By. Mang Anas
1. Hakikat dari " Sirotol mustaqim " adalah nilai - nilai substansial dari Al Qur'an. Ia adalah Rasa sejati manusia yang bersemayam dilubuk hati yang paling dalam, disebut hati nurani.
2. Hakikat dari " Al Magdhub " adalah Orang yang selalu membantah suara hati nurani atau rahsa sejatinya sendiri.
3. Hakikat dari " Ad Dhoolin " adalah dampak atau akibat dari sikap magdhub tersebut diatas, yaitu jika orang itu terbiasa mengingkari suara hati nuraninya sendiri maka kedepan hidupnya akan bertambah sesat dan hijab dihatinya akan bertambah tebal.
Dengan demikian secara substansi sikap Ad dhoolin itu sesungguhnya jauh lebih buruk atau jauh lebih gawat dari sikap Al Magdhub. Dan inilah rahasianya kenapa didalam surat al - Fatiha itu kata " Ad dhoolin " penyebutannya diletakkan setelah penyebutan kata Al Magdhub. Penyebutan itu hakikatnya menunjukan makna tingkat atau derajat kegawat - daruratan dari keduanya.
Selama ini banyak penafsir al Qur'an memahami makna Al Magdhub itu sebagai Orang orang Yahudi karena mereka sering mengabaikan, mengutak - atik dan mantalfekkan hukum - hukum taurat untuk membenarkan kepentingan pribadi dan golongannya [ penerapan hukum mereka sering dibangun diatas landasan hawa nafsu ], dan Ad dhoolin dinisbatkan kepada orang orang Nasrani karena mereka mentahbiskan Yesus atau Isa AS sebagai Tuhan. Kelompok Nasrani ini sebenarnya jauh lebih sesat dan lebih gawat kesalahannya dari pada orang orang Yahudi. Pemaknaaan seperti itu boleh boleh saja dan memang tidak salah sepanjang konteksnya untuk pemaknaan keluar [ Kita menunjuk orang lain ], tetapi manakala konteksnya adalah untuk pemaknaan kedalam diri, ya pengertiannya akan seperti diatas.
Tips agar terhindar dari sikap Al maghdub dan sikap Ad dholin.
@ Saat baca Al Fatiha : Alhamdu s/d Maliki yaimiddin ---> Ingatlah nikmat Tuhan dan tafakuri segala nikmat itu dengan sepenuh jiwamu hingga datang kepadamu rasa haru dan isak tangis. Sadari 3 sifatnya Ar rahman, Ar Rahim dan Al Malik.
@ Saat bacaanmu telah sampai pada kalimat " Iyyaka na'bihu wa Iyyaka nastain " dan seterusnya , maka ledakkan rasa harumu dengan jerit dan isak tangis. Begitulah harusnya cara kamu menghadap Tuhan dalam shalatmu.
@ Hakekat Al Hamdu adalah menyatakan rasa syukur dalam hati dan lisan dengan sepenuh jiwa, sedang hakekat Iyyaka na'budu dst...adalah upaya menjaga, memelihara, memupuk dan merealisasikan syukur itu lewat amalan amalan syukur sepanjang hidup kita.
Hakikat dari amalan syukur adalah menjaga apa yang ada, memelihara apa yang sudah baik, memperbaiki apa yang rusak, menciptakan manfaat manfaat baru atas apa yang sebelumnya dipandang tidak atau kurang bermanfaat serta menyempurnakan daya manfaat dari segala yang sudah ada dan sudah baik.
Makna Substansi Sifat-sifat Allah dalam Surat Al Fatihah :
- Ar Rahman = Ingatlah semua nikmat yang telah Allah berikan kepadamu [ Q.S. Fatir ayat 3 ]
- Ar Rahim = Jika engkau menghitung nikmat-Ku maka maka engkau tidak akan mampu menghitungnya. [ Q.S. Ibrahim ayat 34 ]
- Al Malik = Jika engkau bersyukur maka aku akan menambah nikmat-Ku kepadamu tetapi jika kamu mengkufuri nikmat-Ku maka azab-Ku sangatlah pedih [ Q.S. Ibrahim ayat 7 ]
@ Kata Ar Rahman [ Nikmat Lahir ] dan Ar Rahim [ Nikmat Batin atau Nikmatnya Jiwa ] yang secara redaksi diletakkan sebelum kata malik itu menunjukan bahwa Rahmat Allah itu melebihi murkaNya.
--------@@@------------
Nebeng Catatan :
1. Akal, hati dan Rasha itu adanya di dalam Jiwa [ dalam Sistem Software Tubuh ] dan bukan didalam ruh [ Sistem kelistrikan tubuh ]
Putus Dzikir itu berarti Putus sinyal jiwa, atau putusnya hubungan rasha kita dengan Tuhan. Dengan putusnya hubungan rasha itu maka berarti akan putus pula hubungan kehendak kita dengan kehendak Tuhan. Dalam kondisi itu maka Sirr kita tidak dapat bekerja yang berarti doa doa kita akan tertolak.
2. Siir itu adalah elemen udara sedangkan udara adalah elemen dasar yang menjadi asal dari segala materi, atau dengan kata lain udara adalah materi pertama yang diciptakan oleh Allah swt dan dari anasir udaralah materi materi yang lain [ tanah, air dan api ] itu diciptakan.
ثُمَّ اسْتَوٰىٓ إِلَى السَّمَآءِ وَهِىَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَآ أَتَيْنَا طَآئِعِينَ
"Kemudian Dia menuju ke langit dan (langit) itu masih berupa asap [ elemen udara ], lalu Dia berfirman kepadanya dan kepada bumi, "Datanglah kamu berdua menurut perintah-Ku dengan patuh atau terpaksa." Keduanya menjawab, "Kami datang dengan patuh." (QS. Fussilat 41: Ayat 11)
3. Manusia tidak akan bisa merasakan kebahagian hidup jika kebutuhan jiwanya tidak terpenuhi, demikian juga jiwa manusia, ia akan menjadi beku jika kebutuhan rohnya [ yang merupakan batin bagi jiwa ] tidak dapat terpenuhi, sebab tanpa ruh yang sehat maka jiwa manusia tidak akan bisa beradaptasi dengan alam disekitarnya karena jiwa itu sendiri pada dasarnya tidak memiliki kesadaran maka ia membutuhkan ruh [ kesadaran ] sebab hakikat ruh adalah Nur atau Cahaya, sesuatu yang keberadaannya sangat diperlukan oleh jiwa.
Tetapi untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih sempurna maka kesadaran ruh saja dirasa belum cukup, sebab fungsi ruh hanya sebatas mengantarkan manusia mencapai kesadaran kemanusiannya [ mengenali jati dirinya selaku hamba Tuhan ], maka disini Ruh membutuhkan kehadiran Rasha [ yang merupakan batin bagi ruh ] untuk dapat manunggal kehadirat Tuhan [ fana billah ].
4. Empat Anasir Manusia :
1. Unsur Tanah membentuk Raga [ Hardware ]
2. Unsur Air membentuk Jiwa [ Software ]
3. Unsur Api Membentuk Ruh [ Daya Listrik ]
4. Unsur Udara membentuk Rasha [ Transponder ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar