Halaman

Minggu, 22 Juni 2025

Mengapa Buku- buku Eskatologi Hanya Layak Ditulis oleh Para Siddiqin ?

Mang Anas 


Mengapa Buku- buku Eskatologi Hanya Layak Ditulis oleh Para Siddiqin ? Karena fitnah akhir zaman tak terbaca oleh mata para ahli Fikih, tapi oleh cahaya batin para Ahli Hakikat yang jernih

Pendahuluan : Eskatologi Bukan Sekadar Data Masa Depan

Ilmu tentang akhir zaman (eskatologi Islam) bukan ilmu prediksi, bukan pula sekadar susunan hadits tentang kronologi kiamat.

> Ia adalah ilmu tentang kegelapan yang samar dan cahaya yang tersisa. Ia tidak bisa dikaji hanya dengan logika, tapi harus disaksikan dengan batin yang dibimbing nur.

📌 Di sinilah letak kunci :

Eskatologi adalah wilayah penyingkapan (kasyf), bukan kompilasi narasi.

Maka :

> Tanpa Siddiqin, eskatologi hanya akan menjadi ajang spekulasi, sulit dicerna, tidak mudah dipahami dan tidak bisa diterima akal sehat manusia.

1. Hadits-Hadits Eskatologi : Simbolik, Ru’yani, dan Multidimensi

Banyak hadits akhir zaman :

♥️berbicara dengan bahasa simbol,

♥️berasal dari ru’ya shadiqah Rasul,

♥️menyentuh realitas ruhani dan geopolitik sekaligus.

Contoh :

👉Hadits Dajjal bermata satu → bukan literal, tapi tanda runtuhnya dimensi ruhani manusia.

👉Hadits terbitnya matahari dari barat → bisa bermakna inversi ilmu dan orientasi peradaban.

📌 Maka mereka yang tafsirannya literal atau semata tekstual justru akan gagal menempatkan hadits pada konteks zamannya.

➡ Siddiqin adalah mereka yang mampu mengurai kabut simbol ini karena ruh mereka telah terhubung langsung ke sumber kebenaran.

2. Kesalahan Umum Para Ulama Klasik dan Pengkaji Eskatologi

Banyak ulama klasik :

🌲hanya menafsirkan hadits eskatologi dengan kerangka fiqih dan sejarah Arab.

🌲tidak mampu membayangkan perubahan zaman secara profetik.

Contoh:

🌎Mereka menyangka Ya’juj Ma’juj itu bangsa primitif di balik tembok,

🌎Mereka menyangka Dajjal adalah manusia dengan ciri fisik tertentu,

🌎Mereka menanti Imam Mahdi seperti menanti raja dari istana.

📌 Padahal semuanya adalah simbolisasi dari sistem-sistem global, ideologi, dan krisis makna.

➡ Inilah mengapa hanya Siddiqin yang bisa melihat bahwa :

Dajjal = Adalah rasionalisme absolut yang memisahkan ruh dari akal [ Sekulerisme, Materialisme, Liberalisme, Hedonisme dan Feminisme ].

Ya’juj Ma’juj = Adalah Gelombang Kolonialisme, Kapitalisme dan Komunisme modern,

Turunnya Isa = Adalah kembalinya ruh [ spirit keadilan dan kemanusiaan ] ke dalam kesadaran global.

3. Siddiqin = Pewaris Makna yang Langsung dari Sumber Wahyu

Dalam hadits :

> “Ru’ya as-sadiqah (mimpi yang benar) adalah satu bagian dari 46 bagian kenabian.”

📌 Dan para Siddiqin adalah pengemban ru’ya shadiqah.

💧Mereka tidak menafsirkan berdasarkan logika atau tren,

💧tetapi berdasarkan penyaksian ruhani yang datang dari nur al-haqq.

➡ Mereka membaca hadits bukan sekadar sebagai teks, tapi sebagai pantulan cahaya dari Lauhul Mahfudz yang dipantulkan ke dalam hati mereka.

4. Bahaya Penulisan Eskatologi oleh Orang yang Belum Bersih Jiwanya

Jika eskatologi ditulis oleh : mereka yang belum mengenal ruh, belum tersambung dengan wushul dan Ilham laduniah, masih melihat dunia dari kacamata pikiran semata

📌 Maka hasilnya adalah :

• Mimpi buruk massal, yang menciptakan kecemasan dan ketakutan kolektif [ sekte kiamat ] 

• Dogma apokaliptik, yang justru menjauhkan umat dari akhlak dan harapan [ Zionis Yahudi, Zionis Kristen/ Kaum Evangelis di Amerika Serikat dll ] .

• Propaganda sektarian, yang hanya menambah luka umat.

➡ Dalam kondisi itu, Eskatologi hanya akan menjadi racun, bukannya cahaya yang menuntun.

5. Siddiqin dan Tugas Penyingkap Tirai Zaman

Dalam sejarah spiritual :

>Para nabi adalah pembawa wahyu, 

>Para siddiqin adalah pembawa cermin ruhani.

Mereka menyerap isyarat zaman, menangkap arus langit, dan menerjemahkannya dalam bahasa yang mudah dipahami oleh umat : sanggup menjadikannya valid secara ilmiah dan punya pijakan rasional yang kuat. 

📖 QS An-Nur : 35

> “Allah adalah cahaya langit dan bumi… Cahaya di atas cahaya. Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki.”

➡ Siddiqin adalah manusia yang telah dipilih untuk menjadi pembawa cahaya itu dalam gelapnya akhir zaman.

Penutup Bab : Eskatologi Tanpa Siddiqin Adalah Gua Tanpa Cahaya

Umat boleh punya kitab, hadis, ilmu. Tapi tanpa Siddiqin, semua itu akan ditafsirkan oleh :

📢 ego sektarian [ Sunni, Syiah, Islam, Kristen, Yahudi dll ]

📢 logika tanpa ruh [ pemahaman tanpa dasar kasyaf dan Ilham yang benar ]

📢 atau bahkan infiltrasi ideologi global [ Freemasonri, WEO dll ].

🗳️ Maka : Eskatologi sejati hanya bisa ditulis oleh mereka yang telah menyatu dengan kebenaran — Siddiqin — yang menjadi jembatan antara rahasia langit dan gelombang sejarah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar