Halaman

Senin, 21 Juni 2021

Citra Tuhan dalam diri Manusia

By Mang Anas


1. Mengapa manusia disebut sebagai Citra dari Tuhan ? 

Karena dari 99 sifat Tuhan itu, 48 diantaranya telah diberikan- Nya kepada manusia.

Maka dalam versi jagat alit manusia itu adalah rabb bagi dirinya sendiri, dan sebagai rabb maka manusia harus mampu mengatur, memelihara dan mendayagunakan 48 potensinya yang ada padanya itu untuk menyelaraskan dirinya dengan kondisi yang berkembang dilingkungan jagat gedenya.

Potensi berupa Nafs [ fitrah ] yang berasal dari sifat sifat Tuhan itu sengaja ditanamkan kepada diri manusia agar supaya manusia itu bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok pribadi yang dikehendaki oleh Tuhan, yaitu menjadi insanul kamil atau manusia sempurna.

Tuhan menciptakan para Malaikat sebagai subsistem alam semesta fungsinya adalah untuk membantu dan melayani manusia agar mereka semua [ umat manusia ] dapat terus tumbuh dan berkembang mencapai kesempurnaannya. Sedangkan iblis diciptakan untuk  merongrongnya dan menghalanginya. Malaikat dan iblis dalam dunia jagat alit manusia itu akan bertranformasi menjadi bentuk dorongan eksternal, dan dorongan eksternal itu pada ahirnya akan turut mempengaruhi warna dan persifatan manusia. 

Dalam diri manusia faktor - faktor eksternal yang berasal dari dorongan malaikat dan iblis itu akan masuk tahap demi tahap dan gelombang demi gelombang lewat cara manusia dalam mengambil keputusan atau saat manusia  itu mengambil pilihan [ kaifa takhkumun ?  ]. Semakin sering ia mengambil keputusan yang bertentangan dengan hati nuraninya [ diri murni atau fitrah ] maka fitrah dirinya akan menjadi semakin gelap, tumpul, jahat dan kotor,  dan semakin sering ia mengambil keputusan yang selaras dengan suara hati nuraninya maka diri manusia itu akan tumbuh menjadi semakin bersih, semakin bercahaya, hijabnya semakin menipis, mata hatinya akan menajam hingga ahirnya ia akan  dapat merobek dan keluar dari lapisan hijabnya, lalu ia akan masuk ke alam Nur dan dapat memandang wajah Tuhannya.

2. Kenapa manusia harus dapat bertranformasi menjadi insan kamil ? 

Agar manusia bisa melakukan peran kekhalifahannya dimuka bumi dengan baik.

3. Mengapa mesti manusia yang ditunjuk menjadi khalifah ?  

Karena Tuhan telah memberikan kepada manusia tiga hal, yaitu kecerdasan yang sempurna,  potensi fitrah [ Moral ] dan kebebasan memilih.

4. Mengapa manusia harus diuji dengan beragam cobaan ? 

Hakikat dari Ujian adalah sarana bagi manusia untuk dapat meningkatkan kualitas dirinya, lewat cobaan dan penderitaan itulah manusia dicetak dan ditempa agar ia dapat tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, kuat dan bisa mengatasi segala masalah. Jadi hakikat dari cobaan, ujian dan penderitaan adalah alat penyempurna jiwa manusia.

Dengan cara itu maka potensi peradaban yang ada didalam diri manusia [ yaitu kecakapan, kapasitas intlektual, watak, ketahanan moral dan kemampuannya dalam memilih dan mengambil keputusan ] dari waktu ke waktu dan dari generasi ke generasi akan terus tumbuh dan berevolusi menjadi bertambah maju dan berkembang semakin sempurna.

5. Apakah itu berarti bahwa tujuan penciptaan manusia itu hakikatnya merupakan sebuah eksperimen ? 

Benar, boleh dibilang begitu.

6. Mengapa Tuhan butuh ber- eksperimen  ?

Yang harus bereksperimen bukan Tuhan tetapi Manusia itu sendiri. Sebab Tuhan sedari awal Dia menciptakan manusia sudah mengetahui akan seperti apa jadinya perkembangan bentuk - bentuk transformasi intlektual, kecakapan, ketahanan moral dan kemampuan manusia dalam memilih dan mengambil keputusan itu dari fase ke fase, dari bentuknya yang paling rendah [ perimitif ] sampai ke yang paling tertinggi. Peran Tuhan dalam hal ini hanyalah memberikan berbagai fasilitas, lalu kemudian menstimulus  manusia dengan berbagai ujian, cobaan dan  permasalahan. Tujuannya tidak lain agar kemampuan manusia dalam mengatasi tantangan dan berbagai permasalahan dapat selalu tumbuh dan berkembang. Menyadari bahwa manusia itu meskipun telah dikarunia sejumlah kemampuan tetapi tingkat kemampuannya tidak seperti diri - Nya maka dengan kasih - sayang- Nya , maka Allah pun kemudian memilih beberapa orang diantara manusia untuk dianugerahi Nur Muhammmad agar dengannya orang yang Ia pilih itu dapat langsung memandang wajah- Nya. Kemudian kepada orang itu Ia memberinya wahyu dan kitab - kitab yang berisi tuntunan bagaimana cara manusia dapat menyempurnakan dirinya agar ia dapat mengenal- Nya dan dapat memandang diri- Nya lewat rahsa dan mata batinnya. Sebagaimana firmannya,

  ۖ وَإِنَّ لَهُۥ عِنْدَنَا لَزُلْفٰى وَحُسْنَ مَئَابٍ

" Dan sungguh, dia mempunyai kedudukan yang benar-benar dekat di sisi Kami dan tempat kembali yang baik." - (QS. Sad 38: Ayat 25)


7. Sampai kapan hal itu akan berlangsung ? 

Sampai setiap jiwa dapat mencapai titik kesempurnaannya.

8. Bagaimana kalau manusia itu meninggal sebelum dirinya sempurna [ belum mencapai titik Mutmainnah ] ?

Ia akan terus berproses menuju kesempurnaan, tetapi proses itu akan berlangsung dialam yang berbeda dan dengan wahana yang berbeda yang keadaannya akan jauh lebih sulit, lebih berat dan akan jauh lebih lama dibanding jika ia melakukannya di bumi [ dunia kita sekarang ].

Sebab diantara semua wahana transformasi yang diciptakan Tuhan, alam dunia inilah satu satunya tempat atau wahana transformasi yang paling ideal. Wahana bumi atau alam dunia sebagai media proses transformasi jiwa manusia itu ibaratnya seperti proses tranformasi Janin menjadi Bayi dalam kandungan ibunya, atau seperti proses transformasi sebuah putik didalam sebuah telur. Keduanya adalah wahana yang paling ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan embrio.

9. Bagaimana proses transformasi manusia dialam lain itu terjadi ? 

jika proses transformasi jiwa manusia dialam dunia belum sempurna maka proses transformasi itu akan berlanjut dialam berikutnya yaitu di alam " Penyesalan " [ Lawwamah ]  , yaitu alam barzakh, padang mahsyar, mizan dan di neraka.  Itu akan sangat berat dan prosesnya akan berlangsung sangat lama dan akan memakan waktu yang jauh lebih panjang. Sebab ia harus melakukan proses transformasi itu bukan ditempat yang semestinya, sebagaimana dialam dunia. Sebagaimana firmannya,

  ۖ وَالَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ فِىٓ ءَاذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى  ۚ أُولٰٓئِكَ يُنَادَوْنَ مِنْ مَّكَانٍۢ بَعِيدٍ

"Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, dan (Al-Qur'an) itu merupakan kegelapan bagi mereka. Mereka itu (seperti) orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh."- (QS. Fussilat 41: Ayat 44)

10. Apakah semua jiwa manusia pada ahirnya akan dapat mencapai titik kesempurnaan [ Titik Mutmainnah ] ?

Betul, Semua manusia pada ahirnya akan mencapai titik itu, hanya saja prosesnya ada yang memakan waktu sangat panjang dan ada yang dalam tempo pendek dan singkat,  ada yang cukup di dunia dan ada yang masih akan terus berlanjut diahirat.

11. Bagaimana titik ahirnya ? 

Titik ahirnya adalah semua jiwa itu akan kembali kepada Tuhannya tetapi harus sudah dalam keadaan sempurna sebagaimana firmannya,

 ثُمَّ إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ 

Kemudian kepada-Nya tempat kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. " - [ Al-An'am 6:60 ]

اوَأَنَّ مَرَدَّنَآ إِلَى ٱللَّهِ وَأَنَّ ٱلْمُسْرِفِينَ هُمْ أَصْحَٰبُ ٱلنَّارِ 

" Dan sesungguhnya tempat kembali kita pasti kepada Allah, dan sesungguhnya orang-orang yang melampaui batas, mereka itu akan menjadi penghuni neraka. " - [ Ghafir 40:43 ]

يَٰٓأَيَّتُهَا ٱلنَّفْسُ ٱلْمُطْمَئِنَّةُ 

" Wahai jiwa yang tenang! "- [ Al-Fajr 89:27 ]

ٱرْجِعِىٓ إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً 

" Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai

12. Lalu bagaimana cara manusia agar bisa berhubungan dengan Tuhannya dan selalu berada dalam bimbingannya ?

Didalam fitrah manusia tertanam 48 sifat Tuhan, maka lewat fitrah itulah Tuhan akan menyapa manusia dan dengan potensi fitrah itu pula manusia bisa berhubungan dan menyambungkan dirinya dengan Tuhannya. Sebagaimana firmannya,

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِىٓ ءَادَمَ وَحَمَلْنٰهُمْ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ وَفَضَّلْنٰهُمْ عَلٰى كَثِيرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا

"Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak-cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna."- (QS. Al-Isra' 17: Ayat 70)

ثُمَّ سَوّٰىهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِنْ رُّوحِهِۦ  ۖ وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصٰرَ وَالْأَفْئِدَةَ  ۚ قَلِيلًا مَّا تَشْكُرُونَ

"Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam (tubuh)nya dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani [ fitrah ] bagimu, (tetapi) sedikit sekali kamu bersyukur." - (QS. As-Sajdah 32: Ayat 9)

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلٰىٓ أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ  ۖ قَالُوا بَلٰى  ۛ شَهِدْنَآ  ۛ أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هٰذَا غٰفِلِينَ

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab, "Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, "Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini,"- (QS. Al-A'raf 7: Ayat 172)

13. Apa saja 48 sifat Tuhan yang ditanamkan kedalam diri manusia  ?

وَعَلَّمَ ءَادَمَ الْأَسْمَآءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلٰٓئِكَةِ فَقَالَ أَنۢبِئُونِى بِأَسْمَآءِ هٰٓؤُلَآءِ إِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِينَ

"Dan Dia ajarkan kepada Adam asma - asma semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat seraya berfirman, "Sebutkan kepada-Ku nama semua ini, jika kamu yang benar!" - (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 31)

1. " Ar Rahman " yang Maha pemurah, 

2. " Ar Rahim" yang Maha mengasihi, 

3. " Al Khalik " yang Maha pencipta, 

4. " Al Bari " yang maha menjadikan, 

5. " Al Musawwir " yang Maha pembentuk,

6. " Al Alim" yang Maha mengetahui, 

7. " Al Mu'izz" yang Maha memuliakan, 

8. " Al Fatah " yang Maha Pembuka, 

9. " Al Hadi " yang Maha memberi petunjuk,  

10. " Ar Rafik " yang Maha peninggi, 

11. " Al Latif " Maha lembut, 

12. " Al Hafiz " yang Maha memelihara, 

13. " Al Muqit " yang Maha Menjaga, 

14. " Al Hakim " yang Maha Bijaksana," 

15. Al Adil" yang Maha adil, 

16, " Al Sami " yang Maha Mendengar, 

17. " Al Basir " yang Maha melihat,  

18. " Al Wadud " yang Maha penyayang, 

19. " Al Majid " yang Maha Mulia, 

20. " As Syahid " yang Maha Menyaksikan, 

21. " Al Wajid " yang Maha penemu, 

22. " Al Qadir "  yang Maha Berupaya, 

23. " Al Muqtadir " yang Maha berkuasa, 

24. " Al Qayyum " yang Maha berdiri sendiri, 

25. " As Samad " yang Menjadi tumpuan, 

26. " Al Wali " yang memerintah, melindungi

27. " Al Barr " yang membuat kebajikan,

28.  " Al Badi " yang Maha Pencipta yang tiada bandingannya, 

29. " Al Warith " Yang Maha mewarisi 

30.  " Ar Rasyid " yang Memimpin kepada kebenaran. 

31. " Al Mu'min " yang Memberi keamanan

32.  " Al Muhaimin " yang Mengatur

33. " As Salam " yang Maha memberi kesejahteraan,

34. " Al Baasith " yang Maha melapangkan

35. " Al Afuww " yang Maha Pemaaf

36.  " Ar Ra'uuf "  yang Maha Pengasuh

37. " Al Jamii' " yang Maha Mengumpulkan

38. " Al Ghaniyy " yang Maha kaya

39. " As Shabuur " yang Maha Sabar

40. " An Nafii " yang Memberi manfaat

------ ☆☆☆ ----------

41. " Al Malik" yang Maha menguasai 

42. " Al Jabbar " yang Maha kuat dan menundukan, 

43. " Al Muzill " yang Maha Menghina, 

44. " Al Qaabidh " yang Maha Menyempitkan

45. " Al Mutakabbir " Yang memiliki kebesaran dan kemegahan

46. " Al Muntaqim " yang Pemberi balasan

47. " Al Maani " yang Maha mencegah

48. " Ad Dhaar " yang Maha Penimpa kemudharatan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar