Halaman

Selasa, 21 Juni 2022

Membandingkan Hasil Dua Metode Penerjemahan QS. Ar-Rahman ayat 26 - 28

By Mang Anas


A. Terjemahan Harfiyah Versi Depag RI  


كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍۖ (٢٦)

Semua yang ada di bumi itu akan binasa,  (Q.S. Ar-Rahman ayat 26)

وَّيَبْقٰى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلٰلِ وَالْاِكْرَامِۚ (٢٧)

tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal.  (Q.S. Ar-Rahman ayat 27)

فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ (٢٨)

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (Q.S. Ar-Rahman ayat 28)


◇ Menterjemahkan ayat ayat mutasyabihat dengan cara seperti itu [ pendekatan tafwidl ] tentu hasilnya akan terasa janggal dan menjadi sulit untuk bisa dipahami. Coba saja anda baca teks terjemahan ayat 26 dan 27 diatas lalu hubungkan terjemahan kedua ayat itu dengan terjemahan ayat penutupnya yaitu ayat 28, pengertian apakah yang bisa saudara tarik ? hasilnya pasti akan membuat saudara bingung. 

Apa imajinasi yang muncul didalam benak saudara kala kata فَانٍۖ  yang diartikan  " binasa " pada ayat 26 itu  saat dinisbatkan sebagai nikmat pada ayat 28.  Bukankah itu akan terasa janggal. 

Nah ...sekarang bacalah terjemahan versi yang kedua dibawah ini [ versi takwil atau makna isyari dari ayat ] dan bandingkan hasilnya.


B. Terjemahan Dengan Metode Takwil [ Makna Isyari dari ayat ] 


كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍۖ (٢٦)

Setiap entitas [ yaitu Sirr, Nur dan Dzat Insan ] semua  akan lebur keharibaan-Nya. (Q.S. Ar-Rahman ayat 26)

وَّيَبْقٰى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلٰلِ وَالْاِكْرَامِۚ (٢٧)

Dan setiap entitas yang dapat meleburkan dirinya [ fana ] kehadirat Tuhan-Nya, maka mereka akan dapat hidup kekal didalam kebesaran dan kemulian-Nya. (Q.S. Ar-Rahman ayat 27)

فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ (٢٨)

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (Q.S. Ar-Rahman ayat 28)


◇ Dengan cara penerjemahan seperti itu bukankah anda akan lebih mudah memahaminya. Yakni bahwa kembali kepada Tuhan dalam kondisi " ridha dan diridhainya " itu adalah sebuah anugerah dan kenikmatan yang paling besar. Sebab Substansi dari ayat 26 dan 27 tersebut diatas sebenarnya sama persis dengan kalimat " Innalillahi wa innalillahi roji'un " Kita semua berasal dari-Nya dan nanti akan kembali kepada-Nya.


وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِۗ  وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ (٤٥)

Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (Q.S. Al-Baqarah ayat 45)

الَّذِيْنَ يَظُنُّوْنَ اَنَّهُمْ مُّلٰقُوْا رَبِّهِمْ وَاَنَّهُمْ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ (٤٦)

(yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (Q.S. Al-Baqarah ayat 46)


Berdasarkan makna hakiki ayat tersebut diatas, maka  batas minimal pencapaian rohani manusia agar supaya dirinya dapat lebur [ fanin] atau dapat kembali dengan mulus  keharibaan Allah swt  adalah harus dapat mencapai martabat alam Sirr.  Yaitu alam rohani yang keberadaannya ada satu tingkat diatas alam Ruh. Dibawah ini adalah uraian singkat tujuh tingkatan alam rohani dimaksud  : 

1. Alam jasad [ dimurnikan dengan menyempurnakan  shalat subuh ]

2. Alam Akal atau alam imajinasi [ dimurnikan dengan menyempurnakan shalat Dzuhur  ]

3. Alam Jiwa atau alam Nafsu [ dimurnikan dengan menyempurnakan shalat Ashar  ] 

4. Alam Ruh [ diraih dengan menyempurnakan shalat Maghrib  ]

5. Alam Asma atau alam Sirr atau alam rahasia Tuhan [ diraih dengan menyempurnakan shalat Isya  ]

6. Alam Sifat atau alam Nur  [ diraih dengan melanggengkan shalat Tahajjud ]

7. Dan puncaknya adalah alam Dzat [ diraih dengan melanggengkan shalat Witir ]


Demikian semoga tulisan ini bermanfaat.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar