِيْنَ اتَّخَذُوْا دِيْنَهُمْ لَهْوًا وَّلَعِبًا وَّغَرَّتْهُمُ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۚ فَالْيَوْمَ نَنْسٰىهُمْ كَمَا نَسُوْا لِقَاۤءَ يَوْمِهِمْ هٰذَاۙ وَمَا كَانُوْا بِاٰيٰتِنَا يَجْحَدُوْنَ (٥١)
(yaitu) orang-orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan senda gurau, dan mereka telah tertipu oleh kehidupan dunia. Maka pada hari ini (Kiamat), Kami melupakan mereka sebagaimana mereka dahulu melupakan pertemuan hari ini, dan karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami. (QS. Al-A'raf ayat 51)
Saya memiliki keyakinan, bahwa kebanyakan dari kita dan orang - orang yang mengaku dirinya beriman yang hidup di zaman ini, adalah merupakan calon penghuni A'raf. Karena seperti apa yang dapat kita lihat dan sama-sama saksikan, bahwa akhir-akhir ini kebanyakan dari kita, baik selaku individu, sebagai warga negara dan dalam kepasitasnya sebagai warga masyarakat, terlihat lebih sibuk menuntut hak dibanding melaksanakan kewajibannya. Diri kita ini pada dasarnya rata - rata hanya pandai menuntut, menilai, menonton dan hanya pandai berbicara. Sangat sedikit sekali yang benar-benar ingin tandang, dan aktif berbagi kebaikan terhadap sesama. Lebih sedikit lagi adalah orang yang rela mewakafkan hidupnya demi kepentingan kemanusiaan dan kemaslahatan bersama. Jauh dari apa yang digambarkan Allah swt,
اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْۙ اَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللّٰهِۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفَاۤىِٕزُوْنَ (٢٠)
Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan. (Q.S. At-Taubah ayat 20)
3. Orang yang naik kereta dengan membawa bekal yang cukup
Yakni orang yang naik kereta dengan membekal perbekalan yang cukup memadai. Maka sepanjang perjalanan orang tersebut terlihat bisa makan minum sepuasnya, dan bahkan dapat menikmati apa saja yang diinginkannya.
Makna dari Perumpamaan : Ini adalah jenis manusia yang selalu istiqomah dan sangat konsisten dalam beramal, dan ditambah lagi amalannya itu kebanyakan dilakukan dengan ikhlas, dan diniatkan semata karena Allah SWT. Ia adalah orang yang benar-benar baik dan memiliki watak sangat suka berbagi kebaikan terhadap sesamanya.
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنّٰتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا ۙ (١٠٧)
Sungguh, orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, untuk mereka disediakan surga Firdaus sebagai tempat tinggal, (Q.S. Al-Kahf ayat 107)
اُولٰۤىِٕكَ يُجْزَوْنَ الْغُرْفَةَ بِمَا صَبَرُوْا وَيُلَقَّوْنَ فِيْهَا تَحِيَّةً وَّسَلٰمًا ۙ (٧٥)
Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi (dalam surga) atas kesabaran mereka, dan di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam. (Q.S. Al-Furqan ayat 75)
قَالَ اللّٰهُ هٰذَا يَوْمُ يَنْفَعُ الصّٰدِقِيْنَ صِدْقُهُمْۗ لَهُمْ جَنّٰتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًاۗ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُۗ ذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ (١١٩)
Allah berfirman, “Inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya. Mereka memperoleh surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung.” (Q.S. Al-Ma'idah ayat 119)
وَنَزَعْنَا مَا فِيْ صُدُوْرِهِمْ مِّنْ غِلٍّ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهِمُ الْاَنْهٰرُۚ وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ هَدٰىنَا لِهٰذَاۗ وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَآ اَنْ هَدٰىنَا اللّٰهُۚ لَقَدْ جَاۤءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّۗ وَنُوْدُوْٓا اَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ اُوْرِثْتُمُوْهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ (٤٣)
dan Kami mencabut rasa dendam dari dalam dada mereka, di bawahnya mengalir sungai-sungai. Mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan kami ke (surga) ini. Kami tidak akan mendapat petunjuk sekiranya Allah tidak menunjukkan kami. Sesungguhnya rasul-rasul Tuhan kami telah datang membawa kebenaran.” Diserukan kepada mereka, “Itulah surga yang telah diwariskan kepadamu, karena apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. Al-A'raf ayat 43)
خٰلِدِيْنَ فِيْهَا لَا يَبْغُوْنَ عَنْهَا حِوَلًا (١٠٨)
mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin pindah dari sana. (Q.S. Al-Kahf ayat 108)
Semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat menambah kebaikan
-------®-------
Keterangan :
Bekal adalah simbol hakikat dari amalan, dan kereta adalah simbol dari amalan yang bisa diangkut atau yang diterima dan yang tercatat didalam kitab di illiyin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar