Halaman

Kamis, 06 Maret 2025

70 Persen Roh Manusia Modern Sudah Direbut dan Dikuasai Iblis

Mang Anas 


Yohanes 1 : 9 - 14

9. Terang yang benar, yang menerangi setiap orang, datang ke dalam dunia.

10. Ia ada di dalam dunia, bahkan dunia ini dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya. 

11. Ia datang kepada milik-Nya sendiri, tetapi orang-orang milik-Nya itu tidak menerima-Nya. 

12. Tetapi, orang-orang yang menerima-Nya diberi-Nya hak untuk menjadi anak-anak Allah [ para kekasih Allah ], yaitu mereka yang percaya kepada nama-Nya. 

13. Kelahiran [ kembali  ] mereka bukan dari darah, bukan dari keinginan daging, dan bukan dari keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.

14. [ Percikan ] Kalam [ Nur Muhammad ] itu telah menjadi manusia [ diri Insanul Kamil ], lalu tinggal di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-nya, yaitu kemuliaan yang diterima-nya sebagai Sang Anak  Tunggal [ hamba terkasih ] yang datang dari Sang Bapa, penuh dengan anugerah dan kebenaran ".

______________________

Dalam perspektif ilmu hakikat, hati adalah tempat tinggal bagi Nur Muhammad [ Logos ], sebagaimana rumah yang diperuntukkan bagi pemiliknya. Logos datang kepada milik kepunyaan-Nya, artinya hakikat cahaya itu sesungguhnya sudah tertanam dalam setiap manusia sejak awal penciptaannya. Namun, karena banyak manusia tidak menjaga rumahnya, hati itu menjadi terhijab oleh nafsu, iblis, dan setan.

Ketika hijab-hijab ini menutupi hati, Nur Muhammad [ Sang Logos ] tidak bisa lagi dikenali oleh pemiliknya sendiri. Cahaya tetap ada, tetapi seperti lampu yang tertutup debu, cahayanya tidak lagi tampak. Maka, meskipun Logos itu hadir dalam hati mereka, hati yang telah gelap menolaknya, tidak lagi mengenali esensinya, dan bahkan cenderung menolaknya ketika ia hadir dalam bentuk wahyu, petunjuk, atau kesadaran hakiki.

Maka, makna dari ayat ini bukan sekadar bahwa manusia menolak sesuatu dari luar dirinya, tetapi justru menolak hakikat sejati yang sebenarnya telah ada dalam dirinya sendiri.

Dengan kata lain, penolakan manusia terhadap Logos bukanlah karena Logos tidak hadir, tetapi karena manusia telah kehilangan kesadaran akan apa yang sebenarnya telah ia miliki sejak awal.

Pendekatan ini menguatkan logika bahwa kesadaran hakikat bukan sesuatu yang datang dari luar, tetapi merupakan sesuatu yang harus dibuka kembali dalam diri manusia sendiri.

Hati pada awalnya adalah milik Logos (Nur Muhammad), karena hati adalah rumah bagi cahaya itu. Namun, ketika manusia lalai dalam menjaga kesuciannya, hati itu dibajak oleh iblis, nafsu, dan setan, sehingga cahaya yang seharusnya bersinar terang menjadi redup atau bahkan tertutup sepenuhnya.

Bagaimana Iblis Merebut dan Menguasai Hati ?

1. Membajak Kesadaran

Iblis menipu manusia agar melupakan hakikat dirinya. Manusia yang seharusnya sadar bahwa hati adalah tempat Cahaya Tuhan justru mengarahkannya kepada dunia, hawa nafsu, dan kebendaan.

Ini seperti pemilik rumah yang tertidur, lalu orang lain masuk dan mengambil alih rumah itu tanpa disadari pemiliknya.

2. Mengotori Rumah Logos

Hati yang awalnya bersih dan terang menjadi penuh hijab karena dikuasai oleh nafsu dan bisikan setan.

Seperti rumah yang dipenuhi debu, sarang laba-laba, dan kotoran, cahaya Logos di dalamnya menjadi tertutupi, bahkan bisa sama sekali tidak terlihat.

3. Menjadikan Hati sebagai Benteng Kegelapan

Awalnya, iblis hanya membajak hati manusia. Namun, jika manusia terus membiarkannya, iblis akan menjadikannya bentengnya sendiri.

Artinya, hati yang dulu adalah rumah Cahaya, kini menjadi markas kegelapan, tempat bersemayamnya kesombongan, keserakahan, dan hawa nafsu.

4. Membuat Manusia Menolak Logos (Cahaya Sejati)

Ketika hati telah dikuasai, manusia tidak lagi mengenali Nur Muhammad yang ada dalam dirinya.

Saat Cahaya itu datang mengetuk kembali, hati yang telah gelap menolaknya, menentangnya, bahkan membencinya.

Ini sebabnya "Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya tidak menerima-Nya."

Bagaimana Cara Merebut Kembali Hati yang Dikuasai Iblis ?

1. Menyadari bahwa hati itu bukan milik iblis, tetapi milik Logos → Ini adalah langkah awal kesadaran hakikat.

2. Membersihkan hati dari pengaruh iblis, nafsu, dan dunia → Dengan mujahadah (perjuangan batin), dzikir, dan ilmu hakikat.

3. Membuka kembali rumah hati agar Logos (Nur Muhammad) bisa masuk → Dengan menerima petunjuk dan berjalan dalam Cahaya Kebenaran.

Jadi, perang sejati bukanlah melawan musuh di luar, tetapi merebut kembali hati dari tangan iblis dan mengembalikannya kepada pemilik sejatinya, yaitu Logos (Nur Muhammad).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar