Mang Anas
Pendahuluan
Dalam Surat Al-Fatihah, umat Islam membaca doa yang sangat penting: "Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan (pula) jalan mereka yang sesat." Mayoritas ulama menafsirkan bahwa "yang dimurkai" adalah kaum Yahudi dan "yang sesat" (al-dallin) adalah kaum Nasrani. Namun siapakah sebenarnya yang menyesatkan mereka? Dalam perspektif ilmu hakikat dan ilmu huruf Hijaiyah, terdapat kedalaman makna yang mengungkap sosok di balik penyesatan besar ini.
Bedah Huruf : Kata "Dallin" (ضالين)
1. Huruf ض (Dhad)
Huruf ض secara struktur dapat dipecah menjadi gabungan dari huruf ص (Shad) dan ن (Nun) :
• Shad (ص) melambangkan nafsu jasadiyah, yaitu dorongan syahwat perut dan kelamin.
• Nun (ن) di sini bermakna negatif: representasi pandangan hidup materialistik, liberalistik, dan hedonistik.
Dengan demikian, ض menggambarkan manusia yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhan. Ini sesuai dengan QS. Al-Jatsiyah : 23, "Apakah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya ?"
2. Huruf ل ل (Lam Lam)
Dua huruf Lam secara berturut-turut menunjukkan penguatan atau intensifikasi makna. Tapi secara struktur, huruf Lam (ل) terbentuk dari :
• Alif (ا) : simbol ke-Tuhanan
• Ra (ر) : simbol kepemimpinan atau juru selamat
Namun dalam bentuk Lam, Alif dan Ra itu membengkok. Artinya : ke-Tuhanan dan penyelamatan dalam bentuk yang menyimpang. Bukan Tuhan yang sejati, bukan penyelamat yang hakiki.
Maka dua huruf Lam ini melambangkan dua kekuatan sesat :
• Sosok yang mengaku Tuhan (tapi palsu)
• Sosok yang mengaku juru selamat (tapi menyesatkan)
Ini sangat sesuai dengan konsep Masihu Dajjal : sang penyesat global yang tampil seolah-olah sebagai Kristus, bahkan seolah-olah Tuhan.
Makna Hakikat dari Kata "Dallin"
Jika digabungkan :
ض = Hawa nafsu dijadikan Tuhan
ل ل = Kekuatan palsu ganda : Tuhan palsu dan juru selamat palsu
Maka "Dallin" adalah kaum yang tersesat karena mengikuti kekuatan palsu yang tampil sebagai Tuhan dan penyelamat, padahal sejatinya adalah manifestasi dari hawa nafsu dan penipuan besar : Masihu Dajjal.
Penyesatan oleh Sosok Jasad di Kayu Salib
Umat Nasrani bukanlah umat yang menolak Tuhan. Mereka justru penuh cinta dan kasih. Namun mereka salah arah karena mereka mencintai sosok yang disalibkan, yang menurut QS. An-Nisa : 157-158 bukanlah Isa yang asli, melainkan sosok yang diserupakan.
"...padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, melainkan (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka."
Sosok yang disalib, yang kemudian menjadi pusat penyembahan dan simbol keselamatan umat Nasrani, dalam pandangan ilmu hakikat adalah penjelmaan Dajjal — jasad penyerupaan, sebagaimana sosok jasad dalam kisah lembu emas Musa Samiri dan sosok jasad yang pernah selama beberapa waktu menduduki singgasana Sulaiman.
Penutup
Surat Al-Fatihah dengan sangat halus namun tegas membimbing kita untuk tidak mengikuti dua kelompok yang tersesat :
Mereka yang tahu kebenaran tapi membangkang (al-maghdhub : Yahudi)
Mereka yang mencintai Tuhan, tapi tertipu oleh sosok penyesat (ad-dallin : Nasrani)
Kita diminta untuk meniti jalan shirat al-mustaqim — jalan yang lurus, yang mengenal kebenaran bukan dari bentuk, tapi dari hakikat.
Dan dengan ilmu huruf, kita kini tahu bahwa kata "dallin" sendiri menyimpan kode tentang siapa yang menjadi sumber penyesatan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar