Mang Anas
Pendahuluan
Surat Al-Bayyinah bukan sekadar teguran atas perpecahan Ahli Kitab. Ia adalah naskah nubuatan yang menyibak dua momentum penting dalam sejarah manusia :
1. Kedatangan pertama Isa bin Maryam, dan
2. Kedatangannya yang kedua di akhir zaman.
Kedua momen ini mengandung makna pemurnian, baik terhadap agama maupun manusia itu sendiri—antara yang tulus mencari Tuhan dan yang menyembah ilusi agama.
1. Kedatangan Pertama : Isa dan Perpecahan Ahli Kitab
> وَمَا تَفَرَّقَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَـٰبَ إِلَّا مِنۢ بَعْدِ مَا جَآءَتْهُمُ ٱلْبَيِّنَةُ –
"Tidaklah orang-orang yang diberi Kitab itu berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka al-Bayyinah." [ QS. Al-Bayyinah, 98 : 4 ]
Al-Bayyinah di sini merujuk kepada Isa bin Maryam, yang datang membawa pesan tauhid murni. Namun, Ahli Kitab justru berpecah belah setelah kedatangannya, dan sejarah membuktikan bagaimana keretakan itu berujung pada pembelokan ajaran.
📜 Fakta Sejarah : Konflik Trinitarian vs Unitarian
Setelah wafatnya Isa, ajaran tentang keesaan Tuhan masih dijaga oleh para murid dan pengikut awal. Namun pada abad ke-4, kekuasaan politik Romawi mulai mencampuri doktrin gereja.
- Pada Konsili Nicea tahun 325 M, di bawah tekanan Kaisar Konstantinus, doktrin Trinitas disahkan secara resmi, dengan menyatakan bahwa Yesus adalah "Tuhan sehakikat dengan Allah".
- Tokoh besar seperti Arius, seorang pemuka Kristen unitarian dari Alexandria, menolak keras ide bahwa Yesus adalah Tuhan. Ia menyatakan bahwa Yesus hanyalah hamba Tuhan, bukan Tuhan itu sendiri.
- Penolakan Arius dianggap bid’ah oleh gereja yang berafiliasi dengan kekuasaan. Para pengikutnya dikejar, ajaran mereka dibakar, dan Unitarianisme perlahan-lahan ditekan habis secara politik dan teologis.
Inilah puncak perpecahan Ahli Kitab setelah datangnya Al-Bayyinah (Isa) yang pertama— sebagaimana dinubuatkan oleh QS. Al-Bayyinah : 4 diatas.
2. Kedatangan Kedua : Isa sebagai Al-Bayyinah Akhir Zaman
Ayat 2 :
رَسُولٌۭ مِّنَ ٱللَّهِ يَتْلُوا۟ صُحُفًۭا مُّطَهَّرَةًۭ
"Seorang Rasul dari Allah yang membacakan lembaran-lembaran yang disucikan (suhufan muthahharah).”
Seorang Rasul yang disebut dan yang dinubuatkan disini bukan Nabi Muhammad Saw, justru menunjuk pada Isa yang akan turun kembali di akhir zaman, untuk memurnikan kembali keimanan umat manusia.
📍LALU APA BUKTI NYATANYA DALAM SEJARAH ?
1. Jika yang disebut dan yang dimaksudkan dengan istilah al-Bayyinah pada ayat diatas adalah Al Qur'an dan atau Nabi Muhammad ﷺ, maka semestinya seluruh ahli kitab dan kaum musyrikin telah tercerai dari kekafirannya di awal-awal sejarah Islam. Tapi fakta menunjukkan Trinitas malah menguat, menyebar lewat Kekaisaran Romawi Barat, lalu Eropa, lalu kolonialisme, hingga kini jadi agama mayoritas dunia. Bahkan Kristen dan Yahudi justru bersatu dalam posisi geopolitik dalam memusuhi, melawan dan menindas umat Islam, hingga hari ini.
Artinya : Mereka belum menerima Al-Bayyinah yang dimaksud ayat itu. Karena Al-Bayyinah sejati memang belum datang kepada mereka.
2. Kristen Trinitarian adalah agama mayoritas dunia dengan lebih dari 2,4 miliar pemeluk. Dengan demikian umat terbanyak di bumi saat ini adalah justru mereka [ para ahli kitab ] .
3. Islam tidak (belum) memecah dominasi ini.
• Walaupun sejauh ini Islam terus berkembang luas, namun jumlah pemeluk ini tetap masih menjadi minoritas global. Masih jauh kalah dibanding jumlah pemeluk Kristen Trinitarian.
Artinya : nubuatan itu belum terjadi, dan masih menunggu sosok Al-Bayyinah yang akan datang di masa depan dalam bentuk kedatangan kembali Isa Al Masih yang akan mengajarkan inti hakikat-syariat [ Suhufa Muthaharoh ].
🧠 DAJJAL & INFILTRASI SPIRITUAL
• Dajjal bukan hanya penggoda moral, dia adalah arsitek penyesatan sistemik.
• Dajjal tidak datang untuk membangun kuil, tapi membungkus kesesatan dengan jubah keagamaan.
Dan apa puncak keberhasilannya ?
• Menyusupkan konsep Trinitas sebagai ajaran suci.
• Mendorong pemujaan terhadap makhluk [ Isa dan ruhul qudus ] sebagai Tuhan.
• Menjadikan kekuatan dunia sebagai alat penyebarannya.
🔥 MAKA INILAH MISI BESAR ISA AL-MASIH DI AKHIR ZAMAN :
Isa yang kembali bukan membawa Injil lama. Tapi datang sebagai Al-Bayyinah :
• Penjelas kebenaran dari segala kitab, pemisah antara firman dan tafsir palsu.
• Bersamanya : suhufan muthahharah, yaitu logika ilahiah yang tidak bisa disusupi Dajjal, murni, jernih, dan ia akan menyala dalam jiwa-jiwa yang sudah siap.
📌Lalu Apa Yang Dimaksud Dengan Suhufan Muthahharah ?
“Suhufan Muthahharah” adalah simbol kebenaran yang telah dibersihkan, gandum murni [ Ayat ayat Injil ] yang tidak tersentuh ilalang [ penambahan dan atau pemalsuan ].
Suhuf ini bisa berupa inti dari ilmu hakikat, penyingkapan ayat-ayat terdalam, dan kebijaksanaan logis yang tak terbantahkan.
Isa menjadi manifestasi pemurnian akhir, yang membongkar semua kedok Dajjal — terutama yang berupa penyembahan manusia, simbol, dan sistem yang telah ditanam dan dikembangkannya [ matrialisme, liberalisme dan hedonisme ].
3. Apa Isi Suhuf Yang Akan Dibawa Turun Oleh Isa Al Masih ?
QS. 98 Ayat 3
فِيهَا كُتُبٌۭ قَيِّمَةٌۭ
"Di dalamnya terdapat tulisan-tulisan yang lurus (kebenaran yang tegak lurus)."
🔍 Tafsir :
🌓“Fiihā” — di dalam suhufan muthahharah (lembaran-lembaran suci itu), terdapat kutuub : bukan hanya satu kitab, tapi kumpulan substansi dari semua kitab kitab suci [ prinsip, aturan, dan hikmah ] yang :
🌓 Qayyimah : tegak lurus, adil, tidak menyimpang, tidak condong ke sekte manapun.
Kebenaran yang tidak membela kelompok, mazhab, atau ideologi. Hanya Allah sebagai porosnya.
QS. Ali 'Imran : 64
تَعَالَوْا۟ إِلَىٰ كَلِمَةٍۢ سَوَآءٍۢ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا ٱللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِۦ شَيْـًۭٔا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًۭا مِّن دُونِ ٱللَّهِ ۚ
Artinya:
" Marilah (berpegang) kepada satu kalimat yang sama antara kami dan kamu, yaitu bahwa kita tidak menyembah selain Allah, tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan tidak (pula) sebagian dari kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah. "
📌 Isa Al-Masih akan mengajarkan kembali "agama fitrah", bukan sebagai agama baru, tapi pemurnian dari semua agama yang telah rusak.
4. Apa Yang Diluruskan dan Diajarkan Kembali Oleh Isa Al Masih ?
QS. 98 Ayat 5
وَمَآ أُمِرُوٓا۟ إِلَّا لِيَعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤْتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلْقَيِّمَةِ
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali untuk menyembah Allah, dengan memurnikan ibadah kepada-Nya, condong kepada kebenaran (hanif), menegakkan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang tegak lurus."
Ayat ini membongkar inti agama tauhid sejati, bukan kulitnya :
> Penyembahan Murni hanya kepada Allah – tanpa perantara, tanpa patung, tanpa simbolisasi manusia.
> Hanif – kembali ke fitrah [ dilahirkan baru ].
> Shalat – bukan hanya ritual, tapi sungguh-sungguh menjadi sarana koneksi ruhani dengan Tuhan.
> Zakat – bukan sekadar sedekah, tapi betul betul menjadi pembuktian dari kepekaan batin dan melembutnya hati sebagai dampak dari mendirikan shalat.
📌 Inilah yang akan dihidupkan kembali oleh Isa, bukan dalam bentuk agama baru, tetapi penyucian agama-agama dari penyimpangan.
5. Senda Gurau Tuhan Kepada Seorang Kekasih Yang Akan Diutusnya Kembali
📖 Surah Al-Ma’idah ayat 116–117 :
وَإِذْ قَالَ ٱللَّهُ يَـٰعِيسَى ٱبْنَ مَرْيَمَ ءَأَنتَ قُلتَ لِلنَّاسِ ٱتَّخِذُونِى وَأُمِّىَ إِلَـٰهَيْنِ مِن دُونِ ٱللَّهِ ۖ قَالَ سُبْحَـٰنَكَ مَا يَكُونُ لِىٓ أَنْ أَقُولَ مَا لَيْسَ لِى بِحَقٍّ ۚ إِن كُنتُ قُلْتُهُۥ فَقَدْ عَلِمْتَهُۥ ۚ تَعْلَمُ مَا فِى نَفْسِى وَلَآ أَعْلَمُ مَا فِى نَفْسِكَ ۚ إِنَّكَ أَنتَ عَلَّـٰمُ ٱلْغُيُوبِ
"Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, “Wahai Isa putra Maryam! Kamukah yang mengatakan kepada manusia, ‘Jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua Tuhan selain Allah’?” Isa menjawab, “Maha Suci Engkau! Tidak patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya, tentu Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada dalam diriku, dan aku tidak mengetahui apa yang ada dalam diri-Mu. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib.”
💡 Pertama : Kenapa Allah bertanya, padahal Dia Maha Tahu ?
Ini bukan interogasi, bukan juga pengadilan. Ini adalah seni komunikasi ilahiyah dalam bentuk isyarat mahabbah (cinta). Dalam bahasa manusia : ini adalah senda gurau antara Sang Kekasih dan Yang Dicintai, dalam ruang sidang yang hanya dimengerti oleh mereka yang diizinkan masuk ke ruang hakikat.
Bukti bahwa ini "senda gurau":
Allah tahu Isa tidak pernah memerintahkan manusia menuhankannya. Tapi Allah tetap bertanya, seolah-olah "menjebak manja" kekasih-Nya.
Ini seperti seorang ayah yang berkata sambil tersenyum : “Kamu yang nyuruh adikmu ambil uang di laci, ya ?”
Padahal dia tahu bukan anak itu yang nyuruh — tapi dia ingin mendengar pembelaan jujur langsung dari mulut sang anak, dan sekaligus membentuk suasana akrab.
🪞Makna terdalamnya :
Allah sedang mengangkat maqam Isa di hadapan seluruh makhluk — bukan hanya membela Isa, tapi menyucikan namanya di depan sejarah.
Seakan berkata :
“Lihatlah hamba-Ku ini, tidak ada setitik pun ambisi ketuhanan dalam dirinya. Dia bukan pemalsu wahyu. Dia jernih. Dia tidak salah.”
Itulah puncak kemurnian seorang rasul — yang telah dikultuskan manusia, namun tetap tidak tercemari.
✨ Dan kemudian, perintah tak tertulis itu muncul :
“Turunlah kembali, wahai Isa, dan bereskan kesalahpahaman ini.”
Karena hanya orang yang namanya disucikan langsung oleh Tuhan-lah, yang layak turun sebagai Al-Bayyinah, membawa Suhufan Muthahharah, dan memurnikan kembali jalan para nabi.
Dalam bahasa hakikat :
• Pertanyaan itu adalah penugasan.
• Senyuman Tuhan itu adalah isyarat.
• Dan turunnya Isa kembali ke bumi adalah jawaban.
🔥 Maka apa tugas Isa saat kembali ?
• Membersihkan wajah risalah yang telah dikaburkan.
• Membedakan gandum dan ilalang.
• Menyatukan umat manusia bukan dalam agama, tapi dalam kebenaran.
• Menutup jalur kultus dan membuka jalur makrifat.
• Menjadi saksi kebenaran untuk semua kitab, bukan satu kitab.
Dan mungkin... suara yang lembut itu akan terdengar dalam hatinya :
“Wahai Isa, engkau telah Aku bersihkan. Maka bersihkan pula apa yang mereka kotori atas namamu. Dan kembalikan semua kepada Aku — sebagaimana engkau kembalikan dirimu kepada-Ku.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar