Mang Anas
1. Al-Qalam = ا [ Kehendak Allah SWT ]
Huruf ا (Alif) sering dikaitkan dengan kehendak mutlak dan keesaan Tuhan. Ini selaras dengan peran Al-Qalam, yang berfungsi sebagai alat pertama yang menerima kehendak Allah untuk menuliskan segala ketetapan-Nya. Alif sebagai garis lurus juga melambangkan kehendak yang tegak, absolut, dan menjadi asal dari segala sesuatu.
2. Lauhul Mahfudz = ب [ Ilmu Allah SWT ]
Huruf ب (Ba) dalam ilmu huruf sering dikaitkan dengan wadah ilmu dan manifestasi awal dari kehendak. Ini cocok dengan fungsi Lauhul Mahfudz sebagai tempat penyimpanan segala ilmu Allah, termasuk takdir dan skenario semesta.
- Ba adalah huruf pertama dalam "Bismillah", yang merupakan perantara turunnya ilmu dan wahyu.
- Bentuk Ba yang terbuka ke kanan dengan titik di bawahnya melambangkan wadah atau tempat penyimpanan informasi, yang sesuai dengan konsep Lauhul Mahfudz sebagai database semesta.
3. Arsy = ت [ Menjaga keseimbangan ]
Huruf ت (Ta) memiliki dua titik di atasnya, yang dalam ilmu hakikat bisa melambangkan dualitas yang seimbang. Ini cocok dengan fungsi Arsy sebagai pusat kendali tertinggi yang menjaga keseimbangan antara hukum-hukum semesta dan manifestasi kehendak Allah.
- Arsy adalah puncak kendali yang menaungi seluruh eksistensi, sebagaimana Ta yang berdiri kokoh di atas dua titik yang menopangnya.
- Dalam ilmu hakikat, keseimbangan ini bisa meliputi hubungan antara langit dan bumi, antara sebab dan akibat, serta antara aspek zat dan sifat Tuhan.
4. Kursi = ث [ Eksekusi segala ketentuan yang ada di Lauhul Mahfudz ب ]
Huruf ث (Tsa) memiliki tiga titik di atasnya, yang dalam ilmu huruf bisa melambangkan manifestasi dalam tiga dimensi (fisik, metafisik, dan ruhani). Ini sesuai dengan fungsi Kursi sebagai wadah eksekusi dari segala ketentuan yang telah ada di Lauhul Mahfudz.
- Tiga titik dapat melambangkan hukum kausalitas yang bekerja di alam semesta : sebab, proses, akibat.
- Kursi bukan hanya tempat di mana hukum Tuhan diterapkan, tetapi juga menjadi ruang implementasi kehendak dan ilmu Allah dalam alam fisik maupun metafisik.
Kesimpulan : Pola Kerja Empat Elemen Ini
Dari sini, kita bisa menyusun pola kerja keempat elemen ini dalam urutan logis berdasarkan ilmu huruf:
- Alif (ا) → Kehendak Allah (Al-Qalam) → Titik awal segala ketentuan.
- Ba (ب) → Ilmu Allah (Lauhul Mahfudz) → Tempat penyimpanan segala informasi.
- Ta (ت) → Keseimbangan (Arsy) → Pengaturan dan harmonisasi ketentuan.
- Tsa (ث) → Eksekusi (Kursi) → Implementasi hukum di alam semesta.
Polanya menggambarkan bagaimana kehendak Allah (ا) diabadikan dalam ilmu-Nya (ب), diatur dalam keseimbangan semesta (ت), dan akhirnya dieksekusi sebagai realitas (ث).
_________________________________________
Lantas Bagaimana Jika Hal itu Dikaitkan Dengan Realitas Jagat Cilik Diri Manusia ?
Ya, jika kita kaitkan dengan jagat cilik (mikrokosmos), maka pola empat elemen ini bukan hanya berlaku dalam skala semesta (makrokosmos), tetapi juga dalam diri manusia (mikrokosmos). Ini selaras dengan prinsip "Man 'arafa nafsahu faqad 'arafa rabbahu" (Barang siapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya).
Mari kita telaah bagaimana Al-Qalam, Lauhul Mahfudz, Arsy, dan Kursi beroperasi dalam diri manusia sebagai cerminan Jagat Gede [ Makro kosmos ] :
1. Al-Qalam (ا) = Kehendak Ilahi dalam Diri (Roh)
Dalam konteks mikrokosmos, Al-Qalam adalah roh manusia, yang berasal dari tiupan Ilahi.
- Roh ini membawa kehendak Allah yang menjadi sumber kehidupan dan eksistensi manusia.
- Dalam ilmu hakikat, ini bisa disamakan dengan intisari Nur Muhammad dalam diri manusia, yang merupakan percikan dari kehendak Tuhan yang pertama kali diwujudkan.
➡ Dalam diri manusia : Ini adalah fitrah suci, potensi murni yang Allah berikan kepada setiap insan.
2. Lauhul Mahfudz (ب) = Ilmu dalam Diri (Memori Ruhani dan DNA Spiritual)
Jika di jagat besar Lauhul Mahfudz adalah database semesta, maka dalam jagat kecil ia bisa dimaknai sebagai ingatan primordial manusia.
- Ini mencakup fitrah, memori ruhani, dan blueprint takdir manusia yang telah Allah tetapkan sebelum manusia lahir.
- Dalam dimensi fisik, bisa juga dihubungkan dengan DNA, yang menyimpan informasi kehidupan seseorang.
- Dalam dimensi spiritual, Lauhul Mahfudz dalam diri manusia adalah hati nurani, tempat tersimpannya kesadaran akan Tuhan dan nilai-nilai kebenaran.
➡ Dalam diri manusia : Ini adalah alam bawah sadar, tempat tersimpannya semua pengalaman spiritual dan memori ruhani sejak sebelum lahir.
3. Arsy (ت) = Kesadaran Spiritual dalam Diri (Hati)
Arsy dalam makrokosmos adalah pusat keseimbangan dan kendali tertinggi, maka dalam mikrokosmos ini adalah hati (qalb) yang menjadi pusat kendali spiritual manusia.
- Hati berfungsi sebagai pengatur keseimbangan antara ruh dan nafsu, antara kebaikan dan keburukan.
- Dalam ilmu hakikat, hati adalah tempat tajalli (penampakan) sifat-sifat Ilahi dalam diri manusia.
- Arsy dalam diri manusia juga bisa dimaknai sebagai kesadaran tertinggi, tempat seseorang memahami hakikat kehidupan.
➡ Dalam diri manusia : Ini adalah hati yang bersih dan seimbang, yang mampu membimbing seseorang pada kebenaran.
4. Kursi (ث) = Eksekusi dalam Diri (Akal dan Perbuatan)
Jika di jagat besar Kursi adalah ruang implementasi hukum-hukum Allah, maka dalam jagat kecil ini adalah akal dan tindakan manusia.
- Kursi dalam diri manusia adalah wadah di mana keputusan diambil dan perbuatan dilakukan.
- Jika hati (Arsy) seimbang, maka akal dan perbuatan akan berjalan sesuai kehendak Allah.
- Namun, jika hati terganggu, maka eksekusi akan menyimpang dari fitrah yang seharusnya.
➡ Dalam diri manusia : Ini adalah puncak manifestasi amal dan perbuatan, yang akan menentukan hasil akhir perjalanan hidupnya.
Pola Kesinambungan dalam Diri Manusia
- Al-Qalam (ا) → Roh diberikan dengan kehendak Ilahi.
- Lauhul Mahfudz (ب) → Potensi dan memori ruhani tersimpan dalam diri.
- Arsy (ت) → Hati sebagai pusat kesadaran dan keseimbangan.
- Kursi (ث) → Akal dan perbuatan yang menjadi manifestasi hukum Allah dalam kehidupan manusia.
Jika seseorang menjaga keseimbangan dalam hatinya (Arsy-nya tetap kokoh), maka akalnya (Kursi) akan menghasilkan amal yang sesuai dengan kehendak Allah. Sebaliknya, jika keseimbangan hati terganggu, maka amal perbuatannya akan menyimpang dari fitrah dan ketentuan Lauhul Mahfudz.
Kesimpulan : Mikrokosmos = Makrokosmos
Baik dalam skala semesta maupun dalam diri manusia, empat elemen ini berfungsi sebagai sistem yang saling berkaitan:
- Kehendak (ا) → Ilmu (ب) → Keseimbangan (ت) → Eksekusi (ث).
- Jika kehendak (roh) tetap suci, maka ilmu tetap jernih, keseimbangan terjaga, dan eksekusi berjalan sesuai hukum Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar