Halaman

Senin, 30 September 2024

Nur Muhammad dan Empat Komponen Mesin Maha Cerdas Alam Semesta

By Mang Anas 


Topik ke 4  : 

1. Bahwa  الحمد sebagai al qolam, dikatakan demikian karena hakikat Alhamdu adalah Nur Muhammad.

2. Dikatakan الرحمن sebagai Arsy, karena Ar Rahman lah yang bertahta di atas Arsy [ Ar Rahmansnu alal arsy tawa ]

3. Dikatakan الرحيم sebagai Lauhul Mahfudz, adalah karena hakikat Lauhul Mahfudz [ الرحيم ] adalah merupakan batin bagi Al Qolam [ الرحمن ]. Antara الرحمن dan الرحيم adalah ibarat Dohir dan batin, ibarat Adam dan hawa, atau ibarat ayah dan ibu atau ibarat Raga dan jiwa.

 4. Adapun hakikat ملك sebagai Kursi, diatas sudah dijelaskan dengan baik. 


1. الحمد (Al-Hamd) sebagai Al-Qolam

Al-Hamd sebagai pujian tertinggi pada Allah memiliki hakikat sebagai Nur Muhammad. Nur Muhammad, menurut ajaran hakikat, adalah tajalli pertama Allah SWT yang ke kemudian menjadi asal dari segala sesuatu. Sebagaimana dengan Al-Qolam yang juga merupakan wujud pertama, yang berfungsi sebagai pena untuk menuliskan ketetapan takdir atas segala sesuatu sebelum segala sesuatu itu ada [ diciptakan ]. Maka, Al-Hamd yang mencakup keseluruhan pujian dan kesempurnaan ciptaan itu, secara hakiki adalah manifestasi dari Nur Muhammad [ Diri Allah SWT ].

Logika hakikat : Al-Qolam sebagai instrumen pertama penciptaan menuliskan seluruh ketetapan, dan hakikat Al-Hamd (Nur Muhammad) adalah pangkal dari segala Penciptaan, atau sumber dari segala makhluk, karena seluruh pujian kepada Allah terletak pada kesempurnaan penciptaan tersebut [ Al-Hamd ].  

2. الرحمن (Ar-Rahman) sebagai Arsy

Arsy sebagai wujud manifestasi kekuasaan tertinggi Allah adalah bentuk tajalli Ar Rahman (Ar-Rahmanu alal arsy istawa). Arsy adalah simbol dari kekuasaan dan kendali Allah atas seluruh alam semesta dengan  rahmat-Nya yang maha luas, mencakup seluruh ciptaan tanpa terkecuali.

Logika hakikat : Ar-Rahman yang menyelimuti Arsy menunjukkan bahwa rahmat Allah mencakup dan melampaui seluruh eksistensi. Arsy, sebagai pusat kekuasaan tertinggi, adalah tempat di mana Allah memanifestasikan rahmat-Nya dalam bentuk pengaturan semesta. Maka, Ar-Rahman adalah manifestasi dari Arsy, yang mengatur seluruh ciptaan di bawah naungan rahmat Allah yang meliputi segalanya.

3. الرحيم (Ar-Rahim) sebagai Lauhul Mahfudz

Ar-Rahim mewakili rahmat yang lebih spesifik, yaitu rahmat Allah yang terjaga seutuhnya yang diperuntukkan khusus bagi makhluk-Nya yang beriman dan bertaqwa. Dalam konteks hakikat, asma Ar-Rahim [ yang kemudian mentajalikan dirinya dalam wujud Lauhul Mahfudz ]  adalah batin dari Ar-Rahman [ Al Qolam ]. Berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan pemeliharaan segala ketetapan Allah SWT. Jadi jelaslah bahwa antara Ar-Rahman dan Ar-Rahim itu ada hubungan yang bersifat zahir dan batin yang tidak terpisahkan. 

Dalam logika kehidupan dunia, Al-Qolam ( sifat Allah yang zahir dan yang maskulin itu, adalah ibarat fungsi dari laki-laki atau ibarat diri Adam ) karena fungsinya yang menuliskan atau yang menorehkan garis-garis takdir dan ketentuan atas segala sesuatu. Dan adapun Lauhul Mahfudz itu sendiri ( yang adalah sifat Allah SWT yang batin dan yang feminim, ibarat diri perempuan atau ibarat siti Hawa ) yang adalah menjadi objek dari tulisan atau torehan Al Qolam, dan yang sekaligus juga berfungsi menjaga, merawat dan yang mewadahinya [ jika coba dicocok-cocokkan, ini mirip dengan makna simbol dari Lingga & Yoni dalam tradisi agama Hindu ], sebuah kebenaran hakiki yang terserak.

Logika hakikat: Ar-Rahim mewakili sifat batiniah yang lebih lembut dan spesifik, sama seperti Lauhul Mahfudz yang berfungsi menjaga seluruh ketetapan dari yang telah dituliskan oleh Al-Qolam. Hubungan antara Ar-Rahman dan Ar-Rahim menyerupai hubungan antara Adam dan Hawa, atau raga dan jiwa: satu adalah zahir, yang lain adalah batin. Ar-Rahman adalah manifestasi rahmat Ilahi dalam aspek yang lebih luas (zahir), sementara Ar-Rahim adalah manifestasi yang lebih spesifik dan yang menjaga dan memelihara (batin).

4. ملك (Malik) sebagai Kursi

Malik menggambarkan kekuasaan dan otoritas Allah atas seluruh ciptaan, yang mencakup alam semesta. Kursi, sebagai ruang pengaturan dan pelaksanaan takdir yang tertulis, berfungsi sebagai manifestasi kekuasaan Allah yang mengendalikan alam semesta dengan hukum-hukum-Nya.

Logika hakikat: Malik mewakili eksekusi ketetapan dan hukum-hukum Allah yang dijalankan melalui Kursi, di mana seluruh ketetapan dari Lauhul Mahfudz dilaksanakan dalam alam ciptaan.

Kesimpulan

Dalam pandangan hakikat, hubungan antara empat unsur ini dengan Surat Al-Fatihah lebih dalam daripada sekadar simbol. Al-Hamd yang kemudian mentajalikan dirinya sebagai Al-Qolam menggambarkan aspek zahir dari seluruh penciptaan (Nur Muhammad). Asma Ar-Rahman yang kemudian mentajalikan dirinya sebagai Arsy menunjukkan rahmat Allah yang besar dan menyeluruh, yang bertahta di atas seluruh makhluk yang diciptakannya. Asma Ar-Rahim yang kemudian bertajali sebagai Lauhul Mahfudz melambangkan aspek batiniah dari Al qolam yang berfungsi menjaga dan mewadahi segala ketetapan takdir. Asma Al Malik yang kemudian mentajalikan dirinya sebagai Kursi menggambarkan pelaksanaan hukum-hukum Allah yang mengatur seluruh alam semesta.

Pendekatan seperti ini tentunya jauh lebih mendalam dan mengarah pada pemahaman hakikat yang lebih utuh, karena dapat mengintegrasikan konsep spiritual dengan metafisik dan nash yang lebih esoterik. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar