Halaman

Rabu, 19 Februari 2025

Paulus : Antara Wahyu, Manipulasi, dan Jejak Dajjal dalam Kekristenan

Mang Anas 

Pendahuluan

Paulus adalah tokoh kunci dalam sejarah Kekristenan. Sebagian besar ajaran Kristen modern justru lebih banyak merujuk pada doktrin Paulus dibandingkan ajaran Yesus sendiri. Namun, jika kita melihat dari sudut pandang supra logika dan pengalaman rohani yang sahih, pertanyaannya adalah : apakah Paulus benar-benar mendapat wahyu dari Tuhan, ataukah ia adalah sosok yang memainkan peran lain dalam perjalanan agama ini?

Paulus mengklaim mengalami pengalaman rohani di jalan menuju Damaskus, di mana ia bertemu dengan sosok yang mengaku sebagai Yesus. Namun, dalam berbagai pengalaman spiritual yang sahih, seseorang yang berjumpa dengan tokoh suci tidak akan mendengar mereka [ tokoh suci itu ] mengklaim dan atau memperkenalkan siapa dirinya. Sebaliknya, hati orang yang mengalami kasyaf yang sahih akan seketika secara otomatis mengenali siapa sosok yang ia jumpai itu, tanpa perlu bertanya dan tanpa ragu sedikit pun. Fakta ini sendiri sudah cukup menjadi titik awal untuk meragukan keabsahan pengalaman Paulus.

Lebih dari itu, ajaran Paulus memiliki banyak perbedaan mendasar dibandingkan dengan ajaran Yesus yang sebenarnya. Bahkan, dalam sejarahnya, murid-murid asli Yesus justru bersikap kritis terhadap ajaran Paulus. Maka, untuk memahami pengaruh Paulus dalam Kekristenan, kita harus menggali lebih dalam :

1. Siapakah Paulus sebenarnya ?

2. Kapan dan mengapa ia terjun dalam Kekristenan ?

3. Apakah pengalaman rohaninya sahih atau perlu diverifikasi ?

4. Apa saja ajarannya dan bagaimana perbedaannya dengan ajaran Yesus ?

5. Bagaimana konflik antara Paulus dan murid-murid Yesus ?

6. Apa andil Paulus dalam penyebaran Kekristenan, terutama ke dunia Romawi ?

7. Bagaimana Kekristenan Yahudi berbeda dengan Kekristenan Paulus ?

8. Apakah Kekristenan Barat modern lebih merupakan warisan Yesus atau Paulus ?

9. Siapakah Dajjal dalam konteks awal Kekristenan dan Kekristenan modern ?

10. Bagaimana upaya pendirian Bait Suci Ketiga berkaitan dengan narasi ini ?

11. Upaya Pendirian Bait Suci Ketiga : Siapa di Baliknya ?

12. Mengapa Yesus Harus Turun Kembali ke Dunia, apa alasan logisnya ?

Artikel ini akan meninjau dan menganalisis peran Paulus secara komprehensif dari berbagai sudut pandang, termasuk sejarah, teologi, dan supra logika.

1. Siapa Paulus?

Paulus lahir dengan nama Saulus dari Tarsus di wilayah yang kini dikenal sebagai Turki. Ia adalah seorang Yahudi dari suku Benyamin dan merupakan warga negara Romawi. Sebelum masuk ke dalam Kekristenan, ia adalah seorang Farisi—sebuah kelompok elit Yahudi yang sangat ketat dalam menjalankan hukum Taurat.

Sebagai seorang Farisi, Paulus awalnya dikenal sebagai penganiaya kaum Kristen awal. Ia bahkan disebut-sebut sebagai salah satu eksekutor dalam peristiwa penyaliban atau setidaknya orang yang aktif dalam persekusi terhadap pengikut Yesus.

2. Kapan dan Mengapa Paulus Terjun ke Kekristenan ?

Perubahan Paulus terjadi setelah peristiwa yang disebut-sebut sebagai pengalaman rohaninya di jalan menuju Damaskus. Dalam kisah ini, ia mengklaim melihat cahaya yang menyilaukan dan mendengar suara yang berkata :

"Akulah Yesus yang kau aniaya."

Setelah peristiwa ini, ia menjadi buta selama tiga hari, kemudian disembuhkan oleh seorang murid Yesus bernama Ananias. Setelah itu, ia menyatakan diri sebagai rasul Yesus dan mulai menyebarkan ajaran yang sangat berbeda dari para murid asli Yesus.

Namun, jika kita bandingkan dengan pengalaman kasyaf yang sahih, ada satu hal yang sangat janggal :

1. Para nabi dan wali yang sejati tidak pernah memperkenalkan dirinya. Dan hati orang yang mengalami pengalaman rohani yang sahih [ kasyaf  ] biasanya akan otomatis mengenali siapa yang ia temui, hatinya akan tahu dan paham tanpa perlu bertanya.

2. Suara yang didengar Paulus menyebutkan nama diri, yang justru lebih mirip dengan modus penyesatan makhluk dari dimensi lain.

3. Tidak ada saksi independen dalam pengalaman ini. Semua hanya berdasarkan klaim Paulus sendiri.

Dari sini, muncul pertanyaan : apakah benar pengalaman ini berasal dari Tuhan, atau ada unsur lain yang bermain ?

3. Kesahihan Pengalaman Rohani Paulus

Jika kita analisis secara supra logika, ada beberapa kemungkinan yang bisa terjadi dalam pengalaman Paulus :

1. Pengaruh Dimensi Astral : Bisa jadi Paulus mengalami penglihatan dari entitas lain yang mengaku sebagai Yesus.

2. Manipulasi Kesadaran : Ada kemungkinan Paulus memang mengalami kejadian batin, tetapi pengalaman itu tidak berasal dari Tuhan.

3. Rekayasa Narasi : Ada kemungkinan juga bahwa kisah ini adalah bagian dari skenario yang disusun untuk mengubah arah Kekristenan.

Jika kita melihat sejarah, perubahan ajaran setelah Paulus masuk sangat drastis. Ini semakin memperkuat dugaan bahwa ada agenda tersembunyi di balik peristiwa ini.

4. Apa yang Diajarkan Paulus ?

Beberapa poin utama dari ajaran Paulus :

1. Keselamatan hanya berdasarkan iman, bukan amal perbuatan → Bertentangan dengan ajaran Yesus yang menekankan pentingnya amal.

2. Menolak hukum Taurat → Padahal Yesus sendiri tidak pernah menghapus Taurat.

3. Yesus sebagai Tuhan dan Anak Tuhan → Ini adalah konsep baru yang sebelumnya tidak dikenal dalam ajaran Yesus.

4. Membuka Kekristenan untuk orang non-Yahudi → Ini membuat Kekristenan lebih mudah diterima di Romawi.

Ajaran-ajaran ini pada akhirnya mengubah Kekristenan dari ajaran monoteistik yang ketat menjadi agama yang lebih fleksibel dan sinkretis, sehingga lebih mudah diterima oleh dunia Romawi.

5. Paulus vs Murid-Murid Yesus

Murid-murid asli Yesus, terutama Yakobus (saudara Yesus), menolak ajaran Paulus. Mereka tetap berpegang teguh pada hukum Taurat dan melihat Paulus sebagai seseorang yang menyimpangkan ajaran asli Yesus.

Namun, dalam sejarahnya, ajaran Paulus yang justru akhirnya mendominasi Kekristenan, sementara Kekristenan Yahudi perlahan-lahan tersingkir.

6. Peran Paulus dalam Penyebaran Kekristenan, Khususnya di Dunia Romawi

Salah satu keunggulan Paulus dibandingkan murid-murid asli Yesus adalah statusnya sebagai warga negara Romawi. Dengan status ini, ia memiliki akses yang lebih luas untuk bepergian dan berdakwah di berbagai wilayah kekaisaran. Paulus menggunakan jalur perdagangan utama untuk menyebarkan ajarannya ke berbagai kota penting seperti Korintus, Efesus, dan Roma.

Keberhasilan Paulus dalam menyebarkan Kekristenan ke dunia Romawi tidak terlepas dari beberapa faktor berikut :

1. Penyederhanaan Ajaran

Paulus menghilangkan berbagai aspek hukum Yahudi seperti sunat dan aturan makanan halal-haram. Ini membuat Kekristenan lebih menarik bagi orang non-Yahudi, terutama orang Yunani dan Romawi yang tidak ingin dibebani aturan yang ketat.

2. Sinkretisme dengan Budaya Yunani-Romawi

Paulus memasukkan unsur-unsur teologi Yunani ke dalam ajaran Kristen, seperti konsep "logos" (firman) dan pengorbanan penebusan dosa, yang mirip dengan ajaran paganisme Romawi.

3. Dukungan dari Otoritas Romawi

Meskipun awalnya dianiaya, Kekristenan versi Paulus akhirnya mendapat perlindungan dari kaisar Romawi, terutama setelah Kaisar Konstantinus mengadopsinya sebagai agama resmi pada abad ke-4 Masehi.

Ajaran Paulus menjadi fondasi Kekristenan yang kita kenal sekarang. Namun, ini sekaligus menandai pergeseran besar dari ajaran Yesus yang sebenarnya.

7. Yesus vs Paulus : Apa yang Berbeda ?

Jika kita membandingkan ajaran Yesus dan Paulus secara mendalam, kita menemukan banyak perbedaan yang mendasar.

Dari sini kita bisa melihat bahwa Paulus bukan sekadar seorang murid Yesus, melainkan orang yang sepenuhnya mengubah wajah agama ini.

8. Kekristenan Yahudi vs Kekristenan Paulus

Setelah kepergian Yesus, para muridnya tetap mempertahankan ajaran asli yang berbasis hukum Yahudi. Namun, ketika ajaran Paulus semakin berkembang, muncullah dua kubu besar dalam Kekristenan :

1. Kekristenan Yahudi (pengikut Yakobus dan murid-murid asli Yesus)

•Tetap mengikuti Taurat

•Tidak menganggap Yesus sebagai Tuhan

•Fokus hanya pada bangsa Israel

2. Kekristenan Paulus

•Menghapus hukum Taurat

•Mengangkat Yesus sebagai Tuhan

•Menyebarkan agama ke seluruh dunia

Seiring waktu, Kekristenan versi Paulus mengalahkan Kekristenan Yahudi. Puncaknya terjadi pada tahun 325 M dalam Konsili Nicea, di mana ajaran Paulus secara resmi diakui dan ajaran murid-murid asli Yesus dikucilkan.

9. Kekristenan Barat Modern : Warisan Yesus atau Paulus ?

Jika kita melihat Kekristenan modern, terutama di Barat, hampir seluruhnya merupakan warisan dari Paulus, bukan Yesus. Konsep-konsep utama seperti keselamatan melalui iman, penebusan dosa, ketuhanan Yesus, dan penghapusan hukum Taurat semuanya berasal dari Paulus.

Ini berarti bahwa Kekristenan modern sebenarnya lebih merupakan ajaran Paulus yang disesuaikan dengan budaya Yunani-Romawi, bukan agama yang diajarkan oleh Yesus sendiri.

10. Dajjal dalam Konteks Awal Kekristenan dan Kekristenan Modern

Konsep Dajjal dalam Islam sering dikaitkan dengan penyesatan dalam agama. Jika kita melihat sejarah Kekristenan, kita bisa melihat bagaimana ajaran Paulus berperan dalam perubahan besar yang menjauhkan umat dari ajaran asli Yesus.

Dalam konteks ini, ada beberapa hal yang menarik untuk diperhatikan :

1. Dajjal di Awal Kekristenan

Paulus bisa dilihat sebagai figur yang membawa ajaran baru yang menyimpangkan ajaran asli Yesus.

Ia mengganti konsep tauhid yang murni dengan konsep trinitas dan ketuhanan Yesus.

Ia menghapus hukum Taurat yang telah ditegakkan oleh semua nabi sebelumnya.

2. Dajjal dalam Kekristenan Modern

Saat ini, banyak gereja di Barat yang bahkan tidak lagi berpegang pada Alkitab.

Kekristenan telah bercampur dengan sekularisme, kapitalisme, dan budaya hedonis.

Pemimpin-pemimpin agama Kristen sering kali lebih fokus pada politik dan kekuasaan dibandingkan pada ajaran Yesus yang sejati.

Semua ini menunjukkan bahwa ada unsur penyesatan besar yang telah bekerja dalam sejarah Kekristenan, dan akar penyesatan itu bisa kita telusuri kembali ke ajaran Paulus.

11. Upaya Pendirian Bait Suci Ketiga : Siapa di Baliknya ?

Salah satu agenda besar di dunia saat ini adalah upaya pendirian Bait Suci Ketiga di Yerusalem. Bait Suci ini diyakini akan menjadi tempat penyambutan Mesias, tetapi bagi sebagian orang, ini juga bisa menjadi tempat munculnya Dajjal.

Yang menarik adalah, banyak kelompok Kristen Evangelis di Amerika sangat mendukung proyek ini. Mereka percaya bahwa pembangunan Bait Suci adalah bagian dari "rencana Tuhan" sebelum Yesus kembali.

Namun, dalam Islam, ada hadits yang mengatakan bahwa Dajjal akan muncul di Yerusalem. Ini menimbulkan pertanyaan :

•Apakah kelompok-kelompok yang mendukung pembangunan Bait Suci sebenarnya sedang mempersiapkan kedatangan Dajjal ?

•Apakah ini bagian dari strategi besar yang sudah dirancang sejak awal dalam sejarah Kekristenan ?

Yang jelas, proyek ini bukan hanya masalah agama, tetapi juga terkait dengan geopolitik global yang melibatkan kekuatan besar dunia.

Kesimpulan bagian ini

Paulus bukan sekadar seorang rasul biasa, tetapi figur yang memainkan peran kunci dalam mengubah wajah Kekristenan. Pengalaman rohaninya yang kontroversial, ajarannya yang berbeda dari Yesus, serta perannya dalam penyebaran agama ke dunia Romawi menjadikannya sosok yang sangat berpengaruh—tetapi juga penuh tanda tanya.

Jika kita melihat sejarah dengan jernih, kita bisa melihat bagaimana ajaran Paulus berkontribusi pada penyesatan agama yang akhirnya membuka jalan bagi sistem Dajjal di dunia modern.

Pertanyaan yang tersisa adalah : 

Apa langkah kita selanjutnya?

Apakah kita akan terus menerima narasi yang sudah dimanipulasi?

Ataukah kita akan kembali mencari kebenaran yang sejati berdasarkan wahyu yang murni?

Kekristenan hari ini adalah warisan Paulus. Tetapi agama yang sejati adalah yang tetap mempertahankan tauhid yang murni, sebagaimana diajarkan oleh para nabi dari Adam hingga Muhammad.

12. Mengapa Yesus Harus Turun Kembali ke Dunia?

Dalam Islam, kedatangan kembali Nabi Isa (Yesus) merupakan bagian dari tanda-tanda besar akhir zaman. Jika kita melihat alasan logisnya, ada beberapa hal yang menjelaskan mengapa hal ini harus terjadi.

1. Sebagian Besar Umatnya Telah Disesatkan

Sejak abad pertama Masehi, ajaran Yesus mengalami banyak perubahan. Yang paling signifikan adalah ketika ajaran Paulus menggantikan ajaran asli Yesus dan mendirikan fondasi Kekristenan modern. Akibatnya, umat Yesus sendiri sebagian besar tersesat dari jalan yang lurus.

Al-Qur'an menegaskan hal ini dalam dialog antara Allah dan Yesus di hari kiamat:

> "Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, 'Wahai Isa putra Maryam! Engkaukah yang mengatakan kepada manusia, 'Jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua Tuhan selain Allah'?"

Isa menjawab, 'Mahasuci Engkau! Tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakannya, tentu Engkau sudah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada dalam diriku, sedangkan aku tidak mengetahui apa yang ada dalam diri-Mu. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib.'" (QS. Al-Ma’idah: 116)

Ayat ini menunjukkan bahwa Yesus tidak pernah mengajarkan doktrin ketuhanan dirinya ataupun ibunya. Namun, setelah kepergiannya, umatnya mengubah ajaran tersebut hingga menyimpang jauh dari tauhid yang murni.

Karena itu, Yesus harus turun kembali untuk mengoreksi ajarannya yang telah diselewengkan dan mengembalikan umat manusia kepada jalan yang benar.

2. Membereskan Kekacauan Dunia

Yesus turun kembali bukan hanya untuk umatnya, tetapi juga untuk menghadapi krisis global yang terjadi di akhir zaman. Dunia pada saat itu dipenuhi dengan :

•Dominasi sistem Dajjal (sistem penyesatan yang menguasai dunia, baik dalam bidang ekonomi, politik, dan budaya).

•Ketidakadilan dan peperangan besar yang melanda berbagai wilayah.

•Kekacauan moral dan spiritual yang menyebabkan manusia semakin jauh dari nilai-nilai ketuhanan.

Yesus akan turun untuk :

Membantu Imam Mahdi dalam melawan Dajjal, yang merupakan pemimpin sistem kezaliman terbesar di akhir zaman.

Menghancurkan simbol-simbol kesesatan, termasuk membunuh Dajjal secara fisik.

Menegakkan keadilan dan menyatukan umat manusia dalam satu kepemimpinan yang berdasarkan tauhid.

Hadis Nabi SAW menyebutkan :

> "Tidak ada nabi di antara aku dan Isa. Sesungguhnya dia akan turun. Apabila kalian melihatnya, maka kenalilah dia. Dia adalah seorang laki-laki yang berpostur sedang, kulitnya putih kemerahan, mengenakan dua helai pakaian berwarna kekuningan, rambutnya lurus seakan meneteskan air, meskipun tidak basah. Dia akan memerangi manusia demi Islam, menghancurkan salib, membunuh babi, dan menghapus jizyah. Allah akan menghancurkan semua agama selain Islam pada zamannya. Ia akan membunuh Dajjal. Kemudian ia akan hidup di bumi selama 40 tahun, lalu wafat dan disalatkan oleh kaum Muslimin."

(HR. Abu Dawud, Ahmad, dan Ibnu Hibban)

Hadis ini menjelaskan bahwa Yesus akan berperan besar dalam menegakkan kembali keadilan dan memulihkan tatanan dunia yang telah dirusak oleh Dajjal dan para pengikutnya.

3. Menyatukan Iman Manusia dan Menjadi Al-Bayyinah atas Kerasulan Muhammad SAW

Kedatangan kembali Yesus juga akan menjadi bukti nyata (Al-Bayyinah) bahwa Islam adalah agama yang benar dan bahwa Muhammad SAW adalah nabi terakhir.

Yesus akan mengonfirmasi bahwa :

1. Ia bukan Tuhan, melainkan hamba Allah dan nabi-Nya.

2. Ajaran Islam adalah kelanjutan dari ajaran asli yang dibawanya dahulu.

3. Semua manusia harus bersatu dalam keimanan kepada Allah yang Maha Esa, sebagaimana yang diajarkan oleh semua nabi.

Hal ini sesuai dengan hadis Nabi SAW:

> "Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh sudah dekat masanya Isa putra Maryam akan turun di tengah-tengah kalian. Ia akan menjadi hakim yang adil. Ia akan menghancurkan salib, membunuh babi, dan menghapus jizyah. Harta akan berlimpah hingga tidak seorang pun yang mau menerimanya, dan satu sujud lebih baik dari dunia dan segala isinya."(HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hadis ini, kita bisa melihat bahwa Yesus akan berperan sebagai seorang hakim yang adil, bukan sebagai nabi yang membawa syariat baru. Ia akan mengikuti ajaran Islam dan bersaksi atas kebenaran Nabi Muhammad SAW.

Kesimpulan

Yesus harus turun kembali karena tiga alasan utama :

1. Untuk meluruskan ajarannya yang telah diselewengkan, terutama mengenai konsep ketuhanan.

2. Untuk membantu Imam Mahdi dalam menegakkan keadilan dan melawan sistem Dajjal.

3. Untuk menjadi saksi dan bukti nyata bahwa Islam adalah agama yang benar dan bahwa Muhammad SAW adalah Rasul terakhir.

Kedatangannya akan menjadi titik balik besar dalam sejarah manusia. Semua sistem yang dibangun oleh Dajjal akan dihancurkan, dan dunia akan kembali pada hukum Allah yang sejati.

Pertanyaannya sekarang : Apakah kita sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi zaman itu?





Tidak ada komentar:

Posting Komentar