Mang Anas
Basmalah bukan sekadar kalimat pembuka dalam Al-Qur’an. Ia adalah kode Ilahi, sebuah konstruksi yang memuat hakikat keberadaan, manifestasi Tuhan, dan struktur penciptaan semesta. Rahasianya tidak hanya tersembunyi dalam makna literalnya, tetapi juga dalam susunan huruf-hurufnya.
Jika kita menelusuri kalimat " بسم " melalui perspektif ilmu hakikat dan ilmu huruf, maka akan terbuka suatu pemahaman yang jauh lebih mendalam :
A. Hakikat بسم Dalam Struktur Ketuhanan [ Makro Kosmos ]
- Hakikat ب adalah Lillāh (لله) – Esensi Tertinggi, Dzat mutlak yang tak bisa dipahami dan dikenali manusia. Inilah hakikat Diri Tuhan yang Latif [ Ahadiyah ].
- Hakikat س adalah Rabb (رب) – Hakikat Ruh Semesta [ Nur Muhammad ], yang adalah manifestasi dari tiga sifat -Nya, "Ar-Rahman, Ar-Rahim dan Malik ". Inilah hakikat Diri Tuhan yang Batin [ Wahdah ].
- Hakikat م adalah Al-‘Ālamīn (العالمين) – Manifestasi nyata Allah SWT di alam Asma. Inilah hakikat Diri Tuhan yang Dohir [ Wahidiyah ].
B. Hakikat بسم Dalam Struktur Diri Manusia [ Mikro Kosmos ]
Dan karena dalam sebuah hadits ( sumber sufi ] dikatakan, bahwa " manusia itu diciptakan dalam rupa dan gambar Rabb-nya ", maka :
- Hakikat ب adalah esensi Lillāh (لله) pada diri manusia, yang wujudnya berupa ruh. Inilah dimensi latif pada diri manusia.
- Hakikat س adalah esensi Rabb (رب) pada diri manusia, yang wujudnya berupa jiwa. Ini menjadi dimensi batin pada diri manusia. Dan pada ruh yang ditiupkan kepada diri manusia itu, ada terdapat jejak dari tiga sifat -Nya : rahman, rahim, malik. Tentu saja pada tingkat yang sudah direduksi dan dengan kadar yang sudah disesuaikan.
- Hakikat م adalah esensi Al-‘Ālamīn (العالمين) pada diri manusia, yang wujudnya berupa jasad atau tubuh. Menjadi Aspek dohir dari diri manusia.
Dari struktur ini, kita melihat bagaimana kalimat بسم itu tidak hanya menjadi pembuka dari Al Qur'an-Al-Karim, tetapi juga mengandung seluruh prinsip keberadaan—dari Dzat, Sifat, hingga Asma. Serta dari ruh, jiwa hingga jasad pada diri manusia.
Makna Hakikat dari Setiap Huruf dalam Basmalah
1. ب (Ba) – Esensi Ketuhanan yang Tersembunyi
Huruf ب adalah sumber segala sesuatu. Ia melambangkan kehadiran laten Tuhan yang tidak kasat mata, tetapi menjadi fondasi bagi segala sesuatu. Dalam wahdatul wujud, ب adalah Ahadiyah, dimensi di mana Tuhan hanya ada dengan diri-Nya sendiri, tanpa keterpisahan apa pun.
Dalam basmalah, ب menyimbolkan bagaimana Tuhan dalam dimensi latifnya menyertai segala sesuatu [ lebih dekat dari urat leher ] tanpa bisa ditangkap oleh indera manusia. Inilah esensi dari لله (Lillāh), sebuah hakikat yang mutlak dari diri Allah.
2. س (Sin) – Hakikat Ruh yang Memancar dan Menghidupi Segala Sesuatu.
Huruf س merepresentasikan penjelmaan dari Dzat ke dalam Sifat, yaitu Rahman, Rahim, dan Malik. Ini adalah fase ketika esensi ketuhanan mulai mewujud dalam bentuk yang bisa dikenali. Dalam kosmologi Islam, ini sejalan dengan Wahdah, di mana sifat-sifat Tuhan mulai tampak dalam ciptaan-Nya.
Ruh yang ditiupkan kepada manusia berasal dari hakikat ini—suatu energi Ilahi yang mengandung Rahman, Rahim, dan Malik dalam takaran yang sudah direduksi agar bisa melekat pada makhluk.
Di sinilah fungsi س sebagai Rabb, yaitu Tuhan yang membimbing, mengatur, dan mendidik ciptaan-Nya agar kembali kepada hakikat-Nya.
3. م (Mim) – Manifestasi dan Perwujudan
Huruf م melambangkan wadah atau alam semesta. Ia adalah manifestasi dari sifat-sifat Tuhan dalam bentuk nyata. Jika ب adalah sumber dan س adalah perantara, maka م adalah hasil akhirnya—keberadaan yang tampak.
Dalam konteks العالمين (Al-‘Ālamīn), م melambangkan seluruh ciptaan yang bergerak dalam skema Ilahi. Ini mencakup alam fisik, alam ruh, dan seluruh dimensi eksistensi lainnya.
Di sinilah terjadi realisasi dari kehendak Tuhan, di mana Dzat-Nya yang tak terjangkau (ب) memancar melalui sifat-sifat-Nya (س) dan akhirnya tampak dalam wujud nyata (م).
Basmalah : Sebuah Sistem Kosmos Ilahi
Jika kita melihat basmalah secara lebih mendalam, maka ia adalah peta keberadaan :
- Dzat yang tak terlihat (ب) menciptakan sifat-sifat yang memancar (س), lalu memunculkan alam semesta sebagai manifestasi (م).
- Basmalah bukan hanya pembuka, tetapi juga sebuah siklus eksistensi, dari asal hingga kembali kepada Tuhan.
Bukan kebetulan bahwa setelah بسم, kalimat berikutnya adalah لله, رب, dan العالمين. Ini menunjukkan bagaimana basmalah merangkum seluruh konsep keberadaan dalam satu struktur yang sangat presisi.
Kesimpulan : Basmalah adalah Misteri Tertinggi
Dengan memahami بسم dalam kerangka ini, kita tidak hanya melihatnya sebagai kalimat pembuka, tetapi sebagai rumus semesta. Inilah keajaiban Al-Qur’an, di mana satu kata saja mengandung hakikat Dzat, Sifat, dan Af‘āl-Nya.
Dengan ini, manusia bisa memahami bahwa segala sesuatu yang ada dalam kehidupan ini berakar dari sumber yang sama, dan bahwa kembali kepada Tuhan berarti kembali kepada sumber asal kita—Dzat yang tersembunyi dalam huruf ب.
Wallahu a‘lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar