Halaman

Jumat, 17 Juni 2022

Rahasia Martabat Tujuh didalam Surat Al Ikhlas


By. Mang Anas


Surat Al - Ikhlas 

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ (١)

Katakanlah, “Dialah Allah, Yang Maha Esa. (1)

اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ (٢)

Allah tempat meminta segala sesuatu. (2)

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ (٣)

(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. (3)

وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ (٤)

Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.” (4)

Bagan : Makna Batin Surat Al-Ikhlas 

Penjelasan Makna Batinnya :

7. Tembung dari kata  كُفُوًا اَحَدٌ adalah metafor dari keadaan Martabat Insanul Kamil [ Alam Materi ]. Martabat Insanul Kamil atau Martabat Alam Materi disebut  كُفُوًا اَحَدٌ  karena hakikat yang sesungguhnya dari tabiat Alam materi adalah hawa nafsu yang akan menggiring manusia jatuh dalam kesyirikan. Sifatnya memenjarakan jiwa manusia. 

♤ Kedudukannya ----> Pada mulanya adalah Tanah [ alam materi ].

-------◇-------

6. Tembung dari kata  وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ adalah metafor dari keadaan Alam Ajsam [ Alam Akal ]. Yaitu alam tafakur dan pencarian. 

♤ Kedudukannya ----> Lalu Tanah [ alam materi ] itu berubah menjadi Air [ alam imajinasi ].

------◇--------

5. Tembung dari kata  وَلَمْ يُوْلَدْۙ adalah metafor dari keadaan Alam Mitsal [ Alam Jiwa ]. Yakni alam rindu dan kesadaran 

♤ Kedudukannya -----> Dan Air [ alam imajinasi] itu kemudian berubah menjadi Api [ alam nafsu ].

-------◇-------

4. Tembung dari kata  لَمْ يَلِدْ  adalah metafor dari keadaan alam ruh. Yakni transformasi dari alam jiwa [ nafsu ] ke alam ruh.

♤ Kedudukannya ----> Dan Api [ alam nafsu ] itu kemudian berubah menjadi Angin [ alam ruh ].

-------◇--------

3. Tembung dari Kata  اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ  adalah untuk menjelaskan Keberadaan Tuhan di Martabat Wahidiyah. Yakni Tuhan dalam kapasitasnya sebagai induk dari semua sebutan dan asma - Nya. 

♤ Kedudukannya ----> Lalu Angin [ ruh ] itu berubah menjadi sirr [ cahaya ilmu ], dan dengan cahaya itu sang hamba kemudian dihantarkannya kepada kunci - kunci dari segala rahasia [ alam Asma ] 

--------◇--------

2. Tembung dari kata اَحَدٌۚ  adalah untuk menjelaskan Keberadaan Tuhan di Martabat Wahdah. Yakni manifestasi Tuhan sebagai Nur Muhammad atau Tuhan dalam kapasitasnya sebagai sifat. 

♤ Kedudukannya ------> Dan dengan bekal kunci kunci rahasia itu [ setelah sang hamba didudukkan di alam asma ], maka sang hamba kemudian dipanggil untuk menemui Tuhannya [ dibawa masuk untuk menjelajah dan menyelami tabiat alam sifat ]. Inilah ujung pendakian tertinggi dan puncak pencapaian perjalanan spiritual manusia.  Disanalah sang hamba nantinya akan merasakan dirinya lebur-dan hancur luluh dalam Keagungan dan Kebesaran Nur Muhammad [ ini keadaan diri hamba di Alam Wahdah yang merupakan fenomena dari sifat- sifat Allah ].

♤ Selanjutnya eksistensi Tuhan di Alam Asma itu kita sebut sebagai " Rabb ", eksistensi  Tuhan di Alam Sifat itu disebut sebagai " Allah ", dan eksistensi  Tuhan di Alam Dzat itu disebut disebut sebagai " Dia atau هو "

-------◇-------

1. Tembung dari kata  هُوَ اللّٰهُ  adalah untuk menjelaskan Keberadaan Tuhan di Martabat Ahadiyah. Yakni Tuhan dalam kapasitasnya sebagai Dzat. 

♤ Kedudukannya ----> Disini Dzat Tuhan itu akan memancarkan sifat-sifat-Nya yang disebut Nur Muhammad, dan dengan pancaran itu Tuhan akan menghiasi manusia yang dikehendaki-Nya dengan sifat-sifat-Nya sendiri.  Dia akan membentuk hamba-Nya itu menjadi manusia semesta, memenuhi hatinya dengan rahmat,  menyematkan kedalam diri hamba-Nya itu kalimat-Nya, yaitu ruh " bismillahi rahmani rahim " [ Atas Nama Allah yang Maha Pengasih dan Yang Maha Penyayang]. 

♤ Pada kasus yang terahir ini Allah swt akan menahan sebagian dari hamba-hamba-Nya agar ia senantiasa bisa berada didekat-Nya dan akan melepaskan sebagian lainnya untuk dikembalikan lagi kepada manusia, agar ia dapat membimbing dan memimpin manusia dengan  cahayanya. Menjadi wakil-Nya, bertindak atas nama-Nya dan tegak lurus berjalan diatas kehendak-Nya [ manusia yang Nyawiji ].

Semoga Tulisan ini bermanfaat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar