Mang Anas
Selama ini, kita terbiasa berpikir bahwa laki-laki adalah pemimpin, sementara perempuan adalah pengikut. Laki-laki yang membentuk, perempuan yang dibentuk. Laki-laki yang mengarahkan, perempuan yang mengikuti.
Tapi, bagaimana jika sebenarnya justru laki-laki lah yang bergantung sepenuhnya pada perempuan?
Mari kita kembali kepada Al-Qur’an. Dalam QS. Al-Baqarah : 223, perempuan disebut sebagai حرث (harthun), yang sering diterjemahkan sebagai ladang :
نِسَاۤؤُكُمْ حَرْثٌ لَّكُمْ ۖ فَأْتُوْا حَرْثَكُمْ اَنّٰى شِئْتُمْ ۖ وَقَدِّمُوْا لِاَنْفُسِكُمْۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّكُمْ مُّلٰقُوْهُۗ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِيْنَ (٢٢٣)
" Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dan dengan cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan menemui-Nya. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang beriman." (Q.S. Al-Baqarah ayat 223)
>Ladang ? Apa artinya ?
Jika perempuan adalah ladang, maka laki-laki adalah tanaman yang tumbuh di dalamnya.
Tanaman Bergantung Sepenuhnya pada Ladang
Coba pikirkan:
- Tanaman tidak bisa tumbuh tanpa ladang. Ia butuh tanah yang subur, air, dan nutrisi yang disediakan ladang.
- Ladang tidak pasif. Ia menentukan seperti apa tanaman yang tumbuh di dalamnya.
- Ladang bisa ada tanpa tanaman, tapi tanaman tidak bisa hidup tanpa ladang.
Sekarang, mari terapkan konsep ini dalam kehidupan:
- Laki-laki tidak bisa tumbuh sendirian. Ia lahir dari rahim perempuan, dibesarkan oleh perempuan, dan dalam hidupnya tetap bergantung pada kehidupan yang disediakan perempuan.
- Kualitas laki-laki tergantung pada kualitas perempuan di sekitarnya. Jika perempuan kuat, berdaya, dan memiliki kualitas tinggi, maka laki-laki yang lahir dan tumbuh dalam lingkungannya pun akan lebih berkualitas.
- Perempuan bukan sekadar pendamping, tapi justru wadah utama yang membentuk kehidupan laki-laki.
Membedah Makna "Ladang" dalam Ilmu Huruf
Dalam bahasa Arab, "ladang" disebut حرث (harthun). Jika kita bedah berdasarkan ilmu huruf:
- ح (Hā') → Simbol dada, melambangkan jiwa dan kehidupan batin.
- ر (Rā') → Simbol mulut sendok, melambangkan pelayanan dan fasilitasi.
- ث (Tsā') → Simbol sebab-proses-akibat, melambangkan proses yang menghasilkan sesuatu.
Artinya, ladang bukan sekadar tempat pasif. Ladang itu hidup, memelihara, dan membentuk hasil yang keluar darinya.
Jika perempuan adalah ladang, maka perempuan bukan sekadar "dipimpin" laki-laki, tetapi justru menjadi kunci bagaimana laki-laki tumbuh dan berkembang.
Mengubah Cara Pandang Kita
Selama ini, kita selalu melihat laki-laki sebagai pencipta, dan perempuan sebagai yang diciptakan. Tapi jika kita memahami hakikat ini, kita akan sadar bahwa:
- Laki-laki bukan pencipta, tetapi hasil dari kehidupan yang dibentuk perempuan.
- Perempuan tidak "mengikuti", tetapi justru menentukan ke mana laki-laki akan tumbuh.
- Setiap laki-laki, dalam esensinya, adalah seorang anak, dan setiap perempuan adalah seorang ibu.
- Laki-laki selalu berada dalam siklus "anak" terhadap perempuan – bahkan ketika sudah dewasa, laki-laki tetap bertumbuh dalam lingkungan yang disediakan oleh perempuan : dari ibu, saudari, istri, hingga anak perempuannya kelak.
- Hubungan laki-laki dan perempuan adalah hubungan pertumbuhan, bukan dominasi – karena laki-laki tumbuh dari perempuan, maka tidak ada alasan untuk merasa lebih tinggi atau berkuasa. Justru ada rasa syukur dan penghormatan yang seharusnya muncul.
- Siapa pun yang masih melihat hubungan ini dalam konteks dominasi—entah laki-laki merasa harus menguasai perempuan, atau perempuan merasa harus melawan laki-laki—sebenarnya masih terjebak dalam cara pandang yang belum sampai pada hakikatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar