By. Mang Anas
📜 Kata Pendahuluan
Dalam perjalanan panjang sejarah Islam, jazirah Arab selalu menjadi pusat pusaran peristiwa besar yang mengguncang dunia. Di tanah inilah wahyu pertama turun, peradaban tauhid ditegakkan, dan dari tanah ini pula gelombang akhir zaman akan berpijak. Rasulullah ﷺ tidak hanya menyampaikan risalah keimanan, tetapi juga meninggalkan isyarat-isyarat profetik tentang fitnah besar yang akan lahir dari wilayah ini — fitnah dua tanduk setan dari Nejd.
Hari ini, ketika dunia menyaksikan bagaimana kawasan Teluk menjadi poros ekonomi global, pusat kemewahan, sekaligus ladang ideologi yang kering dari ruhani, banyak dari nubuat tersebut mulai menemukan bentuk nyatanya. Kekuasaan politik, aliran ideologi Wahabi, dan dukungan hegemoni Barat membentuk poros kekuatan yang sangat besar, namun juga rapuh secara ruhani. Poros inilah yang dalam bahasa nubuat disebut sebagai “dua tanduk setan” — kekuatan yang berpakaian jubah suci, namun sejatinya menyokong agenda Dajjal.
Buku kecil atau risalah ini tidak dimaksudkan untuk menghakimi individu atau bangsa, melainkan membaca tanda-tanda zaman sebagaimana diajarkan oleh Nabi ﷺ : “Barangsiapa yang Allah beri pemahaman terhadap fitnah-fitnah akhir zaman, maka ia bagaikan orang yang hidup bersama Rasulullah.”
Melalui tinjauan sejarah, hadis, geopolitik, dan ruhani, kita mencoba menyingkap bagaimana jubah suci itu kini dipakai oleh sistem Dajjal, dan mengapa pada akhirnya ia akan runtuh dari dalam — membuka jalan bagi kebangkitan Al-Mahdi dan kembalinya cahaya iman ke jantung dunia Islam. Kita tidak sedang berbicara tentang masa lalu, melainkan tentang masa kini dan masa depan. Nubuatan itu hidup di depan mata kita.
Siapa Wahabi–Salafi
Kaum Wahabi–Salafi modern, dalam banyak hal, sebenarnya lebih menyerupai produk ideologis daripada spiritualitas Islam yang sejati. Mereka membaca kitab-kitab klasik bukan untuk memahami getaran ruhani dan makna batin di dalamnya, melainkan untuk mencari “peluru hukum” guna menembak siapa saja yang berbeda pandangan. Maka wajar jika struktur beragama mereka lebih bertumpu pada amarah, bukan hikmah.
Dari rahim ideologi yang kaku dan marah inilah kemudian lahir berbagai gerakan ekstrem yang menjadikan kekerasan sebagai jalan dakwah : Al-Qaida, ISIS, HTS, dan jaringan radikal lainnya. Mereka tidak pernah berperang melawan akar kezaliman global seperti Amerika atau Israel—yang justru sering dilindungi atau dibiarkan—tetapi malah mengarahkan pedang kepada sesama Muslim.
Ironisnya, semua itu dibungkus dengan slogan-slogan tauhid dan jihad, padahal hakikatnya hanyalah alat politik bagi rezim tertentu. Kaum Wahabi menjadi pasukan ideologis yang membunuh saudaranya sendiri demi musuhnya, sama seperti kuda bigol yang membawa kitab di punggungnya, namun tidak memahami satu ayat pun yang dikandungnya.
Lebih jauh lagi, ketika kekuasaan politik Al Saud membungkus dirinya dengan gelar “Khādim al-Ḥaramayn” (Pelayan Dua Tanah Suci), maka Dajjal seolah diberi jubah suci untuk menipu umat manusia. Di sinilah letak fitnah terbesar Dajjal : ketika wajahnya tidak lagi tampak jahat, tapi dibungkus oleh simbol kesucian.
Dengan dua tanduknya — Wahabi sebagai tanduk kanan dan Inggris-Amerika sebagai tanduk kiri — rezim ini menjadi pusat geopolitik yang memperalat agama untuk mengontrol dunia Islam. Keduanya saling menopang : Wahabi memberikan legitimasi “syar’i”, sementara Inggris dan Amerika ( serta sekutu Baratnya ) memberikan perlindungan dan kekuatan politik global.
Dua Tanduk Setan : Mesin Dajjal Modern
🕋 1. Tanduk Kanan — Wahabi sebagai Mesin Ideologis Dajjal
Wahabisme lahir sebagai gerakan pemurnian yang ekstrem : mereka menolak semua bentuk pemikiran Islam yang berakar pada dimensi ruhani — tasawuf, falsafah, dan ilmu ladunni. Namun pada hakikatnya, “pemurnian” ini bukanlah jalan kembali kepada fitrah Nabi, melainkan jalan pemiskinan spiritual.
Wahabi tidak membangun ruh, hanya mengulang teks; tidak melahirkan peradaban, hanya melahirkan kekakuan dan kemarahan.
Dengan kekakuan ini, mereka menjadi ladang subur bagi Dajjal untuk menanam ideologinya :
Menolak wushul dan ilmu ruhani → memutus saluran ruh umat dari Allah.
Menganggap logika dan akal sebagai bid’ah → memutus jalan peradaban.
Memonopoli kebenaran → membenarkan penindasan terhadap Muslim lain.
Mengganti cinta dengan kebencian → mengubah wajah Islam menjadi beringas dan garang.
Maka dari jantung ideologi ini, lahir pasukan-pasukan yang rela menumpahkan darah saudaranya sendiri, sementara diam atau bahkan bersekutu dengan musuh sejati.
🏴☠️ 2. Tanduk Kiri — Inggris (Barat) sebagai Mesin Politik Dajjal
Di sisi lain, Inggris dan sekutunya di Barat berperan sebagai arsitek geopolitik. Dari awal abad ke-20, mereka menyadari bahwa penguasaan Tanah Suci berarti pengendalian ruh umat Islam. Maka setelah runtuhnya Khilafah Utsmaniyah, Inggris tidak memberikan Makkah dan Madinah kepada bangsa Arab manapun, melainkan memasangkannya dengan keluarga Al Saud — yang paling cocok untuk dijinakkan lewat ideologi Wahabi.
Melalui tanduk kiri ini :
>Minyak dijadikan senjata global. Riyadh tunduk pada sistem petrodollar — menjadikan dolar AS darah dari ekonomi dunia Islam.
>Dunia Islam dijauhkan dari kemandirian politik dan teknologi, agar selalu tergantung pada Barat.
>Gerakan Islam ditarik ke poros sektarian, bukan poros peradaban.
>Lembaga-lembaga internasional Islam disusupi atau dibentuk untuk menopang kepentingan geopolitik mereka.
Tanduk kiri inilah yang memberi Al Saud tameng internasional — membuat siapapun yang menyentuhnya akan dicap “musuh Islam” karena simbol “pelayan dua tanah suci”.
🐉 3. Ketika Dua Tanduk Bersatu — Mesin Dajjal Modern
Ketika ideologi Wahabi dan kekuatan geopolitik Barat bersatu, maka terbentuklah sebuah mesin Dajjal modern yang memiliki tiga ciri khas utama :
1. Mengendalikan ruh umat Islam dari Makkah dan Madinah, namun dengan isi pesan yang telah dipelintir.
2. Mengendalikan ekonomi dunia Islam melalui minyak dan dolar, menjadikan umat ini tergantung dan tidak mandiri.
3. Mengendalikan narasi agama global, memonopoli tafsir kebenaran melalui lembaga-lembaga resmi dan mimbar suci.
Maka lahirlah paradoks besar : pusat Islam justru menjadi jantung sistem Dajjal. Seruan tauhid dikumandangkan dari menara-menara, namun ruh tauhid telah dicabut dari dalamnya.
Jika kita tafsirkan secara simbolik, maka inilah “fitnah besar Dajjal” yang disebut Rasulullah ﷺ :
> “Dajjal akan datang membawa surga dan neraka. Apa yang dilihat orang sebagai surga, sejatinya adalah neraka.” (HR. Muslim)
Al Saud berpakaian jubah Hadimul Haramain, seakan pelindung Islam, padahal sesungguhnya menjadi pintu masuk pengendalian dunia Islam.
Sejarah Munculnya Dua Tanduk Setan
🧭 1. Tahun 1916–1918 : Inggris menggandeng Al Saud dan Wahhabi untuk menjatuhkan Turki Utsmani
Saat itu dunia Islam masih berada di bawah naungan kekhalifahan Turki Utsmani, yang secara de jure adalah Khalifah kaum Muslimin.
Inggris dan Prancis tahu : mereka tidak akan bisa menguasai jantung dunia Islam (Makkah–Madinah) selama khilafah berdiri.
Maka mereka mencari “tangan dari dalam” — musuh internal khilafah.
➡️ Pilihan jatuh pada :
Klan Al Saud di Nejd,
Gerakan Wahhabi (paham puritan literalistik),
Dan Sharif Hussein dari Hijaz (yang kemudian dikhianati juga oleh Inggris).
📜 Inggris berjanji : bila Al Saud dan sekutu Arabnya membantu melawan Turki, maka mereka akan diberi kemerdekaan dan kekuasaan.
🪓 2. Tahun 1916–1918: Perjanjian Sykes–Picot — Dunia Islam dibelah
Sementara Al Saud dipakai untuk menggerogoti khilafah dari dalam, Inggris dan Prancis menandatangani perjanjian rahasia: 👉 Sykes–Picot Agreement.
Isinya :
Setelah Turki Utsmani tumbang, wilayah Arab dibagi:
>Inggris dapat Irak, Yordania, Teluk, dan Palestina,
>Prancis dapat Suriah dan Lebanon,
>Hijaz diambil alih oleh sekutu lokal (Al Saud).
➡️ Inilah “pembedahan tubuh Islam” tahap pertama.
🏴 3. Tahun 1924–1932 : Khilafah tumbang — Makkah & Madinah jatuh ke tangan Al Saud
Tahun 1924 : Khilafah Turki resmi dibubarkan oleh Mustafa Kemal.
Tahun 1925 : Pasukan Wahhabi–Saud menaklukkan Hijaz.
Tahun 1932 : Kerajaan Arab Saudi berdiri.
➡️ Sejak saat itu dua kota suci Islam (Makkah & Madinah) secara politik berada di tangan klan yang lahir dari persekutuan dengan Inggris, bukan di tangan khilafah Islam.
⚠️ Catat : Bukan kebetulan. Ini strategi.
🛢️ 4. Tahun 1938–1945 : Ditemukannya minyak + persekutuan dengan Amerika
Penemuan minyak besar-besaran di Saudi (Dhahran, 1938) mengubah peta.
Inggris perlahan digantikan Amerika sebagai pelindung utama rezim Al Saud.
1945 : Pertemuan bersejarah Raja Abdul Aziz Al Saud dengan Presiden Franklin D. Roosevelt di kapal Quincy (Terusan Suez).
➡️ Dari sini lahirlah “Pact Quincy”:
Saudi menjamin pasokan minyak murah ke AS.
AS menjamin keamanan takhta Al Saud.
🛡️ Artinya : takhta keluarga Al Saud dilindungi dengan darah tentara Amerika.
✡️ 5. Tahun 1948: Israel berdiri — Saudi diam
Ketika Palestina dijajah dan Israel berdiri, Saudi tidak berperang sungguh-sungguh.
Mereka menampilkan citra “pelayan dua tanah suci”, tapi secara strategis tidak pernah menjadi ancaman bagi Israel.
Sementara itu, gerakan Wahhabi dipakai untuk :
>Melemahkan kelompok Islam revolusioner,
>Menyerang Syiah dan Sufi,
Menyuburkan sektarianisme (pecah belah dari dalam).
➡️ Dajjalisme politik : membungkus kehancuran umat dengan baju Islam.
📡 6. Tahun 1970–1990 : Dana petrodolar — Penyebaran Wahhabisme ke seluruh dunia
>Krisis minyak 1973 membuat Saudi sangat kaya.
>Kekayaan itu dipakai untuk mengekspor ideologi Wahhabi,
>Mendirikan ribuan masjid dan madrasah,
>Menerbitkan jutaan buku literalis,
>Menggelontorkan dana dakwah Takfiri ke Afrika, Asia, dan Eropa.
🕌 Ideologi ini mengikis akar tasawuf dan Islam klasik di banyak negeri Muslim.
💣 Dan dari rahim ideologi inilah lahir Al-Qaida, ISIS, HTS, Boko Haram, dan kelompok takfiri lainnya.
➡️ Dan Hasilnya bukan Islam melawan Barat, tapi umat Islam saling membunuh sesama.
🕊️ 7. Tahun 2000–sekarang : Normalisasi diam diam dengan Israel & pengkhianatan terbuka
Perlahan tapi pasti, Saudi dan UEA semakin dekat dengan Israel.
>2020 : Abraham Accords (UEA, Bahrain, Israel) → normalisasi terbuka.
>2023–2025 : proses normalisasi Saudi–Israel semakin dipercepat.
➡️ Semua ini terjadi tanpa satu peluru pun ke arah Tel Aviv, tetapi : Yaman dibom, Suriah dimusuhi, Iran diancam, Palestina diabaikan.
> Tepat dengan firman Allah : “Mereka akan mengikuti millah Yahudi dan Nasrani.” (QS. Al-Baqarah: 120)
🐉 8. Pola Dajjalisme dalam sejarah ini
🔸 Dajjal tidak harus muncul secara pribadi sejak awal. Ia bekerja lewat sistem.
🔸 Al Saud–Wahhabisme adalah instrumen politik untuk:
>Menjatuhkan khilafah Islam,
>Menyerahkan Makkah & Madinah ke tangan sekutu Barat,
>Membelokkan umat dari arah musuh sejati (Zionisme & imperialisme),
>Menabur perpecahan dalam tubuh umat sendiri.
📜 Hadits-hadits yang relevan :
“Fitnah akan keluar dari arah Timur (Nejd), dan dari sanalah muncul dua tanduk setan.” (HR. Bukhari)
“Kalian akan memerangi Dajjal, dan sebagian kalian akan menjadi tentaranya.” (HR. Ahmad)
“Kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal.” (HR. Bukhari-Muslim)
🧭 Kesimpulan Besar :
> Al Saud + Wahhabisme + Inggris–Amerika bukan sekadar koalisi politik, tetapi merupakan bagian dari arsitektur global untuk melucuti peradaban Islam dari dalam, dengan jubah Islam, tetapi ruh Dajjal.
🌿 Musuh sejatinya bukan Israel atau Barat, tapi pembusukan internal—dari hati umat sendiri, lewat penyebaran ideologi takrifi, dan dampaknya bisa kita lihat :
>Bom bom dan peluru bukannya diarahkan ke penjajah Zionis atau penguasa tiran Barat. Tetapi justru ke masjid-masjid, ke bus bus sekolah yang dipenuhi anak anak syiah dan pasar Muslim,
>Sesama Muslim dikafirkan, darahnya halal diambil dan ditumpahkan, sedangkan Zionisme dan Barat dibiarkan atau bahkan dijadikan sekutu.
Strategi Dajjalisme untuk Menghalangi Kemunculan Al-Mahdi,
Tema ini yang sangat sensitif tetapi jelas tergambar dalam lapisan nubuatan Nabi ﷺ, peta geopolitik modern, dan logika pergerakan global Barat–Al Saud–Wahhabisme.
> 🧭 Catatan awal : Dajjal tidak selalu bekerja dalam bentuk individu yang kasat mata. Ia membangun sistem dan jaringan pengaruh — ekonomi, militer, ideologis — untuk melawan proyek Ilahi kebangkitan kembali umat di akhir zaman.
🕋 1. Menguasai Tanah Hijaz — Pintu Gerbang Kemunculan Al-Mahdi
📜 Dalam banyak riwayat sahih, Al-Mahdi akan :
muncul dari wilayah Hijaz (antara Makkah–Madinah),
dibaiat di Masjidil Haram,
dan dari sanalah gelombang kebangkitan akhir zaman dimulai.
➡️ Maka, dalam logika Dajjal :
Menguasai Makkah dan Madinah = mengontrol titik munculnya Mahdi.
Dan ini sudah dilakukan :
Khilafah Turki Utsmani dijatuhkan,
Al Saud dipasang sebagai penjaga “resmi” dua tanah suci,
semua akses militer dan politik ke Hijaz dikontrol ketat.
⚠️ Bahkan saat ini baiat terhadap siapa pun selain Al Saud di tanah Haram akan dianggap kejahatan berat dan langsung dibungkam.
➡️ Ini adalah benteng Dajjal pertama.
🧠 2. Membangun Ideologi Penangkal Mahdi : Wahhabisme
Supaya kebangkitan Al-Mahdi tidak mendapatkan sambutan luas dari umat : Maka Dajjal melalui Wahhabisme menghancurkan dimensi ruhani Islam.
Zaman ini kaum Wahabi :
>Menolak segala bentuk pengalaman rohani keagamaan,
>Menolak potensi bahwa manusia bisa wushul kepada Allah saat hidup didunia,
>Menolak gagasan bahwa Allah masih bisa mengajarkan ilmu dan pencerahan langsung pada hamba-Nya [ Menolak ilmu laduni ].
📌 Dengan begitu, bila suatu saat Al-Mahdi muncul dengan : tanda-tanda spiritual, dukungan ruhani, dan kekuatan ilahiah,
👉 kaum Wahabi akan menjadi barisan penentang terdepan. Mereka akan berkata :
> “Itu bid‘ah!”
>“Itu khurafat!”
>“Itu Dajjal yang sebenarnya!”
➡️ Mereka akan diperdaya Dajjal, seperti kuda perang yang menyerang tuannya sendiri.
🪖 3. Skenario Militer : Pasukan dari Timur & Pasukan yang Ditenggelamkan
📜 Dalam hadis sahih :
Ketika Al-Mahdi dibaiat di Makkah, pasukan besar akan dikirim untuk membunuhnya.
Pasukan itu ditelan bumi di Baida’ — sebuah padang di antara Makkah dan Madinah. (HR. Bukhari & Muslim)
Pertanyaan penting :
💬 “Siapa pasukan ini ?”
➡️ Jawaban logis & kontekstual :
Pasukan itu bukan pasukan kafir Barat secara langsung, melainkan pasukan Muslim bayaran — kemungkinan besar dari rezim Arab Teluk yang berada dalam orbit Barat.
Mereka menganggap Al-Mahdi sebagai pemberontak terhadap negara resmi.
Maka mereka bergerak atas nama “menjaga stabilitas” atau “melawan terorisme”.
📡 Dalam skema Dajjal :
Barat tidak perlu turun langsung, cukup menggerakkan “pasukan Muslim yang sudah tunduk”.
🌍 4. Mengontrol Syam (Suriah) — Panggung Perang Besar Akhir Zaman
📜 Dalam nubuat akhir zaman, Syam (Suriah) disebut sebagai :
“bumi berkah” (HR. Bukhari),
lokasi banyak tanda besar akhir zaman,
panggung utama Malhamah Kubra (perang besar dunia).
➡️ Maka strategi Dajjal juga menyasar Suriah :
Destabilisasi politik,
Perang sipil panjang,
Pendudukan proxy oleh kelompok radikal (HTS, Al-Qaida cabang),
Mengusir ulama dan mengeringkan pusat ruhani Syam.
⚔️ Ini bukan kebetulan :
Di satu sisi, Barat ingin Suriah lemah.
Di sisi lain, Wahhabi masuk untuk menguasai ruhani umat lewat kelompok takfiri.
Padahal Nabi ﷺ justru mendoakan berkah bagi Syam.
➡️ Jadi : Syam dan Hijaz adalah dua titik api yang ingin dikendalikan Dajjal.
💰 5. Menguasai Sumber Daya — Minyak & Ruang Geologis
Beberapa ulama dan peneliti akhir zaman mengaitkan : pengurasan besar-besaran minyak dari perut bumi Arab, dengan penciptaan ruang-ruang kosong geologis (terutama di timur Hijaz), yang mungkin relevan dengan nubuat “pasukan ditelan bumi” di padang Baida’.
⛽ Minyak diambil, ruang kosong terbentuk, ketegangan geologis meningkat.
➡️ Ini bisa menjadi salah satu mekanisme alamiah dari peristiwa nubuat itu.
Lebih dalam lagi — kontrol minyak juga :
membuat Barat menggenggam ekonomi Arab,
menjadikan rezim Teluk sebagai boneka geopolitik,
sehingga ketika Al-Mahdi muncul, tekanan ekonomi dan militer bisa langsung dijalankan.
🧟 6. Menanam Dua Tanduk Setan di Hijaz
Sebagaimana sabda Nabi ﷺ :
> “Dari arah Timur (Nejd) akan muncul fitnah dan dari sanalah dua tanduk setan.” (HR. Bukhari)
Dua tanduk itu dapat ditafsirkan :
1. Tanduk kanan : Wahhabisme — ideologi yang merenggut dan menghancurkan ruh Islam dari dalam.
2. Tanduk kiri : Persekutuan geopolitik dengan Inggris–Amerika — kekuatan Dajjal global.
Keduanya menopang Al Saud sebagai “pelayan tanah suci”, padahal sesungguhnya : salah satu benteng pertahanan Dajjal di akhir zaman.
🕊️ 7. Menggiring umat Islam untuk memusuhi Mahdi
➡️ Strategi Dajjal bukan hanya menghalangi Mahdi secara militer, tetapi juga mengisolasinya dari dukungan umat dengan:
>menciptakan narasi bahwa Mahdi = teroris / pemberontak,
>menyebar fitnah teologis lewat ulama resmi istana,
>mengendalikan media internasional.
📡 Ketika Mahdi muncul, sebagian besar dunia Islam akan bingung dan ragu — karena Dajjal telah mengontrol :
>Hijaz,
>Syam,
>opini dunia,
>dan pemahaman umat melalui sistem pendidikan literalistik.
🧭 8. Namun pada akhirnya, sistem Dajjal runtuh
📜 Nabi ﷺ memberi kabar gembira :
>Pasukan pertama yang melawan Mahdi ditelan bumi,
>Umat terbaik dari timur (Khorasan) akan datang menolongnya,
>Panji-panji hitam akan bergabung dengan baiat Mahdi di Makkah,
> Maka kekhalifahan akhir zaman berdiri kembali.
🌿 Dajjal membangun bentengnya di Hijaz dan Syam, tapi benteng itu sendiri akan digulung oleh kehendak Ilahi.
📜 Ringkasan Skema Dajjalisme Anti-Mahdi :
Tahap, Strategi dan Pelaku utama
1 Rebut tanah Hijaz [ Inggris + Al Saud ]
2 Hancurkan Tasawuf [ Wahhabisme ]
3 Tanam narasi & kontrol, publikasi masif doktrin salafi Wahabi [ lewat Media + ulama istana ]
4 Blokir Iran, Yaman dan Syam [ Pendanaan perang, sokongan logistik dan persenjataan terhadap proxy-proxy salafi jihadis ]
5 Kuasai minyak [ Barat ]
6 Kirim pasukan [ Al Saud & koalisi Teluk ]
🕊️ Maka, musuh Mahdi bukan hanya Barat sekuler atau Zionisme, tetapi juga “umat sendiri” yang telah dikooptasi sistem Dajjal — terutama rezim yang berdiri di Hijaz dengan tanduk Wahhabisme dan persekutuan Barat.
> “Umatku akan terbagi, sebagian akan memerangi Dajjal, sebagian lagi akan menjadi tentaranya.” (HR. Ahmad)
4. Fenomena Wahabi–Al Saud : Agama di atas Nafsu Amarah
Wahabisme lahir bukan dari dinamika ruhani seperti gerakan tasawuf, tetapi dari semangat perlawanan terhadap pluralitas Islam sendiri. Ia muncul pada abad ke-18 melalui Muhammad bin Abdul Wahhab, yang membawa tafsir literal ekstrem atas ayat-ayat Al-Qur’an. Gerakan ini kemudian bersekutu dengan klan Al Saud, menciptakan simbiosis antara puritanisme agama dan ambisi kekuasaan politik.
Mereka menolak dimensi ruhani Islam—ilmu laduni, pengalaman wushul, dan tajalli dianggap sesat atau khurafat. Padahal, justru aspek inilah yang menjadi ruh Islam sejak zaman para wali dan sufi besar. Dengan menafikan dimensi ruh, agama mereka menjadi kaku dan keras, hanya berhenti pada tekstualisme, bukan penghayatan batin.
Maka tak heran, keadaan mereka benar-benar seperti firman Allah :
> “...seperti keledai yang membawa kitab-kitab tebal...” (QS Al-Jumu’ah : 5).
Mereka menghafal teks, mengulang-ulang dalil, tetapi tidak menghidupkan makna. Agama mereka berada di atas nafsu amarah, bukan pada akal yang tercerahkan atau jiwa yang tenang. Karena itu, yang lahir dari rahim ideologi mereka bukanlah peradaban, melainkan kekerasan dan radikalisme.
5. Dari Teks ke Peluru : Rahim Radikalisme Global
Dari ideologi kaku ini, lahirlah gerakan-gerakan radikal seperti Al-Qaida, ISIS, HTS, dan berbagai kelompok bersenjata lain yang memusuhi sesama Muslim lebih keras daripada terhadap musuh-musuh eksternal. Mereka seperti serigala lapar yang dilepas ke tengah umat.
Ironisnya, Israel dan Amerika Serikat tidak mereka lawan dengan kesungguhan. Bahkan dalam banyak kasus, jaringan finansial dan logistik mereka justru tidak jarang bersinggungan dengan proyek-proyek geostrategi Barat. Ini bukan kebetulan : gerakan radikal mereka menjadi alat pemecah belah dunia Islam dari dalam, agar tak pernah benar-benar bersatu.
6. Dua Tanduk Setan : Wahabi dan Inggris
Hadits Nabi ﷺ menyebut :
> “Fitnah akan muncul dari arah timur, dan dua tanduk setan akan keluar dari Najd.” (HR. Bukhari)
Jika kita baca dalam kacamata sejarah modern :
• Tanduk kanan adalah ideologi Wahabi, yang menghancurkan ruhani Islam dari dalam dengan menghapus tasawuf, tarekat, dan ilmu batin.
• Tanduk kiri adalah Inggris (dan kemudian Barat), yang memberi legitimasi politik, senjata, dan proteksi kepada Al Saud sejak awal berdirinya negara Saudi modern.
Maka yang lahir adalah Dajjal berjubah suci—sebuah kekuasaan yang memakai klaim “Penjaga Dua Tanah Suci” (Khādim al-Ḥaramayn), tetapi hatinya tunduk kepada Barat. Di sinilah letak fitnah terbesar Dajjal :
> “Bukan karena ia datang dengan tanduk, tapi karena ia datang berjubah kesucian.”
7. Memakan Saudara Sendiri, Bukan Musuhnya
Lihatlah jejak sejarah :
>Mereka mendukung penumpasan perlawanan Islam di Yaman, Suriah, dan negara Muslim lain.
>Mereka membiayai kelompok radikal yang akhirnya membunuh sesama Muslim.
>Tetapi terhadap Israel dan Amerika, mereka justru melunak bahkan bersekutu secara strategis.
Mereka seperti serigala yang mencabik sesama kawanan domba, bukannya memburu singa. Fitnah ini jauh lebih berbahaya dibanding musuh luar, sebab musuh luar akan kelihatan dan bisa dilawan, tetapi pengkhianat dalam selimut bisa membuat islam hancur dari dalam tanpa disadari.
8. Proyeksi Eskatologis : Tanduk Setan dan Gerbang Dajjal
Hadits Nabi ﷺ :
> “Fitnah akan muncul dari arah timur… dan dua tanduk setan akan keluar dari Najd.” (HR. Bukhari)
Najd pada masa Nabi bukanlah Irak sebagaimana sering dipelintir—melainkan wilayah tengah Jazirah Arab, yang kini masuk wilayah Arab Saudi (Riyadh dan sekitarnya). Dari situlah muncul dua tanduk setan : ideologi Wahabi dan kekuatan politik Al-Saud yang didukung Inggris dan Barat.
Inilah “gerbang fitnah akhir zaman”. Dajjal tidak muncul secara tiba-tiba seperti film fiksi. Ia menyiapkan struktur global melalui tiga pilar besar:
1. Pilar ideologi – membunuh ruhani Islam dari dalam (Wahabi).
2. Pilar kekuasaan – Al Saud dengan klaim Penjaga Dua Tanah Suci.
3. Pilar sistem global – Inggris & Barat sebagai pelindung politik dan teknologi.
Ketika tiga pilar ini menyatu, terbentuklah panggung akhir zaman, sebagaimana telah diberitakan oleh Rasulullah ﷺ.
9. Dajjal Berjubah Suci : Fitnah yang Paling Menyesatkan
Fitnah Dajjal bukanlah mata satu secara fisik, melainkan satu cara pandang — dunia dilihat dari materialisme semata, dan ruhani diputus dari pusatnya.
Dajjal yang beroperasi lewat struktur kekuasaan Arab Teluk ini sangat berbahaya karena ia tidak datang sebagai musuh, tetapi sebagai “pelindung Islam” :
Al Saud menyebut dirinya Khādim al-Ḥaramayn (Penjaga Dua Tanah Suci), sehingga banyak umat Islam tertipu dan tidak curiga.
Masyarakat Muslim dunia menghormati Mekah dan Madinah, padahal kota suci itu kini dikendalikan oleh rezim yang menjadi bagian sistem Dajjal.
Agama dijadikan kulit kemasan, bukan ruh kehidupan.
Maka benar sabda Nabi ﷺ :
> “Fitnah Dajjal adalah fitnah terbesar…” karena ia datang dengan baju kebenaran, tapi ruhnya kegelapan.
10. Tandanya Sudah Terlihat Jelas
Lihat kondisi hari ini :
>Arab Saudi – UEA – Bahrain kini menjadi sekutu strategis Israel secara terang-terangan.
>Syariat Islam secara ruhani dibungkam, tasawuf dihapus, ulama yang kritis dipenjara.
>Kota suci Mekah dijadikan objek wisata mewah—tempat tawaf dikelilingi hotel dan mall, bukan lagi pusat getaran ruhani.
>Rezim ini menjadi penjaga panggung global Dajjal, bukan penjaga risalah Muhammad ﷺ.
Semua tanda ini selaras dengan nubuat Nabi bahwa akhir zaman akan ditandai dengan berkumpulnya kekayaan luar biasa di Jazirah, gedung-gedung tinggi, dan hilangnya ruh agama.
> “Orang-orang berlomba membangun gedung-gedung tinggi…” (HR. Muslim)
“Madinah akan ditinggalkan oleh orang-orang terbaiknya…” (HR. Ahmad)
“Dajjal tidak akan masuk Madinah, tapi kota itu akan diguncang tiga kali…[ pembangunan kota modern Neom, visi 2030 kerajaan Arab Saudi, utara Madinah ]”
11. Strategi Dajjal : Pecah dari Dalam, Bukan hanya serang dari Luar
Salah satu kejeniusan Dajjal dalam nubuatan Islam adalah ia tidak langsung menyerang umat Islam dari luar, melainkan mendirikan “markasnya” di dalam tubuh umat.
>Ia menciptakan musuh palsu (false enemy) dan pelindung palsu (false protector).
>Ia menciptakan Islam kulit — penuh teks dan ritual, tapi tanpa jiwa.
>Ia menjadikan tanah kelahiran Islam (Arab Teluk) sebagai alat pengalihan, agar dunia Islam tidak sadar bahwa ia diserang dari dalam.
Inilah sebabnya Nabi Muhammad ﷺ bersabda bahwa fitnah Dajjal adalah yang paling berat, karena hanya orang yang memiliki bashirah (penglihatan batin) yang dapat mengenalinya.
12. Posisi Garis Keturunan Nabi : Tiga Titik Pertahanan
Dalam lanskap akhir zaman saat panggung Dajjal dikuasai tanduk setan, garis keturunan Nabi ﷺ menjadi benteng ruhani terakhir :
1. Iran (Sayyid Khomeini) – mewakili ghirah dan perlawanan terhadap hegemoni Barat.
2. Yordania (Raja Abdullah II) – keturunan Nabi, meski kini tertekan hegemoni AS.
3. Maroko (Syarif Alawi) – meski ghirahnya melemah, tetap menyimpan simbol sejarah.
Banyak ulama eskatologi menilai — Al-Mahdi akan muncul dari keturunan nabi, diterjemahkan sebagai gerakan rahmatan lil alamin yang akan datang dari wilayah Timur (dalam banyak riwayat : Khurasan, yang kini meliputi Iran–Afghanistan–Asia Tengah, bisa jadi termasuk Rusia dan Tiongkok ).
13. Penutup : Antara Tanduk dan Tajalli
Dua tanduk setan (Wahabi–Barat) adalah simbol dari dua kutub fitnah akhir zaman :
>Tanduk kanan : membunuh ruhani Islam dari dalam (literalitas tanpa ruh).
>Tanduk kiri : menguasai politik dan ekonomi dunia Islam lewat kolonialisme modern.
Namun Allah tidak akan membiarkan Dajjal menang selamanya. Tajalli kebenaran akan muncul melalui Al-Mahdi dan Isa Al-Masih — bukan lewat sistem tanduk, tapi lewat ruh yang murni.
> “Allah akan menyempurnakan cahaya-Nya walaupun orang-orang kafir membencinya.” (QS Ash-Shaff: 8)
🌿 Penutup : Ketika Jubah Kesucian Dipakai oleh Dajjal
Sejarah akhir zaman bukan sekadar rangkaian peristiwa politik, tetapi perang ruhani yang mendalam antara cahaya dan kegelapan. Dajjal tidak selalu datang dengan wajah yang jahat—ia sering menyamar dengan jubah suci. Maka fitnah yang paling berbahaya justru bukan dari luar Islam, melainkan dari dalam rumah Islam sendiri, ketika simbol-simbol kesucian dijadikan tameng untuk melayani kekuatan kegelapan.
“Dua tanduk setan” dari Nejd adalah contoh nyata bagaimana agama bisa dijadikan kendaraan untuk hegemoni duniawi. Satu tanduk menyodorkan ideologi keras yang kering dari ruhani, tanduk lainnya menawarkan kekuatan dunia barat yang mengatur panggung global. Bersama-sama, keduanya menciptakan sistem yang mengikat umat, bukan membebaskannya.
Namun sebagaimana dijanjikan Nabi ﷺ, fitnah itu akan pecah dari dalam. Dan ketika dua tanduk itu patah, cahaya akan kembali kepada sumbernya — Ka’bah sebagai pusat tauhid sejati, bukan sebagai panggung politik. Al-Mahdi tidak akan mewarisi sistem Dajjal, tapi akan membersihkannya.
> “Iman akan kembali ke Madinah sebagaimana ular kembali ke lubangnya.”— (HR. Bukhari)
Maka tugas orang-orang yang tercerahkan bukanlah mengejar singgasana, melainkan menjaga ruh, agar tidak ikut terseret arus tanduk Dajjal. Mereka adalah orang-orang yang melihat di balik simbol, membedakan mana yang benar-benar suci dan mana yang hanya menyamar sebagai suci.
🌿 Akhir zaman bukan tentang siapa yang berkuasa, tapi tentang siapa yang mampu menjaga cahaya di tengah fitnah.
-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar