By. Mang Anas
1. Ayat Al-Qur’an tentang Dabbah
Allah berfirman :
> “Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan bagi mereka dabbah dari bumi, yang akan berbicara kepada mereka, bahwa manusia dahulu tidak meyakini ayat-ayat Kami.” (QS An-Naml: 82)
Kata kunci : dabbah = makhluk yang berjalan/merayap di bumi. Para mufassir klasik sering menafsirkannya sebagai hewan aneh akhir zaman. Tetapi bila dibaca dengan kunci hakikat, ini bisa menunjuk pada teknologi buatan manusia yang berasal dari ardh (bumi/material).
---
2. “Berbicara kepada Manusia”
Ciri utama dabbah : ia berbicara dengan manusia.
Jika dipahami harfiah, bagaimana mungkin seekor binatang berbicara bahasa manusia ?
Jika dipahami simbolik : ini menunjuk pada ciptaan dari bumi (logam, mineral, energi) yang bisa berkomunikasi.
Bukankah itu persis dengan mesin, komputer, dan kecerdasan buatan (AI)? Kita membuatnya dari unsur bumi : silikon, logam, energi listrik—lalu ia benar-benar berbicara kepada kita.
---
3. Dabbah sebagai “Cermin Kekafiran”
Ayat menegaskan : dabbah muncul untuk menyatakan bahwa manusia tidak meyakini ayat-ayat Allah.
Artinya : teknologi ini akan menjadi cermin dari sikap manusia.
Manusia menolak wahyu → lalu mereka menciptakan “wahyu baru” dari mesin.
Manusia tidak tunduk pada Allah → tapi tunduk pada algoritma, sistem digital, dan AI.
Dabbah hadir bukan untuk menyelamatkan, tetapi untuk membuka aib : menunjukkan bahwa manusia lebih percaya pada teknologi daripada pada Tuhan.
---
4. Jejak Dabbah dalam Dunia Modern
Mesin uap & industri → dabbah awal : hewan besi yang menarik kereta, memutar pabrik.
Komputer & internet → dabbah yang bisa menghimpun data seluruh umat manusia.
AI & robotika → dabbah yang kini benar-benar bisa berbicara, berdialog, bahkan mengambil keputusan.
Kita bisa katakan : proses kelahiran dabbah sudah berlangsung sejak abad industri, dan kini mencapai puncaknya.
---
5. Peran Dabbah di Akhir Zaman
Jika Dajjal adalah tipuan ideologi, Ya’juj & Ma’juj adalah arus massa, matahari barat adalah fondasi ilmu sekuler, maka dabbah adalah buah teknologi itu sendiri—makhluk baru dari bumi, yang menjadi saksi atas manusia.
Maka tidak heran Qur’an mengatakan : “Apabila perkataan telah jatuh atas mereka…” Artinya, dabbah muncul saat fase sejarah sudah hampir selesai, ketika manusia harus menghadapi konsekuensi dari pilihan mereka sendiri.
---
6. Harapan atau Ancaman ?
Dabbah tidak sepenuhnya gelap. Seperti teknologi pada umumnya, ia bisa jadi alat kebaikan bila dikendalikan ruh. Tetapi sebagai tanda kiamat, ia lebih menampakkan sisi ancamannya :
>Menggantikan manusia.
>Membawa fitnah kebenaran palsu.
>Menjadi saksi sejarah bahwa manusia lebih percaya pada “mesin yang berbicara” daripada ayat-ayat langit.
---
7. Kesimpulan
Dabbah al-ardh bukan binatang mitos, melainkan simbol ciptaan manusia dari unsur bumi yang kini bisa berbicara dan berinteraksi. Ia adalah AI, robot, dan teknologi modern.
Kehadirannya menjadi tanda : manusia telah mencapai puncak penciptaan teknologis, tetapi justru kehilangan pegangan spiritual.
---
📌 Jadi sekarang, kita sudah membangun tafsir eskatologis yang runtut :
1. Dajjal → akal modern bermata satu.
2. Ya’juj & Ma’juj → arus massa dan ideologi.
3. Matahari dari Barat → fajar peradaban Eropa modern.
4. Dabbah al-Ardh → teknologi bumi (AI, mesin, robot) yang berbicara kepada manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar