By. Mang Anas
Yang benar adalah yang kebalikannya.
Ketahuilah bahwa hakikat alam kandungan itu adalah tanah [ daratan ], dan bahwa hakikat dunia ini adalah air [ lautan ] dan dunia ini pada hakikatnya adalah dingin. Itulah mengapa sang jabang bayi begitu lahir ke alam dunia ia menangis dan tangannya nampak keras mengepal.
Kita pada saat hidup di alam kandungan bukankah merasa tenang, tentram dan nyaman serta merasa tidak kurang suatu apapun. Tetapi kenapa begitu lahir kedunia kita satu sama lain ternyata harus bersaing, saling beradu kuat, harus saling mengalahkan dan bahkan harus saling menginjak. Bukankah itu berarti sama dengan fenomena kapal karam, peristiwa yang membuat kita semua panik. Dalam situasi seperti itu hampir kita semua menyangka bahwa andai saja kita tidak saling menarik atau tidak saling menginjak maka kita bisa mati tenggelam dan tidak akan selamat. Jadi pahamilah manakah yang sebenarnya darat, dan yang sebenarnya lautan.
Mengapa sang jabang bayi bisa mengetahui hal itu sementara kita [ orang dewasa ] tidak dapat menyadarinya.
Jawabnya, karena sang jabang bayi masih lekat dengan kemurniannya sementara kita [ orang dewasa ] sudah kehilangan semua kemurnian itu. Kita sudah tidak lagi peka, maka kita tidak lagi dapat melihat hal hal yang sifatnya hakikat.
Dan kita baru akan menyadari semua hakikat kesejatian itu kembali disaat nanti kita menghadapi sakaratul maut. Jadi penyaksian kesadaran hakikat itu hanya akan muncul dua kali saja dalam kehidupan kita, yaitu disaat kita lahir dan disaat menjelang kita mati.
Itulah alasannya mengapa setiap kali kita mendirikan shalat tahajud, Allah Swt memerintahkan kita untuk menutup rangkaian tahajud kita itu dengan doa berikut ini,
وَقُل رَّبِّ أَدْخِلْنِى مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِى مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَل لِّى مِنْ لَّدُنْكَ سُلْطٰنًا نَّصِيرًا
"Dan katakanlah (Muhammad), ya Tuhanku, masukkan aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkan (pula) aku ke tempat keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolong(ku)." (QS. Al-Isra' 17: Ayat 80)
وَالسَّلٰمُ عَلَىَّ يَوْمَ وُلِدتُّ وَيَوْمَ أَمُوتُ وَيَوْمَ أُبْعَثُ حَيًّا
"Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali." (QS. Maryam 19: Ayat 33)
وَقُلْ جَآءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبٰطِلُ ۚ إِنَّ الْبٰطِلَ كَانَ زَهُوقًا
"Dan katakanlah, "Kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap." Sungguh, yang batil itu pasti lenyap." ( QS. Al-Isra' 17: Ayat 81)
□ Perhatikan redaksi al Quran dalam surat Al-Isra' 17: Ayat 80 diatas, kenapa redaksi kalimat yang dipakai adalah " ya Tuhanku, masukkan aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkan (pula) aku ke tempat keluar yang benar ". Kenapa Allah Swt mengajari kita begitu, masuk dulu baru kemudian keluar. Apa yang dimaksud dengan masuk dalam kalimat itu dan yang dimaksudkan dengan keluar.
Yang disebut " masuk " adalah masuk ke alam dunia dari alam rahim, kata masuk identik dengan dari luas ke sempit. Dan yang disebut " keluar " adalah keluar dari alam dunia ke alam barzakh, kata keluar identik dengan dari sempit ke luas. Jadi masuk itu identik dengan sempit dan keluar identik dengan luas.
Jadi mana yang sebenarnya lebih luas, alam dunia ataukah alam rahim [ kandungan ] ?, Alam barzah [ alam kubur ] atau alam dunia ? Bukankah dalam pandangan mata lahir semua itu nampak seperti kebalik - balik.
Maka ketahuilah bahwa hakikat dari banyak hal atau segala sesuatu itu adalah justru kebalikannya. Yang jasmani itu merupakan kebalikan dari yang rohani, yang nyata [ ahirat ] itu merupakan kebalikan dari yang tidak nyata [ dunia ]. Apa yang kita anggap benar dalam pandangan akal yang tidak tersinari oleh wahyu itu hakikatnya salah, apa yang kita anggap baik dalam pandangan nafsu itu sebenarnya buruk.
Apa yang kita sangka luas dalam pandangan mata dohir itu sebenarnya sempit, apa yang kita kira darat di alam ilusi dan alam imajinasi [dunia] ini pada hakikatnya lautan, apa yang kita anggap panas itu hakikatnya dingin. Dan apa yang kita anggap pahit itu hakikatnya manis dan yang enak itu hakikatnya susah.
Itulah mindset yang benar dalam pandangan ilmu hakikat. Yaitu yang benar adalah yang kebalikannya. Itulah tujuan Allah Swt memuat kisah Musa dan Khidir dalam al Quran. Tetapi sangat sedikit sekali manusia yang mampu memahaminya.
Jadi jangan bodoh dan jangan kita sampai terjebak oleh mindset setan. Sadari bahwa mereka adalah pemburu - pemburu yang sangat pandai, setan bekerja sangat profesional, dan mereka semuanya adalah para pembuat perangkap yang sangat ahli.
Maka penting bagimu membekali diri dengan ilmu, utamanya memahami ilmu hakikat yang kesemuanya sudah tertuang didalam al Quran. Camkan ini baik - baik bahwa apa yang dikatakan al Quran itu kesemuanya adalah ilmu hakikat dan merupakan kebenaran mutlak. Itulah makanya kenapa al Quran harus diturunkan malalui wahyu, karena andai saja kebenaran semacam itu tidak diwahyukan maka akal pikiran manusia pasti tidak akan mampu menjangkaunya.
Kita tahu bahwa zina itu buruk. Berjudi, mencuri dan bermabok- mabukan itu buruk. Dan bahwa menindas dan merampas nyawa dan hak orang itu buruk. Itu karena hasil pendidikan. Andai saja tidak ada pendidikan dan andai saja sistem pendidikan kita ini tidak didasari oleh nilai - nilai wahyu maka mungkin selamanya kita tidak akan tahu bahwa itu buruk.
Bukankah kaum Luth menganggap bahwa Lesbi dan homosek itu baik baik saja, bukankah Fir'aun dan orang orang jahiliyah menganggap bahwa berbuat kerusakan, membunuh bayi - bayi, memberlakukan sistim perbudakan serta menindas kaum perempuan itu sah, lumrah dan baik - baik saja. Dan bukankah hal yang sama tetapi dalam bentuk baru masih terus terjadi hingga sekarang. Yakni :
1. Perang modern, perusakan lingkungan, penjarahan sumber - sumber daya alam negara negara miskin oleh perusahaan perusahaan global dan trans-nasional dalam skala yang sangat masif dan berlebih - berlebihan, dan itu dapat dilakukan tanpa hambatan dan malah dipayungi dengan undang - undang dan sejumlah peraturan oleh sejumlah negara.
2. Konspirasi global, manipulasi media, penyesatan informasi dan penjungkir balikan fakta yang terus - menerus dilakukan oleh para buzzer dan lembaga lembaga penyiaran dan malah terus disokong dan dibiayai oleh kaum oligarki, kelompok tertentu dan penguasa diberbagai belahan dunia.
3. Minum minuman keras [narkoba] , sex bebas dan eksploitasi terhadap perempuan dengan dalih iklan dan promosi yang dilakukan secara masif oleh berbagai perusahan diseluruh belahan dunia .
4. Fenomena penindasan dan eksploitasi terhadap kaum buruh, orang - orang miskin dan kelompok - kelompok lemah oleh kelompok yang lebih kuat dan orang - orang kaya yang dibekingi oleh para penguasa diberbagai negara dan malah dilindungi dengan undang - undang dan sejumlah peraturan.
Itulah contoh - contoh kasus bahwa untuk menemukan kebenaran hakiki itu mengandalkan kemampuan akal saja tidak cukup.
الٓر ۚ تِلْكَ ءَايٰتُ الْكِتٰبِ الْحَكِيمِ
"Alif Lam Ra. Inilah ayat-ayat Al-Qur'an yang penuh hikmah." (QS. Yunus 10: Ayat 1)
وَإِنَّهُۥ فِىٓ أُمِّ الْكِتٰبِ لَدَيْنَا لَعَلِىٌّ حَكِيمٌ
"Dan sesungguhnya Al-Qur'an itu dalam Ummul Kitab (Lauh Mahfuz) di sisi Kami, benar-benar (bernilai) tinggi dan penuh Hikmah." (QS. Az-Zukhruf 43: Ayat 4)
□ Tahukah kalian apakah yang dimaksud dengan kata Hikmah pada kedua ayat itu ? Itulah ilmu hakikat. Dan saya bisa mengatakan hal ini dengan tegas karena saya memang pernah mengalami sendiri hal itu [ pengajaran ilmu hakikat ].
Masih sulit mencernanya ?
Tahukan kamu bahwa,
1.Hakikat kehidupan ini adalah cermin dari Al Haq [ yakni dari pantulan cahaya Allah Swt ].
2.Dan didalam cermin itu dimensi ruang menjadi terbalik, sisi kanan nampak sebagai kiri dan sisi yang kiri justu nampak sebagai yang kanan.
3.Bahwa segala apa yang nampak ini justru berbeda 180 derajat dari kenyataannya.
4.Bahwa apa yang nampak sebagai susah dan berpayah - payah itu justru itu hakikatnya adalah nikmat [ surga ]
5.Sementara apa yang nampak sebagai happy - happy, istirahat dan bermalas - malasan itu hakikatnya adalah susah [ neraka ].
6.Dan apa yang kita lihat sebagai kepuasan batin itu kenyataannya adalah pemuasan dohir.
7.Itulah makanya kenapa Allah Swt mengatakan bahwa hakikat kehidupan dunia ini adalah permainan, dan dalam permainan itu banyak dari kita yang tersesat, terlena dan terjebak.
8.Dan karena dunia ini pada hakikatnya adalah permainan maka kehidupan ahirat [ masa depan ] itu pasti akan jauh lebih baik, nyata, kekal dan sempurna. Itulah keterangan yang tertulis dalam suhuf Ibrahim dan suhuf Musa.
Begitulah hakikat kehidupan itu jika saja kita mampu melihatnya secara batin, dalam lingkup kebenaran hakikat, dan dengan cara pandang Khidir.
" Laisa kamislihi saiun ", tidak ada sesuatupun yang serupa dengannya, itulah hakikat ke ilahian kala ia harus memandang dunia yang kita sangka sebagai materi [ nyata ] tetapi pada kenyataannya ini cuma sekedar imajinani, alam ilusi dan hanya kehidupan di dalam mimpi.
Masih bingung juga....?
Masuklah ke Alam Khidir. Segera, dan jangan merasa nyaman dengan terus - terusan berdiri diluar.
Semoga tulisan ini bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar