Halaman

Minggu, 02 Februari 2025

Struktur Eksistensial Manusia dalam Lā Ḥaula wa Lā Quwwata Illā Billāh

Mang Anas 


لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ
" Tidak ada daya dan tidak pula ada kekuatan kecuali ia datang dan berasal dari Allah "
  1. Jasad (La Haula - Daya) → Kendaraan

    • Jasad adalah seperti mobil. Ia memiliki mesin, tenaga, dan potensi untuk bergerak, tetapi tidak bisa berjalan sendiri tanpa sopir.
    • Tanpa kendali, jasad hanyalah benda mati yang tidak bisa menentukan arah atau tujuan.
    • Inilah makna dari Lā Haula → "Tidak ada daya yang bisa menggerakkan dirinya sendiri".
  2. Jiwa (Wa la Kuwwata - Kekuatan) → Sopir

    • Jiwa adalah pengendali dan pengambil keputusan, seperti sopir mobil.
    • Sopir yang menentukan apakah mobil akan berjalan ke arah yang benar atau justru menuju kecelakaan.
    • Oleh karena itu, jiwa-lah yang bertanggung jawab di hadapan Allah, karena ia yang menentukan bagaimana jasad digunakan.
    • Inilah makna dari Wa la Kuwwata → "Tidak ada kekuatan yang bisa menentukan arah tanpa kendali".
  3. Ruh (Illa Billah - Sumber Ilahi) → Bahan Bakar

    • Ruh adalah sumber energi yang memungkinkan mobil dan sopir bisa berfungsi.
    • Tanpa bahan bakar, mobil tidak bisa berjalan dan sopir tidak bisa mengendalikannya.
    • Namun, bahan bakar bukanlah "pengendali", ia hanya memberikan daya.
    • Inilah makna dari Illa Billah → "Segala daya dan kekuatan berasal dari Allah".

Dengan analogi ini, pemahaman tentang hubungan antara jasad, jiwa, dan ruh menjadi lebih konkret dan mudah dicerna.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar