Mang Anas
Pendahuluan
Sejak dahulu, peradaban manusia selalu bergulat dengan pertarungan antara kebenaran dan kebatilan. Dalam Islam, ada tiga entitas utama yang disebut akan memainkan peran besar dalam mengarahkan dunia ke titik akhir zaman : Dajjal, Ya’juj, dan Ma’juj. Namun, selama ini, pemahaman tentang mereka sering kali terbatas pada narasi-narasi yang bersifat simbolik dan mitologis—tanpa melihat bagaimana mereka telah hadir secara nyata dalam kehidupan kita hari ini.
Banyak orang menunggu kemunculan Dajjal sebagai sosok fisik dengan satu mata buta, mengabaikan bahwa ia mungkin telah hadir dalam bentuk sistem ideologi yang telah menguasai dunia. Banyak yang membayangkan Ya’juj & Ma’juj sebagai bangsa liar dari balik tembok, tanpa menyadari bahwa mereka telah bertransformasi menjadi entitas yang jauh lebih berbahaya : sebuah sistem global yang mengendalikan umat manusia dalam perbudakan modern.
Tulisan ini akan menyusun ulang pemahaman kita tentang Dajjal, Ya’juj, dan Ma’juj dengan cara yang lebih rasional, berbasis Al-Qur'an, hadits, dan fakta sejarah. Kita tidak akan berbicara tentang sekadar bangsa liar yang keluar dari tembok atau sosok raksasa yang muncul di akhir zaman. Sebaliknya, kita akan membedah bagaimana mereka bekerja, siapa mereka dalam konteks dunia modern, dan bagaimana mereka membentuk sistem yang menjerat seluruh umat manusia.
Mengapa Ini Penting ?
Kita hidup di dunia yang didominasi oleh kapitalisme, sekularisme, dan hedonisme. Setiap aspek kehidupan kita—ekonomi, politik, budaya, bahkan cara berpikir kita—telah dibentuk oleh sebuah sistem yang mengendalikan dunia dengan uang, kekuasaan, dan teknologi.
Kita tidak pernah bertanya :
Mengapa kita semua bergantung pada sistem keuangan global yang dikendalikan oleh segelintir negara ?
Mengapa sains dan teknologi modern lebih sering menjauhkan manusia dari Tuhan daripada mendekatkan mereka ?
Mengapa negara-negara berkembang selalu terjebak dalam hutang dan eksploitasi, sementara negara-negara maju terus mengendalikan sumber daya dunia ?
Semua ini bukan kebetulan, melainkan hasil dari sistem yang telah dirancang oleh Dajjal, dijalankan oleh Ya’juj selaku agen dan kepanjangan tangannya, dan menjadikan Ma’juj sebagai konsumen dan obyek perbudakannya.
Dajjal, Ya’juj, dan Ma’juj : Sebuah Sistem yang Saling Terhubung
1. Dajjal adalah arsitek sistem
Dajjal bukan sekadar individu, tetapi ideologi dan sistem global yang menyebarkan kesyirikan intelektual, menghilangkan peran Tuhan dari kehidupan manusia.
Ia bekerja melalui paham sekularisme, kapitalisme, dan materialisme, yang menjadikan dunia ini semakin jauh dari nilai-nilai spiritual.
Dajjal tidak bekerja sendirian—ia membutuhkan agen yang bisa menjalankan sistemnya.
2. Ya’juj adalah pelaksana sistem peradaban Dajjal
Mereka adalah kaum yang membangun dan mengendalikan sistem dunia dengan ekonomi, teknologi, dan politik global.
Mereka menciptakan sistem yang membuat manusia bergantung sepenuhnya pada mereka.
Mereka adalah bangsa-bangsa yang secara historis menguasai dunia sejak era Renaissance dan Revolusi Industri, mendominasi perdagangan, perbankan, dan militer.
3. Ma’juj adalah konsumen dan sekaligus korban yang diperbudak dalam sistem Dajjal.
Mereka adalah korban yang terjerat dalam sistem Dajjal dan Ya’juj.
Mereka dikondisikan untuk menjadi konsumtif, kehilangan spiritualitas, dan terperangkap dalam gaya hidup materialisme.
Mereka adalah bangsa-bangsa yang terus dijajah secara ekonomi, budaya, dan politik oleh sistem global yang dikendalikan oleh Ya’juj.
Tujuan tulisan Ini
Tulisan ini akan mengajak kita untuk :
1. Membongkar bagaimana Dajjal membentuk sistem dunia saat ini.
2. Menelusuri bagaimana Ya’juj menciptakan peradaban modern yang menguasai dunia.
3. Menganalisis bagaimana Ma’juj dijebak dalam perbudakan modern tanpa mereka sadari.
4. Membahas bagaimana sistem ini akan runtuh dan apa yang akan terjadi setelahnya.
Kita akan memandang ulang sejarah dunia dari perspektif yang lebih luas, melihat bagaimana kebangkitan Eropa, kolonialisme, revolusi industri, hingga era globalisasi saat ini merupakan bagian dari pola kerja Dajjal, Ya’juj, dan Ma’juj.
Dengan pemahaman ini, kita bisa melihat dengan jernih bagaimana kita sebagai individu dan masyarakat bisa lepas dari kendali sistem ini dan kembali kepada sistem Ketuhanan yang sejati.
BAB 2 : Dajjal – Arsitek Sistem Peradaban Modern
Hakikat Dajjal : Sistem Ideologi yang Menguasai Dunia
Selama berabad-abad, banyak yang membayangkan Dajjal sebagai sosok fisik—seorang individu dengan satu mata buta, datang dengan mukjizat palsu, menyesatkan manusia, lalu dikalahkan di akhir zaman. Namun, pandangan ini terlalu menyederhanakan konsep Dajjal. Jika kita membaca lebih dalam dan melihat realitas dunia saat ini, kita akan menemukan bahwa Dajjal bukan sekadar individu, tetapi sebuah sistem ideologi yang menguasai dunia.
Dajjal adalah arsitek dari sistem yang kita jalani hari ini—sebuah sistem yang memisahkan Tuhan dari kehidupan manusia, menggantikan wahyu dengan akal dan sains ekstrem, serta menjerat manusia dalam kapitalisme dan materialisme. Ia tidak bekerja sendirian, tetapi melalui agen-agen yang telah dipersiapkan untuk membentuk dunia sesuai dengan skenarionya.
Sejak awal, Dajjal tidak ingin manusia tunduk kepada Tuhan, tetapi kepada sistem yang ia ciptakan. Ia membangun dunia yang tampak maju, tetapi pada hakikatnya adalah jebakan besar. Dengan kekuatan ideologi dan sistem yang ia tanamkan, manusia secara perlahan terperosok ke dalam kesyirikan modern, bukan dengan menyembah berhala, tetapi dengan menjadikan sains, teknologi, dan ekonomi sebagai "Tuhan" baru.
Bagaimana Dajjal Bekerja ?
Dajjal merancang strategi bertahap untuk membentuk dunia dalam genggamannya. Ia tidak muncul dengan paksa, tetapi membangun sistem yang menjadikan manusia secara sukarela tunduk kepadanya. Ada tiga pilar utama yang menjadi alat kendali Dajjal atas dunia :
1. Menciptakan Pemisahan Agama dan Kehidupan (Sekularisme)
Langkah pertama Dajjal adalah memisahkan Tuhan dari kehidupan manusia. Ia tidak secara langsung menghilangkan agama, tetapi menggeser posisinya agar hanya menjadi urusan pribadi, bukan bagian dari sistem kehidupan.
Bagaimana ini dilakukan ?
Menghancurkan otoritas agama dalam masyarakat – Sejak era Pencerahan (Enlightenment) di Eropa, agama secara sistematis didorong keluar dari ruang publik.
Mendiskreditkan peran wahyu – Manusia diajarkan bahwa akal adalah satu-satunya sumber kebenaran, sedangkan wahyu hanyalah dogma yang tidak lagi relevan.
Menggantikan hukum Tuhan dengan hukum buatan manusia – Konsep negara sekuler diperkenalkan, di mana hukum Tuhan dianggap usang, tidak memiliki tempat dalam pemerintahan dan kehidupan sosial.
Puncaknya adalah lahirnya peradaban modern yang sepenuhnya berlandaskan sekularisme, di mana agama hanya dianggap sebagai tradisi, bukan sebagai panduan kehidupan. Dengan cara ini, manusia tidak lagi berorientasi kepada Tuhan, tetapi kepada sistem yang dirancang oleh Dajjal.
2. Menggeser Makna Kebenaran dari Wahyu ke Rasionalisme Ekstrem
Setelah agama berhasil dipisahkan dari kehidupan, langkah berikutnya adalah mengubah cara manusia memahami kebenaran.
Dajjal mendorong rasionalisme ekstrem, di mana segala sesuatu harus dapat dibuktikan secara ilmiah dan logis. Akibatnya, manusia tidak lagi percaya kepada wahyu karena dianggap tidak dapat diverifikasi oleh metode empiris.
Akibatnya :
• Spiritualitas mulai memudar, karena manusia hanya percaya pada apa yang bisa diukur dan dibuktikan.
• Manusia tidak lagi mencari kebenaran dari Tuhan, tetapi dari ilmu pengetahuan dan teknologi.
• Materialisme semakin menguat, karena segala sesuatu diukur dari keuntungan dan manfaat duniawi semata.
• Dajjal tidak menolak sains, tetapi menggunakannya sebagai alat untuk menjauhkan manusia dari Tuhan. Ia menanamkan pemahaman bahwa Tuhan tidak diperlukan untuk menjelaskan alam semesta, dan bahwa manusia dapat menciptakan peradaban sendiri tanpa campur tangan Tuhan.
3. Mengendalikan Manusia dengan Kapitalisme, Materialisme, dan Hedonisme
Langkah terakhir dalam strategi Dajjal adalah mengendalikan manusia melalui ekonomi dan gaya hidup.
Dajjal menciptakan sistem kapitalisme global, di mana manusia terjebak dalam siklus utang, kerja tanpa henti, dan eksploitasi sumber daya. Sistem ini dirancang agar :
• Kekayaan hanya berputar di tangan segelintir elite, sementara mayoritas manusia tetap dalam posisi ketergantungan.
• Manusia dipaksa menjadi konsumen seumur hidup, terus membeli produk dan jasa yang diciptakan oleh sistem.
• Gaya hidup hedonisme didorong secara masif, agar manusia selalu mengejar kesenangan dunia dan melupakan akhirat.
Bagaimana sistem ini diterapkan ?
>Melalui media dan budaya populer – Ide-ide Dajjal disebarkan melalui film, musik, fashion, dan hiburan, membentuk pola pikir masyarakat agar hidup hanya untuk bersenang-senang.
>Melalui perbankan dan sistem keuangan – Manusia dipaksa hidup dalam utang dan riba, yang akhirnya menjerat mereka dalam sistem yang tidak bisa mereka keluar darinya.
>Melalui industri dan teknologi – Sains dan inovasi digunakan bukan untuk membangun peradaban yang seimbang, tetapi untuk memperkuat dominasi segelintir elite atas dunia.
Hasil akhirnya ? Manusia hidup dalam perbudakan modern, tanpa mereka sadari. Mereka berpikir bahwa mereka bebas, padahal mereka hanya boneka dalam sistem yang telah dirancang oleh Dajjal.
Agen Dajjal : Bangsa-Bangsa Romawi Barat [ Eropa Barat, Kanada, Australia dan Amerika Serikat ] sebagai Penggerak Sistem
Dalam menjalankan rencana besar untuk membentuk dunia dalam sistemnya, Dajjal tidak bekerja sendirian. Ia memiliki agen-agen utama yang menjadi perpanjangan tangannya dalam menciptakan sistem peradaban modern yang menjauhkan manusia dari Tuhan. Agen utama Dajjal adalah bangsa-bangsa Romawi (Eropa Barat), yang sejak awal telah menjadi pelopor penyebaran ideologi yang mendukung misi Dajjal.
Mengapa Eks-Bangsa-bangsa Romawi Barat Menjadi Agen Utama Dajjal ?
Ada beberapa alasan utama mengapa bangsa-bangsa ini dipilih sebagai agen utama Dajjal :
1. Mereka adalah pewaris Kekaisaran Romawi – Kekaisaran Romawi adalah salah satu peradaban terbesar yang menyebarkan paham Trinitas, menentang ajaran tauhid, dan membangun sistem politik yang mendewakan kekuatan manusia di atas hukum Tuhan.
2. Mereka memiliki sejarah panjang dalam menyebarkan Trinitas dan kolonialisme – Sejak jatuhnya Romawi Barat, peran ini diteruskan oleh bangsa-bangsa Eropa Barat seperti Spanyol, Portugal, Prancis, Inggris, Belanda, Jerman, Italia dan Swedia yang kemudian menjadi penjajah global dengan membawa misi Kristenisasi, imperialisme, dan sekularisme keseluruh dunia.
3. Mereka menjadi pusat Renaissance dan revolusi pemikiran – Kebangkitan kembali pemikiran Yunani-Romawi pada abad ke-14 hingga 17 melahirkan paham humanisme, sekularisme, dan rasionalisme ekstrem, yang menggeser wahyu sebagai sumber kebenaran dan menggantikannya dengan pemikiran manusia.
4. Mereka menguasai sains, teknologi, dan ekonomi dunia – berkat revolusi industri hingga globalisasi modern, bangsa-bangsa ini menjadi pionir dalam menciptakan sistem ekonomi kapitalis, materialisme, dan hedonisme yang menjerat seluruh dunia dalam pola pikir yang sesuai dengan agenda Dajjal.
Bagaimana Eks-Bangsa-bangsa Romawi Barat Menyebarkan Sistem Dajjal ?
Peran bangsa-bangsa ini dalam membentuk peradaban modern dapat dirunut dalam tiga tahap utama :
1. Misi Kolonialisme : Penyebaran Trinitas dan Penjajahan Global
• Dimulai sejak abad ke-15, bangsa-bangsa Eropa Barat seperti Spanyol, Portugal, Inggris, Prancis, Belanda, Jerman, Italia dan Swedia mulai menjelajah dan menaklukkan dunia. Mereka datang bukan hanya dengan senjata, tetapi juga dengan ideologi Trinitas [ Tauhid Dajjal ] dan misi Kristenisasi.
• Mereka memaksakan paham Trinitas di wilayah yang mereka taklukkan, menggantikan sistem kepercayaan lokal dengan ajaran Gereja.
• Mereka menguasai ekonomi dunia melalui perdagangan dan perbudakan, menjadikan bangsa-bangsa lain sebagai komoditas dalam sistem kapitalisme awal.
• Mereka menciptakan mentalitas inferior di dunia Timur, membuat bangsa-bangsa Muslim dan Asia kehilangan kepercayaan diri terhadap nilai-nilai peradaban mereka sendiri.
• Kolonialisme bukan hanya ekspansi fisik, tetapi juga perang ideologi yang menanamkan fondasi peradaban sekuler di dunia.
2. Renaissance & Revolusi Pencerahan : Menyingkirkan Tuhan dari Kehidupan
Setelah berhasil menguasai dunia melalui kolonialisme, bangsa-bangsa ini kemudian mengubah paradigma pemikiran manusia melalui Renaissance dan Revolusi Pencerahan.
• Menghidupkan kembali pemikiran Yunani-Romawi yang mendewakan akal manusia.
• Menegaskan bahwa agama adalah penghalang kemajuan, dan menggantinya dengan rasionalisme ekstrem.
• Memunculkan konsep negara sekuler, yang menghapus keterlibatan Tuhan dalam hukum dan pemerintahan.
Dari sinilah lahir ideologi modern yang menjadi alat utama Dajjal : sekularisme, kapitalisme, dan materialisme.
3. Revolusi Industri & Globalisasi : Membentuk Dunia dalam Kendali Kapitalisme
Puncak dari skema ini terjadi dalam Revolusi Industri (abad ke-18 – 19) dan globalisasi modern.
>Revolusi Industri menciptakan sistem ekonomi berbasis produksi massal, menjadikan manusia sebagai budak industri yang hanya fokus pada kerja dan konsumsi.
>Kapitalisme tumbuh menjadi sistem global, di mana semua aspek kehidupan dikendalikan oleh uang dan pasar.
>Media dan hiburan menjadi senjata utama untuk menyebarkan gaya hidup hedonis dan sekuler, membuat manusia semakin jauh dari spiritualitas.
>Bangsa-bangsa Eropa dan Amerika menjadi pengendali utama dari sistem ini, menguasai teknologi, ekonomi, dan militer dunia untuk memastikan bahwa sistem Dajjal tetap dominan di seluruh dunia.
Kesimpulan :
• Jika kita melihat dunia saat ini, kita bisa melihat jejak sistem Dajjal di mana-mana. Kita hidup dalam peradaban yang menghilangkan Tuhan dari kehidupan, menggantikan wahyu dengan rasionalisme ekstrem, dan menjadikan manusia budak ekonomi dan hedonisme.
• Dajjal tidak memaksa manusia untuk menyembahnya secara langsung, tetapi menciptakan dunia yang membuat manusia secara sukarela tunduk kepadanya.
• Dari sejarah ini, jelas bahwa eks-bangsa-bangsa Romawi Barat bukan hanya sekadar penakluk dunia secara fisik, tetapi juga secara ideologis dan spiritual.
• Mereka adalah agen utama Dajjal yang menyebarkan ideologi sekularisme, materialisme, dan kapitalisme ke seluruh dunia, membuat manusia secara tidak sadar tunduk kepada sistem yang menjauhkan mereka dari Tuhan.
• Dengan memahami hal ini, kita bisa melihat bagaimana dunia saat ini telah sepenuhnya dikendalikan oleh sistem Dajjal. Namun, skema ini tidak bisa berjalan tanpa aktor lain : Ya’juj dan Ma’juj, yang berperan sebagai produsen dan konsumen dalam sistem ini.
Pertanyaannya : Siapa yang menjalankan sistem ini ?
Di sinilah kita masuk ke Bab 3, di mana kita akan membahas Ya’juj sebagai produsen dalam sistem Dajjal—mereka yang mengendalikan ekonomi, politik, dan teknologi dunia untuk menjebak umat manusia dalam sistem ini.
BAB 3: Ya’juj – Produsen dan Pelaksana Peradaban Dajjal
Setelah memahami bagaimana Dajjal membentuk sistem peradaban modern melalui agen-agennya, kini kita masuk ke peran Ya’juj sebagai pelaksana utama dalam sistem ini. Jika Dajjal adalah arsitek sistem, maka Ya’juj adalah aktor yang membangun dan menjalankan sistem tersebut, memastikan bahwa dunia beroperasi sesuai dengan rancangan Dajjal.
Siapa Ya’juj ?
Ya’juj bukan hanya sekadar sekelompok bangsa atau ras tertentu, melainkan suatu kelas penguasa global yang mengendalikan produksi, distribusi, dan konsumsi dalam peradaban modern. Mereka adalah pionir dalam ilmu pengetahuan, industri, dan teknologi, yang memainkan peran sentral dalam menciptakan dan mempertahankan sistem Dajjal.
Secara historis, Ya’juj muncul dari bangsa-bangsa Eropa Barat yang :
- Memimpin Revolusi Industri dan Ilmu Pengetahuan – Mereka mengembangkan teknologi yang memungkinkan produksi massal dan efisiensi ekonomi, tetapi juga mengubah manusia menjadi budak industri.
- Membangun Imperium Ekonomi Global – Mereka menciptakan sistem perbankan, pasar saham, dan perusahaan multinasional, yang menjadikan dunia tergantung pada sistem ekonomi mereka.
- Menyebarkan Kapitalisme sebagai Ideologi Dominan – Mereka membentuk dunia berdasarkan logika untung-rugi, di mana segala sesuatu—termasuk manusia dan alam—dilihat sebagai komoditas yang dapat dieksploitasi.
- Mengendalikan Lembaga Keuangan dan Perdagangan Global – Mereka mendirikan lembaga seperti Bank Dunia, IMF, WTO, yang menjadi alat untuk mengontrol ekonomi negara-negara lain melalui utang dan kebijakan ekonomi.
- Menguasai Media dan Pendidikan – Mereka membentuk opini publik melalui media massa, serta mendikte kurikulum pendidikan agar memastikan manusia berpikir sesuai dengan sistem yang mereka ciptakan.
Ciri-Ciri Utama Ya’juj
-
Rakus dalam Ekspansi Ekonomi, Politik, dan Militer
- Mereka selalu memperluas pengaruh ekonomi dan politik ke seluruh dunia, menggunakan kolonialisme, imperialisme, dan perang untuk mempertahankan kekuasaan.
- Mereka menciptakan sistem ekonomi yang membuat negara-negara lain tergantung pada investasi dan perdagangan mereka.
- Mereka menggunakan militer dan perang untuk memastikan bahwa tidak ada yang dapat keluar dari sistem yang mereka bangun.
-
Membangun Sistem yang Mengeksploitasi Sumber Daya Global
- Mereka menguasai pertambangan, energi, dan agrikultur dunia, mengendalikan bagaimana sumber daya dieksploitasi dan didistribusikan.
- Negara-negara berkembang dipaksa untuk menjual sumber daya alam mereka dengan harga murah, sementara keuntungan utama dinikmati oleh elit global.
- Mereka memaksakan sistem ekonomi di mana negara-negara lain hanya berperan sebagai penyedia bahan mentah, sementara mereka yang mengontrol produksi dan distribusi mendapatkan keuntungan terbesar.
-
Menguasai Lembaga Keuangan Dunia
- IMF dan Bank Dunia menjadi alat utama untuk memastikan bahwa negara-negara tetap berada dalam kendali mereka melalui utang dan kebijakan ekonomi.
- Sistem perbankan global menciptakan ketergantungan pada uang fiat, di mana negara-negara tidak lagi memiliki kendali penuh atas ekonomi mereka sendiri.
- Mereka menciptakan sistem yang membuat orang-orang terjebak dalam utang seumur hidup, baik melalui kredit, pajak, maupun manipulasi pasar.
-
Mengendalikan Media, Pendidikan, dan Pola Pikir Manusia
- Mereka menggunakan media massa untuk membentuk opini publik, menciptakan ilusi bahwa sistem yang mereka bangun adalah satu-satunya sistem yang benar.
- Hollywood, berita internasional, dan industri hiburan menjadi alat utama dalam membentuk pemikiran dan gaya hidup manusia modern.
- Mereka mendikte kurikulum pendidikan untuk memastikan bahwa generasi mendatang tetap berpikir dalam kerangka kapitalisme dan materialisme, tanpa mempertanyakan sistem yang mereka jalani.
Kesimpulan Sementara : Ya’juj sebagai Pengendali Produksi dalam Sistem Dajjal
Dari pembahasan ini, kita bisa melihat bahwa Ya’juj bukan hanya sekelompok bangsa atau ras, tetapi kelas penguasa global yang mengendalikan dunia melalui produksi ekonomi, teknologi, dan ideologi.
Mereka menciptakan sistem ekonomi yang mengeksploitasi dunia, memastikan bahwa hanya mereka yang menikmati kekayaan, sementara mayoritas manusia tetap menjadi pekerja atau konsumen yang bergantung pada mereka.
Namun, sistem ini tidak dapat berjalan hanya dengan produsen saja. Mereka membutuhkan konsumen yang terus menerus menggunakan produk dan sistem yang mereka ciptakan. Inilah peran Ma’juj, yang akan kita bahas Bab 4.
BAB 4 : Ma’juj – Konsumen & Budak dalam Sistem Dajjal
Siapa Ma’juj ?
Setelah memahami Dajjal sebagai arsitek sistem dan Ya’juj sebagai pelaksana yang membangun serta mengendalikan sistem, kini kita beralih ke Ma’juj—yaitu kelompok yang dijadikan konsumen dan pekerja, tetapi sekaligus juga korban dalam sistem ini.
Ma’juj adalah massa manusia yang tanpa sadar terperangkap dalam mekanisme kapitalisme global. Mereka dipaksa untuk terus bekerja, berutang, dan mengonsumsi, sehingga tidak memiliki kesempatan untuk melepaskan diri dari sistem.
Kelompok yang termasuk dalam Ma’juj :
1. Masyarakat global yang hidup dalam budaya konsumtif tanpa menyadari bahwa mereka sedang dieksploitasi.
2. Kelas pekerja yang bekerja untuk mempertahankan sistem, tetapi tidak pernah benar-benar mendapat kebebasan finansial.
3. Negara-negara berkembang dan dunia Islam yang kehilangan kemandirian ekonomi, politik, dan budaya.
Ma’juj adalah "bahan bakar" yang membuat sistem Dajjal terus berjalan. Mereka adalah penggerak roda ekonomi global yang diciptakan oleh Ya’juj, tetapi pada saat yang sama, mereka juga yang paling dirugikan.
1. Masyarakat Konsumtif : Bagaimana Manusia Dijadikan Konsumen Pasif ?
Sejak awal Revolusi Industri, manusia telah diarahkan untuk menjadi konsumen yang bergantung pada produk dan layanan yang disediakan oleh sistem.
Budaya Konsumerisme : Sistem yang Didesain untuk Membuat Manusia Selalu Membeli
• Barang yang dibuat tidak dirancang untuk bertahan lama (planned obsolescence).
Contoh: Ponsel, elektronik, dan kendaraan dibuat agar cepat rusak atau ketinggalan zaman, sehingga orang terus membeli yang baru.
• Iklan dan media menciptakan kebutuhan yang sebenarnya tidak ada.
• Gaya hidup modern didorong oleh keinginan untuk memiliki barang-barang yang tidak esensial.
• Barang bukan hanya kebutuhan, tetapi juga simbol status sosial.
• Perusahaan menggunakan psikologi manusia untuk menciptakan ketergantungan.
• Makanan cepat saji, media sosial, dan hiburan dirancang untuk membuat manusia kecanduan dan terus mengonsumsi.
Bagaimana Sistem Ini Mengontrol Hidup Manusia ?
• Konsumerisme membuat manusia bekerja lebih keras hanya untuk memenuhi keinginan yang tidak perlu.
• Industri keuangan memastikan bahwa manusia terus berutang dan tidak pernah benar-benar bebas secara finansial.
• Teknologi dan media menciptakan masyarakat yang selalu ingin lebih, tetapi tidak pernah merasa cukup.
• Akhirnya, manusia modern menjadi budak ekonomi yang terus bekerja hanya untuk mempertahankan gaya hidup yang dipaksakan oleh sistem.
2. Budak Kapitalisme : Bagaimana Manusia Dipaksa Terus Bekerja ?
Ma’juj bukan hanya konsumen, tetapi juga pekerja dalam sistem yang tidak pernah memberi mereka kebebasan nyata.
Pekerja Modern : Sistem Perbudakan yang Diperhalus
• Pekerja di sistem kapitalisme tidak pernah bisa benar-benar bebas. Upah selalu dibuat cukup untuk bertahan hidup, tetapi tidak cukup untuk menjadi mandiri.
• Perusahaan menggunakan sistem kontrak, bonus, dan tunjangan untuk menciptakan ilusi kesejahteraan. Namun, pada kenyataannya, mereka tetap harus bekerja hingga tua dan bergantung pada sistem untuk bertahan hidup.
• Pekerjaan dirancang agar manusia tidak punya waktu untuk berpikir dan mencari kebenaran. Hidup hanya berputar pada kerja, konsumsi, dan hiburan.
• Utang sebagai Senjata untuk Mempertahankan Perbudakan Modern. Kartu kredit, pinjaman rumah, pinjaman mobil, dan cicilan lainnya membuat manusia terus berutang.
• Sistem perbankan memastikan bahwa siapa pun yang ingin memiliki sesuatu harus masuk ke dalam jebakan utang. Semakin seseorang berutang, semakin dia harus bekerja keras untuk melunasi utangnya, dan semakin lama dia tetap menjadi budak sistem.
3. Negara-Negara Berkembang dan Dunia Islam yang Kehilangan Kemandirian
Bagaimana Negara-Negara Ma’juj Dijadikan Budak dalam Sistem Global ?
1. Ketergantungan pada Pinjaman dari IMF dan Bank Dunia
• Negara-negara berkembang dipaksa untuk meminjam uang dari IMF dan Bank Dunia.
• Pinjaman ini datang dengan syarat yang menguntungkan negara-negara Ya’juj, tetapi merugikan negara peminjam.
• Akibatnya, negara-negara berkembang tidak pernah bisa mandiri secara ekonomi.
2. Privatisasi dan Penguasaan Sumber Daya oleh Korporasi Internasional
• Negara-negara berkembang dipaksa menjual aset-aset mereka kepada perusahaan asing.
• Kekayaan alam mereka dikuasai oleh perusahaan-perusahaan global, sementara rakyatnya tetap miskin.
3. Intervensi Politik dan Militer untuk Menjaga Kendali
• Negara-negara yang mencoba melawan sistem ini akan menghadapi tekanan politik atau bahkan intervensi militer.
• Pemimpin yang berani menentang sistem sering kali digulingkan atau dibunuh, digantikan oleh pemimpin boneka yang dikendalikan oleh Ya’juj.
Bagaimana Dunia Islam Menjadi Bagian dari Ma’juj ?
Dunia Islam yang dahulu mandiri kini kehilangan kemandiriannya.
Negara-negara Muslim dipaksa untuk mengadopsi sistem ekonomi dan politik yang dibuat oleh Ya’juj.
Islam dijauhkan dari sistem kehidupan, digantikan dengan sekularisme dan kapitalisme.
Akibatnya, negara-negara Muslim kini bergantung pada negara-negara Ya’juj untuk bertahan hidup, baik secara ekonomi, politik, maupun budaya.
Kesimpulan : Ma’juj sebagai Tulang Punggung Sistem Dajjal
Ma’juj adalah mereka yang tanpa sadar diprogram untuk menjadi konsumen dan pekerja dalam sistem.
Mereka terjebak dalam siklus kerja, konsumsi, dan utang yang tidak ada habisnya.
Negara-negara berkembang dan dunia Islam kehilangan kemandirian, sehingga harus mengikuti aturan yang ditetapkan oleh Ya’juj.
Sistem ini berjalan karena Ma’juj tidak menyadari bahwa mereka sedang diperbudak.
Tanpa Ma’juj, sistem Dajjal tidak akan bisa bertahan. Ya’juj butuh Ma’juj agar sistem terus berjalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar