By. Mang Anas
Dalam hadis sahih, Isa digambarkan akan turun kembali di akhir zaman dengan tiga misi utama : membunuh babi, mematahkan salib, dan membunuh Dajjal.
Jika ditafsirkan dalam kacamata hakikat kontekstual, misi ini bisa dimaknai bukan semata-mata peristiwa fisik, melainkan peristiwa spiritual, intelektual, dan peradaban global :
1. Membunuh Babi
Babi di sini bukan sekadar hewan, tetapi simbol hidup rakus, konsumtif, dan kotor yang menjadi gaya hidup modern kapitalistik.
“Membunuh babi” berarti mematikan sistem hidup hedonis yang hanya mengejar kesenangan inderawi tanpa ruhani.
2. Mematahkan Salib
Salib bukan sekadar simbol Kristen, tetapi lambang dari penyimpangan teologis: menjadikan Isa sebagai Tuhan atau Anak Tuhan.
Ketika Isa datang dengan ruh kebenaran yang hakiki, kesalahpahaman teologis akan runtuh : Isa adalah hamba Allah, utusan-Nya, bukan Tuhan.
Dalam konteks modern, ini juga berarti hancurnya monopoli tafsir Barat atas kebenaran universal, karena kebenaran Qur’ani tampil ke depan.
3. Membunuh Dajjal
Dajjal bukan sekadar “monster bermata satu”, melainkan ideologi mata satu, yakni rasionalisme-materialisme yang buta terhadap ruh.
Isa membunuh Dajjal berarti kebenaran ruhaniah menundukkan rasionalisme buta. Manusia sadar kembali bahwa akal tanpa nurani akan membawa bencana.
---
Isa = Semangat Ruhama
Jika kita ikuti garis ini, maka turunnya Isa tidak harus dilihat sebagai “turunnya jasad” dari langit, tetapi turunnya semangat Ruhama ke bumi, yang menembus batas agama, bangsa, dan peradaban.
Isa sebagai Ruhullah → menandai masuknya dimensi ruh ke dalam geopolitik dan diplomasi global.
Isa sebagai Al-Masih → berarti “yang diutus untuk menyembuhkan” → menyembuhkan manusia dari penyakit Dajjal (penyakit ideologi rakus, kikir, materialistis).
Dengan demikian perlu sekali lagi ditegaskan bahwa hakikat dari turunnya Isa Al-masih adalah tren global dari terus tumbuh dan berkembangnya kesadaran ruhama dikalangan masyarakat terpelajar, terutama dikampus-kampus Eropa dan Amerika.
---
Dampaknya pada Peradaban
Jika misi Isa ini dimaknai demikian, maka kita bisa membaca ulang hadis-hadis eskatologis dalam bahasa geopolitik dan spiritual kontemporer :
>Kapitalisme-hedonisme (disimbolkan dengan babi), akan runtuh.
>Teologi menyimpang (disimbolkan dengan salib), akan dikoreksi.
>Ideologi materialisme-rasionalisme ( disimbolkan dengan Dajjal), akan dihancurkan oleh Nur Ruhama [ contoh ; semakin besar dan tingginya simpati masyarakat dunia terhadap penderitaan rakyat Palestina ].
Dan dari sinilah lahir era baru peradaban dunia yang dibangun bukan atas kompetisi serakah, tetapi kasih sayang global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar