By Mang Anas
A. Rahasia Kebersatuan
Allah SWT mengingatkan hambanya untuk selalu berprasangka baik kepada-Nya.
قال النبي - صلى الله عليه وسلم - : يقول الله تعالى : أنا عند ظن عبدي بي ، وأنا معه إذا ذكرني
”Rasulullah SAW bersabda,’ Sesungguhnya Allah berkata: "Aku sesuai prasangka hambaku pada-Ku dan Aku akan bersamanya apabila ia mengingat -Ku" (HR Muslim)
Ibnu Atha'illah dalam kitab Hikam mengungkapkan bahwa siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah, maka lihatlah seberapa tinggi kedudukan Allah dalam hatinya. Demikian pula, siapa yang ingin mengetahui seberapa dekat Allah dengan dirinya, maka lihatlah seberapa dekat Allah dengan hatinya.
Dalam hadits ini tersirat sebuah ajakan dari Rasulullah SAW agar kita berusaha selalu dekat dengan Allah SWT, berbaik sangka dan tidak berburuk sangka kepada-Nya. Karena Allah SWT " berbuat " sesuai prasangka hamba-Nya. Bila seorang hamba berprasangka bahwa Allah itu jauh, maka Allah pun akan " menjauh ", sebaliknya bila ia berprasangka bahwa Allah itu dekat, maka Allah pun akan "mendekat" kepadanya.
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِى وَلْيُؤْمِنُوا بِى لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu [ Muhammad ] tentang Aku, maka [ katakan ] Aku dekat, Aku dekat. Aku akan mengabulkan permohonan hamba hambaku jika ia bermohon kepada-Ku. Tetapi hendaklah mereka itu memenuhi [ perintah] -Ku dengan tulus dan banyak mengingat Aku agar mereka mendapat petunjuk [ yaitu anugerah berupa Ilmu dan Hikmah Ketuhanan ] ". - (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 186)
Allah tidak pernah membuat jarak dengan manusia. Manusia sendiri yang membuat jarak dengan Allah. Demikian pula, Allah tidak pernah menghambat manusia untuk sukses, tapi manusia sendiri yang menghalangi dirinya untuk sukses. Kunci dari semua itu adalah pikirannya. Manusia adalah bentukan pikirannya. Tak heran bila Norman Vincent Peale mengatakan, " You are what you think! "; Anda adalah apa yang Anda pikiran.
B. Kehendak yang menjadi nyata dan doa yang dikabulkan dalam kalimah " Kun Fa yakun " dan asma "As Somad ".
Kehendak yang menjadi nyata dan doa doa yang dikabulkan itu semuanya harus berangkat dari sebuah proses sebagaimana digambarkan dalam ketiga term yang tersebut dibawah ini,
وَإِذَا قَضٰىٓ أَمْرًا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُۥ كُنْ فَيَكُونُ
" Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu." - (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 117)
اللَّهُ الصَّمَدُ
"Allah tempat meminta segala sesuatu." - (QS. Al-Ikhlas 112: Ayat 2)
Atau dalam bahasa wangsit yang pernah saya terima ayat itu dimaknai : " Gulati ISUN kuh aja mendih - mendih, ISUN kuh ana ning sajerone Atine Ira _ Mencari AKU itu jangan kemana - mana, AKU ini ada dan bersemayam di kedalaman hatimu sendiri ". Yang maksudnya manakala diri kita ini senantiasa mengingat - Nya maka sesungguhnya DIA itu akan selalu ada bersama kita. Kehendak Dia akan mewujud menjadi kehendak kita dan kehendak kita akan menjadi kepanjangan tangan dari kehendak - Nya atau Kehendak- ku muncul karena kehendak DIA dan kehendak DIA akan muncul menjadi kehendak - ku [ prinsip kebersatuan ].
Baik mari kita kembali ke topik. Bila kita kaji lebih dalam maka kita akan dapati bahwa di kedua ayat itu, yakni antara QS. Al-Baqarah 2: Ayat 117 dan QS. Al-Ikhlas 112: Ayat 2 , ada kesamaan esensi, dan bahkan bisa dikatakan kesamaan dari keduanya identik.
وَإِذَا قَضٰىٓ أَمْرًا = اللَّهُ _ Kehendak Sang Khalik [ Subyek dari kehendak ].
فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُۥ = ال _ Makhluk [ obyek dari kehendak ].
كُنْ فَيَكُونُ = صَّمَدُ _ Maka Terjadilah kehendak- Nya [ Manifestasi dari kehendak ].
Atau :
وَإِذَا قَضٰىٓ أَمْرًا = اللَّهُ _ Takdir hambanya [ Guratan Takdir si hamba yang tersimpan di Lauhul Makhfudz, tetapi Tuhan punya kuasa untuk mengubahnya " On Time " kapan saja jika Dia berkehendak _ QS. Ar Ra'ad 13 : 39 ].
فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُۥ = ال _ Kesiapan diri hamba [ Keadaan Rohani si hamba, apakah dia merasa dekat atau jauh dengan Tuhan _ Lihat Hadist diatas ].
كُنْ فَيَكُونُ = صَّمَدُ _ Maka terkabullah doa hambanya [ kehendak hamba itu menjadi nyata karena kehendak hamba itu sudah menyatu dengan kehendak Tuhan ]. Atau pada hakikatnya kedirian sang hamba itu sudah tidak lagi ada, karena kediriannya sudah lebur kedalam kehendak Yang Maha Kuasa.
Atau :
كُنْ = ص = _Jadilah _ Input
ف = م = _Maka _ Proses
يكون = د = _Jadilah sesuatu itu _ Out put
● Term Pertama _ " Apabila Dia Hendak menetapkan sesuatu " [ وَإِذَا قَضٰىٓ أَمْرًا ] , yang dimasud dengan kata Dia disini adalah = اللَّهُ yang Maha Berkehendak.
● Term tengah _ Dia hanya berkata kepadanya [ فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُۥ ], yang dimaksud dengan kata " kepadanya " disini adalah = ال yang secara tersirat maknanya dinisbatkan kepada obyek dari suatu kejadian, yaitu Makhluk. Kalimah الصَّمَدُ yang terdiri dari kata ال dan صمد itu jika kita telisik lebih dalam maka maknanya mengandung pengertian sebagai berikut : صمد yaitu Allah " yang maha mengabulkan doa, hajat dan kebutuhan seluruh makhluknya. Didalam kata ال itu Allah membeberkan beberapa syarat yang harus ditempuh oleh makhluknya jika ingin doa - doanya atau hajatnya terkabul atau terpenuhi. Yaitu : " hendaklah mereka itu memenuhi [ perintah] -Ku dengan tulus dan banyak mengingat Aku " - (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 186).
● Term ke Tiga _ "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu [ كُنْ فَيَكُونُ ], maka apabila semua syarat - syarat yang ditentukan Tuhan itu telah seluruhnya dipenuhi oleh hambanya maka terjadilah yang namanya كُنْ فَيَكُونُ.
Inilah rahasianya kenapa doanya Para Auliya dan para kekasih Allah itu dengan cepat dikabulkan Tuhan. Ternyata rahasianya terletak pada dua hal itu, yaitu ketulusan dhamanya kepada Allah dan kebersatuan dirinya dengan Tuhan yang dalam bahasa al quran digambarkan dalam terminologi " hendaklah mereka itu memenuhi perintah -Ku dengan tulus [ dharma ] dan banyak mengingat Aku [ kebersatuan hamba dengan Tuhannya ] " - (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 186).
Wallahu alam. Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar