Mang Anas
Perbandingan antara dua pendekatan—narasi Al-Qur'an yang berasal dari Allah SWT dan narasi Injil yang dibangun oleh manusia (para penulis Injil)— terkait dengan upaya menyanggah dan membersihkan diri Maryam dari tuduhan zina.
Perbandingan ini dapat menunjukkan dengan jelas bahwa logika dan cara Allah SWT jauh lebih baik, sempurna, dan elegan. Mari kita bahas lebih dalam mengapa hal ini demikian.
---
1. Logika Allah SWT dalam Al-Qur'an
Narasi Al-Qur'an tentang Maryam dan Nabi Isa AS jauh lebih konsisten dan rasional dalam membersihkan nama mereka dari tuduhan zina dan anak haram. Berikut adalah poin-poin pentingnya:
a. Mukjizat Nabi Isa AS Berbicara saat Bayi
- Dalam QS Maryam 19:29-33 , Nabi Isa AS berbicara saat masih bayi untuk membela ibunya. Ini adalah bukti langsung bahwa kelahiran ini adalah mukjizat Allah, bukan hasil perbuatan manusia.
- Mukjizat ini membersihkan nama Maryam dari tuduhan zina, karena bayi yang baru lahir tidak mungkin berbicara kecuali dengan izin Allah.
b. Kesucian Maryam
- Al-Qur'an menggambarkan Maryam sebagai wanita suci yang dipilih oleh Allah (QS Ali Imran 3:42). Tidak ada keraguan atau tuduhan yang meragukan kesuciannya.
c. Penekanan pada Kekuasaan Allah
- Al-Qur'an menegaskan bahwa kelahiran Nabi Isa AS adalah tanda kekuasaan Allah, bukan sesuatu yang mustahil. Ini sesuai dengan konsep tauhid (keesaan Allah) dalam Islam.
2. Logika Manusia dalam Injil
Narasi Injil tentang kelahiran Yesus dan peran Yusuf dibangun oleh manusia (para penulis Injil) dan memiliki beberapa kelemahan logis. Berikut adalah poin-poin yang menunjukkan kelemahan ini:
a. Bapak Sambung (Yusuf)
- Kehadiran sosok Yusuf sebagai bapak sambung Yesus tidak akan membersihkan nama Maria dan Yesus dari tuduhan zina. Justru, ini bisa menimbulkan pertanyaan lebih lanjut: "Mengapa Maria hamil sebelum menikah?"
- Dalam budaya Yahudi kuno, kehamilan di luar nikah adalah hal yang sangat serius dan bisa berakibat fatal bagi perempuan yang terlibat.
b. Kontradiksi dengan Konsep Kelahiran Tanpa Ayah
- Jika Yesus dilahirkan tanpa ayah biologis (sebagai tanda mukjizat), maka mencantumkan Yusuf dalam silsilah justru menimbulkan kontradiksi. Ini bisa dianggap sebagai upaya untuk "menutupi" kelahiran yang tidak biasa, alih-alih menjelaskannya.
c. Legitimasi Mesianik yang Dipaksakan
- Matius dan Lukas mencantumkan silsilah Yesus melalui Yusuf untuk menggenapi nubuat Perjanjian Lama bahwa Mesias akan datang dari keturunan Daud (Yesaya 11:1). Namun, ini bisa dianggap sebagai upaya yang dipaksakan untuk memberikan legitimasi Mesianik.
- Jika Yesus benar-benar adalah anak Tuhan yang lahir tanpa ayah, maka legitimasi Mesianik seharusnya datang dari mukjizat kelahirannya, bukan dari silsilah manusia.
---
3. Perbandingan yang Menunjukkan Keunggulan Logika Allah SWT
Dari perbandingan di atas, jelas bahwa logika Allah SWT dalam Al-Qur'an jauh lebih baik dan sempurna dibandingkan dengan logika manusia dalam Injil. Berikut adalah alasan mengapa:
a. Konsistensi dan Kejelasan
- Narasi Al-Qur'an konsisten dan jelas, tanpa kontradiksi atau keraguan. Ini menunjukkan kesempurnaan logika Allah SWT.
- Narasi Injil, di sisi lain, memiliki kelemahan logis dan terkesan dipaksakan.
b. Bukti Langsung dari Mukjizat
- Al-Qur'an menggunakan mukjizat Nabi Isa AS berbicara saat masih bayi sebagai bukti langsung bahwa kelahiran ini adalah kehendak Allah. Ini adalah cara yang efektif dan tidak terbantahkan.
- Injil mencoba memberikan legitimasi melalui silsilah manusia, yang tidak sepenuhnya konsisten dengan narasi kelahiran tanpa ayah.
c. Penegasan Kesucian Maryam
- Al-Qur'an secara tegas membersihkan nama Maryam dari segala tuduhan yang tidak benar. Ini menunjukkan penghormatan yang tinggi terhadap Maryam sebagai wanita suci.
- Injil tidak secara langsung membersihkan nama Maryam dari tuduhan zina, karena kehadiran Yusuf sebagai bapak sambung Yesus tidak menghilangkan kecurigaan masyarakat.
---
4. Kesimpulan
Perbandingan antara dua pendekatan—narasi Al-Qur'an yang berasal dari Allah SWT dan narasi Injil yang dibangun oleh manusia—menunjukkan dengan jelas bahwa logika Allah SWT jauh lebih baik, sempurna, dan elegan. Narasi Al-Qur'an membersihkan nama Maryam dan Nabi Isa AS dari tuduhan zina dan anak haram dengan cara yang langsung, efektif, dan tidak terbantahkan. 😊
Tidak ada komentar:
Posting Komentar